Anda di halaman 1dari 2

PERPAJAKAN - PERTEMUAN 1

PAJAK (Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH) adalah iuran rakyat kepada negara
berdasarkan undang-undang (Dapat Dipaksakan/Wajib) dengan tiada mendapat jasa timbal
(Kontraprestasi) yg langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum. (Untuk Membiaya Negara).

RETRIBUSI merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
yang diberikan pemerintah daerah.

Jenis – Jenis Pajak :


1. PPh = Pajak penghasilan, pajak yang dikenakan atas penghasilan. Sifatnya umum atau
khusus.
- PPh Pasal 21 = Orang pribadi dalam negeri, Pekerjaan, Jasa.
- PPh Pasal 26 = PPh atas penghasilan WPLN.
Misal : Orang amerika mendapat penghasilan dari Indonesia dikenakan pajak
penghasilan WP luar negeri.
- PPh Pasal 22-25 = Badan usaha
- PPN = Pajak Pertambahan Nilai.
Misal : Pengusaha membeli kayu lalu diolah menjadi mebel akan memiliki
pertmabahan nilai. Tarifnya tunggal (10%).
2. PPnBM = Pajak Penjualan Barang Mewah
Setiap barang yang terglong mewah (pemerintah yang menentukan). Tarifnya bervariasi
terendah 10% dan tertinggi 200%.
3. BPHTB PBB = Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Property). Penjual dan
pembeli terkena pajak.
4. PBB = Pajak Bumi (tanah) dan Bangunan per tahunn. Pembayarannya paling lambat
31 agustus per tahun.
5. Bea Meterai = Sangat sederhana untuk membuat kontrak bisnis, Surat kuasa agar
legal.

Unsur – Unsur Pajak :


1. Berdasarkan Undang – Undang.
2. Iuran dari rakyat kepada negara.
3. Tanpa kontraprestasi langsung dari negara.
4. Untuk membiayai rumah tangga negara.

Dalam istilah Pajak masyarakat disebut Wajib Pajak (WP). Sedangkan, Pemerintah
(Fiscus) dengan tujuan untuk membiaya pembangunan nasional
Fungsi Pajak :
1. Fungsi Budgetair (Anggaran) = Sebagai salah satu kontribusi penting dalam
pendapatan negara sebesar 70%.
2. Fungsi Regulerend (Mengatur) = Wajib Pajak (WP) diatur oleh UU. Dan sebagai
alat kebijakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi.

Pengelompokan Pajak
Menurut Golongannya :
1. Pajak Langsung
Ditanggaung sendiri oleh Wajib Pajak (WP) dan tidak dibebankan kepada orang lain.
Misal : Pajak Penghasilan suatu individu.
2. Pajak Tidak Langsung
Dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Misal : Individu membeli baju sudah ada komponen PPN sebesar 10%. PPN dibayar
oleh individu dan disetorkan oleh perusahaan kepada negara.

Menurut Sifatnya :
1. Subyektif
Pajak berdasarkan pada subjeknya memperhatikan orangnya (WP)
Misal : Pajak Penghasilan atau PBB dibebankan kepada yang punya.
2. Objektif
Pajak yang dikenakan terhadap objeknya (Barang).
Misal : Pajak Pertambahan Nilai (PPN) & Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)

Menurut Lembaga Pemungutnya :


1. Pajak Pusat
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dalam membiaya negara (RTN)
Misal : Pajak Penghasilan, PPN & PPnBM, PBB, Bea Materai.
2. Pajak Daerah
Pajak yang dipungut untuk pemerintah daerah dalam membiaya pemerintah daerah.
Misal :
Pajak Provinsi : PKB & Kend Diatas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Pajak Kota : Pajak Hotel, Restoran, Hiburan, Reklame, Penerangan Jalan.

Anda mungkin juga menyukai