Anda di halaman 1dari 88

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sagat penting bagi semua
manusia. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi suatu Bangsa yang dikatakan
maju apabila mempunyai pendidikan yang tinggi, berkualitas dan baik bagi
semuanya. Kemajuan suatu bangsa ditandai dengan adanya kemajuan pendidikan.
Pendidikan dari masa ke masa telah mengalami perubahan yang sangat pesat baik
dari segi teknologi maupun perkembangan kurikulum. pendidikan dimulai sejak
seseorang dilahirkan hingga pada akhirnya meninggal dunia. pendidikan pun
mencakup pendidikan yang formal dan pendidikan informal. Baik pendidikan yang
diajarkan oleh keluarga, sekolah, masyarakat ataupun lingkungan disekitarnya.
Sekolah merupakan pendidikan yang berlangsung formal maksutnya ada beberapa
peraturan tertentu yang harus diketahui dan dilakssiswaan ketika berada didalam atau
dilingkungan sekolah. Didalam sekolah siswa tidak lagi diajari oleh orang tua, akan
tetapi pendidiklah sebagai pengganti orang tuanya.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan
sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam
mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdasakan kehidupan bangsa. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional dilakukan agar mendapatkan
tujuan yang diharapkan bersama yaitu:
Pendididkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yag bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan beraqwakepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (pasal 3 UU RI No 20/2003).
Setiap individu selalu mengalami proses belajar dalam kehidupannya, dengan belajar
akan memungkinkan individu untuk mengadakan perubahan di dalam dirinya.
Perubahan ini didapat berupa penguasaan suatu kecakapan tertentu, perubaha sikap,
memiliki ilmu pengetahuan yang berbeda dari sebelum seseorang melakukan proses
pembelajaran. Sebagaiamana yang dikemukakan oleh Unnesco dalam
(Aunnurrahman, 2012:6-7) bahwa hakikat pendidikan sesungguhnya adalah belajar
(learning) dan pendidikan bertumpu pada empatpilar, yaitu: (1)learning to know,
(2)learning to do, (3)lerning to live together,learning to live with others, and
(4)learning to be.
Keempat pilar pendidikan diatas, merupakan misi dan tanggung jawab yang
harus diemban oleh pendidikan. belajar bukan suatu bahasa yang baru, sudah sangat
dikenal secara umum, namun dalam dalam pembahasannya masing-masing ahli
memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda-beda. Menurut (Susanto,2013:4)
belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam
keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru
sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap
baik dalam berfikir, merasa, maupun bertindak
Semua pembelajaran di Indonesia saat ini melakukan pembelajaran secara
daring, karena mengalami gangguan baik proses pembelajaran tingkat sekolah dasar
hingga perkuliahan, proses pembelajaran yang semulanya tatap muka langsung dari
pendidik ke siswa maupun Dosen ke mahasiswa sekarang bisanya mengunakan
sistem daring. Hal itu di sebabkan virus covid 19 masuk ke Indonesia. COVID-19
adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Tanda dan gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut, seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6
hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Virus yang disinyalir mulai mewabah
pada 31 Desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubai Tiongkok, saat ini menyebar
hampir ke seluruh penjuru dunia dengan sangat cepat. Pada tanggal 30 Januari 2020
WHO telah menetapkan wabah ini sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia (Fathiyah Isbaniah, 2020). Indonesia adalah salah satu negara
yang terdampak COVID-19. Pada 5 Juni 2020 Indonesia melaporkan jumlah kasus
pasien positif corona mencapai 7.766 orang.
Mengantisipasi penularan virus tersebut, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Pada tanggal 24 Maret 2020 mengeluarkan Surat
Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses
belajar dilakssiswaan di rumah melalui pembelajaran daring. Kondisi pandemi
Covid-19 ini mengakibatkan perubahan yang luar biasa, seolah seluruh jenjang
pendidikan dipaksa bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba untuk
melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Ini tentu
bukanlah hal yang mudah, karena belum sepenuhnya siap. Para pendidik dituntut
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam rangka mensinergikan proses pembelajaran
yang dilakssiswaan di rumah melalui pembelajaran daring terhadap kualitas hasil
belajar siswa, sehingga diperlukan perubahan pandangan guru dalam melakssiswaan
proses pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, perlunya bantuan teknologi
canggih yang membantu proses pembelajaran berbasis online yang bertujuan untuk
membuat siswa dapat mencerna materi pelajaran secara interaktif, produktif, efektif,
dan menyenangkan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada masa pandemic
covid-19 terhadap siswa kelas IV di SD Negeri Sukokulon 01, dalam pembelajaran
daring, siswa menggunakan media pembelajaran Google Classroom dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran daring adalah pembelajaran merupakan pembelajaran
yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring
social. Pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas
pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif dan
luas. Melalui jaringan, pembelajaran dapat diselenggarakan secara masif dengan
peserta yang tidak terbatas (Bilfaqih, Yusuf dan M. Nur Qomarudin, 2015:1).
Kemudian Google Classroom merupakan sarana yang digunakan untuk
mempermudah dan memperlancar pada kegiatan komunikasi jarak jauh antara guru
dan siswa, terutama pada kelas pengelolaan konten digital (Swita, 2019:231).
Kendala yang dialami siswa masih kekebingung dalam mengoperasikan dan
memahami materi yang disampiakan oleh guru melalui Google Classroom pada
pembelajaran daring. Sebanyak 75% siswa masih belum bisa berinteraksi dan
menerima materi atau tugas yang diberikan guru melalui Google Classroom. Siswa
masih belum bisa memahami fitur- fitur yang terdapat pada Google Classroom,
seperti fitur kalender yang memuat tenggang waktu pengumpulan tugas yang
membuat siswa seringkali terlambat mengirimkan tugas karena beralasan tidak tahu.
Kemudian siswa masih kesusahan dalam menemukan link daftar tugas apa saja yang
harus dikerjakan siswa yang menyebabkan ketidak lengkapan tugas. Selain itu siswa
sering kali beralasan merasa susah dalam proses pengumpulan tugas karena kurang
stabilnya signal yang digunakan yang mengakibatkan tugas tidak terkirim, dan siswa
sering kali lupa menandai tugas selesai yang mengakibatkan tugas siswa akan
ditandai terlambat.
Berdasarkan permasalahan tersebut, orang tua mempunyai peran yang sangat
penting dalam pendidikan anak-anak terutama dalam proses pembelajaran orang tua
harus mendampingi anak pada saat apalagi pada masa seperti ini yang mengharuskan
anak-anak untuk belajar di rumah. Orang tua mempunyai kewajiban yaitu memberi
motivasi dan semangat belajar untuk anakanaknya agar anak dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik dan efektif dengan adanya pendampingan dari orang tua.
Pernyataan di atas sesuai dengan yang dikatakan Lestari (2012:153) peran orang tua
merupakan cara yang digunakan oleh orang tua berkaitan dengan pandangan
mengenai tugas yang harus dijalankan dalam mengasuh anak. Orang tua wajib
memberikan fasilitas yang baik kepada anak dan ketika anak mengalami masalah
dalam proses belajar orang tua pula wajib memberikan solusi dan membantu anak
agar tetap dapat mengikuti pembelajaran. Orang tua berperan penting dalam proses
belajar anak seperti ketika anak mengalami kesulitan dalam memahami materi orang
tua yang menjadi guru seperti membantu anak memahami materi pembelajaran yang
anak belum memahami materi tersebut. Hal ini seperti yang dikatakan Hadi
(2016:102) mengatakan orang tua memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk
mengasuh, memelihara dan mendidik anak-anak. Selain itu, pentingnya peran orang
tua dalam pendampingan pembelajaran dari rumah, seperti yang disampaikan Ega
(2017:10) Pendampingan merupakan upaya bantuan yang dilakukan pihak keluarga
khususnya orang tua dengan mendampingi anak untuk memenuhi kebutuhan dan
pemecahan masalah anak dalam rangka mendukung optimalisasi perkembangan anak.
Hal yang dilakukan orang tua ketika anak tidak mau belajar, orang tua memberikan
motivasi dan memberikan nasehat kepada anak agar anak tetap mau belajar. namun
ada beberapa orang tua yang marah ketika melihat anak tidak mau belajar. seperti
yang dikatakan Dimyati (2003:42) motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar.
Selanjutnya, banyak anak yang merasa bosan dan jenuh dengan adanya proses
pembelajaran online ini. Tidak hanya anak namun orang tua juga bosan jika harus
menjadi sumber materi utama bagi anak ketika belajar jarak jauh.
Peran orangtua sangatlah di perlukan agar siswa dapat melakukan
pembelajaran daring dari rumah dengan baik. Berdasarkan uraian diatas, peneliti
ingin membuat sebuah penelitian tentang peran orang tua dan kaitanya media
pembelajaran daring online di masa pandemic dengan berjudul “Peran Orang Tua
Dalam Pendidikan pada masa pandemic melalui Aplikasi Google Clasroom di SDN
01 Suko Kulon”.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka di rumuskan masalah penelitian sebagai
berikut.
1. Kesulitan apa sajakah yang dialami siswa dalam pengoprasikan Google
Classroom saat pembelajaran pada masa pandemi?
2. Bagaimana peran orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar dalam
mengoprasikan Google Classroom dimasa pandemi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka di rumuskan tujuan penelitian sebagai
berikut.
1. Mengetahui bentuk-bentuk kesulitan mengoprasikan Google Classroom
dalam pembelajaran dimasa pandemi
2. Mengetahui peran orang tua dalam mengatasi kesulitan mengoprasikan goole
classroom dimasa pandemi.

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 Manfaat teoritis
Manfaat teoritis yang di harapkan dari penelitian ini adalah untuk bisa dijadikan
rujukan bagi orang tua dalam berperan mendampingan siswa pada pembelajaran
dari rumah melalui daring online
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Siswa Sekolah Dasar
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan efek positif bagi
siswa agar dapat mengoprasikan gadget melalui aplikasi Google Classroom
sebagai media pembelajaran online.
1.4.2.2 Bagi Orang tua siswa
Penelitian ini dapat dijadikan rujuan orangtua siswa dalam memberikan
peran dalam pengoprasian gadget terhadap siswanya.dalam pembelajaran
dari rumah.
1.4.2.3 Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah sebagai referensi pendidik
bahwa penggunaan gadget dapat berdampak positif untuk menentukan
media berbasis online.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian pustaka
Dalam kajian teori ini, penelitit menguraikan topik penelitian secara sistematis
mengenai (1) pandemic covid-19, (2) pembelajaran daring dan luring, (3) Google
Classroom, (4) orang tua.

2.1.1 Pandemi Covid-19


2.1.1.1 Definisi Pandemi
Menurut World Health Organization (WHO) Pandemi adalah penyebaran
penyakit baru keseluruh Dunia (World Health Organization). Pandemi sendiri
merupakan sebuah epidemic yang telah menyebar ke berbagai benua dan Negara,
umumnya menyerang banyak orang. Sementara epidemic sendiri adalah senuah
istilah yang telah digunakan untuk mengetahui peningkatan jumlah kasus penyakit
secara tiba-tiba pada suatu populasi area tertentu.
Menurut pendapat Agus Purwanto (2020) pandemi adalah wabah penyakit yang
menjangkit secara serempak dimana-mana, meliputi daerah geografis yang luas.
Pandemi merupakan epidemi yang menyebar hampir ke seluruh negara atau pun
benua dan biasanya mengenai banyak orang. Peningkatan angka penyakit diatas
normal yang biasanya terjadi, penyakit ini pun terjadi secara tiba-tiba pada populasi
suatu area geografis tertentu.
Sedangkan menurut Tahrus (2020:07) pandemi merupakan salah satu level
penyakit yang berdasarkan penyebarannya. Pada umumnya terdapat tiga level
penyakit yang dikenal dalam dunia epidemiologi, yakni endemi, epidemi, dan
pandemi. Ketiga level penyakit tersebut masing-masing defininya diberikan oleh
Centre for Disease Control and Prevention (CDC). Sedangkan endemi adalah
kehadiran konstan suatu penyakit menular pada suatu populasi dalam cakupan
wilayah tertentu. Epidemi adalah pertambahan angka kasus penyakit, biasanya secara
tiba-tiba, di atas batas normal yang diprediksi pada opulasi di suatu area. Pademi
adalah epidemi yang sudah menyebar ke beberapa negara dan benua dengan jumlah
penularan yang massif.
Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan bahwa Pandemi adalah sebuah
penyakit yang menjangkit serempak dimana-mana yang jumlah penularannya massif
dan penyebarannya meliputi daerah sangat luas hingga keseluruh negara bahkan
benua sekalipun.
2.1.1.2 Definisi Covid-19
Corona Virus Diases (COVID-19) adalah salah satu virus yang kita ketahui
pada awal tahun 2020. Pada tanggal 31 Desember 2019 Badan Kehesatan Dunia/
World Health Organization (WHO) pertama kali menyampaikan mengenai sebuah
fenomena dengan ciri-ciri yang kurang dipahami dari kota Wuhan, Provinsi Hubei,
China. Kemudian kasus ini semakin berkembang sampai ada laporan tentang
kematian dan terjadi importasi keluar dari daerah China. Kemudian, pada hari Kamis,
30 Januari 2020 WHO menetapkan virus corona ini sebagai Public Health
Emergency of Internasional Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Yang meresahkan Dunia. Pada 12 Februari 2020, Badan Kesehatan Dunia resmi
menetapkan penyakit corona virus pada manusia ini dengan sebutan Corona Virus
Diases (COVID-19) sebagai pandemi yang sedang menimpa seluruh masyarakat
dunia. (16 Maret 2020, https://www.kemkes.go.id)
Menurut Evans (2020) Coronavirus Disease (Covid-19) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai

sindrom pernafasan akut atau parah virus corona 2 (SARS-CoV-2). Coronavirus


Disease ialah jenis penyakit yang belum teridentifikasi sebelumnya oleh manusia,
virus ini dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat yang sering
terjadi, orang yang memiliki resiko tinggi tertular penyakit ini ialah orang yang
melakukan kontak erat dengan pesien Covid-19 yakni dokter dan perawat.
Sedangkan menurut sumber lain Virus Corona atau severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID19.Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal
dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke
manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, siswa-siswa, orang dewasa,
lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui (Alodokter, 2020).
Dari ketiga sumber diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Virus Corona atau
Coronavirus Disease adalah jenis penyakit menular baru yang belum teridentifikasi
oleh manusia yang pertama kali di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, virus ini pada
umumnya meyerang system pernapasan pada manusia dan sampai bisa menyebabkan
kematian.
2.1.1.2.1 Dampak Covid-19 Terhadap Pendidikan
Dampak Covid-19 mengubah dunia Pendidikan seperti mengubah metode
pembelajaran. Belajar dari rumah dari jarak jauh dengan metode online learning
menjadi pilihan yang tidak terhindarkan untuk mengurangi penyebaran Covid-19.
Siapa yang menyangka, dunia pendidikan mengalami perubahan yang drastis. Konsep
sekolah di rumah (home-schooling) yang sebelumnya tidak menjadi fokus utama
dalam dunia Pendidikan. Berdasarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
(Kemendikbud: 2020) , Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa
Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19). Beberapa kebijakan yang
dikeluarkan:
1. Ujian Nasional (UN):
a. UN Tahun 2020 dibatalkan, termasuk Uji Kompetensi Keahlian 2020
bagi Sekolah Menengah Kejuruan;
b. Dengan dibatalkannya UN Tahun 2O2O maka keikutsertaan UN tidak
menjadi syarat kelulusan atau seleksi masuk jenjang pendidikan yang
Iebih tinggi;
c. Dengan dibatalkannya UN Tahun 2O2O maka proses penyetaraan bagi
lulusan program Paket A, program Paket B, dan program Paket C akan
ditentukan kemudian.
2. Proses Belajar dari Rumah dilakssiswaan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilakssiswaan
untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk
kenaikan kelas maupun keluiusan;
b. Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup
antara lain mengenai pandemi Covid-19;
c. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi
antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah;
d. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan baiik yang
bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/
nilai kuantitatif.
3. Ujian Sekolah untuk kelulusan dilakssiswaan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Ujian Sekolah untuk kelulusan dalam bentuk tes yang mengumpulkan
siswa tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah dilakssiswaan sebelum
terbitnya surat edaran ini.
b. Ujian Sekolah dapat dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapor dan
prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/atau
bentuk asesmen jarak jauh lainnya;
c. Ujian Sekolah dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang
bermakna, dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum
secara menyeluruh;
d. Sekolah yang telah melakssiswaan Ujian Sekolah dapat menggunakan
nilai Ujian Sekolah untuk menentukan kelulusan siswa. Bagi sekolah
yang belum melakssiswaan Ujian Sekolah berlaku ketentuan sebagai
berikut:
1) kelulusan Sekolah Dasar (SD)/sederajat ditentukan berdasarkan nilai
lima semester terakhir (kelas 4, kelas 5, dan kelas 6 semester gasal).
Nilai semester genap kelas 6 dapat digunakan sebagai tambahan niiai
kelulusan;
2) kelulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) / sederajat ditentukan berdasarkan nilai lima
semester terakhir. Nilai semester genap kelas 9 dan kelas 12 dapat
digunakan sebagai tambahan nilai kelulusan; dan
3) kelulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / sederajat '
ditentukan berdasarkan nilai rapor, praktik kerja lapangan, portofolio
dan nilai praktik selama lima semester terakhir. Nilai semester genap
tahun terakhir dapat digunakan sebagai tambahan nilai kelulusan.
4. Kenaikan Kelas dilakssiswaan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dalam bentuk tes yang
mengumpulkan siswa tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah
dilakssiswaan sebelum terbitnya Surat Edaran ini;
b. Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dapat dilakukan dalam bentuk
portofoiio nilai rapor dan prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes
daring, dan/atau bentuk asesmen jarak jauh lainnya;
c. Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dirancang untuk mendorong
aktivitas belajar yang bermakna, dan tidak perlu mengukur ketuntasan
capaian kurikulum secara menyeluruh.
5. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dilakssiswaan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Dinas Pendidikan dan sekolah diminta menyiapkan mekanisme PPDB yang
mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19,
termasuk mencegah berkumpulnya siswa dan orangtua secara {isik di
sekolah;
b. PPDB pada Jalur Prestasi dilakssiswaan berdasarkan:
1) akumulasi nilai rapor ditentukan berdasarkan nilai lima semester terakhir;
dan/ atau
2) prestasi akademik dan non-akademik di luar rapor sekolah; 4 5 3 6
c. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyediakan bantuan teknis bagi daerah yang memerlukan
mekanisme PPDB daring.
6. Dana Bantuan Operasional Sekolah atau Bantuan Operasionai Pendidikan dapat
digunakan untuk pengadaan barang sesuai kebutuhan sekolah termasuk untuk
membiayai keperluan dalam pencegahan pandemi Covid19 seperti penyediaan
alat kebersihan, hand sanitizer, disinfectant, dan masker bagi warga sekolah serta
untuk membiayai pembelajaran daring/jarak jauh.

2.1.2 Pembelajaran Daring dan Luring


2.1.2.1.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar. Pembelajaran
juga dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta
didik dalam melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak
dari banyaknya peserta didik yang bermasalah. Oleh karena itu, jika hakikat belajar
adalah “perubahan”, maka hakikat pembelajaran adalah “pengaturan” (Syaiful dan
Aswan, 2006: 39).
Kemudian menurut Abuddin (2010 : 143-144), Pembelajaran merupakan
kegiatan interaksi dan saling mempengaruhi antara guru dan peserta didik, dengan
fungsi utama guru memberikan materi pelajaran atau sesuatu yang mempengaruhi
peserta didik, sedangkan peserta didik menerima pelajaran, pengaruh atau sesuatu
yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran secara singkat adalah proses
memanusiakan manusia yakni mengaktualisasikan berbagai potensi manusia sehingga
potensi tersebut bisa menolong dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.
Sedangkan menurut Aunurrahman (2010 : 34), Pembelajaran adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung daan
mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Dari pemaparan para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
merupakan perencanaan atau disebut juga perancangan sebagai upaya dalam
melakssiswaan tindakan pembelajaran pada siswa, maka itulah sebabnya siswa dalam
kegiatan belajar tidak hanya berinteraksi dengan guru yang merupakan salah satu
sumber belajar, namun juga berinteraksi dengan semua sumber belajar yang
memungkinkan untuk dipakai guna memperoleh tujuan pembelajaran.
2.1.2.1.2 Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu apa yang
diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. Sumiati dan Asra (2009 : 10) memberi
batasan yang lebih jelas tentang tujuan pembelajaran, yaitu maksud yang
dikomunikasikan melalui pernyataan yang menggambarkan tentang perubahan yang
diharapkan dari siswa.
Menurut Daryanto (2005 : 58) tujuan pembelajaran adalah tujuan yang
menggambarkan pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, dan sikap yang harus
dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk
tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Tujuan pembelajaran memang perlu
dirumuskan dengan jelas, karena perumusan tujuan yang jelas dapat digunakan
sebagai tolak ukur keberhsilan dari proses pembelajaran itu sendiri.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran harus
berdasarkan standar kompetensi dan indikator yang telah ditentukan. Tujuan
pembelajaran juga harus dirumuskan secara lengkap agar tidak menimbulkan
penafsiran yang bermacam-macam. Suatu tujuan pembelajaran juga harus memenuhi
syarat-syarat berikut:
1. Spesifik, artinya tidak mengandung penafsiran (tidak menimbulkan penafsiran
yang bermacam-macam).
2. Operasional, artinya mengandung satu perilaku yang dapat diukur untuk
memudahkan penyusunan alat evaluasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa sebagai
akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur. Rumusan tujuan pembelajaran ini harus disesuaikan dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian siswa. Selain itu
tujuan pembelajaran yang dirumuskan juga harus spesifik dan operasional agar dapat
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dari proses pembelajaran.
2.1.2.2 Pembelajaran Daring
2.1.2.2.1 Pengertian Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring adalah pembelajaran merupakan pembelajaran yang
dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring social.
Pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam
jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas. Melalui jaringan,
pembelajaran dapat diselenggarakan secara masif dengan peserta yang tidak terbatas
(Bilfaqih, Yusuf dan M. Nur Qomarudin, 2015:1).
Effendi dan Hartono (2005:6) menjelaskan bahwa e-learning merupakan
semua kegiatan yang menggunakan media komputer dan atau internet. Chandrawati
(2010) menyatakan bahwa, e-learning (electronik learning) merupakan proses
pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses
pembelajaran dengan teknologi. Brown dan Feasey dalam Darmawan (2012:26) juga
menjelaskan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan
jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitas
serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar. Sejalan dengan Rusman,
Kurniawan & Riyana (2012:263) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis web
merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website)
yang bisa di akses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis web atau yang
dikenal juga “web based learning” merupakan salah satu jenis penerapan dari
pembelajaran elektronik (e-learning).
Sedangkan menurut Khan (2005), e-learning menunjuk pada pengiriman
materi pembelajaran kepada siapapun, dimanapun, dan kapanpun. E-Learning
dilakukan menggunakan berbagai teknologi dalam lingkungan pembelajaran yang
terbuka, fleksibel, dan terdistribusi. Lebih jauh, istilah pembelajaran terbuka dan
fleksibel merujuk pada kebebasan peserta didik dalam hal waktu, tempat, kecepatan,
isi materi, gaya belajar, jenis evaluasi, belajar kolaborasi atau mandiri.
Dari pengertian para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
daring adalah pembelajaran jarak jauh dengan berbasis media elektronik yang
berisikan teks, foto, video dan suara, sebagai sarana komunikasi secara online dan
dilakukan secara terbuka, fleksibel, dan terdistribusi.
2.1.2.2.2 Karakteristik Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring harus dilakukan sesuai dengan tata cara pembelajaran
jarak jauh. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(PERMENDIKBUD) nomor 109 tahun 2013 karakteristik dari pembelajaran daring
adalah:
1. Pendidikan jarak jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara
jarak jauh melalui penggunaan berbagai mendia komunikasi.
2. Proses pembelajaran dilakukan secara elektronik (e-learning), dimana
memanfaatkan paket informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik kapan
saja dan dimana saja.
3. Sumber belajar adalah bahan ajar dan berbagai informasi dikembangkan dan
dikemas dalam bentuk yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi
serta digunakan dalam proses pembelajaran.
4. Pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik bersifat terbuka, belajar, mandiri,
belajar tuntas, menggunakan teknlogi informasi dan komunikasi,
menggunakan teknologi pendidikan lainnya, dan berbentuk pembelajaran
terpadu perguruan tinggi.
5. Pendidikan jarak jauh bersifat terbuka yang artinya pembelajaran yang
diselenggarakan secara fleksibel dalam hal penyampaian, pemilihan dan
program studi dan waktu penyelesaian program, jalur dan jenis pendidikan
tanpa batas usia, tahun ijazah, latar belakang 18 bidang studi, masa registrasi,
tempat dan cara belajar, serta masa evaluasi hasil belajar.
Kemudian menurut Daryanto (2013 : 31), karakteristik pembelajaran daring
sebagai berikut :
1) Adanya keterpisahan yang mendekati secara permanen antara guru dan siswa
selama proses pembelajaran online.
2) Adanya keterpisahan yang mendekati secara permanen anatara siswa satu
dengan siswa yang lain selama proses pembelajaran online.
3) Adanya suatu institusi yang mengelola proses pembelajaran online.
4) Pemanfaatan sarana komunikasi baik secara mekanis maupun secara
elektronis yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran.
5) Penyediaan sarana komunikasi dua arah sehingga siswa dapat mengambil
inisiatif dan dapat mengambil manfaat pembelajaran online.
Sedangkan menurut Tung dalam Mustofa, Chodzirin, & Sayekti (2019:154)
menyebutkan karakteristik dalam pembelajaran daring antara lain:
1) Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen
multimedia,
2) Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video
conferencing, chats rooms, atau discussion forums,
3) Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya,
4) Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM untuk
meningkatkan komunikasi belajar,
5) Materi ajar relatif mudah diperbaharui,
6) Meningkatkan interaksi antara mahasiswa dan fasilitator,
7) Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal,
8) Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet
Dari pemaparan para ahli diatas tentang karakteristik dari pembelajaran daring
maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran daring yaitu dengan
menggunakan media elektronik, pembelajaran yang dilakssiswaan menggunakan
internet, pembelajaran dapat dilakssiswaan kapanpun dan dimanapun serta
pembelajaran daring bersifat terbuka.
2.1.2.2.3 Manfaat Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring mempermudah interaksi antara peserta didik dengan
materi pelajaran. Peserta didik saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan diri siswa.
Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa melalui pembelajaran online. Sesuai dengan kebutuhan, guru
dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses materi diluar
waktu yang ditentukan. Menurut Munir (2009 : 171-172) manfaat pembelajaran
daring dalam pembelajaran jarak jauh antara lain :
1. Guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat melalui
fasilitas internet tanpa dibatasi oleh tempat, jarak, waktu, dan kapan saja
kegiatan berkomunikasi dapat dilakukan.
2. Guru dan siswa dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang lingkup
dan urutannya sudah sistematis dan terjadwal melalui internet.
3. Dengan pembelajaran daring dapat menjelaskan materi pembelajaran yang
sulit dan rumit menjadi mudah dan sederhana. Selain itu, materi pembelajaran
dapat disimpan, sehingga siswa dapat mempelajari kembali atau mengulang
materi pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya setiap saat dan dimana
saja sesuai dengan keperluannya.
4. Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara guru dengan
siswa.
5. Peran siswa menjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran,
memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri, tidak hanya
mengandalkan bantuan dari guru.
6. Relatif lebih efisien dari segi waktu, tempat dan biaya.
7. Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi siswa karena
dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman terhadap materi akan lebih
bermakna, mudah dipahami dan diingat.
Kemudian menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2105: 4) menjelaskan beberapa
manfaat dari pembelajaran daring sebagai beikut :
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan memanfaatkan
multimedia secara efektif dalam pembelajaran.
2. Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang bermutu melalui
penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan.
3. Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang bermutu
melalui pemanfaatan sumber daya bersama.
Selain itu Manfaat pembelajaran daring menurut Bates dan Wulf dalam
Mustofa, Chodzirin, & Sayekti (2019: 154) terdiri atas 4 hal, yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru
atau instruktur (enhance interactivity),
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
(time and place flexibility),
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a
global audience),
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archivable capabilities)
Dapat disimpulkan bahwa manfaat dari proses pembelajaran daring
diantaranya yaitu adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang mampu
meningkatkan mutu pendidikan serta mampu meningkatkan proses pembelajaran
dengan meningkatkan interaksi, mempermudah proses pembelajaran karena dapat
dilakukan dimanapun dan kapanpun selain itu mudahnya mengakses materi
pembelajaran dan mampu menjangkau peserta didik dengan cakupan yang luas.
2.1.2.2.4 Kelebihan Pembelajaran Daring
Menurut Effendi (2005: 125) pembelajaran daring dapat dengan cepat
diterima karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Fleksibel karena siswa dapat belajar kapan saja, dimana saja, dan dengan
tipe pembelajaran yang berbeda-beda.
2. Menghemat waktu proses belajar mengajar.
3. Mengurangi biaya perjalanan.
4. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,
buku-buku).
5. Menjangkau wilayah yang lebih luas dan melatih pembelajaran lebih
mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
6. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar mereka.
Kemudian adapun pengertian kelebihan pembelajaran daring menurut Hadisi
dan Muna (2015:130) adalah:
1. Biaya, pembelajaran daring mampu mengurangi biaya pelatihan.
Pendidikan dapat menghemat biaya karena tidak perlu mengeluarkan dana
untuk peralatan kelas seperti penyediaan papan tulis, proyektor dan alat
tulis.
2. Fleksibilitas waktu pembelajaran daring membuat pelajar dapat
menyesuaikan waktu belajar, karena dapat mengakses pelajaran kapanpun
sesuai dengan waktu yang diinginkan.
3. Fleksibilitas tempat pembelajaran daring membuat pelajar dapat
mengakses materi pelajaran dimana saja, selama komputer terhubung
dengan jaringan Internet.
4. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran daring dapat disesuaikan
dengankecepatan belajar masingmasing siswa.
5. Efektivitas pengajaran daring merupakan teknologi baru, oleh karena itu
pelajar dapat tertarik untuk mencobanya juga didesain dengan
instructional design mutahir membuat pelajar lebih mengerti isi pelajaran.
6. Ketersediaan On-demand pembelajaran daring dapat sewaktu-waktu
diakses dari berbagai tempat yang terjangkau internet, maka dapat
dianggap sebagai “buku saku” yang membantu menyelesaikan tugas atau
pekerjaan setiap saat.
Adapun kelebihan pembelajaran daring menurut Seno & Zainal (2019: 183)
adalah:
1. Proses log-in yang sederhana memudahkan siswa dalam memulai
pembelajaran daring.
2. Materi yang ada di pembelajaran darig telah disediakan sehingga mudah
diakses oleh pengguna.
3. Proses pengumpulan tugas dan pengerjaan tugas dilakukan secara online
melalui google docs ataupun form sehingga efektif untuk dilakukan dan
dapat menghemat biaya.
4. Pembelajaran dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Dari penjelasan di atas maka kelebihan dari pembelajaran daring yaitu
mempermudah proses pembelajaran, pembelajaran dapat dilakukan dimana saja,
mudahnya mengakses materi, melatih pembelajar lebih mandiri, serta pengumpulan
tugas secara online.
2.1.2.3 Pembelajaran Luring
2.1.2.3.1 Pengertian Pembelajaran Luring
Istilah pembelajaran luring di perkenalkan di era teknologi informasi pada
saat ini, pembelajaran daring merupakan singkatan dari pembelajaran luar jaringan.
Pembelajaran l uring menurut Sunendar, dkk. (2020), dalam KBBI disebutkan bahwa
istilah luring adalah akronim dari ’luar jaringan’, terputus dari jaringan komputer.
Misalnya belajar melalui buku pegangan siswa atau pertemuan langsung. Adapun
jenis kegiatan Luring yakni menonton TVRI sebagai pembelajaran, siswa
mengumpulkan karyanya berupa dokumen,, karena kegiatan luring tidak
menggunakan jaringan internet dan komputer, melainkan media lainnya. Sistem
pembelajaran Luring merupakan sistem pembelajaran yang memerlukan tatap muka.
Kemudian menurut Pratama dan Mulyati (2020), pembelajaran luring
merupakan singkatan dari pembelajaran di luar jaringan atau dengan istilah offline,
artinya pembelajaran ini tidak lain merupakan pembelajaran konvesional yang sering
digunakan oleh guru sebelum adanya pandemic covid-19 akan tetapi ada perubahan
tertentu seperti jam belajarnya lebih singkat dan materinya sedikit. Pembelajaran
dengan metode Luring atau offline merupakan pembelajaran yang dilakukan di luar
tatap muka oleh guru dan peserta didik, namun dilakukan secara offline yang berarti
guru memberikan materi berupa tugas hardcopy kepada peserta didik kemudian
dilakssiswaan di luar sekolah.
Dari pemahaman diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran luring
adalah sistem pembelajaran yang memerlukan tatap muka pembelajaran konvesional
yang sering digunakan oleh guru sebelum adanya pandemic covid-19 akan tetapi
dimodivikasi seperti jam belajarnya lebih singkat dan materinya sedikit yang
dilakukan tanpa memanfaatkan akses internet ataupun intranet.
2.1.2.3.2 Kelebihan Pembelajaran Luring
Menurut Asri, dkk (2020) pembelajaran luring pada masa pandemic adalah
salah satu revensi pembelajaran yang cocok karena memiliki kelebihan sebagai
berikut:
1. Mendorong Siswa Giat Belajar: interaksi antara pendamping dan siswa
mendorong siswa untuk aktif mempelajari pelajaran yang disampaikan.
2. Partisipasi aktif pendamping dan Siswa: siswa secara aktif terlibat dalam
kegiatan pendampingan belajar. Partisipasi aktif sangat penting untuk
memiliki pemahaman yang jelas tentang materi yang dibahas.
3. Komunikasi: ada komunikasi yang baik anatar pendamping dan siswa maupun
anatar siswa itu sendiri.
Menurut Ayu Nengrum (2020), pembelajaran luring diistilahkan dengan
pembelajaran offline, artinya pembelajaran ini melakukan tatap muka dengan siswa
yang memiliki kelebihan menjadikan guru untuk lebih semangat dalam menyajikan
materi yang lebih kreatif dan juga inovatif, pemberian materi menyeluruh, siswa
efektif dan antusias.
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulannya bahwa pembelajaran
luring atau luar jaringan (offline) kelebihannya guru dapat enyiapkan materi yang
akan diajarkan lebih kompleks, kreatif, dan tentunya inovatif, selain itu siswa giat
dalam belajar dan siswa dapat berkomunikasi langsung dengan guru apabila ada
kendala dalam proses pembelajaran.

2.1.3 Google Classroom


2.1.3.1 Pengertian Google Classroom
Teknologi Google Classroom merupakan sarana yang digunakan untuk
mempermudah dan memperlancar pada kegiatan komunikasi jarak jauh antara guru
dan siswa, terutama pada kelas pengelolaan konten digital (Swita, 2019:231). Google
Classroom dapat digunakan pada beberapa perangkat seperti smartphone dan laptop
yang disampungkan dengan koneksi internet. Terdapat aplikasi lain yang juga bisa
digunakan dalam mengerjakan tugas seperti Ruang Kerja, Duolingo, dan TED.
Penggunaan perangkat pencarian ini bertujuan untuk mempermudah jalannya
pembelajaran maupun pengiriman tugas.

Gambar 2.1 Tampilan Google Classroom di laptop


Gambar 2.2 Tampilan Google Classroom di HandPhone
Aplikasi Google Classroom merupakan teknologi komunikasi yang biasa
digunakan pada proses pembelajaran. Teknologi ini memiliki kemampuan dalam
penggunaannya dengan metode pembelajaran secara e-learning atau online. Semua
siswa yang menerapkan pembelajaran ini memperoleh kesempatan sama, sebagai
sarana belajar bersama dan menerima serta membaca materi yang tertera di dalam
Google Classroom, kemudian mengirimkan tugas dari jarak jauh sehingga dapat
menampilkan penilaian tugas tersebut secara keterbukaan.
Menurut Swita (2019:230) juga menambahkan bahwa Google Classroom
dianggap memiliki pengaruh yang baik karena dapat dijadikan pilihan baru dalam
mengembangkan keilmuan. Pengguna Google Classroom bisa memaksimalkan
perangkat internet dan fasilitasnya untuk memilih sumber mana yang bisa digunakan
melalui bantuan dari berbagai sumber yang informasi tanpa batas. Menerapkan
teknologi ini dapat memberi dorongan untuk menguasai supaya pembelajaran
berlangsung dengan baik.
Google Classroom didesain untuk empat pengguna yaitu pengajar, siswa, wali
dan administrator. Bagi pengajar dapat mengelola kelas, tugas, nilai serta
memberikan masukan secara langsung (real-time). Siswa dapat memantau materi dan
tugas kelas, berbagi materi dan berinteraksi dalam aliran kelas atau melalui email,
mengirim tugas dan mendapat masukan dan nilai secara langsung. Wali mendapat
ringkasan email terkait tugas siswa (M, 2018: 56). Administrator dapat membuat,
melihat atau menghapus kelas di domainnya, menambahkan atau menghapus siswa
dan pengajar dari kelas serta melihat tugas di semua kelas 39 di domainnya (Graham
& Borgen, 2018: 77).
Bedasarkan pemaparan para ahli diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa
Google Classroom atau ruang kelas google merupakan suatu sarana media
pembelajaran campuran untuk ruang lingkup pendidikan yang dapat memudahkan
pengajar dalam membuat, membagikan dan menggolongkan setiap penugasan tanpa
kertas (paperless).
2.1.3.2 Manfaat Google Classroom
Dalam pembelajaran jarak jauh Google Classroom adalah salah satu media
pembelajaran yang sering digunakan. Menurut Brock (2015: 25) Google Classroom
ini memberikan beberapa manfaat seperti:
1. Kelas dapat disiapkan dengan mudah, pengajar dapat menyiapkan kelas dan
mengundang siswa serta asisten pengajar. Kemudian di dalam aliran kelas,
mereka dapat berbagi informasi seperti tugas, pengumuman dan pertanyaan.
2. Menghemat waktu dan kertas, pengajar dapat membuat kelas, memberikan
tugas, berkomunikasi dan melakuan pengelolaan, semuanya di satu tempat.
3. Pengelolaan yang lebih baik dalam hal ini siswa dapat melihat tugas di
halaman tugas, di aliran kelas maupun di kalender kelas. Semua materi
otomatis tersimpan dalam folder Google Drive.
4. Penyempurnaan komunikasi dan masukan, pengajar dapat membuat tugas,
mengirim pengumuman dan memulai diskusi kelas secara langsung. Siswa
dapat berbagi materi antara satu sama lain dan berinteraksi dalam aliran
kelas melalui email. Pengajar juga dapat melihat dengan cepat siapa saja
yang sudah dan belum menyelesaikan tugas, serta langsung memberikan
nilai dan masukan real-time.
5. Dapat digunakan dengan aplikasi yang anda gunakan, kelas berfungsi
dengan Google Document, Calender, Gmail, Drive dan Formulir.
6. Aman dan terjangkau, kelas disediakan secara gratis. Kelas tidak berisi iklan
dan tidak pernah menggunakan konten atau data siswa untuk tujuan iklan.
Google Classroom dapat diakses melalui 2 cara yaitu melalui website 40 dan
aplikasi. Untuk website dapat diakses menggunakan browser apapun seperti:
Chrome, FireFox, Internet Explorer ataupun Safari. Sedangkan untuk aplikasi dapat
diunduh secara gratis melalui Playstore untuk Android dan App Store untuk Google
Classroom merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan terciptanya ruang kelas
di dunia maya. Selain itu, Google Classroom bisa menjadi sarana distribusi tugas,
submit tugas bahkan menilai tugas-tugas yang dikumpulkan (Singer, 2017: 23).
Dengan demikian, aplikasi ini dapat membantu memudahkan guru dan siswa dalam
melakssiswaan proses belajar dengan lebih mendalam. Hal ini disebabkan karena baik
siswa maupun guru dapat mengumpulkan tugas, mendistribusikan tugas, menilai
tugas dirumah atau dimanapun tanpa terikat batas waktu atau jam pelajaran.
Menurut (Bender & Waller, 2014: 37), Google Classroom sesungguhnya
dirancang untuk mempermudah interaksi guru dan siswa dalam dunia maya. Aplikasi
ini memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengeksplorasi gagasan
keilmuan yang dimilikinya kepada siswa. Guru memliki keleluasaan waktu untuk
membagikan kajian keilmuan dan memberikan tugas mandiri kepada siswa selain itu,
guru juga dapat membuka ruang diskusi bagi para siswa secara online. Namun
demikian, terdapat syarat mutlak dalam mengaplikasikan Google Classroom yaitu
membutuhkan akses internet yang mumpuni. Aplikasi Google Classroom dapat
digunakan oleh siapa saja yang tergabung dengan kelas tersebut. Kelas tersebut
adalah kelas yang didesain oleh guru yang sesuai dengan kelas sesungguhnya atau
kelas nyata di sekolah. Terkait dengan anggota kelas dalam Google Classroom
(Google, 2018: 13) menjelaskan bahwa Google Classroom menggunakan kelas
tersedia bagi siapa saja yang memiliki Google Apps for Education, serangkaian alat
produktivitas gratis termasuk gmail,dan drive.
Dari beberapa kutipan diatas dapat ditarik kesimpulan manfaat Google
Classroom membantu memudahkan guru dan siswa dalam melakukan proses
pembelajaran dengan lebih mendalam. Selain itu, design kelas bisa dimodivikasi
seperti kelas sesungguhnya sehingga siswa dapat berbagi materi antara satu sama lain
dan berinteraksi dalam aliran kelas melalui email.
2.1.3.3 Panduan Mengoprasikan Google Classroom
2.1.3.3.1 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di Laptop
Berikut adalah panduan mengoprasikan Google Classroom masuk untuk
pertama kali di laptop:
1. Buka aplikasi perambahan website (browser) di komputer PC atau laptop Anda.
Masuk ke laman http://www.classroom.hsks.sch.id.
2. Klik tombol “Buka Kelas”untuk masuk ke laman login Akun Google.

Gambar 2.3 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di Laptop


3. Apabila Anda sebelumnya sudah login menggunakan akun Google atau Gmail
milik Anda, Anda tidak dapat melanjutkan proses ini. Hal ini dikarenakan akun
Anda tidak terdaftar sebagai pengguna Classroom di Akun yang lama, hal ini
akan membuat Anda tidak dapat bergabung dengan kelas (join class). Untuk
melanjutkan, klik profil picture account Google Anda, kemudian klik tombol
“add another account” atau “tambahkan akun”. (lewati tahapan ini, jika Anda
tidak melakukan login menggunakan akun Google sebelumnya)

Gambar 2.4 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di Laptop


4. Login menggunakan Email Classroom berupa nama depan berikut tanggal dan
bulan lahir dengan domain [at] classroom.hsks.sch.id sebagai nama pengguna dan
kata sandi berupa tanggal lahir, masing-masing dengan format Tahun-Bulan-
Tanggal (YYYY-MM-DD).

Gambar 2.5 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di Laptop


5. Selanjutnya Anda akan diarahkan ke laman konfirmasi mengenai persetujuan
syarat dan ketentuan layanan Google. Klik tombol “Terima” untuk melanjutkan.

Gambar 2.6 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di Laptop


6. Untuk menghindari penyalahgunaan oleh orang yang tidak berhak, Anda akan
segera diminta mengganti kata sandi (password) sementara dengan kata sandi
(password) baru. Masukan kata sandi baru (password) untuk menyelesaikan
proses masuk. Gunakan kata sandi (password) yang aman dan mudah diingat.

Gambar 2.7 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di Laptop


7. Klik tombol “Lanjutkan” untuk memulai menggunakan Classroom.

Gambar 2.8 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di Laptop

8.
8. Untuk selanjutnya Anda akan diminta memilih peran apakah sebagai seorang
siswa atau pengajar. Apabila anda berperan sebagai siswa, klik “saya sebagai
siswa” dan untuk selanjutnya Anda akan diarahkan ke laman beranda kelas.

Gambar 2.9 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di Laptop


9. Berikutnya, lakukan pendaftaran atau gabung kelas dengan cara mengklik tanda
“+” (perhatikan tanda panah) dan klik “Gabung dengan kelas”, masukan kode
kelas yang terdapat pada lembar jadwal tugas sesuai dengan kelas atau mata
pelajaran yang akan Anda ikuti.

Gambar 2.10 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di Laptop


10. Bila berhasil Anda akan diarahkan pada laman dashboard kelas Anda. Untuk
memasukan kode kelas lainnya, klik menu , pilih “kelas”, masukan kode kelas
sesuai petunjuk yang telah dijelaskan sebelumnya (lihat no. 9). Lakukan cara yang
sama untuk memasukan kode kelas lainnya.

2.1.3.3.2 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di HandPhone


Untuk dapat menggunakan aplikasi Google Classroom pada smartphone
Android, anda terlebih dahulu harus menggaktifkan akun Google Classroom melalui
web browser. Bila akun sudah diaktifkan, ikuti petunjuk di bawah ini:
1. Buka/tap aplikasi Play Store pada Smartphone Anda.
2. Ketikan “Google Classroom” di menu pencarian.
3. Pilih Google Classroom kemudian tap tombol “Install”.
4. Untuk selanjutnya akan muncul laman pop up persetujuan, tap tombol “accept”
untuk melanjutkan instalasi.

Gambar 2.11 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di HandPhone


5. Setelah proses instalasi selesai, tap tombol “buka” atau “open” untuk membuka
aplikasi Google Classroom.
6. Masukkan informasi akun Google Classroom Anda, tap tombol “Buka” atau
“Sign In”.
7. Kemudian tap “add another account” atau “tambahkan akun lain”.

Gambar 2.12 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di HandPhone


8. Pilih tombol “Existing” kemudian masukan informasi akun Google Classroom
Anda berupa alamat email pada kolom yang tersedia, setelah itu masukan
“password” atau “kata sandi”, klik tombol “Berikutnya” untuk melanjutkan.
9.
9. Ketika proses signing in berhasil Anda akan diminta persetujuan tentang
Persyaratan Layanan dan Kebijakan Privasi, klik tombol “accept” atau “terima”
untuk menyelesaikan proses masuk (sign in).

Gambar 2.13 Panduan Mengoprasikan Google Classroom di HandPhone


10. Ikuti tur Google Classroom dengan panduan atau sentuh “Lewati” atau “Skip”
untuk membatalkannya.
2.1.3.4 Fitur Aplikasi Google Classroom
Berikut beberapa fitur yang terdapat di aplikasi Google Classroom.

Gambar 2.14 Fitur Aplikasi Google Classroom


Dibawah ini adalah penjelasan beberapa menu dan fitur pada dashboard Google
Classroom:
1. Menu, ketika Anda mengkliknya, Anda akan menemukan beberapa link atau
informasi berikut:
a. Link kelas Link ini berguna untuk memudahkan Anda melihat daftar kelas
yang telah Anda daftarkan sebelumnya.
b. Link Kalender Memuat informasi tenggang waktu pengumpulan tugas.
c. Link perlu diselesaikan Link ini memuat informasi daftar tugas apa saja yang
belum dan sudah selasai dikerjakan.
d. Link kelas terdaftar Memuat informasi daftar kelas yang diikuti.
e. Link setting/setelan digunakan untuk merubah gambar profil, notifikasi,
bahasa dan pengaturan account lainnya.
2. Informasi judul kelas dan nama guru kelas/mata pelajaran Anda.
3. Nama account Google Classroom Anda, ketika Anda mengkliknya Anda akan
menemukan beberapa pilihan antara lain link untuk merubah gambar profil, link
pengaturan account dan tombol keluar (sign out) dari Google Classroom.
4. Menu utama aliran, Anda dapat melihat daftar tugas dan informasi yang diposting
oleh guru atau teman sekelah Anda. Selain itu Anda dapat memberi komentar
pada setiap item tersebut kapan saja. Semua pos atau komentar muncul di bawah
item dalam aliran.
5. Teman sekelas, pada menu ini Anda dapat menemukan daftar nama teman-teman
satu kelas dengan Anda.
6. Tentang, memuat informasi nama guru, alamat email guru, link kalender dan
folder kelas Anda.
7. Tenggat waktu, memuat informasi daftar tugas dan tenggat waktu pengumpulan
tugas terkini.
8. Icon +, bisa Anda pergunakan untuk membuat post/informasi, kemudian Anda
bisa membagikannya di dalam kelas.
2.1.3.5 Kelebihan Google Classroom
Dikutik dari teknogue (2020) berikut beberapa kelebihan menggunakan
Google Classroom yakni:
1. Sangat Mudah Digunakan Untuk Pemula, google saat meluncurkan aplikasi ini
sangat memperhatikan kenyamanan para penggunanya. Sebagai bentuk
perhatiannya google membuat desain aplikasi yang sederhana namun sangat
banyak manfaat dan fitur yang dapat digunakan. Maka pengguna pemula tidak
akan mengalami kesulitan saat menjalankan aplikasi ini.
2. Mudah Mengelola Tugas yang Diberikan, untuk mengetahui apakah ada tugas
kelas yang diberikan oleh guru, cukup membuka halaman tugas. Pada bagian ini
akan muncul semua tugas yang telah diberikan. Materi yang diberikan juga
otomatis akan tersampaikan ke laman siswa atau bisa juga dapatkan melalui
email. Aplikasi ini dapat membantu guru dan siswa untuk memberikan atau
mengumpulkan tugas dalam berbagai bentuk seperti dokumen, tulisan, gambar,
foto dan banyak jenis file lainnya.
3. File Masuk Ke Google Drive, selanjutnya yang dimiliki oleh Google Classroom
adalah semua file yang dibagikan atau dikumpulkan akan masuk ke akun Google
Drive. Google Classroom secara otomatis akan melakukan sinkronisasi antara
akun email dengan akun Google Classroom yang gunakan. Untuk Google
Classroom sendiri tidak memiliki penyimpanan tetap, sehingga jika belum
mempunyai Google Drive sebaiknya unduh terlebih dahulu sebelum
menggunakan Google Classroom.
4. Mudah Meninjau Tugas, tinjauan tugas mungkin bagi sebagian orang sangat
diperlukan. Hal ini karena dapat melihat kesalahan atau kekurangan dari tugas
sebelum dikirim. Selain fitur untuk meninjau tugas, para siswa juga disediakan
fitur menarik untuk membuat tugas sehingga para siswa tidak bosan mengerjakan
tugas di Google Classroom. Semua fitur itu tersedia hanya pada satu halaman
saja.
5. Gratis, aplikasi gratis adalah aplikasi yang banyak dicari oleh sebagian orang.
Google Classroom menjamin bahwa aplikasi ini gratis tanpa perlu membayar.

Kemudian adapun kelebihan- kelebihan menggunakan aplikasi Google


Classroom lainnya adalah:
1. Guru dapat menambahkan siswa secara langsung atau berbagi kode dengan
kelasnya untuk bergabung. Hal ini berarti sebelumnya guru di dalam kelas nyata
(di sekolah) sudah memberitahukan kepada siswa bahwa guru akan menerapkan
Google Classroom dengan syarat setiap siswa harus memiliki email pribadi
dengan menggunakan nama lengkap pemiliknya (tidak menggunakan nama
panggilan/samaran).
2. Guru memberikan tugas mandiri atau melemparkan forum diskusi melalui laman
tugas atau laman diskusi kemudian semua materi kelas disimpan secara otomatis
ke dalam folder di google drive.
3. Selain memberikan tugas, guru juga dapat menyampaikan penguman atau
informasi terkait dengan mata pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa di kelas
nyata pada laman tersebut. Siswa dapat bertanya kepada guru ataupun kepada
siswa lain dalam kelas tersebut terkait dengan informasi yang disampaikan oleh
guru.
4. Siswa dapat melacak setiap tugas yang hampir mendekati batas waktu
pengumpulan di laman tugas, dan mulai mengerjakannya cukup dengan sekali
klik.
5. Guru dapat melihat dengan cepat siapa saja yang belum menyelesaikan tugas,
serta memberikan masukan dan nilai langsung di kelas.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran


online menggunakan aplikasi Google Classroom memiliki beberapa kelebihan, yaitu
kelebihannya siswa dan guru dimudahkan berkomunikasi satu server dalam proses
pembelajaran, mengerjakan tugas, maupun pengumpulan tugas.

2.1.4 Orang Tua


2.1.4.1 Pengertian Orang Tua
Pengertian Orang tua Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa,
“ Orang tua adalah ayah ibu kandung”. Selanjutnya menurut A. H. Hasanuddin
(1990:629) menyatakan bahwa, “Orang tua adalah ibu bapak yang dikenal mula
pertama oleh putra putrinya”. Dan H.M Arifin juga mengungkapkan bahwa “Orang
tua menjadi kepala keluarga”. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi
siswa-siswa mereka, karena dari merekalah siswa mula-mula menerima pendidikan.
Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam keluarga. Pada
umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran
dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara
kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi
pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan
pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan siswa.
Sedangkan menurut Zakiah (2012:35) berpendapat bahwa orang tua atau ibu
dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan
siswa-siswanya. Pendidikan orang tua terhadap siswa-siswanya adalah pendidikan
yang didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap siswa-siswa, dan yang diterimanya
dari kodrat. Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya. Oleh karena
itu, kasih sayang orang tua terhadap siswa-siswa hendaklah kasih sayang yang sejati
pula.
Purwanto (2009:80) menyatakan bahwa dalam kebanyakan keluarga, ibulah
yang memegang peranan yang terpenting terhadap siswa-siswanya. Sejak siswa itu
dilahirkan, ibulah yang selalu di sampingnya. Ibulah yang memberi makan dan
minum, memelihara, dan selalu bercampur gaul dengan siswa-siswa. Itulah sebabnya
kebanyakan siswa lebih cinta kepada ibunya daripada anggota keluarga lainnya.
Pendidikan seorang ibu terhadap siswanya merupakan pendidikan dasar yang tidak
dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang ibu hendaklah seorang yang
bijaksana dan pandai mendidik siswa-siswanya. Sebagian orang mengatakan kaum
ibu adalah pendidik bangsa. Nyatalah betapa berat tugas seorang ibu sebagai pendidik
dan pengatur rumah tangga. Baik buruknya pendidikan ibu terhadap siswanya akan
berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak siswanya di kemudian hari.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa peran orang tua yaitu
cara yang digunakan oleh orang tua atau keluarga dalam menjalankan tugas dalam
mengasuh, mendidik, melindungi, dan mempersiapkan siswa dalam keidupan
bermasyarakat. Peran orang tua sangat penting dalam perkembangan siswa baik dari
aspek kognitif, efektif dan psikomotor. Selain itu peran orang tua juga sangat penting
dalam keluarga dan dalam pendidikannya.
2.1.4.2 Peran orang tua
Dalam satu keluarga terdiri dari ayah dan ibu. Ayah berperan sebagai kepala
keluarga atau pencari nafkah dan ibu berperan sebagai ibu rumah tangga tetapi kedua
Orang tua memiliki peran penting dalam membimbing dan mendampingi siswa-
siswanya baik dalam pendidikan formal maupun non-formal. Peran orang tua itu
sendiri dapat mempengaruhi perkembangan siswa dalam aspek kognitif, efektif, dan
psikmotor. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:854) “peran yaitu
perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam
masyarakat. Sedangkan Hamalik (2011:33) menyatakan bahwa“peran adalah pola
tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau
jabatan tertentu”. Menurut Lestari (2012:153) “peran orang tua merupakan cara yang
digunakan oleh orang tua berkaitan dengan pandangan mengenai tugas yang harus
dijalankan dalam mengasuh siswa”. Hadi (2016:102) menyatakan bahwa “orang tua
memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik,
dan melindungi siswa”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa peran orang tua yaitu
cara yang digunakan oleh orang tua atau keluarga dalam menjalankan tugas dalam
mengasuh, mendidik, melindungi, dan mempersiapkan siswa dalam keidupan
bermasyarakat. Peran orang tua sangat penting dalam perkembangan siswa baik dari
aspek kognitif, efektif dan psikomotor. Selain itu peran orang tua juga sangat penting
dalam keluarga dan dalam pendidikannya.
2.1.4.3 Peran Orang Tua dalam Keluarga
Peran orang tua dalam keluarga sangat penting terhadap perkembangan siswa.
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang sering dijumpai siswa. Lingkungan
keluarga akan mempengaruhi perilaku siswa. Oleh karena itu, orang tua harus
membimbing dan memberikan contoh yang baik pada siswa. Menurut Hadi
(2016:105) “keluarga merupakan ikatan laki-laki dan perempuan berdasarkan hukum
dan undang-undang perkawinan yang sah dan pondasi utama dalam pendidikan
selanjutnya”. Ki Hajar Dewantara (dalam Tirtarahardja, 2005:169) menyatakan
bahwa “suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk
melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial”.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan tempat
terbaik untuk melakukan pendidikan dan dalam keluarga terjadi interaksi pendidikan
pertama dan utama. Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan siswa. Setiap anggota keluarga
memiliki peranan masing-masing. Peran keluarga menurut Jhonson (2010:9) sebagai
berikut:
1. Ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, serta sebagai kepala keluarga.
2. Ibu berperan sebagai pengurus rumah tangga, pelindung, pengasuh, dan
pendidik siswa-siswanya.
3. Siswa-siswa melakssiswaan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya”. Tirtarahardja (2005:169) menyimpulkan bahwa “peran
orang tua dalam keluarga sebagai panutan, sebagai pengajar, dan sebagai
pemberi contoh.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bawa peran orang tua dalam
keluarga yaitu sebagai pendidik, pelindung, pengasuh, dan pemberi contoh. Selain
peran yang harus dilakukan oleh orang untuk siswa-siswanya , orang tua juga harus
memahami tentang fungsi keluarga. Menurut Jhonson (2010:8) “fungsi keluarga
terdiri dari fungsi sosialisasi siswa, fungsi afeksi, fungsi edukatif, fungsi religius,
fungsi protektif, fungsi rekreatif, fungsi ekonomis, dan fungsi status sosial”.
Sedangkan menurut Hadi (2016:7-9) “fungsi keluarga terdiri dari fungsi biologis,
fungsi edukatif, fungsi religius, fungsi protektif, fungsi sosialisasi siswa, dan fungsi
rekreatif”. Berikut penjelasan dari fungsi keluarga yaitu :
1. Fungsi sosialisasi siswa : kelurga merupakan tempat untuk membentuk
kepribadian siswa dan mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat
yang baik.
2. Fungsi afeksi : keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial
penuh kasih sayang dan rasa aman.
3. Fungsi edukatif : keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama
dan utama bagi perkembangan kepribadian siswa.
4. Fungsi religius : berkaitan dengan kewajiban orang tua untuk mengenalkan,
membimbing dan melibatkan siswa mengenai nilai-nilai dan kaidah-kaidah
dan perilaku beragama.
5. Fungsi protektif : keluarga berfungsi merawat, memelihara dan melindungi
siswa baik fisik maupun sosialnya.
6. Fungsi rekreatif : keluarga merupakan tempat yang dapat memberikan
ketenangan, kegembiraan, dan melepas lelah.
Berdasarkan penjelasan tentang peran dan fungsi keluarga diatas, dapat
disimpulkan bahwa orang tua memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan
siswa. Orang tua harus mampu menjalankan peran dan fungsi keluarga sebaik
mungkin. Orang tua juga harus memberikan contoh yang baik kepada siswanya.
Selain peran orang tua dalam keluarga, orang tua juga berperan penting dalam
pendidikan siswa-siswanya.

2.1.4.4 Peran orang tua di masa pandemi


Peran orang tua dalam mendampingi kesuksesan selama belajar di rumah
menjadi sangat sentral, berkaitan dengan hal tersebut WHO, (2020) merilis berbagai
panduan bagi orang tua dalam mendampingi siswa selama pandemi ini berlangsung
yang meliputi tips pengasuhan agar lebih positif dan konstuktif dalam mendampingi
siswa selama beraktivitas di rumah. Orang tua pada awalnya berperan dalam
membimbing sikap serta keterampilan yang mendasar, seperti pendidikan agama
untuk patuh terhadap aturan, dan untuk pembiasaan yang baik (Nurlaeni & Juniarti,
2017), namun perannya menjadi meluas yaitu sebagai pendamping pendidikan
akademik. Prabhawani (2016) menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan
merupakan tanggung jawab orang tua dan masyarakat sekitar, tidak hanya tanggung
jawab lembaga pendidikan saja.
Berbicara tentang peran orang tua, tidak terlepas dari keluarga. Lestari, (2012)
menyatakan bahwa keluarga dilihat dari fungsinya yakni memiliki tugas dan fungsi
perawatan, dukungan emosi dan materi, serta pemenuhan peranan tertentu. Sejalan
dengan hal tersebut, Muchtar (dalam Lutfatutatifah et al., 2015) mengungkapkan
bahwa keluarga merupakan bagian penting dari unit masyarakat. Keluarga memiliki
peran penting dalam merawat, mendidik , melindungi dan mengasuh siswa. Menurut
Candra et al. (2013) menyatakan bahwa pengasuhan orang tua terhadap siswanya
dapat berpengaruh terhadap pembentukan karakter dan perilaku siswa itu sendiri.
Apabila terdapat kesalahan pengasuhan maka akan berdampak pada siswa saat sudah
dewasa. Sejalan dengan hal tersebut Rakhmawati, (2015) menyatakan bahwa
pengasuhan siswa merupakan suatu kegiatan berkelanjutan melalui proses interaksi
orang tua dan siswa untuk mendorong pertumbuhan serta perkembangan siswa yang
optimal. Paparan di atas menunjukkan bahwa selama ini, peran orang tua dalam
pengasuhan dan perawatan lebih menonjol, sementara pendidikan akademik
seringkali dialih tugaskan kepada pihak kedua yaitu sekolah sebagaimana yang
dipaparkan Rosdiana, (2006) bahwa faktanya kebanyakan orang tua masih merasa
bahwa kewajibannya dalam mendidik siswa telah usai setelah memasukannya ke
suatu lembaga persekolahan.
Melihat kondisi dilapangan saat ini menunjukkan bahwa pembelajaran daring,
atau pembelajaran yang dilakukan dirumah dengan bimbingan orang tua pada siswa
sekolah dasar memiliki beberapa kendala, sehingga tidak sedikit orang tua yang
meminta pihak sekolah untuk dapat dengan segera melakssiswaan pembelajaran
secara tatap muka. Kendala- kendala yang dialami orang tua dalam mendampingi
siswa belajar dirumah meliputi antara lain:
1. Kurangnya Pemahaman Materi Oleh Orang Tua, pemahaman materi Yang kurang
oleh orang tua dalam mendampingi siswa belajar dirumah dimasa pandemi ini
menjadi kendala selama pembelajaran dirumah atau daring, banyak orang tua yang
kurang dalam memahami materi yang diberikan oleh pihak sekolah atau guru,
orang tua menganggap tugas yang diberikan terlihat sulit sehingga mereka sulit
untuk menyampaikannya kepada siswa (Cahyati & Kusumah, 2020) Pemahaman
materi yang luas yang dimiliki oleh orang tua sangat bermanfaat dalam membantu
siswa belajar dirumah. Orang tua membantu siswa belajar dirumah berdasarkan
kegiatan yang ada disekolah, seperti membacakan buku cerita yang mendidik dan
membantu siswa mengerjakan tugas-tugas dari sekolah (Diadha, 2020).
Pembelajaran tidak bisa maksimal jika orang tua belum sepenuhnya memahami
materi yang diberikan oleh guru untuk diajarkan kepada siswa.
2. Kesulitan Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa, nenumbuhkan minat belajar
siswa menjadi juga menjadi kendala yang dirasakan oleh orang tua selama
mendampingi siswa belajar dirumah dimasa pandemi Covid-19. Hal ini tentu
menjadi hambatan yang berarti, mengingat bahwa membangun motivasi siswa
adalah cara yang ampuh dalam membentuk hasil akademis siswa yang bagus
(Master & Walton, 2013). Mengungkapkan minat secara keseluruhan memberikan
kekuatan untuk belajar, oleh sebab itu hal pertama yang penting dalam sebuah
pembelajaran adalah menumbuhkan minat untuk belajar (Hurlock, 1978). Minat
juga bisa diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan
bertindak terhadap seseorang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat
tersebut disertai dengan perasaan senang (Nofita, 2012). Memperhatikan pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan minat siswa untuk belajar sangat
berperan penting dalam melaksanaan aktivitas belajar atau kegiatan pembelajaran.
Namun yang dihadapi orang tua dalam mendampingi siswa belajar di rumah di
masa pandemi Covid-19 berbeda dari yang diharapkan.
3. Tidak Memiliki Cukup Waktu Untuk Mendampingi Siswa Belajar Dirumah
Karena Harus Bekerja, orang tua tidak memiliki cukup waktu untuk menemani
siswa belajar dirumah karena harus bekerja menjadi masalah lain dimasa
pandemic Covid-19 ini. Peran orang tua sangatlah penting dalam pelaksanaan
belajar dirumah di masa pandemi Covid-19, sebab orang tua adalah pendidik yang
pertama bagi siswa dalam pendidikan keluarga, maka dari itu, orang tua harus
selalu berupaya semaksimal mungkin untuk membimbing siswa ketika belajar
dirumah (Irhamnna, 2016.). terkadang kurangnya waktu yang dimiliki orang
akibat sibuk bekerja di luar Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh orang
tua untuk mendampingi siswa belajar dirumah, seharusnya tidak bisa menjadi
penghalang momentum keluarga dan juga menjadi ekspetasi kita semua sehubung
dengan surat edaran nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (Covid-19).
4. Kendala Terkait Jangkauan Layanan Internet, letak kepulauan Indonesia yang
beragam menyebabkan tidak semua wilayah terjangkau oleh layanan internet dan
sebaran jaringan internet yang lamban sewaktu-waktu (Ratu et al., 2020). Hal
negatif lain mengenai layanan internet yaitu memungkinkan berpengaruh pada
kesehatan peserta didik. Kendala lain yang ditemukan yaitu kemampuan orang tua
untuk memberikan fasilitas pendidikan online seperti penggunaan jaringan
internet yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit (Jones & Sharma, 2019).
Kondisi tersebut tampaknya berbeda dengan di Cina yang telah sanggup
menyediakan infrastruktur pendukung pembelajaran daring di sekolah dan
universitas dengan lebih baik. Sejak beberapa dekade terakhir Pemerintah Cina
telah membangun sejumlah proyek nasional untuk menyiapkan infrastruktur
pembelajaran daring di sekolah bahkan membuat proyek sekolah online (Wang &
Chen, 2009). Permasalahan-permasalahan yang disebutkan diatas tentu harus tetap
di evaluasi supaya siswa-siswa dapat memperoleh pembelajaran yang lebih baik.
Kuncinya adalah untuk melakukan pembelajaran online sesuai dengan kondisi
setempat (Zhang et al.,2020.), apalagi di negara Indonesia yang masih banyak
daerah- daerah dengan minimnya jangkauan internet.
5. Kesulitan Dalam Mengoperasikan Gadget, kesulitan dalam mengoperasikan
gadget juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi orang tua dalam
mendampingi siswa belajar dirumah dimasa pandemi Covid-19. Hal ini sejalan
dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran daring, tidak
semua orang tua mampu mengoperasikan gadget karena ada beberapa orang tua
yang keadaanya masih belum melek teknologi (Lestari & Gunawan, 2020).
Penguasaan teknologi yang rendah oleh orang tua saat pembelajaran daring juga
disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Karnawati & Mardiharto (2020).
Mereka berpendapat bahwa hal ini merupakan kendala yang paling sering ditemui
dalam pembelajaran daring. Mengingat bahwa didalam pembelajaran daring, tidak
semua orang tua mampu megoperasikan gadget, penting untuk diperhatikan
bahwa komunikasi antara orang tua dan guru sangat dibutuhkan dalam hal ini
(Herliandry et al., 2020) guru bisa meminimalkan tingkat kesulitan penggunaan
gadget terhadap orang tua yang memiliki keluhan terhadap pengoperasian gadget.
Guru bisa memberikan pekerjaan siswa melalui pesan singkat kepada orang tua
dan membantu siswa untuk menyelesaikannya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa peran orangtua
sangatlah di butuhkan dalam mendampingi siswanya belajar dimasa pandemi
sangatlah penting, karena apabila terdapat kesalahan dalam mendampingi belajar
maka akan berdampak pada pengetahuan siswa saat sudah dewasa.
2.1.4.5 Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring
Dukungan orangtua atau wali murid sangatlah penting untuk
keberlangsungan pembelajaran daring ini. Berikut adalah peran orangtua dalam
mendampingi anak belajar secara daring di rumah:
1. Orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana orang tua dapat
membimbing anaknya dalam belajar secara jarak jauh dari rumah.
2. Orang tua sebagai fasilitator, yaitu orang tua sebagai sarana dan pra-sarana bagi
anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
3. Orang tua sebagai motivator, yaitu orang tua dapat memberikan semangat serta
dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga anak
memiliki semangat untuk belajar, serta memperoleh prestasi yang baik.
4. Orang tua sebagai pengaruh atau director, Orang tua mempunyai peran untuk
selalu membimbing anaknya agar dapat mencapai keberhasilan di masa yang
akan datang. Orang tua juga berperan untuk mengarahkan anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimiliki oleh masing-masing anak. Hal ini dikarenakan
anak mempunyai bakat yang berbeda-beda. Anak memiliki hak
Kemudian dikutip dari laman resmi Badan Penelitian, Pengembangan, dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud: 2020), terdapat
tiga peran orang tua dalam pembelajaran daring di rumah yaitu:
1. Orangtua Memastikan Anak Belajar Daring dengan Aman, Orangtua membantu
anak agar dapat belajar dengan aman serta efektif, baik di sekolah maupun di
rumah, baik secara luring maupun daring. Jangan lupa untuk mempraktekkan
protokol kesehatan sebelum dan sesudah belajar.
2. Beri Semangat Anak untuk Belajar Secara Daring, Anak cenderung mudah bosan
dan kehilangan semangatnya, oleh karena itu orantua perlu mendukung dengan
memberikannya semangat. Jika belajar di rumah, ciptakanlah suasana yang
menyenangkan. Anak juga bisa diberikan ruangan khusus untuk belajar agar tidak
terdistraksi oleh mainan atau benda elektronik lainnya selain yang digunakan
untuk belajar.
3. Hubungi Guru atau Dinas, Dalam pembelajaran daring, orangtua berperan sebagai
guru di rumah yang ikut menyampaikan materi kepada anak. Apabila mengalami
kendala terkait pembelajaran, misalnya tidak memiliki waktu untuk mengajari
anak, maka Parents bisa menghubungi guru atau Dinas Pendidikan setempat
untuk menemukan solusi yang tepat.
Bedasarkan kutipan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa peran orangtua
dalam pembelajaran daring yaitu memberikan motivasi dan semanga belajar untuk
anak agar anak dapat mengikuti pembelajaran daring dengan baik. Selain itu orang
tua wajib memberikan fasilitas baik kepada anak dan ketika anak mengalami masalah
dalam pembelajaran daring orang tua pula wajib memberikan solusi agar anak tetap
mengikuti pembelajaran daring dengan baik.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian telah dilakukan peneliti terdahuku yang relevan dengan
pemberian peran orang tua dalam mengoprasikan Google Classrom dimasa pandemic
Covid-19. Berikut ini penjelasan tentang penelitian terdahulu yang relevan:
1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Abdul Latip (2020) dengan berjudul “Peran Literasi Teknologi Informasi
dan Komunikasi Pada Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19
”. Persamaan penelitian yang dilakukan Abdul Latip yaitu sama-sama
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dari
rumah dimasa pandemic Covid-19. Perbedaannya, penelitian yang dilakukan
Abdul Latip terdapat variable lain yaitu penerapan literasi dalam pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi. Peneliti memfokuskan penelitiannya
terhadap pentingnya literasi teknologi informasi dan komunikasi sabagai
kunci dan penunjang pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi
Covid-19.
2. Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Vicky Dwi Wicaksono dan Putri Rachmadyanti (2016) dengan
berjudul “Pembelajaran Blended Learning Melalui Google Classroom di
Sekolah Dasar ”. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sama-
sama menggunakan Google Classroom sebagai media pembelajaran di
sekolah dasar .Perbedaannya, penelitian yang dilakukan Vicky Dwi
Wicaksono dan Putri Rachmadyanti lebih menekankan pada aspek
penggunaan pembelejaran blended learning melalui Google Classroom
sebagai bentuk pengawasan guru terhadap siswanya ketika diluar sekolah.
Peneliti memfokuskan penelitiannya untuk mendeskripsikan blended
learning, mengetahui Google Classroom sebagai alternative dalam
pembelajaran, dan pembelajaran blended learning melalui Google Classroom.
3. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Agustien Lilawati (2020) dengan berjudul “Peran Orang Tua dalam
Mendukung Kegiatan Pembelajaran di Rumah pada Masa Pandemi ”.
Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama melibatkan
peran orang tua dalam proses belajar dari rumah dimasa pandemic Covid-19.
Perbedaannya, penelitian yang dilakukan Agustien Lilawati lebih menekankan
pada peran orang tua terhadap siswanya dalam belajar dari rumah dimasa
pandemi Covid-19. Peneliti memfokuskan penelitiannya terhadap perang
orang tua terhadap penerapan pembelajaran dari rumah pada masa pandemi
dalam mendidik siswa meliputi pendampingan dan sebagai motivator, selain
itu untuk mengetahui dampak peran orang tua terhadap pembelajaran pada
masa pandemic.
2.3 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan konsep berpikir peneliti untuk mempermudah
penelitian sehingga jelas arahnya. Penelitian ini akan mengkaji Peran Orang tua
terhadap pengoprasian gadget melalui aplikasi Google Classroom di SDN 01 Suko
Kulon, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. Ide penelitian ini bermula dari
keresahan peneliti terhadap banyaknya siswa sekolah dasar di SD N 01 Suko Kulon
saat melakukan pembelajaran daring belum maksimal, terutama siswa masih belum
memahami pengoprasian Google Classroom, penyebab dari belum pahamnya siswa
dalam pengoprasian Google Classroom beberapa orangtua yang belum bisa
sepenuhnya mendampingi siswanya dalam melakukan pembelajaran darinng melalu
Google Classroom. Di dalam masa pandemi Siswa membutuhkan peran orang tua
sebagai pendidik untuk mengantikan guru yang ada di sekolah dan orang tua juga
harus bisa memberikan motivasi kepada siswa agar giat dalam melakukan
pembelajaran, orang tua sebagai fasilitator, orang tua harus memberikan fasilitas
seperti gadget untuk mendukung siswa dalam melakukan pembelajaran daring. Selain
memberikan fasilitas orang tua harus membimbing siswanya untuk mengoprasikan
gadget. Di dalam membimbing siswanya untuk mengoprasikan gadget masih banyak
orang tua yang beulm paham untuk mengoprasikannya dikarenakan sebagian orang
tua siswa masih buta akan media teknologi. Oleh karena itu orang tua dipaksa untuk
belajar menggunakan gadget agar bisa mendampingi siswanya dalam mengoprasikan
gadget untuk pembelajaran melalui aplikasi Google Classroom di SD N 01 Suko
Kulon. Berikut bagan yang di sajikan oleh peneliti :

Kelas IV SDN O1 Suko


Kulon

Pandemi

Belajar Dari Rumah Peran Orang Tua


Melalui daring
online  Pembimbing
menggunakan  Motivator
Google  Fasilitator
Classroom  Director
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat
Penelitian ini akan dilakssiswaan di Desa Suko Kulon, Kecamatan Margorejo,
Kabupaten Pati. Dimana di dalam penelitian ini akan memperdalam peran orang
tua dalam pengoprasian gadget melalui Google Classroom yang diterapkan
kepada siswa SD N 01 Suko Kulon.
3.1.2 Waktu
Penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelakasnaan dan pelaporan,
adapapun waktu yang digunakan utuk merencsiswaan penelitian pada bulan Maret,
kemudian pelaksanaan penelitian pada bulan Mei dan laporan penelitian
dimungkinkan pada bulan Juli 2021 yang bertepat di Desa Suko Kulon Kecamatan
Margorejo Kabupaten Pati. Penelitian ini diharapkan dapat selesai tepat waktu
sehingga peneliti dalam memperoleh hasil penelitian sesuai dengan apa yang sudah
direncsiswaan.
3.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif karena dilakukan dengan mengutamakan kedalaman penghayatan
konsep yang dikaji secara empiris. Penelitian kualititatif ini dilakukan dengan
mengumpulkan data yang umumya peneliti dapat menemukan data deskriptif
maupun dokumentasi yang diperoleh dari kegiatan observasi. Data didapatkan
berupa catatan observasi, catatan wawancara, dokumentasi lapangan, foto-foto dan
data pendukung lainya. Ciri dari penelitian ini terletak pada fokus penelitian, yaitu
kajian mendalam tentang keadaan tertentu.
Sugiyono (2016: 15) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada fislafat postpositivisme yang digunakan
untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrument
kunci dan hasilnya lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Salah satu ciri
penelitian kualitatif menurut Gall et al, 2003 ( dalam Punaji, 2010) terletak pada
foku penelitian yaitu kajian secara intensif tentang keadaan tertentu, yang berupa
atau suatu fenomena. Menurut Punaji, (2010:34) penelitian kualitatif adalah
penelitian dimana peneliti dalam melakukan penelitaiannya menggunkan teknik-
teknik observasi, wawancara dan interview, analisis data dengan menggunakan
metode pengumpulan data lainnya untuk untuk menyajikan respon-respon dan
perilaku subjek. Sejalan dengan pendapat Stake, 2016 (dalam Punaji, 2010)
Penelitian kualitatif peneliiti tidak cukup hanya mendeskripsikan data tetapi ia
harus memberikan penafsiran atau intepretasi dan pengkajian secara mendalam dan
mengikuti perkembangan kasus tersebut. Sedangkan penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan,
peristiwa, objek apakah orang atau segala hal yang terkait dengan variabel-variabel
yang bisa dijelaskan dengan baik Punaji, (2010:33.)
Mengacu pada pendapat beberapa ahli, dalam penelitian ini cenderung terjun
di lapangan dan peneliti secara langsung dapat menganalisis data yang didapat.
Adapun rancangan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Melihat kondisi di lapangan dengan cara melakukan observasi untuk
mengtahui situasi yang ada di lapangan tepatnya di rumah siswa SD N 01
Suko Kulon.
2. Mengumpulkan studi literatur dengan melihat kondisi lapangan dan
mengaitkan dengan teori-teori ahli yang sesuai.
3. Merencsiswaan tahapan dalam pemecahkan masalah yang ada dengan
dikaitkan teori-teori yang berkaitan.
4. Pelaksanaan penelitian, dalam tahap ini peneliti akan melakssiswaan
penelitian terhadap orang tua siswa, siswa dan guru sebagai sumber data
primer yang didapat dari penelitian.
5. Pengumpulan data, dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data dengan
cara melakssiswaan observasi awal, wawancara, dokumentasi kegiatan dan
pencataatam penelitian sehingga data-data tersebut akan disesuaikan.
6. Melakukan analisis data, analisis data akan dilakukan dengan cara akan
menganalisi data yang sdah didapat dari proses pengumpulan data. Data
yang terkumpul akan direduksi, disajikan dan disimpulkan kemudian
diverifikasi.
7. Penyimpulan hasil penelitian, tahap ini akan dilakssiswaan penyimpulan
terhadap data yang telah dianalisis sehingga peneliti akan memeroleh hasil
penelitian yang baik. Dalam hal ini bagaimana peranan orang tua dalam
pendidikan pada masa pandemi melalui Google Classroom siswa SD N 01
Suko Kulon.
8. Evaluasi dan tindak lanjut penelitian, tahap ini merupakan tahap terakhir
pada penelitian ini. Hasil penelitian akan dicoba untuk dievaluasi sehingga
akan diberikan tindak lanjut terhadap permasalahan penelitian.
3.3 Peranan Peneliti
Pada penelitian ini, peneliti memiliki peranan yang begitu penting untuk
terwujudnya keberhasilan dalam penelitian. Peneliti memiliki peranan mulai dari
observasi terhadap permaslaahan sampai akhir menyimpulkan hasil penelitian
yang telah didapat. Peran peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai,
perencana penelitian, pengumpul data penelitian, penganalisis data hingga
akhirnya menyimpulkan data yang didapatkan dari sebuah penelitian tersebut.
Oleh karenanya peneliti disini memiliki peranan yang begitu penting untuk
melakukan sebuah penelitian. Peneliti tidak hanya sebagai seorang yang murni
mengumpulkan data melainkan peneliti juga berperan sebagai pendamping dari
objek yang akan diteliti.
Berkaitan dengan pendidikan usia sekolah dasar, peneliti berusaha
memecahkan fenomina pengoprasian gadget melalui aplikasi Google Classroom
yang diterapkan oleh orang tua terhadap siswa sehingga peneliti mampu informasi
yang kaitanya dengan bentuk pengoprasian gadget melalui aplikasi Google
Classroom yang diterapkan orang tua. Setelah itu peneliti berupaya memberikan
solusi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian sehingga hasil dari
penelitian bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.
3.4 Data dan Sumber Data
3.4.1 Data
Data informasi penting yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data
kualitatif. Data lebih banyak berupa uraian kata-kata. Dalam penelitian ini
diperoleh secara lisan maupun tulisan. Data lisan diperoleh dari hasil wawancara
dari narasumber yaitu orang tua siswa. Data tulisan diperoleh dari hasil teori
pendukung yang ada di buku terkait pendukung variabel yang akan diteliti yaitu
peran orang tua.
Data sementara yang diperoleh dari hasil observasi yang dilakssiswaan di SD
N 01 Suko Kulon tepatnya di kelas IV memiliki jumlah siswa sebanyak 20 siswa
meliputi 8 laki-laki dan 12 perempuan. Kondisi siswa menunjukan bahwa lebih
dari setengah jumlah siswa dikelas mengaku dalam belajar dari rumah melalui
Google Classroom mengalami kesulitan dalam pengoprasian dan pemahami materi
dan soal yang terdapat di Google Classroom. Pernyataan tersebut menjadi lebih
kuat dengan penjelasan yang diberikan oleh guru kelas bahwa lebih dari setengah
jumlah siswa dikelas memiliki motivasi belajar yang rendah. Berdasar pada
identitas data orang tua siswa kelas 4 rata-rata adalah berprofesi sebagai buruh
pabrik, pedagang dan karyawan hal ini akan menjadi bahan penelitian bagaimana
bentuk peran orang tua dilihat dari background keluarga yang berbeda-beda.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data adalah subjek data yang diperoleh. Sumber data pada penelitian
ini adalah orang tua siswa yang akan memberikan informasi secara langsung
dengan dilakukanya wawancara. Sumber data dibedakan menjadi dua yaitu data
primer data sekunder. Berikut penjelasannya menurut Sugiyono (2016: 308)
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
seseorang.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung atau dapat melalui orang lain
atau teori-teori yang ada di buku.
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Jonathan (2006:209) jika dilihat
dari jenisnya data kualitatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan
sekunder:
1. Data primer : data ini berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui
wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam
penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti.
2. Data sekunder : data ini berupa data yang sudah tersedia dan dapat
diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca , melihat atau mendengarkan.
Data ini biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti.
Data primer dan data sekunder akan di olah menjadi data, orang tua siswa dan
lainya yang dapat menjadi pendukung informasi akan dijadikan sumber data
utama.
Data primer dalam penelitian ini adalah orang tua siswa, siswa SD N 01 Suko
Kulon dan guru. Berikut penjelasan tujuan data yang akan diperoleh.
1. Orang tua siswa, dalam subjek penelitian ini data yang akan diperoleh
berupa penjelasan deskriptif terkait dengan bagaimana Pengoprasian Media
Clasroom yang diberikan oleh guru dan implikasinya terhadap Peran Orang
tua.
2. Siswa, pada bagian ini peneliti akan menggali tentang cara siswa
mengoprasikan media Clasroom untuk belajar dari rumah.
3. Guru kelas, peneliti akan menyesuaikan informasi yang didapat dari orang
tua dan siswa sehingga guru dapat memberikan informasi yang sesuai
dengan kondisi belajar dari rumah
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2016 :308) teknik pengumpulan data adalah merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Berdasarkan pendapat ahli maka tahap pengumpulan data
adalah tahap yang menjadi palng penting dalam penelitian ini karena pada tahap
ini peneliti akan mendapatkan sumber data yang akan dianalisis, berikut
merupakan teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.
3.5.1 Obervasi
Menurut Nasution dalam (sugiyono, 2016) menyatakan bahwa, observasi
adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya bekerja berdasarkan
data, yaitu dunia kenyataan yang diperoleh dari obsevasi. Menurut Jonathan
(2006:224) kegiatan bservasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik
kejadian-kejadian, perilaku, objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperluka
dalam mendukung penelitian yang sedang dilalukan.
Observasi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah observasi
partisipan. Peneliti akan melakukan observasi tentang beberapa hal yang terkait
dengan peran orang tua terhadap pengoprasian gadget melalui aplikasi Google
Classroom pada masa pandemi. Melalui pengamatan langsung diharapkan peneliti
dapat memperoleh data yang dibutuhkan dalam menunjang hasil penelitian.
3.5.2 Wawancara
Sugiyono (2016) wawancara mendalam berupa wawancara semi terstruktur.
Wawancara semi struktur dalam pelaksanaannya lebih bebas dari pada wawancara
struktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan
lebih terbuka dan mendapatkan inormasi lebih jauh. Wawancara mendalam
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.
Wawancara menjadi dasar utama dalam penelitian kualitatif yang dipercayai data
yang akan didapatkan bersifat (valid). Wawancara identik dengan penelitian kualitatif
karena data yang didapatkan merupakan data yang berbentuk deskriptif sehingga
peneliti dapat menganallisis data sesuai dengan informasi yang didapatkan dari
wawancara tersebut. Berikut merupakan narasumber yang rencananya akan
diwawancarai:
a. Orang Tua Siswa Kelas IV SDN 01 Suko Kulon
b. Guru Kelas IV SDN 01 Suko Kulon
c. Siswa Kelas IV SDN 01 Suko Kulon
Jonathan (2006:224) wawancara dalam penekatan kualitatif dibagi menjadi
tiga, yaitu 1) wawancara dengan cara melakukan pembicaraan informal, 2)
wawancara umum yang terarah, 3) wawancara terbuka standar. Dalam
menggunkan teknik wawancara ini keberhasilan dalam mendapatkan data atau
objek yang diteliti sangat tergantung pada kemampuan peneliti dalam melakukan
wawancara.
3.5.3 Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi kegiatan adalah proses pengambilan gambar menggunakan
kamera dalam pelaksanaan penelitian. Segala kejadian dan kegiatan penting dalam
penelitian mulai dari observasi, wawancara dan lainya akan didokumentasikan
hasil gambarnya untuk menjadi sumber data pendukung dari data yang diperoleh
dan untuk memperoleh bukti nyata dari proses penelitian.
3.5.4 Pencatatan
Pencatatan adalah proses mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan
data yang dibutuhkan oleh peneliti. Penelitia akan dicatat dengan menggunakan
buku catatan sederhana dan lembar pedoman observasi. Mulai dari hal-hal kecil
hingga penting akan dicatat sesuai dengan kbtuhan data yang diperoleh.
3.6 Keabsahan Data
Dalam keabsahan data Lexy (2014:324) menyatakan untuk menentukan
keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan
didasarkan atas kriteria tertentu. ada empat kriteria yang digunakan oleh lexy,
yaitu:
1. Kepercayaan (credibility)
Kriterium ini berfungsi sebagai melakssiswaan inkuiri sedemikian rupa
sehingga tingkat kepercayaan penemuanya dapat dicapai. Kedua
mempertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
2. keteralihan ( transferbility)
Berfungsi sebagai mengumpulkan kejadian empiris tentang temuan
kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk
menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan
tentang pengalihan tersebut.
3. Kebergantungan ( dependability)
Kebergantungan merupakan substitusi dari istilah reliabilitas pada penlitian
nonkualitaif sehingga ia memiliki kesamaan fungsi.
4. Kepastian (confirmabiliy)
Kriterium kepastian berasal dari konsep objektivitas menurut nonkualitatif.
Nonkualitatif menetapkan objektivitas dari segi keseoakatan antar subjek.
3.7 Analisis Data
Dalam tahap analisis data peneliti menggunakan model interaktif yang terdiri
dari tiga tahap kegiatan . Menurut Miles Dan Huberman (1992: 16) menyatakan
dalam analisis interaktif dengan pendekatan kualitatif berlangsung secar terus
menerus samapai tuntas hingga datanya jenuh. Dalam menganalisis data kualitatif
harus melalu 3 tahapan antara lain:
1. Reduksi data (data reduction)
Reduksi data merupakan rangkuman dari hal-hal penting seperti memilih dan
memfokuskan hal pokok dab membuang hal yang tidak diperlukan serta mencari
tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah penliti dalam melakukan pengumpulan data
selanjutnya.
2. Penyajian data (data display)
Tahap selnjutnya adalah penyajian data yang merupakan sekumpulan
informasi yang telah tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2015)
menyatakan penyajian data dalam penelitian kualitatif menggunakan data secara
deskriptif yang bersifat naratif.
3. Verifikasi atau penyimpulan (conclusion drawing)
Tahap terkahir yakni verifikasi data yang merupakan penarikan kesimpulan
berdasarkan analisis data dalam penelitian. Menurut Miles Dan Huberman
(dalam Sugiyono, 2015) menyatakan penarikan kesimpulan merupakan suatu
tujuan ulang pada catatan lapangan yang didukung bukti-bukti yang valid dan
konsisten, Maka data tersbut dapat dinyatakan sebagai data yang kredibel.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwanto, 2020. Studi Eksploratif pandemic Covid-19 terhadap Proses


Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala Kependidikan,
Volume 8, Nomor 2.
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Chandrawati, Sri Rahayu. 2010. Pemanfaatan E-Learning Dalam Pembelajaran.
Darmawan, D. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya

Dewi Irmawati, “Pemanfaatan E-Commerce Dalam Dunia Bisnis”, Jurnal Ilmiah


Orasi Bisnis, Edisi Ke-VI, (November 2011): hlm. 95-112 Sri Lestari,
Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
Keluarga (Jakarta: Kencana , 2012) 153

Effendi, Empy dan Hartono Zhuang. 2005. e-Learning Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta: Andi.
Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Evans, M. Patient (2020). Wuhan Coronavirus: What You Need to Know.WebMD
(2020). Coronavirus.
Halodoc. 2020. Jakarta : media online
Hapsari, Swita Amalia 2019. Pemanfaatan Google Classroom Sebagai Media
Pembelajaran
Izenstark, Amanda, and Katie L. Leahy. 2015. “Google Classroom for Librarians:
Features and Opportunities.” Library Hi Tech News 32 (9):1–3.
https://doi.org/10.1108/LHTN-05-2015-0039

Jawarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Preanada Media Group.
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

“Pengertian Google Classroom.” 2017. Gaptex.com. 2017.


http://gaptex.com/pengertian-google-classroom/.
Rusman., Kurniawan D, dan Riyana C. 2012. Pembelajaran Berbasis Komputer:
Mengembangkan Profesionalisme Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Sari, I. N.. (2019). Penngaruh Penggunaan Google Class Room terhadap Efektifitas
Pembelajaran Mahasiswa Universitas Islam Indonesia.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya..
Sunendar, Dadang, dkk. (Tim Penyusun KBBI Edisi Kelima). (2020). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
LAMPIRAN
KISI- KISI PEDOMAN WAWANCARATERHADAP GURU TERKAIT
PERAN ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN DARING
MENGGUNAKAN GOOGLE CLASSROOM

No. Indikator Aspek yang Diamati


1 Biodata siswa kelas IV 1. Jumlah siswa kelas IV SDN Sukokulon 01
SDN Sukokulon 01. yang mengikuti pembelajaran daring.
2. Latar belakang siswa kelas IV SDN
Sukokulon 01.
3. Pendidikan terakhir orang tua/ wali siswa
kelas IV SDN Sukokulon 01.
2 Pembelajaran daring 4. Kesiapan siswa kelas IV kelas IV SDN
online menggunakan Sukokulon 01 mengikuti belajar dari
Google Classroom. rumah melalui daring online menggunakan
Google Classroom.
5. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa
kesulitan dalam belajar dari rumah melalui
daring online menggunakan Google
Classroom.
3 Peran orang tua dalam 6. Upaya yang dilakukan orang tua saat anak
pembelajaran daring online mengalami kesulitan belajar dari rumah
menggunakan Google melalui daring online menggunakan
Classroom. Google Classroom.
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN GURU

Hari/ Tanggal :

Nama :

Orang tua/ Wali :

1. Berapa jumlah siswa kelas IV SDN Sukokulon 01 yang mengikuti

pembelajaran daring?

2. Bagaimana latar belakang siswa kelas IV SDN Sukokulon 01?

3. Bagaimana pendidikan terakhir orang tua/ wali siswa kelas IV SDN

Sukokulon 01?

4. Bagaimana kesiapan siswa kelas IV kelas IV SDN Sukokulon 01 mengikuti

belajar dari rumah melalui daring online menggunakan Google Classroom?

5. Faktor apasajakah yang menyebabkan siswa kesulitan dalam belajar dari

rumah melalui daring online menggunakan Google Classroom?

6. Bagaimana upaya yang dilakukan orang tua saat anak mengalami kesulitan

belajar dari rumah melalui daring online menggunakan Google Classroom?

7.
KISI- KISI PEDOMAN WAWANCARATERHADAP ORANG TUA TERKAIT
PERAN ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN DARING
MENGGUNAKAN GOOGLE CLASSROOM

No. Indikator Aspek yang Diamati


1 Peran orangtua sebagai 1. Meluangkan waktu guna memberikan
guru dalam pembelajaran bimbingan kepada anak selama
daring dirumah. pembelajaran daring dari rumah.
2. Memberikan bimbingan kepada anak
dalam pembelajaran daring dari rumah.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan
guna membimbing anak selama
pembelajaran daring dari rumah.
4. Memberikan contoh pengoprasian media
pembelajaran(Google Classroom) guna
menunjang pembelajaran daring dari
rumah.
2 Orang tua sebagai 5. Menciptakan rumah sebagai tempat belajar
fasilitator dalam yang nyaman bagi siswa selama belajar
pembelajaran daring dari daring dari rumah.
rumah. 6. Memenuhi sarana pembelajaran daring
seperti gadget.
7. Memenuhi sarana pembelajaran daring
seperti peket data atau Wi-Fi.
8. Memenuhi prasarana anak dalam
pembelajaran daring seperti buku reverensi
belajar.
3 Orang tua sebagai director 9. Mengarahkan anak untuk belajar daring
dalam pembelajaran daring menggunakan Google Classroom dengan
dari rumah.
benar.
10. Menentukan konsep pembelajaran daring
dari rumah menggunakan Google
Classroom dengan baik.
11. Menentukan strategi pembelajaran daring
menggunakan Google Classroom dengan
baik.

4 Orang tua sebagai 12. Memberikan semangat serta dukungan


motivator dalam kepada anak dalam pembelajaran daring
pembelajaran daring dari dari rumah.
rumah. 13. Menemukan kesulitan- kesulitan anak
dalam pembelajaran daring menggunakan
Google Classroom.
14. Memberikan motivasi kepada anak saat
menghadapi kesulitan dalam pembelajaran
daring menggunakan Google Classroom.
15. Memberikan contoh penyelesaian kesulitan
belajar daring menggunakan Google
Classroom.
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN ORANG TUA SISWA

Hari/ Tanggal :

Nama :

Orang tua/ Wali :

Isilah dengan menggunakan tanda centang (√ ) pada pernyataan berikut sesuai dengan
keadaan yang terjadi.

Keterangan:

Su : Selalu Kk : Kadang- kadang

Sg : Sering Tp : Tidak Pernah

Keterangan
No. Aspek yang Diamati
Su Sg Kk Tp
1. Meluangkan waktu guna memberikan
bimbingan kepada anak selama pembelajaran
daring dari rumah.
2. Memberikan bimbingan kepada anak dalam
pembelajaran daring dari rumah.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan guna
membimbing anak selama pembelajaran
daring dari rumah.
4. Memberikan contoh pengoprasian media
pembelajaran(Google Classroom) guna
menunjang pembelajaran daring dari rumah.
5. Menciptakan rumah sebagai tempat belajar
yang nyaman bagi siswa selama belajar
daring dari rumah.
6. Memenuhi sarana pembelajaran daring
seperti gadget.
7. Memenuhi sarana pembelajaran daring
seperti peket data atau Wi-Fi.
8. Memenuhi prasarana anak dalam
pembelajaran daring seperti buku reverensi
belajar.
9. Mengarahkan anak untuk belajar daring
menggunakan Google Classroom dengan
benar.
10. Menentukan konsep pembelajaran daring
dari rumah menggunakan Google Classroom
dengan baik.
11. Menentukan strategi pembelajaran daring
menggunakan Google Classroom dengan
baik.
12. Memberikan semangat serta dukungan
kepada anak dalam pembelajaran daring dari
rumah.
13. Menemukan kesulitan- kesulitan anak dalam
pembelajaran daring menggunakan Google
Classroom.
14 Memberikan motivasi kepada anak saat
menghadapi kesulitan dalam pembelajaran
daring menggunakan Google Classroom.
15. Memberikan contoh penyelesaian kesulitan
belajar daring menggunakan Google
Classroom.

SKOR :

Selalu :4

Sering :3

Kadang-kadang : 2
Tidak pernah :1
PEDOMAN ANALISIS OBSERVASI

No. Aspek yang diamati Skor Penjelasan


1. Meluangkan waktu guna 4 Orang tua selalu meluangkan waktu guna
memberikan bimbingan memberikan bimbingan kepada anak
kepada anak selama selama pembelajaran daring dari rumah.
3 Oang tua sering meluangkan waktu guna
pembelajaran daring dari
memberikan bimbingan kepada anak
rumah.
selama pembelajaran daring dari rumah.
2 Orang tua kadang-kadang meluangkan
waktu guna memberikan bimbingan
kepada anak selama pembelajaran daring
dari rumah.
1 Orang tua tidak pernah meluangkan
waktu guna memberikan bimbingan
kepada anak selama pembelajaran daring
dari rumah.
2. Memberikan bimbingan 4 Orang tua selalu memberikan bimbingan
kepada anak dalam kepada anak dalam pembelajaran daring
pembelajaran daring dari dari rumah.
3 Orang tua sering memberikan bimbingan
rumah.
kepada anak dalam pembelajaran daring
dari rumah.
2 Orang tua kadang-kadang memberikan
bimbingan kepada anak dalam
pembelajaran daring dari rumah.
1 Orang tua tidak pernah memberikan
bimbingan kepada anak dalam
pembelajaran daring dari rumah.
3. Menambah wawasan dan 4 Orang tua selalu menambah wawasan
pengetahuan guna dan pengetahuan guna membimbing anak
membimbing anak selama selama pembelajaran daring dari rumah.
pembelajaran daring dari 3 Orang tua sering menambah wawasan
rumah. dan pengetahuan guna membimbing anak
selama pembelajaran daring dari rumah.
2 Orang tua kadang-kadang menambah
wawasan dan pengetahuan guna
membimbing anak selama pembelajaran
daring dari rumah.
1 Orang tua tidak permah menambah
wawasan dan pengetahuan guna
membimbing anak selama pembelajaran
daring dari rumah.
4. Memberikan contoh 4 Orang tua selalu memberikan contoh
pengoprasian media pengoprasian media
pembelajaran(Google pembelajaran(Google Classroom) guna
Classroom) guna menunjang pembelajaran daring dari
menunjang pembelajaran rumah.
3 Orang tua sering memberikan contoh
daring dari rumah.
pengoprasian media
pembelajaran(Google Classroom) guna
menunjang pembelajaran daring dari
rumah.
2 Orang tua kadang-kadang memberikan
contoh pengoprasian media
pembelajaran(Google Classroom) guna
menunjang pembelajaran daring dari
rumah.
1 Orang tua tidak pernah memberikan
contoh pengoprasian media
pembelajaran(Google Classroom) guna
menunjang pembelajaran daring dari
rumah.
5. Menciptakan rumah 4 Orang tua selalu menciptakan rumah
sebagai tempat belajar sebagai tempat belajar yang nyaman bagi
yang nyaman bagi siswa siswa selama belajar daring dari rumah.
3 Orang tua sering menciptakan rumah
selama belajar daring dari
sebagai tempat belajar yang nyaman bagi
rumah.
siswa selama belajar daring dari rumah.
2 Orang tua kadang-kadang menciptakan
rumah sebagai tempat belajar yang
nyaman bagi siswa selama belajar daring
dari rumah.
1 Orang tua tidak pernah menciptakan
rumah sebagai tempat belajar yang
nyaman bagi siswa selama belajar daring
dari rumah.
6. Memenuhi sarana 4 Orang tua selalu memenuhi sarana
pembelajaran daring pembelajaran daring seperti gadget.
3 Orang tua sering memenuhi sarana
seperti gadget.
pembelajaran daring seperti gadget.
2 Orang tua kadang-kadang memenuhi
sarana pembelajaran daring seperti
gadget.
1 Orang tua tidak pernah memenuhi sarana
pembelajaran daring seperti gadget.
7. Memenuhi sarana 4 Orang tua selalu memenuhi sarana
pembelajaran daring pembelajaran daring seperti peket data
seperti peket data atau Wi- atau Wi-Fi.
3 Orang tua sering memenuhi sarana
Fi.
pembelajaran daring seperti peket data
atau Wi-Fi.
2 Orang tua kadang-kadang memenuhi
sarana pembelajaran daring seperti peket
data atau Wi-Fi.
1 Orang tua tidak pernah memenuhi sarana
pembelajaran daring seperti peket data
atau Wi-Fi.
8. Memenuhi prasarana anak 4 Orang tua selalu memenuhi prasarana
dalam pembelajaran daring anak dalam pembelajaran daring seperti
seperti buku reverensi buku reverensi belajar.
3 Orang tua sering memenuhi prasarana
belajar.
anak dalam pembelajaran daring seperti
buku reverensi belajar.
2 Orang tua kadang-kadang memenuhi
prasarana anak dalam pembelajaran
daring seperti buku reverensi belajar.
1 Orang tua tidak pernah memenuhi
prasarana anak dalam pembelajaran
daring seperti buku reverensi belajar.
9. Mengarahkan anak untuk 4 Orang tua selalu mengarahkan anak
belajar daring untuk belajar daring menggunakan
menggunakan Google Google Classroom dengan benar.
3 Orang tua sering mengarahkan anak
Classroom dengan benar.
untuk belajar daring menggunakan
Google Classroom dengan benar.
2 Orang tua kadang-kadang mengarahkan
anak untuk belajar daring menggunakan
Google Classroom dengan benar.
1 Orang tua tidak pernah mengarahkan
anak untuk belajar daring menggunakan
Google Classroom dengan benar.
10. Menentukan konsep 4 Orang tua selalu menentukan konsep
pembelajaran daring dari pembelajaran daring dari rumah
rumah menggunakan menggunakan Google Classroom dengan
Google Classroom dengan baik.
baik. 3 Orang tua sering menentukan konsep
pembelajaran daring dari rumah
menggunakan Google Classroom dengan
baik.
2 Orang tua kadang-kadang menentukan
konsep pembelajaran daring dari rumah
menggunakan Google Classroom dengan
baik.
1 Orang tua tidak pernah menentukan
konsep pembelajaran daring dari rumah
menggunakan Google Classroom dengan
baik.
11. Menentukan strategi 4 Orang tua selalu menentukan strategi
pembelajaran daring pembelajaran daring menggunakan
menggunakan Google Google Classroom dengan baik.
3 Orang tua sering menentukan strategi
Classroom dengan baik.
pembelajaran daring menggunakan
Google Classroom dengan baik.
2 Orang tua kadang-kadang menentukan
strategi pembelajaran daring
menggunakan Google Classroom dengan
baik.
1 Orang tua tidak pernah menentukan
strategi pembelajaran daring
menggunakan Google Classroom dengan
baik.
12. Memberikan semangat 4 Orang tua selalu memberikan semangat
serta dukungan kepada serta dukungan kepada anak dalam
anak dalam pembelajaran pembelajaran daring dari rumah.
3 Orang tua sering memberikan semangat
daring dari rumah.
serta dukungan kepada anak dalam
pembelajaran daring dari rumah.
2 Orang tua kadang-kadang memberikan
semangat serta dukungan kepada anak
dalam pembelajaran daring dari rumah.
1 Orang tua tidak pernah memberikan
semangat serta dukungan kepada anak
dalam pembelajaran daring dari rumah.
13. Menemukan kesulitan- 4 Orang tua selalu menemukan kesulitan-
kesulitan anak dalam kesulitan anak dalam pembelajaran
pembelajaran daring daring menggunakan Google Classroom.
3 Orang tua sering menemukan kesulitan-
menggunakan Google
kesulitan anak dalam pembelajaran
Classroom.
daring menggunakan Google Classroom.
2 Orang tua kadang-kadang menemukan
kesulitan- kesulitan anak dalam
pembelajaran daring menggunakan
Google Classroom.
1 Orang tua tidak pernah menemukan
kesulitan- kesulitan anak dalam
pembelajaran daring menggunakan
Google Classroom.
14. Memberikan motivasi 4 Orang tua selalu memberikan motivasi
kepada anak saat kepada anak saat menghadapi kesulitan
menghadapi kesulitan dalam pembelajaran daring menggunakan
dalam pembelajaran daring Google Classroom
3 Orang tua sering memberikan motivasi
menggunakan Google
kepada anak saat menghadapi kesulitan
Classroom.
dalam pembelajaran daring menggunakan
Google Classroom
2 Orang tua kadang-kadang memberikan
motivasi kepada anak saat menghadapi
kesulitan dalam pembelajaran daring
menggunakan Google Classroom
1 Orang tua tidak pernah memberikan
motivasi kepada anak saat menghadapi
kesulitan dalam pembelajaran daring
menggunakan Google Classroom
15. Memberikan contoh 4 Orang tua selalu memberikan contoh
penyelesaian kesulitan penyelesaian kesulitan belajar daring
belajar daring menggunakan Google Classroom.
3 Orang tua sering memberikan contoh
menggunakan Google
penyelesaian kesulitan belajar daring
Classroom.
menggunakan Google Classroom.
2 Orang tua kadang-kadang memberikan
contoh penyelesaian kesulitan belajar
daring menggunakan Google Classroom.
1 Orang tua tidak pernah memberikan
contoh penyelesaian kesulitan belajar
daring menggunakan Google Classroom.
KISI- KISI PEDOMAN WAWANCARATERHADAP SISWA TERKAIT
PEMBELAJARAN DARING MENGGUNAKAN GOOGLE CLASSROOM

No. Indikator Aspek yang Diamati


1 Pembelajaran dari rumah 1. Siswa mengikuti pembelajaran dari rumah
melalui daring online. melalui daring online.
2. Siswa menerima materi pembelajaran dari
guru melalui daring online.
3. Siswa memahami materi pembelajaran
yang disampaikan oleh guru melalui
daring online.
4. Siswa mengidentifikasi materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
melalui daring online.
5. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru dalam belajar dari rumah
melalui daring online.
6. Siswa menerapkan konsep pembelajaran
yang diberikan oleh guru dalam belajar
dari rumah melalui daring online.
7. Siswa menganalisis materi pembelajaran
yang diberikan oleh guru dalam belajar
dari rumah melalui daring online.
8. Siswa mengkombinasikan konsep
pembelajaran untuk mengerjakan tugas
dari guru dalam belajar dari rumah melalui
daring online.
9. Siswa menganalisis materi pembelajaran
yang disampaikan oleh guru melalui
daring online.
2 Pembelajaran daring 10. Siswa menggunakan Google Classroom
online menggunakan sebagai media belajar dari rumah melalui
Google Classroom. daring online.
11. Siswa mengetahui fitur- fitur yang terdapat
di Google Classroom.
12. Siswa menerima materi belajar dari rumah
yang disampaikan oleh guru melalui
Google Classroom.
13. Siswa melakukan interaksi tanya jawab
melalui Google Classroom.
14. Siswa mengerjakan tugas belajar dari
rumah yang diterima melalui Google
Classroom.
15. Siswa mengumpulkan tugas belajar dari
rumah melalui Google Classroom.
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN SISWA

Hari/ Tanggal :

Nama :

Isilah dengan menggunakan tanda centang (√ ) pada pernyataan berikut sesuai dengan
keadaan yang terjadi.

Keterangan:

Sb : Sangat bisa Cb : Cukup bisa

B : Bisa Kb : Kurang bisa

Keterangan
No. Aspek yang Diamati
Sb B Cb Kb
1. Siswa mengikuti pembelajaran dari rumah
melalui daring online.
2. Siswa menerima materi pembelajaran dari
guru melalui daring online.
3. Siswa memahami materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru melalui daring online.
4. Siswa mengidentifikasi materi pembelajaran
yang disampaikan oleh guru melalui daring
online.
5. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru dalam belajar dari rumah melalui
daring online.
6. Siswa menganalisis materi pembelajaran
yang diberikan oleh guru dalam belajar dari
rumah melalui daring online.
7. Siswa menganalisis materi pembelajaran
yang diberikan oleh guru dalam belajar dari
rumah melalui daring online.
8. Siswa mengkombinasikan konsep
pembelajaran untuk mengerjakan tugas dari
guru dalam belajar dari rumah melalui daring
online.
9. Siswa menganalisis materi pembelajaran
yang disampaikan oleh guru melalui daring
online.
10. Siswa menggunakan Google Classroom
sebagai media belajar dari rumah melalui
daring online
11. Siswa mengetahui fitur- fitur yang terdapat
di Google Classroom.
12. Siswa menerima materi belajar dari rumah
yang disampaikan oleh guru melalui Google
13. Siswa melakukan interaksi tanya jawab
melalui Google Classroom.
14 Siswa mengerjakan tugas belajar dari rumah
yang diterima melalui Google Classroom.
15. Siswa mengumpulkan tugas belajar dari
rumah melalui Google Classroom.
SKOR :

Sangat bisa :4

Bisa :3

Cukup bisa :2

Kurang bisa :1
PEDOMAN ANALISIS OBSERVASI

No. Aspek yang diamati Skor Penjelasan


1. Siswa mengikuti 4 Siswa sangat bisa mengikuti
pembelajaran dari rumah pembelajaran dari rumah melalui daring
melalui daring online. online.
3 Siswa bisa mengikuti pembelajaran dari
rumah melalui daring online.
2 Siswa cukup bisa mengikuti pembelajaran
dari rumah melalui daring online.
1 Siswa kurang bisa mengikuti
pembelajaran dari rumah melalui daring
online.
2. Siswa menerima materi 4 Siswa sangat bisa menerima materi
pembelajaran dari guru pembelajaran dari guru melalui daring
melalui daring online. online.
3 Siswa bisa menerima materi
pembelajaran dari guru melalui daring
online.
2 Siswa cukup bisa menerima materi
pembelajaran dari guru melalui daring
online.
1 Siswa kurang bisa menerima materi
pembelajaran dari guru melalui daring
online.
3. Siswa memahami materi 4 Siswa sangat bisa memahami materi
pembelajaran yang pembelajaran yang disampaikan oleh
disampaikan oleh guru guru melalui daring online.
3 Siswa bisa memahami materi
melalui daring online.
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru melalui daring online.
2 Siswa cukup bisa memahami materi
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru melalui daring online.
1 Siswa kurang bisa memahami materi
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru melalui daring online.
4. Siswa mengidentifikasi 4 Siswa sangat bisa mengidentifikasi materi
materi pembelajaran yang pembelajaran yang disampaikan oleh
disampaikan oleh guru guru melalui daring online.
3 Siswa bisa mengidentifikasi materi
melalui daring online.
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru melalui daring online.
2 Siswa cukup bisa mengidentifikasi materi
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru melalui daring online.
1 Siswa kurang bisa mengidentifikasi
materi pembelajaran yang disampaikan
oleh guru melalui daring online.
5. Siswa mengerjakan tugas 4 Siswa sangat bisa mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru yang diberikan oleh guru dalam belajar
dalam belajar dari rumah dari rumah melalui daring online.
3 Siswa bisa mengerjakan tugas yang
melalui daring online.
diberikan oleh guru dalam belajar dari
rumah melalui daring online.
2 Siswa cukup bisa mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru dalam belajar
dari rumah melalui daring online.
1 Siswa kurang bisa mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru dalam belajar
dari rumah melalui daring online.
6. Siswa menganalisis materi 4 Siswa sangat bisa menganalisis materi
pembelajaran yang pembelajaran yang diberikan oleh guru
diberikan oleh guru dalam dalam belajar dari rumah melalui daring
belajar dari rumah melalui online.
3 Siswa bisa menganalisis materi
daring online.
pembelajaran yang diberikan oleh guru
dalam belajar dari rumah melalui daring
online.
2 Siswa cukup bisa menganalisis materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru
dalam belajar dari rumah melalui daring
online.
1 Siswa kurang bisa menganalisis materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru
dalam belajar dari rumah melalui daring
online.
7. Siswa menganalisis materi 4 Siswa sangat bisa menganalisis materi
pembelajaran yang pembelajaran yang diberikan oleh guru
diberikan oleh guru dalam dalam belajar dari rumah melalui daring
belajar dari rumah melalui online.
3 Siswa bisa menganalisis materi
daring online.
pembelajaran yang diberikan oleh guru
dalam belajar dari rumah melalui daring
online.
2 Siswa cukup bisa menganalisis materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru
dalam belajar dari rumah melalui daring
online.
1 Siswa kurang bisa menganalisis materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru
dalam belajar dari rumah melalui daring
online.
8. Siswa mengkombinasikan 4 Siswa sangat bisa mengkombinasikan
konsep pembelajaran konsep pembelajaran untuk mengerjakan
untuk mengerjakan tugas tugas dari guru dalam belajar dari rumah
dari guru dalam belajar melalui daring online.
3 Siswa bisa mengkombinasikan konsep
dari rumah melalui daring
pembelajaran untuk mengerjakan tugas
online.
dari guru dalam belajar dari rumah
melalui daring online.
2 Siswa cukup bisa mengkombinasikan
konsep pembelajaran untuk mengerjakan
tugas dari guru dalam belajar dari rumah
melalui daring online.
1 Siswa kurang bisa mengkombinasikan
konsep pembelajaran untuk mengerjakan
tugas dari guru dalam belajar dari rumah
melalui daring online.
9. Siswa menganalisis materi 4 Siswa sangat bisa menganalisis materi
pembelajaran yang pembelajaran yang disampaikan oleh
disampaikan oleh guru guru melalui daring online.
3 Siswa bisa menganalisis materi
melalui daring online.
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru melalui daring online.
2 Siswa cukup bisa menganalisis materi
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru melalui daring online.
1 Siswa kurang bisa menganalisis materi
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru melalui daring online.
10. Siswa menggunakan 4 Siswa sangat bisa menggunakan Google
Google Classroom sebagai Classroom sebagai media belajar dari
media belajar dari rumah rumah melalui daring online
3 Siswa bisa menggunakan Google
melalui daring online
Classroom sebagai media belajar dari
rumah melalui daring online
2 Siswa cukup bisa menggunakan Google
Classroom sebagai media belajar dari
rumah melalui daring online
1 Siswa kurang bisa menggunakan Google
Classroom sebagai media belajar dari
rumah melalui daring online
11. Siswa mengetahui fitur- 4 Siswa sangat bisa mengetahui fitur- fitur
fitur yang terdapat di yang terdapat di Google Classroom.
3 Siswa bisa mengetahui fitur- fitur yang
Google Classroom.
terdapat di Google Classroom.
2 Siswa cukup bisa mengetahui fitur- fitur
yang terdapat di Google Classroom.
1 Siswa kurang bisa mengetahui fitur- fitur
yang terdapat di Google Classroom.
12. Siswa menerima materi 4 Siswa sangat bisa menerima materi
belajar dari rumah yang belajar dari rumah yang disampaikan oleh
disampaikan oleh guru guru melalui Google
3 Siswa bisa menerima materi belajar dari
melalui Google
rumah yang disampaikan oleh guru
melalui Google
2 Siswa cukup bisa menerima materi
belajar dari rumah yang disampaikan oleh
guru melalui Google
1 Siswa kurang bisa menerima materi
belajar dari rumah yang disampaikan oleh
guru melalui Google
13. Siswa melakukan interaksi 4 Siswa sangat bisa melakukan interaksi
tanya jawab melalui tanya jawab melalui Google Classroom.
3 Siswa bisa melakukan interaksi tanya
Google Classroom.
jawab melalui Google Classroom.
2 Siswa cukup bisa melakukan interaksi
tanya jawab melalui Google Classroom.
1 Siswa kurang bisa melakukan interaksi
tanya jawab melalui Google Classroom.
14. Siswa mengerjakan tugas 4 Siswa sangat bisa mengerjakan tugas
belajar dari rumah yang belajar dari rumah yang diterima melalui
diterima melalui Google Google Classroom.
3 Siswa bisa mengerjakan tugas belajar dari
Classroom.
rumah yang diterima melalui Google
Classroom.
2 Siswa cukup bisa mengerjakan tugas
belajar dari rumah yang diterima melalui
Google Classroom.
1 Siswa kurang bisa mengerjakan tugas
belajar dari rumah yang diterima melalui
Google Classroom.
15. Siswa mengumpulkan 4 Siswa sangat bisa mengumpulkan tugas
tugas belajar dari rumah belajar dari rumah melalui Google
melalui Google Classroom.
3 Siswa bisa mengumpulkan tugas belajar
Classroom.
dari rumah melalui Google Classroom.
2 Siswa cukup bisa mengumpulkan tugas
belajar dari rumah melalui Google
Classroom.
1 Siswa kurang bisa mengumpulkan tugas
belajar dari rumah melalui Google
Classroom.

Anda mungkin juga menyukai