Anda di halaman 1dari 8

JNTTIP

Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan


DOI : 10.24198/jnttip.v2i4.29318
jurnal.unpad.ac.id/jnttip; e-ISSN:2715-7636
2(4):234-241, Desember 2020

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK CENTELLA ASIATICA L.


TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT DAN DIFERENSIASI
LEUKOSIT AYAM PETELUR

The Effect of The Addition of Centella asiatica L. Ekstract to The Number


Of Leukocytes And Leukocyte Differentiation In Laying Hens

Titin Patimah1, Handi Burhanuddin2


1
Progma Studi Ilmu Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran
2
Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia, Departemen Nutrisi Ternak dan Teknologi
Pakan, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Bandung
Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung- Sumedang KM.21, Jatinangor, Sumedang,
Jawa Barat 45363

ABSTRAK
KORESPONDENSI DAN Penelitian ini dilaksanakan selama 24 hari, bertempat di
RIWAYAT ARTIKEL salah satu peternakan ayam petelur Desa Sukarapih,
Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Analisis darah dilakukan di Laboratorium Uji Indosains,
Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Titin Patimah
pengaruh pemberian ekstak pegagan terhadap jumlah
Program Studi Ilmu Peternakan,
leukosit dan diferensiasi leukosit pada ayam petelur fase
Fakultas Peternakan Universitas layer. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental
Padjadjaran. Kampus dengan uji ortogonal polynomial. Terdapat empat perlakuan,
Jatinangor, Sumedang Jawa Po = pemberian ransum tanpa pemberian ekstrak pegagan,
Barat 405363 P1 = pemberian ransum dengan pemberian ekstrak pegagan
0,04%, P2 = pemberian ransum dengan pemberian ekstrak
pegagan 0,08%, P3 = pemberian ransum dengan pemberian
email : ekstrak pegagan 0,12%. Berdasarkan hasil analisis statistik
patimahtitin30@gmail.com menunjukan bahwa pemberian ekstak pegagan tidak
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar leukosit, namun
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap diferensiasi leukosit.
Dikirim I : April 2020
Diterima : September 2020
Kata kunci: Ayam Petelur, Pegagan, Leukosit

ABSTRACT

This research was conducted for 24 days, at layer farms of Sukarapih village, Sukasari
subdistrict, Sumedang Regency, West Java. The blood sample was analyzed at Uji Indosains
Laboratory, Bandung. This research aims to determine the influence of pegagan extract to the
number of leukocytes and leukocyte differentiation in the layer of laying hens. The research
Patimah, T../Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Desember 2020

used experimental methods with an orthogonal polynomial test. There were four treatments, Po
= feeding without the introduction of Centella-extracts, P1 = feeding with the introduction of
Centella-feeding 0.04%, P2 = rations with the introduction of Centella-feeding 0.08%, P3 =
feeding with the introduction of Centella-feeding 0.12%. Based on the results of statistical
analysis showed that the introduction of pegagan extract has no noticeable effect (P > 0.05) on
the levels of leukocytes, but has a noticeable effect (P < 0.05) on the differentiation of
leukocytes.

Keywords: laying hens, Pegagan extract, leukocytes, leukocyte differentiation

PENDAHULUAN oleh Mahardika (2017) menunjukan bahwa


pemberian tepung pegagan di dalam ransum
Ayam petelur yang sudah tua akan mampu mempertahankan leukosit pada ayam
mengalami penurunan beberapa fungsi petelur fase produksi kedua.
fisiologis seperti sistem imun. Penurunan
sistem imun ini dapat disebabkan oleh METODE PENELITIAN
berbagai faktor salah satunya meningkatnya
radikal bebas dalam tubuh yang berasal dari Ternak Percobaan
sisa metabolisme. Hal ini menyebabkan
ternak mudah terserang infeksi dari luar dan Ternak percobaan yang digunakan
berakibat pada penurunan produksi telur. untuk penelitian ini adalah ayam petelur fase
Kurangnya pengontrolan dan recording oleh layer sebanyak 20 ekor berumur 119 minggu.
peternak tradisional menyebabkan ternak Sampel tersebut dipelihara dalam kandang
yang sudah tua tetap dipelihara, hal ini dapat tipe semi close house dengan bentuk battery
mempertinggi biaya produksi. Leukosit individual. Kandang yang digunakan
merupakan salah satu komponen sistem imun sebanyak 20 unit dibuat menyusun
yang dapat memberikan respon terhadap kesamping, setiap kandang yang berisi satu
masuknya agen infeksi kedalam tubuh ternak. ekor ayam disekat oleh satu kandang kosong.
Leukosit dalam kondisi normal terdapat (8- Penelitian ini dilaksanakan dengan
20) x 103 sel/mm3 (Soeharsono dkk, 2010). menggunakan teknik rancangan acak
Leukosit ini terdiri dari heterofil, eosinofil, lengkap. Terdiri dari empat (4) perlakuan
basophil, limfosit dan monosit. Leukosit penambahan ekstrak pegagan dengan lima (5)
sebagai sistem imun spesifik dan non spesifik kelompok ulangan, yaitu:
jumlahnya akan meningkat ketika terjadi Perlakuan 1 : Tanpa pemberian ekstrak
infeksi pathogen dan alergi dan menurun pegagan (P0)
ketika stress. Perlakuan 2 : Ekstrak pegagan 0,04% (0,048
Pegagan merupakan salah satu tanaman gram/ekor/hari) dalam ransum (P1)
yang memiliki beberapa zat yang bersifat Perlakuan 3 : Ekstrak pegagan 0,08% (0,096
fitopharmaka. Zat aktif ini dapat gram/ekor/hari) dalam ransum (P2)
dicampurkan kedalam ransum setelah di Perlakuan 4 : Ekstrak pegagan 0,12% (0,144
ekstraksi dengan pelarut tertentu. gram/ekor/hari) dalam ransum (P3)
Triterpenoid saponin merupakan salah satu
zat aktif yang terdapat pada pegagan yang Pembuatan Ekstrak
berfungsi meningkatkan aktifitasi makrofag,
meningkatkan fagositosis dan sekresi Pegagan kering yang telah diangin-
interneuklin. Salah satu derivat dari anginkan di giling dengan menggunakan
triterpenoid yaitu asiatikosida yang bersifat hammer mil Tepung pegagan direndam
immunomodulator, yaitu memperbaiki dengan menggunakan etanol 70% selama 48
kembali sistem imun yang tidak seimbang. jam dengan perbandingan 1:4 (tepung
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan pegagan:etanol). Maserat yang dihasilkan

Volume 2 No.4 | 235


Patimah, T./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Desember 2020

disaring dengan menggunakan kertas saring Pada Tabel 1, menunjukan bahwa pemberian
whatman 40. Ekstrak pegagan di evaporasi ekstrak pegagan pada berbagai level tidak
dengan menggunakan Rotary evaporator berpengaruh nyata terhadap jumlah leukosit
Bunchi R-300 pada suhu 500C sampai kental. ayam petelur (P>0,05). Leukosit merupakan
Ekstrak pegagan yang telah di evaporasi sistem imun pada tubuh (Mushawwir dkk.,
dicampurkan dengan tepung jagung dengan 2020c,d), peningkatan leukosit melebihi
perbandingan 1:1 (tepung jagung:ekstrak) batas normal pada ayam penelitian
sebanyak 10,08 gram (P1), 20,16 gram (P2), menunjukan bahwa ternak mengalami infeksi
dan 30,24 gram (P3) sampai homogen. pathogen, ataupun gangguan sistem
Campuran ini nantinya akan dicampurkan kekebalan tubuh. Menurut kadar leukosit
dengan ransum basal masing-masing normal pada unggas yaitu (8-20) x 103
perlakuan. sel/mm3. Pada pemberian ekstrak pegagan
0,12% menunjukan terjadinya penurunan
Analisis Statistika kadar leukosit dibandingkan perlakuan
lainnya. Menurut Noor dkk. (2018) dan
Data respon penelitian dianalisis Mushawwir dkk. (2020a,b) bahwa bioaktif
dengan menggunakan metode ortogonal seperti asitiatikosida pada tumbuhan dan
polinomial. Suatu derajat polynomial ke-n pegagan bersifat imunomodulator, yaitu
digunakan untuk mengetahui hubungan mampu memperbaiki sistem imun yang tidak
antara peubah respon Y dan peubah predictor seimbang.
X diujikan sebagai berikut :
Y = α + β1X + β2X2 + …. + βnXn Diferensiasi Leukosit
Data yang diperoleh telah dianalisis dengan
software SPSS IBM 16. Pengaruh pemberian ekstrak pegagan
pada berbagai level dalam ransum terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN Diferensiasi leukosit pada ayam petelur ,
berdasarkan penelitian dapat dilihat pada
Leukosit Tabel 2.
Pada Tabel 2, menunjukan bahwa
Pengaruh pemberian ekstrak pegagan pemberian ekstrak pegagan kepada ayam
pada berbagai level dalam ransum terhadap petelur di dalam ransum berpengaruh nyata
jumlah leukosit pada ayam petelur , (P<0,05) terhadap diferensiasi leukositnya
berdasarkan penelitian dapat dilihat pada (heterofil, basophil, eosinophil dan limfosit).
Tabel 1. Pengaruh ekstrak pegagan pada heterofil dan

Tabel 1. Hasil Uji Beda Contras Orthogonal terhadap Rata-Rata Leukosit Ayam Petelur Loghman
Brown Fase Layer (x104/mm3) dengan Pemberian Ekstrak Pegagan

Perlakuan Rata-Rata Jumlah Leukosit


P0 56,92a
P1 64,01a
a
P2
Perlakuan 58,25Jumlah
Rata-Rata
P3 Heterofil Basophil 50,20a Eosinophil Limfosit
4 3 3 3 3 3 4
(x10 /mm
Keterangan: * Notasi huruf yang ) (x10 /mm ) (x10 /mm ) (x10 /mm3)
berbeda padaa kolom yang samaa menunjukan perbedaan
a
P0 (P<0,05) 20,99
yang nyata 8,27 6,85 12,55a
P1 17,65b 7,27b 5,96b 11,15a
c c c
P2 17,52 6,86 6,02 11,91b
P3 15,96a 5,31d 4,20d 15,18c
a,b
Notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang nyata
(P<0,05)

Volume 2 No. 4 | 236


Patimah, T./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Desember 2020

Ilustrasi 1. Grafik Analisis Kolerasi Regresi Kadar Heterofil Ayam Petelur Loghman Brown
dengan Pemberian Ekstrak Pegagan

basophil mengalami penurunan yang pemberian ekstrak pegagan dalam ransum,


sebanding dengan meningkatnya level dapat diduga efektifitasnya melalui analisis
pemberian ekstrak pegagan. Hal ini kolerasi regresi linear dengan persamaan y =
menunjukan bahwa pemberian ekstrak 20,315-38,07x. Penurunan kadar heterofil
pegagan sampai 0,08% dan pemberian tersebut dipengaruhi oleh level pemberian
ekstrak pegagan sampai 0,12% mampu ekstrak pegagan sebesar 86,18% atau

Ilustrasi 2. Grafik Analisis Kolerasi Regresi Kadar Basofil Ayam Petelur Loghman Brown dengan
Pemberian Ekstrak Pegagan

menurunkan kadar heterofil dan Basofil agar koefisen determinasinya 0,8618. Terdapat
kembali normal. derajat hubungan yang tinggi antara
Penurunan rata-rata kadar heterofil peningkatan level pemberian ekstrak pegagan
seiring dengan bertambahnya konsentrasi

Volume 2 No. 4 | 237


Patimah, T./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Desember 2020

Ilustrasi 3. Grafik Analisis Kolerasi Regresi Kadar Eosinofil Ayam Petelur Loghman Brown dengan
Pemberian Ekstrak Pegagan

dengan penurunan kadar heterofil, yaitu pegagan sebesar 95,11% atau koefisen
r=0,9283 (Ilustrasi 1). determinasinya 0,9511. Terdapat derajat
Penurunan rata-rata kadar basofil hubungan yang sangat tinggi antara
antar kelompok perlakuan seiring dengan peningkatan level pemberian ekstrak pegagan
bertambahnya konsentrasi pemberian ekstrak dengan penurunan kadar basofil, yaitu r=
pegagan dalam ransum, dapat diduga 0,9752 (Ilustrasi 2).

Ilustrasi 4. Grafik Anlisis Korelasi Regresi Kadar Limfosit Ayam Petelur loghman brown
dengan Pemberian Ekstrak Pegagan

efektifitasnya melalui analisis kolerasi Pengaruh pemberian ekstrak pegagan


regresi linear dengan persamaan y = 8,3246 – terhadap jumlah eosinophil terjadi penurunan
23,235x. Penurunan kadar basofil tersebut signifikan tertinggi pada perlakuan
dipengaruhi oleh level pemberian ekstrak pemberian ekstrak pegagan 0,12% di dalam

Volume 2 No. 4 | 238


Patimah, T./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Desember 2020

ransum. Penurunan rata-rata kadar eosinofil dkk, 2018; Mushawwir dkk., 2020b,c;
yang diberi ekstrak pegagan dapat diduga Tanuwiria dkk., 2020).
efektifitasnya melalui analisis kolerasi Peningkatan diferensiasi leukosit
regresi linear dengan persamaan y = 6,9426– (heterofil, basophil, eosinofil dan limfosit)
19,735x. Penurunan kadar eosinofil tersebut pada ayam petelur percobaan dapat
dipengaruhi oleh level pemberian ekstrak disebabkan oleh adanya pathogen
pegagan sebesar 83,34% atau koefisen (Mushawwir dkk., 2010; 2011; 2017, stress,
determinasinya 0,8334. Terdapat derajat dan alergi (Adriani dkk., 2915). Peningkatan
hubungan yang sangat tinggi antara ini sebagai upaya dari leukosit untuk
peningkatan level pemberian ekstrak pegagan melawan pathogen yang masuk (Heterofil
dengan penurunan kadar heterofil, yaitu dan eosinofil), stress (eosinofil) dan alergi
r=0,9129 (Ilustrasi 3). (Basofil dan eosinofil) untuk mengembalikan
Pengaruh pemberian ekstrak pegagan tubuh ternak pada kondisi normal (Adriani
pada konsentrasi 0,08% dan 0,12% dan Mushawwir, 2008; Adriani dkk., 2014;
berpengaruh nyata (P<0,05). Terjadi 2018).
peningkatan jumlah limfosit sebanding Menurut Heat dkk (1985) dalam
dengan bertambahnya level pemberian Soeharsono dkk (2010) kadar heterofil secara
ekstrak pegagan. Peningkatan rata-rata kadar normal pada unggas yaitu 20%-40% atau (4-
limfosit pada kelompok yang diberi ekstrak 8)x103/mm3, basophil 3% (0,6x103/mm3),
pegagan 0,12% (P3) di dalam ransum, dapat eosinofil 5%-14% atau (1-2,8) x103/mm3,
diduga efektifitasnya melalui analisis limfosit 30%-70% atau (4-16) x103/mm3.
kolerasi regresi linear dengan persamaan y =
21,645x + 11,398. Peningkatan kadar KESIMPULAN
heterofil tersebut dipengaruhi oleh level
pemberian ekstrak pegagan sebesar 40,75% Berdasarkan hasil penelitian dapat
atau koefisen determinasinya 0,4075. disimpulkan pemberian ekstrak pegagan
Terdapat derajat hubungan yang sangat tinggi melalui ransum mampu meningkatkan kadar
antara peningkatan level pemberian ekstrak limfosit sebagai penghasil limfosit B dan T
pegagan dengan peningkatan kadar limfosit, serta menurunkan kadar heterofil, basophil
yaitu r=0,9283 (Ilustrasi 4 ). dan eosinophil menuju kadar normal Ekstrak
Triterpenoid merupakan salah satu zat pegagan dengan konsentrasi 0,08% mampu
aktif yang terdapat dalam pegagan. menurunkan kadar heterofil, dan konsentrasi
Triterpenoid berfungsi untuk meningkatkan 0,12% mampu menurunkan kadar basophil
aktivasi makrofag yang menyebabkan dan eosinophil serta meningkatkan kadar
meningkatnya fagositosis (Sadiah dkk, 2015; limfosit pada ayam petelur secara berbeda
Safira dkk., 2019; Mushawwir dkk., 2019a,b) nyata.
dan sekresi interleukin (Besung, 2009, Sahara
dkk., 2019; Mushawwir dkk., 2020, ).
Kadar triterpenoid pada pegagan DAFTAR PUSTAKA
berkisar 1-8% (Gufta dan Kumar 2006 dalam
Sondari, 2017; Tanuwiria et al., 2011). Pada Adriani, L. Abun, and A. Mushawwir. 2015.
triterpenoid terdapat asiatikosida yang Effect of dietary supplementation of
merupakan marker dalam penentuan standar Jengkol (Pithecellobium jiringa) skin
bahan baku pada pegagan dan berpotensi extract on blood biochemistry and gut
sebagai imunomodulator (Mushawwir dkk., flora of broiler chicken. Int. J. of Poult.
2011; Ramadhina dkk., 2019; James dan Sci. 14:407-410.
Dubery 2009 dalam Ayu dkk., 2014). Sifat Adriani, L. dan Mushawwir, A., 2008. Kadar
immunomodulator yang terdapat pada Glukosa Darah, Laktosa Dan Produksi
berfungsi untuk mengembalikan leukosit dan Susu Sapi Perah Pada Berbagai Tingkat
diferensiasinya pada kondisi seimbang (Noor

Volume 2 No. 4 | 239


Patimah, T./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Desember 2020

Suplementasi Mineral Makro. Fakultas japanese quail. Asian J. of Poultry


Peternakan Universitas Padjadjaran. Science 11:83-89.
Adriani, L., A. Mushawwir, B.R. Anastasia Mushawwir, A, U.H. Tanuwiria, Kurnia
and B. Rahayu. 2018. Effect of Kamil, L. Adriani, R. Wiradimadja,
combination chitosan and turmeric and N. Suwarno. 2018. Evaluation of
powder (curcuma domestica val.) for haematological responses and
improving blood lipid profile in blood biochemical parameters of
broilers. Scientific Papers. Series D. heat-stressed broilers with dietary
Animal Science. LXI:225-229. supplementation of javanese ginger
Adriani, L., A. Rochana. A.A. Yulianti, A. powder (Curcuma xanthorrhiza)
Mushawwir and N. Indrayani. 2014. and garlic extract (Allium
Profil serum glutamate oxaloacetat sativum). International J. of Poultry
transaminase (SGOT) and glutamate Sci. 17:452-458.
pyruvate transaminase (SGPT) level of Mushawwir, A. Y.K. Yong, L. Adriani, E.
broiler that was given noni juice Hernawan and K.A. Kamil. 2010. The
(Morinda citrifolia) and palm sugar Fluctuation effect of atmospheric
(Arenga piata). Lucrări Ştiinţifice - ammonia (NH3) exposure and
Seria Zootehnie. 62:101-105. microclimate on hereford bulls
Ayu, N. P. dan L. Suryani.2014. Pengaruh hematochemical. J. of the Indon
Ekstrak Daun Centella asiatica (L.) Tropical Anim Agric. 35:232-238.
Urban terhadap Jumlah Leukosit dan Mushawwir, A., L.Adriani, and K.A. Kamil.
Prosentase Limfosit Mencit Balb/c 2011. Prediction models for olfactory
Diinfeksi Salmonella typhimurium. metabolic and sows% rnareticulocyt
Artikel Penelitian. 14:27-34. (RNArt) by measurement of
Dinana, A., D. Latipudin, D. Darwis, dan A. atmospheric ammonia exposure and
Mushawwir. 2019. Profil Enzim microclimate level. J. of the Indon
Transaminase Ayam Ras Petelur Yang Tropical Anim Agric. 36:14-20.
Diberi Kitosan Iradiasi. Jurnal Nutrisi Mushawwir, A., N. Suwarno, A.A. Yulianti,
Ternak Tropis dan Ilmu Pakan. 1:6-15. dan R. Permana. 2019. Dampak
Gufta, Y.K. and M.H.V. Kumar. 2006.Effect pemberian minyak atsiri bawang putih
of Centella asiatica L. on terhadap histologi illeum itik cihateup
pentylenetetrazole-induced kindling. fase pertumbuhan yang Dipelihara
cognition and oxidative stress in rats. J. sacara ekstensif. J. Peternakan
Pharmacology, Biochemistry and Sriwijaya. 8:35-44.
Behavior. 3:579-585 Mushawwir, A., N. Suwarno, dan A.A.
Latipudin, D. dan A. Mushawwir. 2011. Yulianti. 2019a. Profil malondial
Regulasi Panas Tubuh Ayam Ras dehyde (MDA) dan kreatinin itik fase
Petelur Fase Grower dan Layer, Jurnal layer yang diberi minyak atsiri garlic
Sains Peternakan Indonesia. 6:77-82. dalam kondisi cekaman panas. J. Ilmu
Mahardika, P. 2017. Status haemoglobin dan dan Industri Peternakan. 5:1-11.
leukosit ayam petelur fase produksi Mushawwir, A., N. Suwarno, dan A.A.
kedua yang diberi ransum mengandung Yulianti. 2019b. Thermoregulasi
tepung daun pegagan (Centella asiatica domba ekor gemuk yang dipelihara
L). Fakultas Peternakan Universitas pada ketinggian tempat (altitude) yang
Padjadajaran. berbeda. J. Ilmu dan Industri
Mushawwir, A, U. H. Tanuwiria, K.A. Peternakan. 5:77-86.
Kamil, L. Adriani, and R. Wiradimadja. Mushawwir, A., A.A. Yulianti, N. Suwarno,
2017. Effects of volatile oil of garlic on dan R. Permana. 2020a. Profil
feed utilization, blood biochemistry metabolit plasma darah dan aktivitas
and performance of heat-stressed kreatin kinase sapi perah berdasarkan

Volume 2 No. 4 | 240


Patimah, T./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Desember 2020

fluktuasi mikroklimat lingkungan Soeharsono., L. Adriani, E. Hernawan,


kandangnya. J. Veteriner. 21:24-30. K..A.Kamil dan Andi Mushawwir.
Mushawwir, A., A.A. Yulianti, dan N. 2010. Fisiologi Ternak. Widya
Suwarno. 2020b. Histologi liver burung Padjadjaran. Bandung
puyuh dengan pemberian minyak atsiri Suryadi, U., U.Santosa, U.H. Tanuwiria.
bawang putih. J. Ilmu dan Teknologi 2011. Strategi Eliminasi Stres
Peternakan. 8:1-7. Transportasi pada Sapi Potong
Mushawwir, A., N. Suwarno, dan D. Menggunakan Kromium Organik.
Latipudin. 2020c. Profil metabolik jalur Unpad Press. Bandung.
glikogenolisis puyuh dalam kondisi Sutardi, T., NA Sigit, T Toharmat. 1993.
stres panas dengan pemberian diallyl n- Standarisasi mutu protein bahan
sulfida (dn-s) organic. J. Galung makanan ternak ruminansia
Tropika. 9:48-59. berdasarkan parameter metabolisme-
Mushawwir, A., N. Suwarno, dan R. nya oleh mikrobia rumen. Proyek
Permana. 2020d. Profil non-esterified Pengembangan Ilmu dan Teknologi.
fatty acids (NEFA) dan trigliserida Ditjen Pendidikan Tinggi, Jakarta
ayam sentul pada sistem pemeliharaan Tanuwiria, U.H., D. Tasrifin dan A.
berbeda. J. Ilmu dan Industri Mushawwir. 2020. Respon gamma
Peternakan. 6:14-24. glutamil transpeptidase (-gt) dan kadar
Noor, P.S., Amir, Y. Sari., D. Muthia dan T. glukosa sapi perah pada ketinggian
Malvin. 2018. Pengaruh pemberian tempat (altitude) yang berbeda. J. Ilmu
pegagan (centela asiatica) terhadap titer dan Industri Peternakan. 6:25-34.
antibodi dan berat badan ayam broiler. Tanuwiria, U.H., U. Santosa, A.A. Yulianti,
J. Veteriner Payakumbuh. 4:34-32 U. Suryadi. 2011. The Effect of
Ramadhina, I.A., L. Adriani, dan E. Sujana. organic-Cr dietary supplementation on
2019. Pengaruh pemberian ekstrak stress response in transport-stressed
daun kepel (Stelechocarpus Burahol) beef cattle. J. Indon. Trop. Anim.
terhadap kadar kolesterol darah dan Agric. 36:97-103.
telur puyuh (Coturnix-coturnix
japonica). J. Nutrisi Ternak Tropis dan
Ilmu Pakan. 1:34-40.
Sadiah, I. N., dan A. Mushawwir. 2015.
Mortalitas embrio dan daya tetas itik
lokal (Anas sp.) berdasarkan pola
pengaturan temperatur mesin tetas.
Students e-Journal. 4:32-39.
Safira, M.L., H.A. Kurniawan, A. Rochana,
dan N.P. Indriani. 2019. Pengaruh
Pemupukan Nitrogen Terhadap
Produksi Dan Kualitas Hijauan Kacang
Koro Pedang (Canavalia gladiata). J.
Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan.
1:25-33.
Sahara, E. S. Sandi, dan M.L. Sari. 2019.
Dampak pemberian tepung bawah
putih terhadap profil lipid liver dan
plasma darah puyuh yang mengalami
cekaman panas. J. Nutrisi Ternak
Tropis dan Ilmu Pakan. 1:16-24.

Volume 2 No. 4 | 241

Anda mungkin juga menyukai