Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan sesuatu yang unik dan spesifik, untuk mengenal dan
mempelajari perlu dibutuhkan pemilihan bagian-bagian agar lebih muda dan
praktis. Salah satu bagian yang cukup penting adalah massa tanah atau biasa
disebut juga dengan Bulk Density. Massa tanah atau biasa juga disebut berat tanah
dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berat jenis butiran tanah, berat isi yaitu
berat suatu volume tanah dalam keadaan struktur alamiah (Hakim, 2013).
Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan
gr/cm3. Volume tanah ini termasuk butiran padat dan pori-pori tanah diantara
partikel tanah. Besar ini berguna untuk menghitung berat tanah dilapangan. Besar
isi ditentukan oleh porositas dan padatan tanah. Tanah yang renggang dan pori-
porinya mempunyai bobot yang kecil persatuan volume. Tanah bertekstur halus
mempunyai porositas yang tinggi dan besar isi lebih mudah daripada tanah
berpasir. Tanah yang lebih padat memiliki berat isi lebih besar dibandingkan
tanah yang sama, tetapi kurang padat (Hakim, 2013).
Salah satu komponen sifat fisik ini adalah kerapatan massa Bulk density.
Kerapatan massa adalah perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah
termasuk ruang pori di dalam tanah. Pentingnya mempelajarinya kerapatan massa
tanah adalah karena berhubungan dengan porositas tanah, permeabilitas tanah dan
komponen-komponen sifat fisik tanah lainnya (Pairunan, AK. 2012).
Berat tanah ditentukan oleh porositas tanah dan padatan tanah yang renggang
pori-pori mempunyai bobot kecil persatuan volume yang padat dan berbobot
tinggi persatuan volume. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan
organik jauh lebih ringan dari pada mineral, dan bahan organik dapat
memperbesar nilai Bulk density tanah. Nilai bulk density tanah dapat
menggambarkan tekstur, struktur, lapisan pada tanah, pengelolaan tanah,
pengaruh sifat fisik tanah tersebut pada pertumbuhan tanaman dapat dinilai dari
kaitan pertumbuhan tanaman dengan isi tanah (Hardjowigeno, 2010).
Nilai Bulk density perlu diketahui untuk menghitung berat tanah dilapangan
juga untuk menentukan jenis usaha tanah yang sesuai pada bahan-bahan yang
akan diolah. Hal ini disebabkan karena Bulk density dipengaruhi oleh tekstur
tanah, struktur tanah, jumlah air dan sifat lainnya. Di lain pihak, semua sifat-sifat
tanah akan berkaitan dengan model suatu konservasi dan pengolahan tanah yang
sesuai Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dianggap perlu untuk mengadakan
pratikum Bulk density agar kita dapat memilih dan mengetahui media
tumbuh untuk tanaman yang akan dibudidayakan (Hardjowigeno, 2010).

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan diadakannya pratikum Bulk density adalah untuk mengetahui berat jenis
atau Bulk density pada tiap lapisan tanah I, II dan III pada tanah oxisol dan
vertisol.
Kegunaannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa
tentang keadaan Bulk density tiap lapisan pada tanah alfisol serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bulk Density

Bulk density (berat isi) adalah perbandingan berat tanah kering dengan satuan
volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, umumnya dinyatakan dalam
gr/cm3. Sedangkan bentuk density adalah berat suatu massa tanah persatuan
volume tanpa pori-pori tanah dengan gr/cm3. Sampel tanah yang diambil untuk
menentukan berat jenis pasir halus diambil dengan hati-hati dari dalam tanah.
Demikian pula halnya dengan berat per satuan volumenya. Bulk density
ditentukan dengan mengukur massa tanah di udara dan massa air. Sedangkan
absorpsi air dalam tanah didrasi dengan selaput parafin (Pairunan, AK. 2012).
Tanah yang lepas dan berkumpul akan mempunyai berat persatuan volume
yang mudah dan tanah yang lebih tinggi kerapatan massanya. Butiran-butiran
pasir letaknya cenderung untuk erat satu sama lainnya. Kandungan bahan-bahan
organik rendah dari tanah berpasir dan mempertinggi kerapatan massa, sebaliknya
butir-butir tanah yang permukaannya halus, mempunyai letak yang tidak
begitu erat satu sama lainnya. Hal ini akibat kenyataan bahwa permukaan tanah
relatif berbutir-butir (Buckman dan Brandy, 2013).
Besar volume kering adalah berat bagian padat atau tanah kering, dibagi
dengan volume total termasuk volume butir-butir padat dan volume ruang pori.
Untuk tanah yang volume ruang porinya sama dengan setengah volume total
tanah, maka nilainya berkisar 1,3 – 1,5 gr/cm3. Sedangkan tanah yang berlempung
gr
atau liat mencapai 1,1 /cm3. Struktur tanah mempunyai pengaruh terhadap
volume tanah. Tanah-tanah organik memiliki nilai kerapatan isi yang sangat
rendah di bandingkan dengan tanah mineral. Hal ini ditentukan atau tergantung
dari sifat-sifat bahan organik yang menyusun tanah organik itu dan kandungan isi
tanah itu berkisar antara 0,2 – 0,6 gr/cm3 (Hakim, 2013).
Bulk density atau kerapatan tanah menunjukkan perbandingan antara berat
tanah kering dengan volume bawah termasuk volume pori-pori tanah. Makin
padat suatu tanah, maka semakin tinggi Bulk density yang berarti semakin sulit
untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman. (Hardjowigeno, 2010).
Massa jenis padatan tanah adalah perbandingan antara massa kepadatan
terhadap volume padatannya sendiri. Pengukuran dilakukan selama 24 jam
dengan suhu mutlak 105oC atau antara 100 -110oC. Persyaratan suhu dan waktu
serta kadar air tanah dinggap nol dan mutlak tidak akan berubah. Bulk density
pada lapisan A tanah-tanah mineral umumnya berkisar antara 1,2 – 1,6 gram/cm 3.
Tanah organik mempunyai Bulk density yang rendah hanya dapat mencapai 0,1
gram/cm3 pada bahan organiknya. Bulk density penting bagi kebutuhan pupuk
atau pada tiap hektar tanah yang dipengaruhi tanah perhektar. Kerapatan massa
pada berbagai horizon pada tanah lempung memperlihatkan bahwa horizon C
(bahan induk) merupakan lapisan terpadat mempunyai kerapatan massa 1,7
gram/cm3. pembentukan struktur selama perkembangan tanah menyebabkan
horizon-horizon dibagian atas mempunyai kerapatan massa lebih rendah
dibandingkan bahan induk aslinya (Foth, H.D, 2011).

2.2. Hubungan Bulk Density dengan kesuburan tanaman

Bulk density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu tanah
makin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin sulit meneruskan air atau di
tembus akar tanaman. Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk
atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang di dasarkan pada berat tanah per hektar.
Untuk memudahkan perhitungan berat tanah 1 hektar sering dianggap sama
dengan 2.000.000 kg (Hardjowigeno, 2010).
Tanah lebih padat mempunyai Bulk density yang lebih besar dari pada
tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk Density yang lebih
rendah dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun
gr
atas tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 /cm3. Tanah
organik memiliki nilai Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat
gr
mencapai 0,1 /cm3 – 0,9 gr
/cm3 pada bahan organik. Bulk density atau
kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas,
kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air drainase, dan
lain-lain. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah
dalam berbagai keadaan (Hardjowigeno, 2010).
Antara berat jenis butiran, kerapatan isi dan porositas terdapat hubungan
proporsi fase padat (m3\m3) = kerapatan isi\berat jenis butiran porositas
(m3\m3) = 1- (kerapatan isi\ berat jenis butiran. Untuk setiap kelas tekstur
berat isi menggambarkan keadaan struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat-
sifat fisik tanah tersebut pada pertumbuhan tanaman dapat dinilai atau ditentukan
dari kaitan pertumbuhan. Nilai bulk density dapat menggambarkan adanya
lapisan padas tanah, pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik
dan mineral, porositas, daya memegang air, sifat drainase dan kemudahan
tanah di tembus akar (Hardjowigeno, 2010).
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Bulk Density

Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan


organik.Bulk Density dapat cepat berubah karena pengolahan tanah dan
praktek budidaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Bulk Density salah
satunya adalah Bahan organik tanah, dimana tanah dengan kandungan bahan
organik tinggi akan memiliki nilai Bulk Density rendah begitupula sebaliknya,
selain itu Bulk Density juga dipengaruhi oleh tekstur tanah, kadar air tanah dan
bahan mineral tanah (Hakim, 2013).
Nilai dari berat volume Bulk Density dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya kandungan bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah.
Untuk tanah berstruktur halus mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang
lebih rendah dibandingkan tanah berpasir. Bahan organik memperkecil berat
volume tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan
bahan organik memperbesar porositas (Hanafiah, 2010).
Tanah-tanah organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah
disbanding dengan tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada perlu
diperhatikan, tergantung pada bahan organik dan kelembaban tanah. Berat isi
menggambarkan keadaan, struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat-sifat
fisik tanah tersebut dapat dinilai dari kaitan-kaitan pertumbuhan tanaman
dengan berat isi tanah. Bahan organik memperkecil berat isi karena bahan
organik jauh lebih ringan dari pada mineral, dan bahan organik memperbesar
porositas tanah. Timbulnya proses pembentukan struktur di horizon-horizon
bagian atas dari bahan induk ini mengakibatkan Bulk Density lebih rendah dari
batuan induk itu sendiri. Tanah-tanah organik memiliki nilai Bulk Density yang
rendah dibandingkan dengan tanah mineral. Tergantung dari sifat-sifat bahan
organik yang menyusun tanah organik itu, dan kandungan air pada saat
pengambilan contoh, maka biasanya Bulk Density itu berkisar antara 0,2–0,6
gr/cm3. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh
lebih ringan daripada mineral. Berat isi ditentukan oleh porositas dan padatan
tanah. Tanah yang bertekstur halus mempunyai berat isi yang lebih rendah
daripada tanah berpasir (Hardjowigeno, 2010).
Semakin masuk ke dalam profil tanah, kerapatan massa tanah semakin naik.
Tampaknya ini akibat dari kandungan bahan organik yang rendah dan
penimbunan alat serta pemadatan yang disebabkan oleh berat lapisan atasnya.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi Bulk density yaitu kandungan kadar air
apabila suatu daerah memiliki kandungan kadar air yang tinggi maka bulk density
di daerah tersebut dapat di pastikan rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hanafiah (2010), yang menyatakan bahwa Bulk density dan kadar air berbanding
terbalik , hal ini dapat dibuktikan apabila tanah dapat menyerap air yang banyak
sehingga tanah akan susah untuk memadat dikarenakan di dalam agregata tanah
banyak menyimpan air, kadar air sangat erat hubungannya dengan tekstur tanah
apabila tanah memiliki tekstur pasir maka tanah ini memiliki kandungan bahan
organik yang banyak sehingga tanah yang bertekstur liat mempunyai daya
melewatkan air yang lambat sehingga air akan tersimpang di dalam agregata tanah
sebaliknya tanah yang memiliki kandungan bahan organic yang sedikit.
III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Pratikum Bulk density dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Oktober 2016, di


laboratorium kimia tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin Makassar.
3.2. Alat dan Bahan

Alat–alat yang digunakan pada praktikum Bulk Density adalah timbangan,


oven, ring sampel, mistar pengukur dan alat tulis (kertas dan pena).Bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah tanah yang telah diovenkan dan air.
3.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur dari Bulk Density yang pertama contoh tanah dari
pengamatan profil yaitu contah tanah utuh yang diambil dengan ring sampel.
Sebelum dimasukkan ke dalam oven, timbanglah berat tanah bersama ring. Catat
berat basah tanah dan berat ring ke dalam lembar data.(Berat ring dapat ditimbang
sebelum sampling atau sesudah dikering-ovenkan). Selanjutnya ring yang berisi
tanah dimasukkan kedalam oven (dikeringkan-ovenkan) selama 24 jam pada suhu
oven 1050C. Setelah diovenkan, keluarkan ring bersama tanahnya, kemudian
timbang ring beserta tanah di dalamnya. Catat hasil penimbangan pada lembar
data. Kemudian hitung kerapata isi (ρb) dengan rumus :

ρb = Mko / Vt
Dimana :

Mko = massa tanah kering oven (g)


Vt = volume tanah untuh (cm3)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Bulk Density dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5: Data Perhitungan Nilai Bulk Density Pada Tanah.
Keterangan gram/cm3
Bulk Density 2,06

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, telah diperoleh jumlah berat tanah
oven beserta ring sampel dari hasil timbangan 334,2 gr, berat ring sampel setelah
tanahnya di pisahkan yaitu 121,0 gr. Dan juga dari hasil pengukuran, telah
diperoleh tinggi ring sampel (t) yaitu 6,6 cm dan jari-jari 2,8 cm sehingga untuk
2
memperoleh volume tanah digunakan rumus t sehingga diperoleh nilai volume

tanah 162,5 cm3. Setelah data tersebut diperoleh, berat tanah dibagi berat volume
tanah sehingga diperoleh hasil nilai Bulk Density yaitu 2,06 gr/cm3.
Nilai bulk density pada sampel tanah utuh memiliki kandungan liat yang
tinggi, dan berpori mikro sehingga kemampuan menyimpan air lebih besar.
Tanah-tanah yang bertekstur liat memiliki kondisi tanah yang lebih halus,
sehingga setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar dan
kemampuan menahan air serta menyediakan unsur hara yang tinggi. Tekstur tanah
liat tersebut memiliki sifat yang lekat ketika basah dan ketika kering
menjadi keras. Bulk density yang diperoleh termasuk tinggi, sehingga tanah
tersebut merupakan tanah padat. Sebagaimana kita ketahui semakin padat tanah
semakin tinggi Bulk Density-nya, yang berarti semakin sulit ditembus air atau
ditembus akar tanaman, dan tanah organik lebih rendah dari pada tanah
mineralnya sebagaimana.
Selain itu, nilai Bulk Density disebabkan oleh kandungan bahan organik yang
lebih rendah daripada lapisan atasnya dan memiliki pori-pori yang renggang.
Tanah yang renggang pori-pori mempunyai bobot yang kecil persatuan volume
dan tanah padat memiliki bobot tinggi persatuan volume. Berat isi ditentukan oleh
padatan tanah dan porositas. Padatan tanah sangat berpengaruh, dimana
tanah yang lebih padat mempunyai nilai bulk density yang lebih besar
daripada tanah yang kurang padat. Selain itu, Porositas juga berpengaruh
dalam menetukan nilai bulk density tanah, apabila pori-pori tanah besar atau
tinggi maka nilai bulk density kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Pairunan, dkk (2010).
Bulk Density yang lebih rendah daripada lapisan dibawahnya. Hal ini
disebabkan karena adanya aktifitas manusia seperti pengolahan tanah, survei
tanah, dan karena pengaruh alam, contohnya adalah terjadinya erosi. Tetapi, pada
kenyataannya nilai Bulk Density pada lapisan I cukup tinggi. Hal ini mungkin
disebabkan karena tidak adanya lapisan pembanding dan tanah yang menjadi
sampel merupakan tanah utuh dimana tidak mengalami proses/perlakuan manusia.
Kandungan bahan organik yang rendah karena memiliki nilai Bulk Density yang
tinggi. Hal ini tidak sependapat dengan Hardjowigeno (2010), yang menyatakan
bahwa tanah makin ke bawah maka kandungan bahan organiknya semakin
berkurang sehingga tanah semakin kurus. Nilai BD yang tinggi ini disebabkan
oleh adanya kandungan tekstur liat yang lebih pada tanah tersebut karena
kita ketahui bersama bahwa semakin tinggi tekstur liat maka semkin besar
pula BD-nya.
Maka dapat diasumsikan bahwa tanah tersebut termasuk tanah mineral
karena pada tanah yang BD-nya tinggi kandungan bahan organiknya
sedikit/kurang sehingga tidak dinamakan sebagai tanah organik.Dari percobaan
dan hasil diatas dapat juga diasumsikan bahwa nilai bulk density erat kaitannya
dengan tekstur tanah dimana semakin tinggi tekstur liat suatu tanah maka semakin
tinggi pula bulk densitynya, serta bulk density erat kaitannya dengan struktur,
kadar air dan bahan organik.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah diamati, maka dapat disimpulkan bahwa :
Bulk Density yang diperoleh 2,06 g/cm3, makin tinggi kepadatan tanah maka
tinggi bulk density-nya dan juga tanah organiknya yang lebih rendah dari pada
tanah mineralnya.Selain itu,nilai Bulk Density dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya padatan tanah, pori-pori tanah, struktur, tekstur, ketersediaan bahan
organik, serta pengolahan tanah.

5.2 Saran

Sebaiknya tanah yang memiliki Bulk Density rendah dapat dijadikan sebagai
lahan Pertanian karena mengandung bahan organik yang tinggi, sehingga aerasi
dalam tanah menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Buckman, H. O. dan N. C. Brady., 2013. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Angkasa:


Jakarta.
Foth HD, 2011. Dasar- Dasar llmu Tanah. Gadjah Mada University:
Press,Yogyakarta.
Hakim N, Nyakpa MM, Nugroho S.G Saul MY, Diha MA, Hong GB, Byle HA,
2013. Dasar- dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung: Lampung.
Hardjowigeno,S. 2010. Ilmu Tanah. PT. Medyatama Sarana Perkasa.
Pairunan A, Nenere JL, Arifin, Samosis S.S.R, Tangkai Sari R, Lalopus JR,
Ibrahim B, Asmadi H, 2012. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan ke~asaina
Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur: Makassar.
LAMPIRAN

Lapisan 1

Dik: Berat tanah kering oven = 334,2 g

Tinggi ring = 6,6 cm

Diameter ring = 5,6 cm

Jari-jari ring = 2,8 cm

Dit: Bulk Density (BD)....?

berat tanah kering oven


Peny: BD = g/cm3
volume tanah

Volume tanah =  r2t


= 134 x (2,8)2 x 6,6

= 162,5 cm3

334,2 g
BD = 162,5 cm3

= 2,06 g/cm3

Anda mungkin juga menyukai