INTRANATAL
Keperawatan Maternitas
Oleh:
Al Hafizhah Winof Putri
2141312034
Kelompok T
1. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup bulan,
letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentase belakang kepala,
keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri.
(Abdul Bari, 2008)
Persalinan normal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2009).
Jadi dapat disimpulkan bahwa persalinan normal adalah proses pengeluaran
bayi dengan usia kehamilan 37-42 minggu yang lahir spontan diikuti dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
2. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).
1) Teori penurunan hormone
Sebelum partus mulai kira-kira 1-2 minggu, terjadi penurunan
hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai
penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
2) Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3) Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik
otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero- plasenta.
4) Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala
janin akan timbul kontraksi uterus.
5) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban, dan oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
4. Macam-Macam His
Menurut fisiologisnya, jenis his ada 4 macam yaitu his pembukaan, his pelepasan
plasenta, dan his pengiring (Sondakh, 2013).
(1) His pembukaan
His yang menimbulkan pembukaan servik sampai terjadi pembukaan 10 cm.
(2) His Pengeluaran
His yang mendorong bayi keluar, his ini biasanya disertai dengan keinginan
mengejan, sangat kuat, teratur, simetris, dan terkoordinasi bersamam antara his
kontraksi perut, kontraksi difragma, serta ligament.
(3) His Pelepasan plasenta
His dengan kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
(4) His Pengiring
Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim akan terjadi dalam
beberapa jam atau hari.
6. Mekanisme Persalinan
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006)
yaitu:
1) Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a) Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
b) Fase aktik
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase:
i. periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm.
ii. periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam,
pembukaan berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
iii. periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan
vagina menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi
uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi,
kepala janin turun ke pelvis.
2) Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali,
kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa
ngedan karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan
tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin
akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1,5-2
jam, pada multi 0,5 jam. Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar
95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan
dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat
awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher).Pada kebanyakan
kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan
sutura sagitalis melintang.Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme
persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun
kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu, sedangkan
ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran
dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul
dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Jika sutura
sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka hal ini
akan mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior adalah
ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu bawah
panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang
menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah
diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
1. Penurunan kepala.
2. Fleksi.
3. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
4. Ekstensi.
5. Ekspulsi.
6. Rotasi luar ( putaran paksi luar)
3) Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba
keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit,
seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri,
seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4) Kala IV (pengawasan perdarahan)
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum.Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat
dan terus-menerus.Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat- obat
oksitosin.
7. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan
progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala
bayi.Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR (Segmen Atas Rahim)
dan penipisan SBR (Segmen Bawah Rahim).Penipisan SBR menyebabkan pembukaan
servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament,
descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi
eksterna.Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga
terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya
akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit,
kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara
bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea
dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat
menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi
estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif
dan produksi laktasi dimulai.
8. WOC (Web Of Caution)
9. Partus Set
10. Konsep Asuhan Keperawatan
a. KALA I (fase laten)
1) Pengakajian
a) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
b) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
c) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir.
2) Diagnosa Keperawatan
a) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
b) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
c) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina
berulang dan kontaminasi fekal.
d) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan
peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
e) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d
ketidakadekuatan system pendukung.
3) Intervensi
c. KALA II
1) Pengkajian
a) Aktivitas/ istirahat
i. Melaporkan kelelahan
ii. Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri /
teknik relaksasi
iii. Lingkaran hitam di bawah mata
b) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
e) Nyeri / ketidaknyamanan
i. Dapat merintih / menangis selama kontraksi
ii. Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
iii. Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
iv. Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
f) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
g) Seksualitas
i. Servik dilatasi penuh (10 cm)
ii. Peningkatan perdarahan pervagina
iii. Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
iv. Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
2) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
b) Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
c) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
hipertonik
3) Intervensi
NO DIAGNOSA SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 Nyeri Akut (D.0077) Tingkat Nyeri Manajemen nyeri (I.08238)
(L.08066) Observasi
Kriteria Hasil Identifikasi lokasi, karakteristik,
Keluhan nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
menurun intensitas nyeri
Meringis menurun Indentifikasi skala nyeri
Frekuensi nadi Identifikasi respons nyeri non
membaik verbal
Pola napas membaik Identifikasi faktor yang
TD membaik memperberat dan memperingan
nyeri
Kontrol Nyeri Identifikasi pengetahuan dna
(L.08063) keyakinan tentang nyeri
Kriteria Hasil Identifikasi pengaruh budaya
Kemampuan terhadap respon nyeri
menggunakan teknik Identifikasi pengaruh nyeri pada
nonfarmakologis kualitas hidup
meningkat Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, skupresur,
terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahant dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Penurunan Curah Curah Jantung Perawatan Jantung (I.07075)
Jantung (D.0008) (L.02008) Observasi
Kriteria Hasil Identifikasi tanda/gejala primer
Kekuatan nadi penurunan curah jantung
perifer meningkat Identifikasi tanda/gejala
Palpitasi menurun sekunder penurunan curah
Bradikardi menurun jantung
Takikardi menurun Monitor tekanan darah
Gambaran EKG Monitor intake dan output cairan
aritmia menurun Monitor saturasi oksigen
Dispnea menurun Monitor keluhan nyeri dada
Ortopnea menurun Monitor EKG 12 sadapan
Tekanan darah Monitor aritmia
membaik Monitor nilai laboratorrium
CRT membaik jantung
Monitor fungsi alat pacu jantung
Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
Periksa teknana darah dan
frekunsi nadi sebelum pemberian
obat
Terapeutik
Posisikan pasien semi fowler
atau fowler dengna kaki ke
bawah atau posisi nyaman
Berikan terapi relaksasi untujk
mengurangi stres
Berikan dukungan emosional
dan spiritual
Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
3 Risiko Gangguan Integritas Kulit dan Perawatan Integritas Kulit
Integritas Kulit Jaringan (L.14125) (I.11353)
(D.0139) Kriteria Hasil Observasi
Kerusakan jaringan Identifikasi penyebab ganngguan
menurun integritas kulit
Kerusakan lapisan Terapeutik
kulit menurun Bersihkan perineal dengan air
Perdarahan menurun hangat
Suhu kulit membaik Gunakan produk berbahan
petrolium atau minyak pada kulit
kering
Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering
Edukasi
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
d. KALA III
1) Pengkajian
a) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
b) Sirkulasi
i. Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
ii. Nadi melambat
c) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
d) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
e) Seksualitas
i. Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
ii. Tali pusat memanjang pada muara vagina
2) Diagnosa Keperawatan
a) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan
oral, muntah.
b) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
c) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi
selama persalinan
3) Intervensi
No. DIAGNOSA SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 Risiko Hipovolemia Status Cairan (L.03028) Manajemen Hipovolemia (I.03116)
(D.0034) Kriteria Hasil Observasi
Frekuensi nadi Periksa tnda dan gejala
membaik hipovolemia
Tekanan darah Monitor intake dan output cairan
membaik Terapeutik
Tekanan nadi Hitung keubutuhan cairan
membaik Berikan asupan cairan oral
Membran mukosa Edukasi
membaik Anjurkan memperbanyak asupan
Suhu tubuh membaik cairan oral
Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis
Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis
Kolaborasi pemberian cairan
koloid
Kolaborasi pemberian produk
darah
2 Nyeri Akut (D.0077) Tingkat NyeriManajemen nyeri (I.08238)
(L.08066) Observasi
Kriteria Hasil Identifikasi lokasi, karakteristik,
Keluhan nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
menurun intensitas nyeri
Meringis menurun Indentifikasi skala nyeri
Frekuensi nadi Identifikasi respons nyeri non
membaik verbal
Pola napas membaik Identifikasi faktor yang
TD membaik memperberat dan memperingan
nyeri
Kontrol Nyeri Identifikasi pengetahuan dna
(L.08063) keyakinan tentang nyeri
Kriteria Hasil Identifikasi pengaruh budaya
Kemampuan terhadap respon nyeri
menggunakan teknik Identifikasi pengaruh nyeri pada
nonfarmakologis kualitas hidup
meningkat Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, skupresur,
terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahant dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3 Risiko Cedera Tingkat Cedera Perawatan Persalinan (I.07227)
pada Ibu (D.0137) (L.14136) Observasi
Kriteria Hasil Identifikasi kondisi proses
Kejadian cedera persalinan
menurun Monitor kondisi fisik dan
Luka menurun psikologis pasien
Perdarahan menurun Monitor kesejahteraan ibu
Teknanan darah Monitor kesejahteraan janin
membaik secara berkelanjutan
Frekuensi nadi Monitor kemajuan persalinan
membaik Monitor tanda-tanda persalinan
Frekuensi napas Monitor kemajuan pembukaan
membaik menggunakan partograf saat fase
Denyut jantung aktif
apikal membaik Lakukan pemeriksaan leopold
Denyut jantung Edukasi
radialis membaik Jelaskan prosedur pertolongan
persalinan
Informasikan kemajuan
persalinan
Ajarkan teknik relaksasi
Anjurkan ibu mengosongkan
kandung kemih
Anjurkan ibu cukup nutrisi
Ajarkan ibu cara mengenali
tenda-tanda persalinan
Ajarkan ibu mengenali tanda
bahaya persalinan
e. KALA IV
1) Pengkajian
a) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat
pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah
selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml
untuk kelahiran saesaria
c) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
d) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
e) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
f) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal
g) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
h) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
i) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
2) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik
dan psikologis, ansietas
b) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan
miometri
c) Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/penambahan anggota
keluarga
3) Intervensi
Depkes, 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID Gary,
dkk, 2006. Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta: EGC
Hafifah, 2011. Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal.
Jakarta: EGC