a. Syarat Subyektif :
2). Para pihak tidak dalam keadaan terpaksa dalam membuat perjanjian
tersebut (para pihak harus setuju dengan isi perjanjian tersebut).
b) Syarat Obyektif :
Catatan :
a. Bentuk Perjanjian :
1) Perjanjian Lisan;
2) Perjanjian Tertulis (KONTRAK) dibedakan :
a). Dibawah tangan
b). Didaftarkan ke Notaris
c). Dilegalisir tandatangan para pihak oleh
Notaris
d). Dibuat dihadapan Notaris
catatan : kontrak yang dibuat dihadapan Notaris
bisa karena diharuskan oleh peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
b. Jenis Perjanjian :
PP NO 29 TAHUN 2000
JO PP NO 79 TAHUN 2015
Pasal 1 angka 12
Pasal 1 angka 22 Pasal 1 angka 7 Penyedia Barang/Jasa adalah badan
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang usaha atau orang perseorangan yang
Pejabat Pembuat Komitmen yang
selanjutnya disebut Kontrak adalah menyediakan Barang/Pekerjaan
selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
perjanjian tertulis antara PPK dengan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa
yang bertanggung jawab atas
Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Lainnya.
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
Swakelola.
ORGANISASI PENGADAAN
UNTUK PENGADAAN MELALUI PENYEDIA BARANG/JASA
[Pasal 7 ayat (1) Perpres 04/2015]
PPHP PA/KPA
Panitia/Pejabat
ULP/PEJABAT
Peneliti Pelaksanaan PPK PENGADAAN
Kontrak
Kewenangan :
Kewenangan : • menyusun rencana pemilihan Penyedia B/J
•HPS • menetapkan Dokumen Pengadaan
Direksi Teknis • Spesifikasi Teknis •menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
• Rancangan Kontrak •menilai kualifikasi dan melakukan evaluasi penawaran
PPK dapat menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer) untuk membantu
pelaksanaan tugas ULP.
PPK dapat dibantu oleh tim pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
Tim pendukung antara lain terdiri atas Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Direksi Lapangan,
konsultan pengawas, tim Pelaksana Swakelola, dan lain-lain.
PA dapat:
1. menetapkan tim teknis; dan/atau
2. menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan Pengadaan melalui Sayembara/Kontes.
Tim teknis antara lain terdiri atas tim uji coba, panitia/pejabat peneliti pelaksanaan Kontrak, dan
lain-lain.
ULP/Pejabat Pengadaan digunakan untuk pengadaan b/j melalui swakelola oleh K/L/D/I sebagai
penanggung jawab & instansi pemerintah lain. Sedangkan Tim Pengadaan digunakan untuk
Pengadaan b/j melalui swakelola oleh kelompok masyarakat.
Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat pada organisasi pengadaan barang/jasa tidak terikat
tahun anggaran.
Perangkat organisasi ULP ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
12
DEFINISI JENIS KONTRAK (Pasal 51 Perpres 04/2015)
KET :
B/J = Pengadaan Barang/Jasa
JK = Jasa Konsultansi
B/PK/JL = Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
JAMINAN UANG MUKA (PASAL 69)
JENIS-JENIS Jaminan Uang Muka diberikan oleh Penyedia Barang/Jasa terhadap
pembayaran Uang Muka yang diterimanya.
JAMINAN PENGADAAN (Pasal 67) Besarnya Jaminan Uang Muka adalah senilai Uang Muka yang diterimanya.
Pengembalian Uang Muka diperhitungkan secara proporsional pada setiap
tahapan pembayaran.
Pasal 7
Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang bernilai di atas Rp 100.000.000.000 (seratus
milyar rupiah) dan/atau yang bersifat kompleks sebelum ditandatangani oleh para pihak, terlebih
dahulu harus memperoleh pendapat Ahli Kontrak Hukum Kontrak.
Pasal 8
(1) Ahli Hukum Kontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 yang ditunjuk untuk memberikan
pendapat hukum, harus berdasarkan persetujuan para pihak.
(2) Dalam hal tidak diperoleh Ahli Hukum Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),maka
pendapat hukum dapat diperoleh dari Tim Pendapat/Opini Hukum Kontrak
PENDAPAT AHLI HUKUM KONTRAK
1) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan
gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK bersama
Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan Kontrak yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan
2) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan:
a) tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum dalam
perjanjian/Kontrak awal; dan
b) tersedianya anggaran.
23
PERUBAHAN KONTRAK (Pasal 87)
24
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN (Pasal 89)
4. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (2) dan ayat (2a), pembayaran dapat
dilakukan sebelum prestasi pekerjaan diterima/terpasang untuk:
a. pemberian Uang Muka kepada Penyedia Barang/Jasa dengan pemberian Jaminan Uang Muka;
b. Pengadaan Barang/Jasa yang karena sifatnya dapat dilakukan pembayaran terlebih dahulu,
sebelum Barang/Jasa diterima setelah Penyedia Barang/Jasa menyampaikan jaminan atas
pembayaran yang akan dilakukan;
c. Pembayaran peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan, namun belum terpasang.
4a. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf b, termasuk bentuk jaminan diatur oleh Menteri Keuangan.
5. PPK menahan sebagian pembayaran prestasi pekerjaan sebagai uang retensi untuk Jaminan
Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan.
26
PENYESUAIAN HARGA (Pasal 92)
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
29
Rumus penyesuaian nilai kontrak :
35
PENGENAAN SANKSI DAFTAR HITAM
(Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)
Pasal 3
Pasal 3
(2) Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam
apabila :
b. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain
yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan B/J yang
ditentukan dalam Dokumen Pengadaan
d. Mengundurkan diri setelah batas akhir pemasukan penawaran dengan
alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan/atau tidak dapat
diterima oleh Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan;
e. Mengundurkan diri dari pelaksanaan kontrak dengan alasan yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan dan/atau tidak dapat diterima oleh PPK;
f. tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak secara
bertanggung jawab;
g. Berdasarkan hasil pemeriksaan APIP terhadap pemenuhan penggunaan
produksi dalam negeri dalam PBJ, ditemukan adanya ketidakesuaian
dalam penggunaan B/J Produksi dalam negeri 37
37
PENGENAAN SANKSI DAFTAR HITAM
(Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)
Pasal 3
(2) Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam
apabila :
h. Ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan
Penyedia B/J
i. dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK yang disebabkan
oleh kesalahan Penyedia B/J
j. Tidak bersedia menandatangani BA Serah Terima Akhir Pekerjaan
k. terbukti terlibat kecurangan dalam pengumuman pelelangan
l. dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak
sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama antar peserta, dan/atau
peserta dengan Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan/PPK
m.Dalam klarifikasi kewajaran harga, Penyedia B/J menolak menaikkan nilai
jaminan pelaksanaan untuk penawaran di bawah 80% HPS
n. hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data
38
PENGENAAN SANKSI DAFTAR HITAM
SE Kepala BP Konstruksi No. 126/SE/KK/2011 tentang tahapan pemberian sanksi Daftar Hitam
1. Penyedia, penerbit jaminan dalam pengadaan B/J pemerintah di lingkungan kementerian PU
dapat dikenakan sanksi daftar hitam
2. PPK/Pokja ULP/pejabat pengadaan mengusulkan penetapan sanksi daftar hitam kepada KPA paling
lambat 5 hari kerja sejak ditemukan bukti pelanggaran yang dilakukan penyedia B/J
3. Setelah menerima usulan maka KPA menetapkan sanksi yang ditembuskan kepada PPK/Pokja
ULP/pejabat pengadaan, Kepala LKPP, Kepala BP Konstruksi, Pimpinan Satminkal masing-masing
4. KPA memberitahukan penetapan sanksi daftar hitam kepada penyedia/penerbit jaminan paling
lambat 1 hari sejak tanggal ditetapkannya.
SE Kepala BP Konstruksi No. 126/SE/KK/2011 tentang tahapan pemberian sanksi Daftar Hitam
5. KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi daftar hitam kepada yang dikenakan sanksi beserta
tembusannya dengan cara:
a. Melalui jasa pengiriman pos
b. Melalui surat elektronik
c. Diantar langsung
6. Kepala BP. Konstruksi memberitahukan penetapan sanksi daftar hitam penyedia B/J yang bergerak di
bidang usaha konstruksi (kontraktor/konsultan) kepada LPJKN paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak
diterima dokumen penetapan sanksi daftar hitam KPA . 39
39
PENGENAAN SANKSI DAFTAR HITAM
40
40
KESALAHAN KONSTRUKSI
PEMAHAMAN ISTILAH