Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang
menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah
sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut
terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan
pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang
oleh genangan air (Muslimin, 2012).
Pengamatan profil tanah dilaksanakan tak lain agar mempermudah dalam
mengidentifikasi perbedaan antar lapisan-lapisan tanah atau horizon-horizon
tanah. Identifikasi profil tanah sangatlah penting karena dapat memberikan
banyak sekali informasi mengenai sifat fisik tanah. Karena profil tanah
sangatlah erat kaitannya dengan sifat fisik tanah itu sendiri, maka selain
mempermudah dalam identifkasi lapisan-lapisan tanah, pengamatan profil tanah
juga dapat memberikan kemudahan dalam mengedintifikasi sifat fisik
tanah itu sendiri (Muslimin, 2012).
Berdasarkan uraian diatas, pengamatan profil tanah ini diharapkan dapat
memberikan informasi penting kepada mahasiswa mengenai lapisan-lapisan tanah
serta dapat mempermudah dalam mengidentifikasi lapisan-lapisan tanah, agar
nantinya dapat menunjang pada pengamatan-pengamatan selanjutnya yang
berhubungan dengan profil tanah.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2
II.1.3 Bahan Induk
Sifat dari bahan induk sangat mempengaruhi pembentukan pada tanah muda,
Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada
perkembangan tanah termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi.
Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi
harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik, dimana granit dibuka.
Selama stadia awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan
kedalaman perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi
laju perpindahan bahan oleh erosi, tanah-tanah produktif dengan solum tebal dapat
berkembang dari batuan dasar (Muslimin, 2012).
II.1.4 Topografi/Relief
Ada tiga cara topografi mengubah tanah menurut (Muslimin, 2012), yaitu:
1. Mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah
sehingga sangat mempengaruhi kelembaban.
2. Mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah yang diakibatkan oleh erosi.
3. Mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah
yang satu ke daerah yang lain.
II.1.5 Waktu
Karakkter tanah berubah seiring berjalannya waktu. Tanah yang masih muda
masih mencerminkan struktur material asalnya. Tanah yang sudah dewasa akan
lebih tebal. Pada daerah volkanik aktif, rentang waktu antarerupsi dapat
ditentukan dengan meneliti ketebalan tanah yang terbentuk pada masing-masing
aliran ekstrusif. Tanah yang telah terkubur dalam-dalam oleh aliran lava, debu
vulkanik, endapan glasial, atau sedimen (Muslimin, 2012).
2.2. Profil Tanah
Profil tanah merupakan suatu irisan melintangr pada tubuh tanah dibuat
dengan cara menggali lubang dengan ukuran tertentu dan kedalaman tertentu pula
sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur
relative terhadap tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah. Tanah yang
diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena adanya rongga-
rongga udara (Pasaribu, 2010).
3
Horizon tanah merupakan suatu lapisan tanah yang hampir sejajar dengan
permukaan bumi yang merupakan hasil evolusi dan terdapat perbedaan sifat-sifat
diantara horizon-horizon yang berbatasan (Hanafiah,2010)
Ada enam horizon dan lapisan utama dalam tanah yang masing-masing
diberi symbol dengan satu huruf capital yaitu (dari atas ke bawah) O, A, E, B, C
dan horizon yang berbentuk batuan atau horizon R (Hanafiah,2010).
Horizon O didominasi oleh bahan organic pecahan-pecahan mineral
volumenya kecil dan beratnya biasa kurang dari separuhnya (Hanafiah,2010).
Asam organic dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk
meresap ke bawah horizon E atau zona pencucian (Elevasi). Pencucian mineral
lempung dan terlarut ini dapat membuat horizon tanah berwarna pucat seperti
pasir (Hakim, 2013).
Horizon B atau zona akumulasi kadang agak melempung dan berwarna
merah atau coklat karena akibat kandungan hematite dan lionitnya
(Hanafiah,2010).
Horizon C merupakan suatu lapisan yang sukar dipengaruhi oleh proses-
proses pembentukan tanah dan tidak memiliki sifat-sifat horizon lainnya
(Hakim, 2013).
4
merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas
mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik
dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah
seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil antara, pH dan rata-rata jumlah
mikroorganisrne (Pasaribu, 2010).
Sifat fisika tanah adalah sifat yang bertanggung jawab atas peredaran udara,
air, dan zat terlarut dalam tanah. Tekstur tanah adalah kehalusan atau kekasaran
bahan tanah pada perabaan berkenaan dengan perbandingan berat antar fraksi
tanah (Pasaribu, 2010).
Dalam hal fraksi lempung merajai dibandingkan dengan fraksi debu dan
pasir, tanah dikatakan bertekstur halus atau lempungan. Oleh karena tanah
bertekstur halus sering bersifat berat diolah karena sangat sulit dan lekat sewaktu
basah dan keras sewaktu kering, tanah yang dirajai fraksi lempung juga disebut
bertekstur berat (Hakim, 2013).
Sistem tanah tersusun oleh tiga fase yaitu padat, cairan, dan gas. Fase padat
merupakan campuran mineral dan bahan organik dan membentuk jaringan
kerangka tanah. Fase cairan yang juga disebut larutan tanah terdiri atas air dan
zat-zat terlarut. Zat terlerut ini kadang berupa garam bebas dan seringkali ion dari
garam-garam tersebut terikat pada lempung, bahan kolodial lainnya/zat organik
terlarut. Fase gas atau udara tanah merupakan campuran dari beberapa gas.
Kandungan dan komposisi udara tanah ditentukan oleh hubungan air tanah
tanaman (Pasaribu, 2010).
5
III. METODOLOGI
Letak geografis lokasi pengamatan profil tanah berada antara 5o7’44.5368” S dan
119o29’1.0644” E.
Letak astronomis dengan batas administratifnya yaitu sebelah utara
berbatasan dengan empang, Sebelah Selatan berbatasan dengan tegalan, Sebelah
Timur berbatasan dengan jalanan, dan Sebelah Barat berbatasan dengan
pemukiman warga.
Pertama lubang penampang harus cukup besar, supaya orang dapat dengan
mudah duduk atau berdiri didalamnya dan pemeriksaan dapat dijalankan dengan
sempurna, ukuran penampang 1,5 x 1 m sampai bahan induk dan pemeriksaan
dipilih disisi lubang penampang yang mendapat sinar matahari, di tempat miring
penampang dipilih pada dinding teratas. Tanah bekas galian jangan ditumpuk di
atas sisi penampang pemeriksaan, penampang pewakil adalah tanah yang belum
mendapat gangguan misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman. Jika berair,
maka air yang berada dalam penampang harus dikeluarkan sebelum pengamatan.
6
3.3.2. Pengambilan Sample Tanah
Mengambil tanah dengan cutter sesuai dengan lapisan yang akan diambil,
mulailah dengan lapisan paling bawah. Memasukkan tanah ke dalam kamtong
plastik yang telah diberi label.
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
8
Topografi batas lapisan antara horison I, II, III mempunyai kesamaan yaitu
datar, sebagaimana pendapat Hanafiah (2008), bahwa perbedaan topografi
tersebut dikarenakan suatu wilayah memiliki perbedaan kecuraman dan bentuk
lereng.
Untuk struktur tanah pada lapisan 1 berstruktur sedang. Dan lapisan ke 2
berstruktur sedang. Sedangkan pada lapisan ke 3 berstruktur granular
menggumpal pada bulatan-bulatan berukuran kecil, dimana menurut pendapat
Muslimin (2012), granular: agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak
lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada lapisan 2 atau 3 yang dalam keadaan
lepas disebut "Crumbs" atau Spherical.
Adapun konsistensi pada lapisan pertama yaitu kering (teguh), pada
lapisan ke dua didapat dalam lost (L) dan pada lapisan ke tiga di dapat lost (L) .
Hal itu di pengaruhi oleh adanya bahan organik yang menyebabkan infiltrasi air
menjadi lebih baik sesuai dengan pendapat Hardjowigeno S. (2003) apa kata-
katanya harjowigeno. Hasil pelapukan bahan organik membantu agregasi tanah
sehingga diperoleh struktur yang mempunyai baik pori makro maupun mikro, dan
konsekuensinya memperbaiki infiltrasi air dan aerasi tanah.
9
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1Kesimpulan
V.2Saran
Saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya apa yang dipelajari pada
praktikum ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
12
13