Anda di halaman 1dari 8

SUMBER DAYA MANUSIA

(KEMISKINAN)

DISUSUN OLEH:

NURUL KARIMA 1815140008

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGATHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
A. PENDADULUAN

Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar minimum


kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun non-makanan. Penduduk
miskin adalah penduduk yang berada di bawah suatu batas atau disebut sebagai garis
kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan hidup minimum makanan maupun
kebutuhan hidup minimum non-makanan.

Kemiskinan juga menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah
negara indonesia, dewasa ini pemerintah belum mampu menghadapi atau menyelesaikan
permasalahan tersebut. Kondisi kemiskinan Indonesia semakin parah akibat krisis
ekonomi yang menerjang Indonesia pada tahun 1998, jumlah penduduk miskin di
Indonesia bertambah pesat, padahal sebelumnya jumlah penduduk miskin terus
berkurang. Secara absolut dan presentase penduduk miskin meningkat sangat tajam dari
22,5 juta orang atau 11,34% pada tahun 1996 menjadi 49,5 juta jiwa atau 20,30% pada
tahun 1998. Pada saat krisis terjadi penambahan penduduk miskin (banyak penduduk
menjadi miskin mendadak) sebanyak 27 juta jiwa atau 120%, suatu jumlah yang luar
biasa besar. Jumlah penduduk miskin ini secara absolut hampir mendekati jumlah
penduduk miskin pada tahun 1976 yang berjumlah 54,2 juta jiwa. Meskipun krisis
ekonomi telah berlalu, namun pada tahun 2003 jumlahnya tetap naik, yaitu 37,3 juta jiwa
atau 17,42% dari jumlah penduduk Indonesia ( Mahri, 2006)

Usaha pemerintah dalam penanggulangan masalah kemiskinan sangatlah serius,


bahkan merupakan salah satu program prioritas termasuk bagi pemerintah provinsi Jawa
Tengah. Upaya penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah dilaksanakan melalui lima
pilar yang disebut “Grand Strategy”. Pertama, perluasan kesempatan kerja, ditujukan
untuk menciptakan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang
memungkinkan masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan dalam pemenuhan
hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan. Kedua, pemberdayaan
masyarakat, dilakukan untuk mempercepat kelembagaan sosial, politik, ekonomi, dan
budaya masyarakat serta memperluas partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan
keputusan kebijakan publik yang menjamin kehormatan, perlindungan, dan pemenuhan
hakhak dasar. Ketiga, peningkatan kapasitas, dilakukan untuk pengembangan
kemampuan dasar dan kemampuan berusaha masyarakat miskin agar dapat
memanfaatkan perkembangan lingkungan. Keempat, perlindungan sosial, dilakukan
untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi kelompok rentan dan masyarakat
miskin baik laki-laki maupun perempuan yang disebabkan antara lain oleh bencana alam,
dampak negatif krisis ekonomi, dan konflik sosial. Kelima, kemitraan regional, dilakukan
untuk pengembangan dan menata ulang hubungan dan kerjasama lokal, regional,
nasional, dan internasional guna mendukung pelaksanaan ke empat strategi diatas
(Bappeda Jateng, 2007).

Faktor yang biasa mempengaruhi kemiskinan adalah pengangguran. Salah satu


faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat
pendapatannya. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran mengurangi pendapatan masyarakat,
dan ini mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai. Apabila pengangguran di
suatu negara sangat buruk, maka akan menimbulkan efek yang buruk juga kepada
kesejahteraan masyarakat dan prospek ekonomi dalam jangka panjang (Sukirno, 2002).

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya kemiskinan adalah pertumbuhan


penduduk, kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) yang rendah, dan sempitnya kesempatan
kerja merupakan akar permasalahan kemiskinan. Jadi aspek demografis mempunyai
kaitan erat dengan masalah kemiskinan yang dihadapi di Indonesia pada saat ini. Daerah
miskin sering ditinggalkan penduduknya untuk bermigrasi ke tempat lain dengan alasan
mencari kerja.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan
2. Penyebab terjadinya tingkat kemiskinan

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengarug pertumbuhan ekonomi tingkat kemiskinan
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kemiskinan
D. PEMBAHASAN

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, penduduk miskin hingga Maret 2019
tercatat 9,41 persen dari total jumlah penduduk Indonesia, atau menurun dibandingkan
tahun sebelumnya 9,82 persen. Data ini menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan dan positif. Pasalnya, ketika garis kemiskinan naik, jumlah penduduk
miskin malah berhasil diturunkan. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar
25,14 juta orang, menurun 0,53 juta orang terhadap September 2018 dan menurun 0,80
juta orang terhadap Maret 2018.

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2018 sebesar


6,89 persen, turun menjadi 6,69 persen pada Maret 2019. Sementara persentase penduduk
miskin di daerah perdesaan pada September 2018 sebesar 13,10 persen, turun menjadi
12,85 persen pada maret 2019. Dibanding September 2018, jumlah penduduk miskin
Maret 2019 di daerah perkotaan turun sebanyak 136,5 ribu orang (dari 10,13 juta orang
pada September 2018 menjadi 9,99 juta orang pada Maret 2019). Sementara itu, daerah
perdesaan turun sebanyak 393,4 ribu orang (dari 15,54 juta orang pada September 2018
menjadi 15,15 juta orang pada Maret 2019).

Pada tahun 2012 kemiskinan di Indonesia berada diangka 29,25 juta. Kemudian,
mengalami penurunan di tahun 2013 diangka 28,17 juta. Selanjutnya, mengalami
kenaikan di tahun 2014 dan 2015 dengan jumlah 28,28 juta dan 28,59 juta. Tahun 2016,
kembali mengalami penurunan diangka 28,01. Tahun 2017-2019 terus mengalami
penurunan secara berturut-turut yaitu 27,77 juta; 25,95 juta; dan 25,14 juta.

Di dalam perhitungannya, BPS menggunakan pendekatan pengeluaran per kapita


sebesar Rp425.250 per bulan per kapita sebagai garis kemiskinan terbaru. Indikator ini
meningkat dari Maret 2018, di mana garis kemiskinan dipatok Rp401.220 per bulan per
kapita. Garis kemiskinan adalah cerminan dari pengeluaran masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan makanan sebesar 2.100 kalori. Dengan demikian, jika harga-harga bahan
pangan meningkat, garis kemiskinan juga terangkat naik.

Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar minimum


kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun non-makanan. Penduduk
miskin adalah penduduk yang berada di bawah suatu batas atau disebut sebagai garis
kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan hidup minimum makanan maupun
kebutuhan hidup minimum non-makanan.

Jenis-jenis kemikinan Dilansir dari buku Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi


Orang Miskin (2015) karya Ali Khomsan dan kawan-kawan, dijelaskan beberapa jenis
kemiskinan, yaitu: Kemiskinan absolut Kemiskinan absolut merupakan jenis kemiskinan
di mana orang-orang miskin mempunyai tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan
atau jumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup, seperti
pangan, pakaian, dan tempat tinggal.

Kemiskinan relatif Kemiskinan relatif merupakan jenis kemiskinan yang terjadi


karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat.
Sehingga mengakibatkan terjadinya ketimpangan pada pendapatan atau bisa dikatakan
bahwa seseorang sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di
bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Kemiskinan kultural Kemiskinan kultural
merupakan jenis kemiskinan yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti malas, tidak ada
usaha untuk memperbaiki tingkat kehidupan, pemboros, dan lain-lain.

Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang dialami oleh suatu golongan


masyarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut memungkinkan golongan
masyarakat tidak ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia
bagi mereka.

Bebarapa penyebab kemiskinan diantaranya :

a. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Namun lebih tepatnya terletak pada
perbedaan kualitas sumber daya manusia dan perbedaan akses modal.

b. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.

c. Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan


kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;

d. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Karena ciri dan keadaan masyarakat dalam
suatu daerah sangat beragam (berbeda) ditambah dengan kemajuan ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi yang masih rendah.

e. Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur social dan kebijakan pemerintah. Kebijakan dalam negeri seringkali
dipengaruhi oleh kebijakan luar negeri atau internasional antara lain dari segi
pendanaan. Dan yang paling penting adalah Ketidakmerataannya Distribusi Pendapatan
yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Upaya pemerintah dakam mengurangi kemiskinan Dalam sisitem kapitalistik yang


berlaku di Indonesia, penetapan pajak pendapatan/penghasilan merupakan solusi untuk
mengurangi terjadinya ketimpangan. Dengan mengurangi pendapatan penduduk yang
pendapatannya tinggi, sebaliknya subsidi akan membantu penduduk yang pendapatannya
rendah, asalkan tidak salah sasaran dalam pemberiannya. Pajak yang telah dipungut
apalagi menggunakan sistem tarif progresif (semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi
prosentase tarifnya), oleh pemerintah digunakan untuk membiayai roda pemerintahan,
subsidi dan proyek pembangunan. Namun kenyataanya tidaklah demikian. Pajak tidak
hanya dibebankan pada orang kaya tetapi semua komponen masyarakat tanpa pandang
kaya atau miskin semua dikenai pajak. Inilah yang menyebabkan permasalahan
kemiskinan tak kunjung selesai.

Seperti inilah sistem atau cara pengenaan pajak kepada para wajib pajak yang
terjadi dalam sistem kapitalis di Indonesia saat ini;

1. Pajak progresif (progressive tax) Yaitu pajak yang dikenakan semakin berat kepada
mereka yang berpendapatan semakin tinggi. Contoh : pajak pendapatan, pajak
rumah tangga dan sebagainya 2. Pajak degresif (degressive
2. Pajak degresif (degressive tax) Yaitu pajak yang dikenakan semakin berat kepada
mereka yang pendapatannya semakin kecil. Contoh : pajak penjualan, pajak
tontonan dan sebagainya.
3. Pajak proposional (proposional tax) Yaitu pajak yang dikenakan berdasarkan
pembebanan (persentase) yang sama terhadap semua tingkat pendapatan. Secara
lebih rinci langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah
kemiskinan adalah sebagai berikut :
a. Pembangunan Sektor Pertanian
Sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam pembangunan karena
sektor tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan masayrakat
dipedesaan berarti akan mengurangi jumlah masyarakat miskin. Terutama sekali
teknologi disektor pertanian.
Menyoroti potensi pesatnya pertumbuhan dalam sektor pertanian yang dibuka
dengan kemajuan teknologi sehingga menjadi leading sector (rural – led development)
proses ini akan mendukung pertumbuhan seimbang dengan syarat, kemampuan
mencapai tingkat pertumbuhan output pertanian yang tinggi serta dengan menciptakan
pola permintaan yang kondusif pada pertumbuhan.
b. Pembangunan Sumber Daya manusia
Sumberdaya manusia merupakan investasi insani yang memerlukan biaya
yang cukup besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyrakat secara umum, maka dari itu peningkatan lembaga
pendidikan, kesehatan dan gizi merupakan langka yang baik untuk diterapkan oleh
pemerintah. Bila dikaitkan pada sektor pertanian, akan lebih berkembang jika
kebijakan pemerintah bisa menitikberatkan pada transfer sumber daya dari pertanian
ke industri melalui mekanisme pasar.
c. Redistribusi Pendapatan secara lebih baik
Negara akan ikut bertanggungjawab terhadap mekanisme distribusi dengan
mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan kelompok, atau golongan
lebih-lebih kepentingan perorangan. Dengan demikian, sektor publik yang digunakan
untuk kemaslahatan umat jangan sampai jatuh ke tangan orang yang mempunyai visi
kepentingan kelompok, golongan dan kepentingan pribadi.
d. Pembangunan Infrastruktur Negara akan menyediakan fasilitasfasilitas publik yang
berhubungan dengan masalah optimalisasi distribusi pendapatan. Seperti sekolah,
rumah sakit, lapangan kerja, perumahan, jalan, jembatan dan lain sebagainya.
E. KESIMPULAN
Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar minimum
kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun non-makanan. Penduduk
miskin adalah penduduk yang berada di bawah suatu batas atau disebut sebagai garis
kemiskinan.
Faktor yang biasa mempengaruhi kemiskinan adalah pengangguran. Salah
satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat
pendapatannya, Faktor lain yang menyebabkan terjadinya kemiskinan adalah
pertumbuhan penduduk, kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) yang rendah, dan
sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan kemiskinan.

F. DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/24/172143169/kemiskinan-definisi-
jenis-dan-faktor-penyebabnya?page=all
http://eprints.ums.ac.id/30660/3/BAB_I.pdf

http://indonesiabaik.id/infografis/tingkat-kemiskinan-di-indonesia-menurun

https://media.neliti.com/media/publications/218164-kemiskinan-di-indonesia-dan-
solusinya.pdf

Anda mungkin juga menyukai