ABSTRAK
KORESPONDENSI DAN Penelitian ini dilaksanakan selama 24 hari, bertempat di
RIWAYAT ARTIKEL salah satu peternakan ayam petelur Desa Sukarapih,
Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Analisis darah dilakukan di Laboratorium Uji Indosains,
Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Titin Patimah
pengaruh pemberian ekstak pegagan terhadap jumlah
Program Studi Ilmu Peternakan,
leukosit dan diferensiasi leukosit pada ayam petelur fase
Fakultas Peternakan Universitas layer. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental
Padjadjaran. Kampus dengan uji ortogonal polynomial. Terdapat empat perlakuan,
Jatinangor, Sumedang Jawa Po = pemberian ransum tanpa pemberian ekstrak pegagan,
Barat 405363 P1 = pemberian ransum dengan pemberian ekstrak pegagan
0,04%, P2 = pemberian ransum dengan pemberian ekstrak
pegagan 0,08%, P3 = pemberian ransum dengan pemberian
email : ekstrak pegagan 0,12%. Berdasarkan hasil analisis statistik
patimahtitin30@gmail.com menunjukan bahwa pemberian ekstak pegagan tidak
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar leukosit, namun
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap diferensiasi leukosit.
Dikirim I : April 2020
Diterima : September 2020
Kata kunci: Ayam Petelur, Pegagan, Leukosit
ABSTRACT
This research was conducted for 24 days, at layer farms of Sukarapih village, Sukasari
subdistrict, Sumedang Regency, West Java. The blood sample was analyzed at Uji Indosains
Laboratory, Bandung. This research aims to determine the influence of pegagan extract to the
number of leukocytes and leukocyte differentiation in the layer of laying hens. The research
Patimah, T../Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Desember 2020
used experimental methods with an orthogonal polynomial test. There were four treatments, Po
= feeding without the introduction of Centella-extracts, P1 = feeding with the introduction of
Centella-feeding 0.04%, P2 = rations with the introduction of Centella-feeding 0.08%, P3 =
feeding with the introduction of Centella-feeding 0.12%. Based on the results of statistical
analysis showed that the introduction of pegagan extract has no noticeable effect (P > 0.05) on
the levels of leukocytes, but has a noticeable effect (P < 0.05) on the differentiation of
leukocytes.
disaring dengan menggunakan kertas saring Pada Tabel 1, menunjukan bahwa pemberian
whatman 40. Ekstrak pegagan di evaporasi ekstrak pegagan pada berbagai level tidak
dengan menggunakan Rotary evaporator berpengaruh nyata terhadap jumlah leukosit
Bunchi R-300 pada suhu 500C sampai kental. ayam petelur (P>0,05). Leukosit merupakan
Ekstrak pegagan yang telah di evaporasi sistem imun pada tubuh (Mushawwir dkk.,
dicampurkan dengan tepung jagung dengan 2020c,d), peningkatan leukosit melebihi
perbandingan 1:1 (tepung jagung:ekstrak) batas normal pada ayam penelitian
sebanyak 10,08 gram (P1), 20,16 gram (P2), menunjukan bahwa ternak mengalami infeksi
dan 30,24 gram (P3) sampai homogen. pathogen, ataupun gangguan sistem
Campuran ini nantinya akan dicampurkan kekebalan tubuh. Menurut kadar leukosit
dengan ransum basal masing-masing normal pada unggas yaitu (8-20) x 103
perlakuan. sel/mm3. Pada pemberian ekstrak pegagan
0,12% menunjukan terjadinya penurunan
Analisis Statistika kadar leukosit dibandingkan perlakuan
lainnya. Menurut Noor dkk. (2018) dan
Data respon penelitian dianalisis Mushawwir dkk. (2020a,b) bahwa bioaktif
dengan menggunakan metode ortogonal seperti asitiatikosida pada tumbuhan dan
polinomial. Suatu derajat polynomial ke-n pegagan bersifat imunomodulator, yaitu
digunakan untuk mengetahui hubungan mampu memperbaiki sistem imun yang tidak
antara peubah respon Y dan peubah predictor seimbang.
X diujikan sebagai berikut :
Y = α + β1X + β2X2 + …. + βnXn Diferensiasi Leukosit
Data yang diperoleh telah dianalisis dengan
software SPSS IBM 16. Pengaruh pemberian ekstrak pegagan
pada berbagai level dalam ransum terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN Diferensiasi leukosit pada ayam petelur ,
berdasarkan penelitian dapat dilihat pada
Leukosit Tabel 2.
Pada Tabel 2, menunjukan bahwa
Pengaruh pemberian ekstrak pegagan pemberian ekstrak pegagan kepada ayam
pada berbagai level dalam ransum terhadap petelur di dalam ransum berpengaruh nyata
jumlah leukosit pada ayam petelur , (P<0,05) terhadap diferensiasi leukositnya
berdasarkan penelitian dapat dilihat pada (heterofil, basophil, eosinophil dan limfosit).
Tabel 1. Pengaruh ekstrak pegagan pada heterofil dan
Tabel 1. Hasil Uji Beda Contras Orthogonal terhadap Rata-Rata Leukosit Ayam Petelur Loghman
Brown Fase Layer (x104/mm3) dengan Pemberian Ekstrak Pegagan
Ilustrasi 1. Grafik Analisis Kolerasi Regresi Kadar Heterofil Ayam Petelur Loghman Brown
dengan Pemberian Ekstrak Pegagan
Ilustrasi 2. Grafik Analisis Kolerasi Regresi Kadar Basofil Ayam Petelur Loghman Brown dengan
Pemberian Ekstrak Pegagan
menurunkan kadar heterofil dan Basofil agar koefisen determinasinya 0,8618. Terdapat
kembali normal. derajat hubungan yang tinggi antara
Penurunan rata-rata kadar heterofil peningkatan level pemberian ekstrak pegagan
seiring dengan bertambahnya konsentrasi
Ilustrasi 3. Grafik Analisis Kolerasi Regresi Kadar Eosinofil Ayam Petelur Loghman Brown dengan
Pemberian Ekstrak Pegagan
dengan penurunan kadar heterofil, yaitu pegagan sebesar 95,11% atau koefisen
r=0,9283 (Ilustrasi 1). determinasinya 0,9511. Terdapat derajat
Penurunan rata-rata kadar basofil hubungan yang sangat tinggi antara
antar kelompok perlakuan seiring dengan peningkatan level pemberian ekstrak pegagan
bertambahnya konsentrasi pemberian ekstrak dengan penurunan kadar basofil, yaitu r=
pegagan dalam ransum, dapat diduga 0,9752 (Ilustrasi 2).
Ilustrasi 4. Grafik Anlisis Korelasi Regresi Kadar Limfosit Ayam Petelur loghman brown
dengan Pemberian Ekstrak Pegagan
ransum. Penurunan rata-rata kadar eosinofil dkk, 2018; Mushawwir dkk., 2020b,c;
yang diberi ekstrak pegagan dapat diduga Tanuwiria dkk., 2020).
efektifitasnya melalui analisis kolerasi Peningkatan diferensiasi leukosit
regresi linear dengan persamaan y = 6,9426– (heterofil, basophil, eosinofil dan limfosit)
19,735x. Penurunan kadar eosinofil tersebut pada ayam petelur percobaan dapat
dipengaruhi oleh level pemberian ekstrak disebabkan oleh adanya pathogen
pegagan sebesar 83,34% atau koefisen (Mushawwir dkk., 2010; 2011; 2017, stress,
determinasinya 0,8334. Terdapat derajat dan alergi (Adriani dkk., 2915). Peningkatan
hubungan yang sangat tinggi antara ini sebagai upaya dari leukosit untuk
peningkatan level pemberian ekstrak pegagan melawan pathogen yang masuk (Heterofil
dengan penurunan kadar heterofil, yaitu dan eosinofil), stress (eosinofil) dan alergi
r=0,9129 (Ilustrasi 3). (Basofil dan eosinofil) untuk mengembalikan
Pengaruh pemberian ekstrak pegagan tubuh ternak pada kondisi normal (Adriani
pada konsentrasi 0,08% dan 0,12% dan Mushawwir, 2008; Adriani dkk., 2014;
berpengaruh nyata (P<0,05). Terjadi 2018).
peningkatan jumlah limfosit sebanding Menurut Heat dkk (1985) dalam
dengan bertambahnya level pemberian Soeharsono dkk (2010) kadar heterofil secara
ekstrak pegagan. Peningkatan rata-rata kadar normal pada unggas yaitu 20%-40% atau (4-
limfosit pada kelompok yang diberi ekstrak 8)x103/mm3, basophil 3% (0,6x103/mm3),
pegagan 0,12% (P3) di dalam ransum, dapat eosinofil 5%-14% atau (1-2,8) x103/mm3,
diduga efektifitasnya melalui analisis limfosit 30%-70% atau (4-16) x103/mm3.
kolerasi regresi linear dengan persamaan y =
21,645x + 11,398. Peningkatan kadar KESIMPULAN
heterofil tersebut dipengaruhi oleh level
pemberian ekstrak pegagan sebesar 40,75% Berdasarkan hasil penelitian dapat
atau koefisen determinasinya 0,4075. disimpulkan pemberian ekstrak pegagan
Terdapat derajat hubungan yang sangat tinggi melalui ransum mampu meningkatkan kadar
antara peningkatan level pemberian ekstrak limfosit sebagai penghasil limfosit B dan T
pegagan dengan peningkatan kadar limfosit, serta menurunkan kadar heterofil, basophil
yaitu r=0,9283 (Ilustrasi 4 ). dan eosinophil menuju kadar normal Ekstrak
Triterpenoid merupakan salah satu zat pegagan dengan konsentrasi 0,08% mampu
aktif yang terdapat dalam pegagan. menurunkan kadar heterofil, dan konsentrasi
Triterpenoid berfungsi untuk meningkatkan 0,12% mampu menurunkan kadar basophil
aktivasi makrofag yang menyebabkan dan eosinophil serta meningkatkan kadar
meningkatnya fagositosis (Sadiah dkk, 2015; limfosit pada ayam petelur secara berbeda
Safira dkk., 2019; Mushawwir dkk., 2019a,b) nyata.
dan sekresi interleukin (Besung, 2009, Sahara
dkk., 2019; Mushawwir dkk., 2020, ).
Kadar triterpenoid pada pegagan DAFTAR PUSTAKA
berkisar 1-8% (Gufta dan Kumar 2006 dalam
Sondari, 2017; Tanuwiria et al., 2011). Pada Adriani, L. Abun, and A. Mushawwir. 2015.
triterpenoid terdapat asiatikosida yang Effect of dietary supplementation of
merupakan marker dalam penentuan standar Jengkol (Pithecellobium jiringa) skin
bahan baku pada pegagan dan berpotensi extract on blood biochemistry and gut
sebagai imunomodulator (Mushawwir dkk., flora of broiler chicken. Int. J. of Poult.
2011; Ramadhina dkk., 2019; James dan Sci. 14:407-410.
Dubery 2009 dalam Ayu dkk., 2014). Sifat Adriani, L. dan Mushawwir, A., 2008. Kadar
immunomodulator yang terdapat pada Glukosa Darah, Laktosa Dan Produksi
berfungsi untuk mengembalikan leukosit dan Susu Sapi Perah Pada Berbagai Tingkat
diferensiasinya pada kondisi seimbang (Noor