Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“MIKROORGANISME”

Disusun oleh :

Nama : SYALIRMAN

Nim : A202101013

Kelas : G1

Dosen : Andi Ruum Syahban,S.pd.,M.pd

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga

makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima

kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan

baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa

pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu

kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

kendari, 13 november 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
D. Manfaat.....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Pengertian Mikroorganisme......................................................................................................3
B. Penggolongan mikroba diantara mikroorganisme hidup...........................................................4
C. Siklus hidup mikroorganisme (Bakteri)....................................................................................12
D. Cara Perkembangbiakan Mikroorganisme (Bakteri)................................................................13
E. Cara Penularan Mikroorganisme.............................................................................................17
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada saat ini banyak penyakit yang menyerang manusia yang sebagian besar

disebabkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme terdapat di segala macam lingkungan

sekaligus sebagai bagian dari seluruh ekosistem alam. Mikroorganisme dapat

dikelompokkan menjadi bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan mikroskopis yang

beberapa diantaranya menjadi penghuni dalam tubuh.

Pengetahuan mengenai mikroorganisme dan parasit yang berkaitan dengan kejadian

penyakit merupakan bekal penting dalam kegiatan pelayanan keperawatan. Pencegahan

infeksi melalui tindakan antiseptic, desinfeksi, dan sterilisasi di rumah sakit akan

menurunkan kejadian infeksi nosokomial.

Dengan mengetahui berbagai hal mengenai mikroorganisme dan parasit dapat

bermanfaat bagi petugas kesehatan khususnya perawat dalam melakukan tindakan

keperawatan dalam melakukan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh

mikroorganisme. Maka dari itu,pengetahuan mengenai mikroorganisme dari parasit perlu

dipelajari dan dipahami agar pencegahan penyakit dapat dilakukan.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian mikroorganisme?

2. Bagaimana penggolongan mikroba diantara mikroorganisme hidup?

3. Bagaimana siklus hidup mikroorganisme (Bakteri)?

4. Bagaimana cara perkembangbiakan mikrorganisme (Bakteri)?

5. Bagaimana cara penularan mikroorganisme?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian mikroorganisme.

1
2. Mengetahui penggolongan mikroba diantara mikroorganisme hidup.

3. Mengetahui siklus hidup mikroorganisme (Bakteri).

4. Mengetahui cara perkembangbiakan mikroorganisme (Bakteri).

5. Mengetahui cara penularan mikroorganisme.

D. Manfaat
Dibuatnya makalah ini bertujuan agar petugas kesehatan khususnya yang bidang

penanganan mikroorganisme dapat mengetahui tindakan untuk pencegahan penyakit

dikarenakan mikroorganisme.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil

sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga

organisme mikroskopik. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal (uniseluler) maupun

bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh

mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga

termaksud kedalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler. Ilmu yang

mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja di bidang ini

disebut mikrobiolog.

Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolism yang tinggi karena

mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar

sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya

konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang sangat kecil, maka

tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan

demikian, enzim yang tidak diperlukan untuk pengolahan bahan makanan akan

diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada. Mikroorganisme ini juga tidak

memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat

pembiakannya telative cepat. Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap

mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun

yang menguntungkan.

Menurut darwis, mikrooganisme adalah makhluk sangat kecil, mikroorganisme

diklasisifikasikan kedalam kelas protista terdiri dari bakteri,jamur,protozoa,dan algae.

Sedangkan menurut fardiaz, semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan

3
tertentu memerlukan bahan organic untuk pertumbuhan dan proses metabolism.

Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang dalam suatu material dapat

menyebabkan perubahan dalam komposisi fisik dan kimia, seperti perubahan warna,

kekeruhan, dan bau asam.

B. Penggolongan mikroba diantara mikroorganisme hidup


Dalam kajian mikrobiologi, maka milroorganisme yang dipelajari mencakup

organism yang memiliki uniseluler (hanya terdiri dari satu sel) dan multiseluler (terdiri

dari banyak sel) serta aseluler (tidak berbentuk sel). Contoh dari uniseluler adalah bakteri

dari prokariot dan khamir dari eukariot. Contoh dari multiseluler adalh jamur benang,

cendawan dan sebagainya. Contoh aseluler adalah virus, viroid dan prion (partikel

protein yang mampu menginfeksi).

Pada tahun 1978, carl woose melakukan klasifikasi ulang organism dan

mengelompokkanya menjadi tiga dominan berdasarkan organism selnya. Ketiga domain

tersebut adalah:

1. Bakteri (dinding selnya mengandung peptidoglikan yang merupakan kompleks

protein-karbohidrat)

2. Archea (dinding sel, jika memiliki maka tidak terdapat peptidoglikan)

3. Eukariot (mencakup organism diluar bakteri dan archea yaitu:

a. Protista (jamur lender, protozoa dan alga)

b. Kapang (khamir, jamur dan cendawan)

c. Tanaman

d. Binatang

Selain tanaman dan hewan maka organism-organisme yang ada dipelajari dalam

mikrobiologi, termasuk didalamya virus.

4
1. Bakteri

Bakteri merupakan organism yang relative sederhana karena umumnya terdiri dari

satu sel (uniseluler) dan tidak memiliki membrane inti (prokariot). Prokariot

mencakup bakteri dan archea.

Bakteri sering kali dikelompokkan berdasarkan bentuk dan sifatnya terdapat

pengecatan gram. Pengecatan gram merupakan upaya untuk melihat respon dinding

sel terhadap cat. Pengecatan dilakukan dalam empat tahap dengan empat macam cat

yaitu cat utama (Gram A), cat penguat (Gram C) dan cat penutup (Gram D). bakteri

gram positif adalah bakteri yang mampu mempertahankan cat utama dan sebaliknya

untuk gram negative . bentuk bakteri dikelompokkan dalam batang (pendek, panjang),

kokus dan spiral. Berdasarkan sifatnya terhadap pengecatan dikenal sebagai gram

positif dan gram negative. Dinding sel bakteri sebagai besar tersusun oleh kompleks

karbohidrat dan protein yang disebut dengan peptidoglikan. Hal ini berbeda dengan

alga dan tanaman yang dinding selnya didominasi oleh selulosa.

Dalam klarifikasi organism, bakteri memperoleh perhatian khusus sehingga

klarifikasinya selalu mengalami perubahan. Buku klarifikasi bakteri yang saat ini

menjadi acuan karena mencangkup perubahan-perubahan yang terjadi dan penjelasan

yang cukup detil untuk karakteristik dari tiap filum adalah bergey’s manual of

bacteriology.

Nutrisi yang digunakan oleh bakteri sangat beragam. Bakteri ada yang mampu

menggunakan sumber karbon anorganik ataupun organic. Ada yang mampu

menggunakan karbon sederhana sehingga senyawa kompleks. Begitu juga terhadap

metabolisme nitrogen. Beberapa bakteri dapat bergerak aktif menggunakan flagella

namun banyak pula yang pasif.

5
Bakteri ada yang hidup saprofit adapula yang menyebabkan penyakit. Beberapa

bakteri mampu menghasilkan toksin sehingga cukup berbahaya bagi manusia. Bakteri

tersebar mulai dari dalam tanah hingga keudara bersama debu. Dalam makanan

bakteri yang tumbuh akan melakukan metabolism dan merubah makanan menjadi

tidak layak saji atau bahkan menjadi makanan yang siap dinikmati. Contohnya adalah

tumbuhan clostridium botulinum pada daging yang akan menghasilkan toksin

botulinin. Botulinin dapat mematikan konsumen.

Dalam aplikasinya, bakteri banyak dimanfaatkan untuk berbagai proses produksi

pangan maupun non-pangan. Bakteri dapat digunakan untuk produksi selulosa hingga

pengolahan limbah dan energy. Produksi plastic melalui pemanfaatan PHA ataupun

poly lactic acid kini sudah banyak dikembangkan.

2. Archaea

Archaea jugga termaksud dalam sel prokariot. Archaea banyak ditemukan dalam

linkungan yang ekstrim. Archaea dikelompokkan dalam tiga grup utama yaitu

methanogen yang menghasikan gas metana. Halofil ekstrim dan termofil ekstrim.

Sampai saat ini belum dikenal adanya archaea yang menyebabkan penyakit pada

manusia.

Archaea merupakan prokariot yang kehilangan dinding sel, namun memiliki

dinding yang tersusun oleh polisakarida dan protein tanpa peptidoglikan, namun

terdapat senyawa yang mirip peptidoglikan yang disebut dengan pseudomurein.

Pseudomureun mengandung N-acetyltalosaminuronic acid ( NAM ). Tanpa adanya

peptidoglikan ini maka jika dilakukan pengecatan gram, archaea akan bersifat seperti

gram-negatif.

6
Domain archaea terdiri dari tiga grup besar yaitu hipertemofil, methanogen dan

ekstrim halofil. Contoh klasifikasi sederhana archaea adalah:

Domain : Archaea

Filum : crenarchaeota ( gram negative )

Ordo : desulfurococcales

Genus : pyrodictium (hipertermofil)

Ordo : sulfolabales (hipertermofil)

Filum : euryarchaeota (gram positif hingga variable)

Ordo : methanobacteriales

Genus : methanobacterium (methanogen)

Ordo : halobacteriales

Genus : halobacterium halococcus

Archaea hipertermofil misalnya memiliki suhu optimum sekitar 80 derajat celcius,

bahkan ada yang mampu tumbuh pada suhu 121 derajat celcius, umumnya archaea ini

tumbuh dilaut dalam dekat dengan gunung api dan laut.

3. Kapang

Kapang termaksud dalamm mikroorganisme eukariot yaitu organism yang telah

memiliki membrane inti. Kingdom kapang terbagi dalam organism uniseluler dan

multiseluler. Cendawan merupakan kapang multiseluler dengan ukuran badan buah

yang besar sehingga mirip tumbuhan dan dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop.

Namun demikian, cendawan bukanlah tumbuhan dan tidak melakukan proses

fotosintesis.
7
Dingding sel kapang berbeda dengan prokariot maupun tumbuhan. Dinding selnya

tersusun atas khitin. Ukuran sel kapang uniseluler lebih besar dari pada bakteri,

sedangkan yang multiseluler maka kesatuan sel tersebut dikenal sebagai miselium

atau hifa. Hifa ada yang bersepta ada pula yang tidak. Kapang berkembang biak

secara seksual atau aseksual.

Gambar 1. Cendawan pada pangkal batang kelapa

Beberapa kapang dimanfaatkan manusia untuk proses pengolahan makanan yang

kita kenal dengan fermentasi, misalnya rhizopus pada fermentasi tempe, aspergillus

pada fermentasi kecap dan fermentasi asam sitrat, monascus pada fermentasi angkak

dan sebagainya. Namun demikian, beberapa kapang juga menyebabkan kerusakan

pangan atau hasil pertanian. Penicillium dikenal dalam bidang kesehatan sebagai

penghasil antibiotic. Selain penghasil antibiotic, jamur juga sering menjadi sumber

infeksi pada manusia. Hampir 10% penyakit infeksi disebabkan oleh jamur. Penyakit

kulit yang disebabkan oleh jamur banyak menyerang masyarakat perdesaan. Contoh

jamur yang menyebabkan sakit kulit adalah panu.

4. Protozoa

Protozoa termaksud dalam eukariot uniseluler. Protozoa dapat berpindah tempat

karena memiliki pseudopod, flagella atau cilia. Salah satu contoh pergerakan

menggunakan pseudopods (kaki palsu) adalah amuba. Protozoa lainnya memiliki

flagella yang panjang atau sejumlah alat gerak lainnya yang lebih pendek yang

disebut cilia.

8
Ukuran dan bentuk protozoa sangat bervariasi dan banyak yang bersifat parasit

( memperoleh nutriennya dari organism inang). Protozoa dapat berkembang biak

secara seksual atau aseksual. Protozoa banyak menyebabkan penyakit pada manusia

ataupun binatang, sehingga protozoa banyak dipelajari dalam parasitologi.

Salah satu penyakit yang mengakibatkan oleh protozoa yaitu diare yang

menyerang lebih dari 30% diare di negara berkembang. Penyakit ini disebabkan oleh

infeksi cryptosporidium. Mula pertama dilaporkan sebagai penyebab diare pada tahun

1976 akibat mengkonsumsi ar minum yang kurang higienis ataupun tetelan air

dikolam renang.

Gambar 2. Gambaran skematis plasmodium vivax

5. Alga

Alga merupakan mikroorganisme eukariot yang fotosintetik. Dinding sel alga

tersusun atas karbohidrat yang disebut dengan selulosa. Alga banyak terdapat di air

tawar ataupun air laut, di tanah maupun berasosiasi dengan tanaman. Alga memiliki

9
peran penting dalam keseimbangan alam karena mengghasilkan oksigen dan

karbohidrat selama fotosintesis.

Alga memiliki ukuran dan bentuk yang beragam, melakukan reproduksi secara

seksual dan aksual. Alga ada yang bergerak menggunakan flagella misalnya

euglena. Alga memiliki organel unik yaitu kloroplas yang terdapat pada tanaman

untuk fotositesis. Adanya kemampuan fotosintesis ini maka alga dikelompokkan

dalam organism fotoautotrof. Pada proses fotosintesisnya dihasilkan oksigen

sehingga sering dikenal sebagai organism oksigenik.

6CO2 + 12H2O + Energi cahaya -C6H12O6 + 6H2) + 6O2

Dalam bidang mikrobiologi alga dimanfaatkan dalam pembuatan agar, agar ini

dihasilkan dari alga laut, cemaran logam merupakan penghambat utama dalam

pertumbuhan alga. Alga hijau (cyanobacter) bersimbiosis dengan jamur membentuk

lichen (lumut).

Alga umumnya hidup diperairan. Pada laut dengan kedalaman 150-250 meter

didominasi oleh alga merah, sedangkan alga coklat pada kedalaman 50-100 m. pada

permukaan dan air tawar didominasi oleh alga hijau.

Gambar 4. Alga merah (microcladia)

Tubuh alga disebut dengan thallus. Rumput laut merupakan alga multiseluler

yang memiliki bagian yang menempel pada batu dan bagian seperti daun. Pada alga

10
multiseluler, thalli dapat mengalami fragmentasi menjadi individu baru. Cara ini juga

yang digunakan oleh nelayan untuk memperbanyak rumput laut dalam budidayanya.

Pad uniseluler akan terjadi pembelahan inti (mitosis), kedua inti akan menuju ujung

sel dan sel kemudian membela secara sempurna (sitokinesis).

6. Virus

Berbeda dengan mikroorganisme lainnya, virus bukanlah organisme seluler.

Struktur virus sangat sederhana. Partikel virus mengandung asam nukleat sebagai

DNA atau RNA. Asam nukleat ini dikelilingi oleh lapisan protein. Beberapa virus

memiliki lapisan tambahan berupa lipid yang disebut dengan selubung. Partikel virus

disebut dengan virion. Virus menggandakan diri pada tubuh inang.

Gambar 5. Struktur virus heliks dengan selubung

Perkembangan pengetahuan tentang virus yang demikian cepat semenjak

diketemukannnya mikroskop electron, maka berkembanglah ilmu pengetahuan

tentang virus yang disebut dengan virology. Ketertarikan para ahli mikrobiologi

tentang virus dimulai ketika pada tahun 1892, Dmitri iwanowski melaporkan bahwa

penyakit mosaic pada tembakau disebabkan oleh partikel yang sangat kecil yang

mampu melewati penyaring bakteri. Saat itu iwanoski belum memahami adanya

virus.

11
Penemuan penting tentang virus adalah ketika rous pada tahun 1911

menunjukkan tumor yang disebabkan oleh virus dan memperoleh hadiah nobel. Pada

tahun 1935 stanley dan kawan-kawan berhasil melakukan kristalisasi virus. Pada

tahun 1954 virus polio berhasil dikulturkan pada kultur sel. Pada tahun 1964 diketahui

virus sebagai penyebab kanker oleh peyton rous dari amerika serikat menemukan

adanya transcriptase balik dan menjelaskan bagaimana virus RNA dapat

mmenyebabkan kanker. Pada tahun 1982 aeron klug menjabarkan struktur tobacco

mosaic virus.

Perkembangan pengetahuan tentang virus makin detil sehingga berbagai virus

baru mulai ditemukan dan diketahui struktur maupun mekanisme kerjanya. Pada

tahun 2003 mulai dikenali wabah virus pada unggas yang dikenal sebagai flu burung

atai avian influenza (H5N1). Pada tahun 2008 hausen dari jerman menunjukkan

bahwa virus papilloma menjadi penyebab kanker servik.

C. Siklus hidup mikroorganisme (Bakteri)


1. Fase Lag (Lag Phase)

Pada fase ini, bakteri tidak mengalami pertumbuhan. Namun, mereka melakukan

adaptasi dengan lingkungan baru mereka dan bermetabolisme, dengan cara,

menghasilkan vitamin dan asam amino yang dibutuhkan untuk untuk pembelahan.

Selanjutnya, bakteri memulai proses penyalinan DNA mereka, dan jika lingkungan

baru mereka memiliki pasokan nutrisi yang sesuai dan banyak, fase lag dapat terjadi

dengan singkat. Kemudian bakteri akan melanjutkan ke fase berikutnya dalam siklus

hidup mereka.

2. Fase eksponensial (Log or Exponential Phase)

12
Selama fase log atau eksponensial, bakteri berkembang biak dengan sangat

cepat, bahkan secara eksponensial.Waktu yang dibutuhkan Kultur untuk

menggandakan diri disebut "Generation Time," dan apabila berada pada kondisi

terbaik, bakteri dapat menggandakandirinya dalam waktu 4 sekitar 15 menit. Ada juga

bakteri lain yang membutuhkan waktu berharihari. Dalam bakteri, salinan DNA

melayang ke sisi berlawanan dari membran. ujung dari bakteri kemudian tertarik

untuk berpisah, yang menciptakan dua "sel anak," yang identik dan siap memulai

kehidupan baru. Proses ini disebut pembelahan biner (binary fission).

3. Fase stasioner (Stationary Phase)

Selama fase stasioner, pertumbuhan bakteri sedikit datar. Karena banyaknya

zat sisa dan semakin menyempitnya ruang hidup, bakteri tidak dapat mempertahankan

wilayah yang terbentuk pada fase sebelumnya. Jika bakteri mampu bergerak menuju

kultur yang lain, maka pertumbuhannya dapat dilanjutkan.

4. Fase Kematian (Death Phase)

Selama fase kematian, bakteri kehilangan semua kemampuan untuk

mereproduksi, yang seolah-olah menjadi “lonceng kematian” mereka. Seperti pada

fase log atau fase eksponensial, kematian bakteri dapat terjadi secepat pertumbuhan

mereka.

D. Cara Perkembangbiakan Mikroorganisme (Bakteri)


Kemampuan reproduksi yang cepat sangat menguntungkan bagi bakteri untuk

mempertahankan kelestarian jenisnya. Tubuh bakteri tersusun atas satu sel (uniseluler),

oleh karena itu bakteri sangat sensitif terhadap lingkungan. Lingkungan yang baik

membuat laju perkembangan bakteri melesat, sedangkan apabila lingkungan ekstrim

(buruk), bakteri cenderung mempertahankan kelangsungan hidupnya. Beberapa

13
mekanisme reproduksi yang dipilih bakteri untuk mempertahankan kelangsungan

jenisnya akan kita bahas dalam artikel ini. Bakteri mampu melakukan reproduksi baik

secara seksual ataupun secara aseksual berdasarkan kondisi lingkungan atau kebutuhan

bakteri tersebut.

1. Reproduksi Seksual

Ciri khas reproduksi seksual pada bakteri adalah terjadinya penggabungan

gen (genetic recombination) antar bakteri, hal ini akan meningkatkan keanekaragaman

jenis bakteri karena munculnya variasi baru dari penyatuan gen bakteri ini. Mutasi

adalah akibat dari reproduksi ini, bakteri mengalami perubahan genetik. Pada banyak

kasus, mutasi menyebabkan bakteri mengalami kekebalan terhadap antibiotik.

Reproduksi seksual pada bakteri membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding

reproduksi aseksual, namun hasil dari reproduksi seksual menghasilkan spesies baru

yang lebih kuat dibanding induknya. Penyatuan genetik pada reproduksi seksual dapat

diperoleh melalui berbagai cara:

a. Transformasi

Pada metode ini, bakteri mengambil fragment DNA bakteri lain dari

lingkungan kemudian merekontruksi dengan DNA yang ia miliki. Bakteri

rekombinan yang terbentuk kemudian akan melakukan reproduksi secara aseksual

untuk menghasilkan spesies bakteriyang sama.

Teknik ini pertama kali ditemukan oleh Fred Griffith pada bakteri

penyebab pneumonia (Streptococcus pneumonia). Ditemukan varian baru dari S.

pneumonia berkapsul, penelitian Griffith menunjukkan bahwa varian baru ini

terbentuk hasil dari S. pneumonia tak berkapsul yang mengambil gen kapsul dari

fragmen DNA bakteri lain yang ada di lingkungan sekitarnya. Tidak semua

14
bakteri mampu melakukan metode ini, hal ini dipengaruhi oleh stuktur morfologi

bakteri tersebut untuk mengambil dan menggabungkan DNA donor. Fragment

DNA donor ini dikenal dengan istilah eksogen, sedang DNA asli bakteri

penerima disebut endogen, hasil gabungan dari dua DNA ini akan menghasikan

merozigote.

b. Transduksi

Rekombinasi genetik yang diperantarai oleh bakteriofage virus. Virus

bakteriofage adalah kelompok virus yang menyerang bakteri, virus ini meminjam

tubuh bakteri untuk melakukan reproduksi. Virus bakteriofage membawa DNA

dari bakteri yang sebelumnya telah diinfeksi ke dalam tubuh bakteri lain.

Fragmen DNA antar bakteri kemudian akan menyatu (merekombinasi) sehingga

terbentuk Bakteri rekombinan. Penemuan Zander dan Lederberg ini membawa

perkembangan dalam dunia rekayasa genetik. Virus bakteriofage sering

digunakan untuk menyisipkan gen-gen yang diinginkan ke dalam tubuh bakteri

sehingga bakteri akan menghasilkan produk untuk kemaslahatan manusia, seperti

pembuatan hormon insulin.

c. Konjugasi

Konjugasi melibatkan dua sel bakteri yang akan secara langsung

melakukan transfer genetik. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh

Lederberg dan Tatum pada bakteri E.coli. Plasmid adalah DNA ektstra yang

dimiliki oleh beberapa bakteri. Pertukaran ini akan melalui jembatan konjugan

yang dibentuk oleh Bakteri F+ . Bakteri F+ akan memperpanjang pili yang

berperan sebagai jembatan konjugan menembus sel bakteri penerima (F-). Pili ini

akan ditarik kembali setelah plasmid selesai ditransfer. Sebelumnya, bakteri

donor (F+) akan mengcopy plasmid, sehingga terbentuk dua plasmid (asli dan

15
replika). Plasmid replica ini yang akan ditransfer ke bakteri recipient (F-)

sehingga bakteri penerima kini bermutasi memiliki kombinasi gen dari bakteri

F+.

2. Reproduksi Aseksual (Vegetatif)

Reproduksi aseksual tidak terjadi penyatuan gen. Reprosuksi ini berlangsung

sangat cepat, dalam satu jam dapat dihasilkan jutaan bakteri dengan reproduksi

aseksual (bila kondisi lingkungan mendukung). Macam-macam reproduksi aseksual

yang dilakukan bakteri:

a. Pembelahan biner (membelah diri)

Bakteri pada umumnya melakukan teknik ini. Pembelahan diri

berlangsung sangat cepat dan mudah karena tanpa melalui tahapan pembelahan

seperti pada sel hewan atau tumbuhan. Pada teknik ini bakteri akan meng-copy

DNA-nya dengan menyematkan di membran sel. Setelah terbentuk DNA copy,

bakteri akan membagi tubuhnya menjadi dua sel. Sehingga akan terbentuk dua sel

anak yang memiliki DNA identik satu sama lain dengan induk. Tiap-tiap anak sel

akan melakukan pembelahan lagi dalam waktu 20-30 menit, sehingga dapat

dihasilkan jutaan bakteri dalam 10 jam dengan teknik ini jika lingkungan

mendukung.

b. Fragmentasi

Pada lingkungan yang buruk, bakteri akan membentuk tubuh gonidia yang

berisi fragmen (potongan) DNA dan protoplasma sel bakteri. Setelah lingkungan

kembali normal, masing-masing gonidia akan tumbuh menjadi sel bakteri yang

utuh dengan mereplikasi ulang DNA untuk melengkapi fragmen DNA-nya.

c. Tunas (budding)

16
Pada beberapa kasus, bakteri dapat membentuk tonjolan dari tubuhnya

yng disebut dengan tunas. Sel induk bakteri akan membuat copy-an DNA yang

akan diberikan kepada tunas. Copy DNA akan ditransfer ke dalam tubuh tunas

yang masih melekat pada tubuh induk. Tunas ini semakin membesar dan akan

memisahkan diri dari tubuh induk. Sel anak dari pertunasan memiliki DNA yang

identik dengan induknya dan akan mengalami perkembangan yang sama.

d. Endospora

Pada teknik endospora, bakteri akan meng-copy DNA, membungkusnya

dengan dinding yang sangat kuat. Endospora tetap di dalam tubuh induk sel

bakteri. Hanya beberapa bakteri dapat berkembangbiak dengan endospora,

biasanya ditemukan pada golongan bakteri gram positif. Endospora dilakukan

apabila terjadi perubahan lingkungan yang buruk untuk pertumbuhan bakteri. Bila

cuaca buruk, induk bakteri akan mati, endospora akan terlepas keluar. Dinding

endospora tahan panas, sehingga tahan akan kondisi yang ektrem. Sampai

lingkungan akan kembali normal, endospora ini akan “menetas” membentuk

bakteri yang baru.

E. Cara Penularan Mikroorganisme


Proses penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh, baik pada manusia maupun

hewan,dapat melalui berbagai cara, diantaranya :

1. Kontak tubuh

Kuman masuk kedalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung maupun

tidak langsung,penyebaran secara langsung melalui sentuhan dengan kulit,sedangkan

tidak langsung dapat melalui benda yang terkontaminasi kuman.

2. Makanan dan minuman

17
Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan minuman yang telah

terkontaminasi,seperti pada penyakit tifus abdominalis,penyakit infeksi cacing dan

lain lain.

3. Serangga

Contoh proses penyebaran kuman melalui serannga adalah penyebaran penyakit

malaria oleh plasmodium pada nyamuk aedes dan beberapa penyakit saluran

pencernaan yang dapat ditularkan melalui lalat.

4. Udara

Proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyebaran penyakit

sistem pernapasan (penyebaran kuman tuberkolosis) atau sejenisnya.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil, yang tidak dapat dilihat

tanpa menggunakan mikroskop. Jenis mikroorganisme yang paling banyak mengeinfeksi

tubuh manusia yaitu bakteri. Siklus hidup bakteri terdiri dari beberapa fase yaitu fase lag,

fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Cara penularan pada tubuh manusia

berupa kontak tubuh, makanan/minuman, serangga dan udara.

B. Saran
Berdasarkan uraian makalah yang telah dibuat, diharapkan dapat menambah

pengetahuan mahasiswa dalam mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh

mikroorganisme.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, nur dkk. (2018).Mikroorganisme Dan Pemanfaatannya. Malang:UB Press

Prihan. (2019). Pencegahan mikroorganisme. diakses pada 3 desember 2021, dari

https://id.scribd.com/document/407885163/PENCEGAHAN-MIKROORGANISME-docx

Zahra, fitrah nur. (2020). Pengertian mikroorganisme menurut para ahli. Diakses pada 8

desember 2021, dari https://id.scribd.com/document/456998882/pengertian-mikroorganisme-

menurut-para-ahli

20

Anda mungkin juga menyukai