Proposal Penelitian

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHATANI KANGKUNG


DARAT (Ipomoea reptans Poir) PADA KELOMPOK TANI
KHATULISTIWA V DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA
KOTA PONTIANAK

OLEH
KRISPINA
NPM : 1810322181

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PANCA BHAKTI PONTIANAK
2021
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kangkung merupakan tanaman yang tergolong ke dalam sayur-sayuran yang
sangat populer, karena masyarakat khususnya di Indonesia hampir setiap individu
menyukainya. Kangkung di Indonesia dimasukan ke dalam menu makanan
seperti, tumisan, sayur asam, opor, dan sayur pelengkap pada gado-gado, selain
rasanya yang lezat kangkung harganya relatif murah. Selain dijadikan sebagai
menu masakan kangkung juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional salah
satunya adalah berfungsi sebagai menenangkan saraf dan obat tidur. Tanaman
kangkung terdiri dari dua jenis yaitu kangkung air dan kangkung darat atau yang
biasanya dikenal dengan sebutan kangkung cabut.
Siantan Hilir merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan
Pontianak Utara Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat, masyarakat di
kelurahan Siantan Hilir sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dengan
bercocok tanam, seperti cabe, mentimun, kangkung, bawang daun, kacang
panjang, sawi dan bayam. Dalam usahtani tanaman sayuran khususnya kangkung
darat petani mengalami kendala-kendala saat proses produksi salah satunya
tanaman terserang jamur akibat perubahan cuaca yang tidak stabil. Akibat dari
serangan jamur tersebut daun menjadi rusak sehingga mengurangi nilai jual dan
daya tarik konsumen untuk mengkonsumsi sayuran.
Dalam membudidayakan kangkung darat para petani di Kelurahan Siantan
Hilir hanya ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa
memperhatikan bagaimana titik impas usahatani kangkung yang diproduksi selian
itu para petani juga tidak merekap mengenai penjualan dan biaya yang
dikeluarkan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui titik impas
usahatani kangkung darat serta membantu manajemen dalam perencaan dan
pengambilan keputusan oleh petani dalam usahanya. Konsep analisis break even
point digunakan untuk merencakan laba dan pengendalian aktivitas usaha
sehingga bisa meminimalkan kerugian yang bisa terjadi. Break even point (BEP)
atau titik impas merupakan teknik untuk mengevaluasi berbagai alternatif proses
dari pendapatan dan biaya, tujuannya untuk menemukan titik pertemuan (titik
jenuh) dimana jumlah biaya sama dengan jumlah pendapatan. Untuk menghitung
titik impas maka diperlukan beberapa komponen analisis Break even point seperti
biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variabel cost) dan harga jual (selling
price).
Beberapa tanaman sayur-sayuran yang dibudidayakan di Kota Pontianak serta
produksinya dalam kurun waktu 2016-2020 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Jenis dan jumlah produksi tanaman sayur-sayuran di Kota
Pontianak tahun 2016-2020
No Jenis Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
1 Bawang 342 187 282 276 270
Daun
2 Sawi 744 1.264 835 1.296 1.447
3 Kacang 164 146 182 214 396
Panjang
4 Kangkung 1.242 1.688 1.922 2.510 1.104

5 Bayam 520 848 1.041 1.123 1.070

Sumber: Dinas Pangan Pertanian Dan Perikanan Kota Pontianak 2021


Perkembangan produksi kangkung di Kota Pontianak dalam kurun waktu
2016-2020 cenderung mengalami fluktuasi untuk capaian produksi, luas panen
serta produktivitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.2 Luas panen, jumlah produksi dan produktivitas kangkung di Kota
Pontianak tahun 2016-2020
No Tahun Luas Areal Jumlah Produksi Produktivitas
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
1 2016 82 1.242 15,15
2 2017 202 1.688 8,35
3 2018 255 1.922 7,54
4 2019 244 2.510 10,28
5 2020 187 2.104 11,25

Sumber: Dinas Pangan Pertanian Dan Perikanan Kota Pontianak 2021


B. Perumusan Masalah
Produksi kangkung darat yang dihasilkan oleh petani pada kelompok tani
khatulistiwa V kelurahan di Siantan Hilir didasarkan pada mutu dari kangkung
darat itu sendiri, karena produksi yang seperti inilah yang diinginkan oleh
konsumen pasar. Akan tetapi petani kangkung darat pada kelompok tani
khatulistiwa V di kelurahan siantan hilir mengalami kesulitan untuk menentukan
harga jual. Hal ini dikarenakan hasil produksi kangkung darat dijual ke pedagang
penggumpul dimana harga jual telah ditentukan oleh pedagang penggumpul
tersebut. Selain itu apabila petani mempertahankan harga jual yang tinggi maka
petani khawatir kangkung darat tersebut akan mengalami kerusakan dan kualitas
kangkung darat menjadi turun sehingga akan berpengaruh terhadap penerimaan
petani. Permasalahan yang dihadapi petani adalah ketidakmampuan petani dalam
menetukan harga karena tidak mengetahui dengan jelas cara menghitung harga
yang benar dan belum diketahuinya standar volume produksi agar petani dapat
mengetahui penerimaan yang diperoleh sehingga petani tidak mengalami kerugian
dan dapat meningkatkan pendapatan.
Berdasarkan survei awal dilapangan, petani kangkung darat menghitung
penerimaan dengan mengalikan hasil produksi dengan harga kemudian dikurangi
dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Produksi kangkung darat dalam satu
bedengan bisa mencapai 25 kg dalam satu kali panen. Dengan luas lahan 240 m 2
kemudian dibagi menjadi 20 bedengan petani kangkung darat pada kelompok tani
khatulistiwa V di kelurahan Siantan Hilir dapat memproduksi 500 kg kangkung
darat dalam kurun waktu kurang lebih 21 hari setelah tanam.
Berdasarkan uraian yang diungkapkan diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat biaya, produksi dan pendapatan usahatani kangkung darat
pada kelompok tani khatulistiwa V di Kelurahan Siantan Hilir?
2. Bagaimana tingkat Break Even Point usahatni kangkung darat pada kelompok
tani khatulistiwa V di Kelurahan Siantan Hilir?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui biaya, produksi dan pendapatan usahatani kangkung
darat pada kelompok tani khatulistiwa V di kelurahan siantan hilir
2. Untuk mengetahui Break even point usahatani kangkung darat pada
kelompok tani khatulistiwa V di kelurahan siantan hilir
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa
Meningkatkan dan mengembangkan secara langsung ilmu pengetahuan
yang didapat didunia perkuliahan serta melatih diri dalam bersosialisasi dan
memecahkan masalah dilapangan.
2. Bagi petani
 Sebagai masukan bagi petani agar lebih teliti dalam melakukan
usahatani sehingga yang menjadi tujuan dapat tercapai.
 Sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijakan agar dapat
menuangkan kebijakan yang tepat sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan petani.

KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Tanaman Kangkung Dan Klasifikasi tanaman kangkung darat
Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk) merupakan salah satu jenis tanaman
sayuran yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Ada dua jenis kangkung yang
dikenal, yaitu kangkung darat dan kangkung air. Jenis kangkung darat adalah
kangkung yang paling banyak dibudidayakan. Sedangkan kangkung air tumbuh
secara liar di rawa-rawa dan kawasan berair. Tanaman kangkung bisa diperbanyak
dengan biji atau stek. Perbanyakan dengan biji biasanya dilakukan pada budidaya
kangkung darat. Sedangkan kangkung air lebih mudah diperbanyak dengan stek.
Tanaman kangkung darat merupakan tanaman yang memiliki nama latin
Ipomea Reptans Poir. Berikut dibawah ini klasifikasi tanaman kangkung darat:
Kingdom :  Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea L
Spesies : Ipomea Reptans Poir (Kangkung Darat)
2. Definisi Usahatani dan klasifikasi usahatani
Menurut Mosher (1968), usahatani merupakan pertanian rakyat dari perkataan
farm sebagai suatu tempat atau sebgaian dari permukaan bumi dimana pertanian
diselenggarakan oleh seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik,
penyakap atau manajer yang digaji. Atau usahatani adalah himpunan dari sumber-
sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi
pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu,
sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan diatas tanah itu dan
sebagainya.
Berikut dibawah ini klasifikasi usahatani:
a. Pola usahatani
Terdapat dua jenis pola usahatani yaitu lahan basah atau sawah dan lahan
kering.
b. Tipe usahatani
Tipe usahatani menunjukan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada macam
dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan.
1. Macam usahatani
 Usahatani kangkung
 Usahatani padi
2. Pola tanam
 Usahatani monokultur
 Usahatani tumpangsari
 Usahatani tumpang gilir
c. Struktur usahatani
Struktr usahatani menunjukan bagaimana suatu komoditi diusahakan. Cara
pengusahaan dapat dilakukan secara khusus, tidak khusus dan campuran.
d. Corak usahatani
Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang
ditentukan oleh berbagai kriteria, antara lain:
 Nilai umum, sikap dan motivasi
 Tujuan produksi dan pengambilan keputusan
 Tingkat teknologi serta tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam
keseluruhan tingkat ekonomi
 Derajat komersialisasi dari produksi dan input usahatani
e. Bentuk usahatani
Bentuk usahatani dibedakan atas penguasaan faktor produksi dan petani yaitu
perorangan dankooperatif.
3. Analisis Break Even Point (BEP)
Break Even Point atau biasa disebut titik impas merupakan kondisi dimana
pendapatan sama dengan modal yang dikeluarkan. Ada empat elemen yang
menjadi pembentuk BEP, diantaranya:
a. Biaya tetap atau fixed cost, yaitu biaya yang wajib dikeluarkan oleh perusahaan
seperti gaji karyawan, biaya sewa, biaya penyusutan dan lain-lain.
b. Biaya tidak tetap atau variabel cost, yaitu biaya dengan nilai berubah-ubah
tergantung dengan naik turunnya permintaan seperti biaya pupuk, bibit dan
lain-lain.
c. Harga jual atau price, yaitu harga yang ditentukan setelah melihat seluruh biaya
produksi ditambah dengan nilai margin yang diperoleh.
d. Pendapatan atau revenue, yaitu penghasilan yang didapat dari seluruh
penjualan.
Ada beberapa rumus yang digunakan dalam perhitungan BEP yaitu:
 BEP per unit = (biaya tetap)(harga per unit-biaya variabel per unit)
 BEP nilai penjualan=biaya tetap : (1-(biaya variabel:harga))
B. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Kesimpulan


1 Melda ( 2020) Analisis Break Even Usahatani Bawang Daun di
Point Usahatani Kecamatan Pontianak Utara
Bawang Daun (Allium telah melebihi atau berada
Fistulosum) Di diatas nilai BEP (penerimaan,
Kecamatan Pontianak produksi, dan harga) serta
Utara Kota Pontianak memperoleh keuntungan yang
besar.
2 Abdul Azis Analisis Biaya Produksi Rata-rata produksi petani
(2019) Dan Pendapatan pengelola 349,09 Kg per bulan,
Usahatani Kangkung Di rata-rata penerimaan petani
Kelurahan Siantan Hilir pengelola sebesar Rp.
Kecamatan Pontianak 1.745,454 per bulan, rata-rata
Utara Kota Pontianak biaya yang dikeluarkan sebesar
Rp. 829,981 per bulan dan rata-
rata pendapatan petani
pengelola sebesar Rp. 915.473
per bula.
3 Emsa Susanti Analisis Finansial Rata-rata biaya yang
Kolis, Usahatani Kangkung dikeluarkan sebesar Rp.
Marthen Darat (Ipomea Reptans 1.234.710/luas tanam, rata-rata
Robinson Poir) Di Kecamatan penerimaan petani pengelola
Pellokila, Kupang Tengah Rp. 5.130.867/luas tanam dan
Made Tusan Kabupaten Kupang rata-rata pendapatan yang
Surayasa diperoleh petani Rp.
(2020) 3.896.157/luas tanam.
C. Kerangka Konsep
Upaya meningkatkan produksi tanaman kangkung darat untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga petani. Pengetahuan untuk menentukan penerimaan,
produksi dan harga berpengaruh pada keuntungan yang akan diperoleh. Kegiatan
usahatani kangkung darat digunakan untuk menghasilkan produksi yang
dikehendaki agar dapat memenuhi permintaan konsumen dan pasar akan tingkat
harga yang sesuai guna memperoleh keuntungan.
Dengan mengeluarkan biaya operasional seperti biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya produksi harus dihitung seluruhnya, baik yang dikeluarkan secara tunai
maupun tidak tunai. Dengan analisis BEP suatu usaha dapat mengetahui jumlah
produksi dan volume penjualan berapa keuntungan yang diperoleh. Dengan
demikian suatu usaha dapat menargetkan berapa keuntungan yang akan diperoleh
dari usahanya.
D. Hipotesis
Diduga terdapat perbedaan antara penerimaan, produksi dan harga jual yang
diperoleh petani kangkung darat di Kelurahan Siantan Hilir khususnya di
Kelompok tani Khatulistiwa V Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak
dengan analisis Break Even Point.

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara
Kota Pontianak. Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan dari bulan
September sampai Oktober 2021.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis,
kalkulator dan alat bantu lainnya.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung sedangkan data
sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara
seperti kantor Dinas Pangan Pertanian Dan Perikanan Kota Pontianak. Teknik
pengumpulan primer dengan melakukan wawancara langsung ke narasumber
(petani). Data yang dikumpulkan berupa masalah yang bersifat kompleks.
D. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel
Sugiyono (2005) mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok tani khatulistiwa
V yang membudidayakan kangkung darat.
Menurut Arikunto (2006) sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi
yang akan diteliti. teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode non probability sampling. Non probability sampling merupakan teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sam
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
(Sugiyono,2015). Cara yang digunakan adalah convenience sampling yaitu sebuah
teknik penentuan sample berdasarkan kebetulan saja, peneliti memilih populasi
berdasarkan yang dirasakan bersedia untuk menjadi responden dan dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan.
E. Variabel Penelitian
Berikut ini variabel yang akan diamati dalam penelitian ini.
1. Karakteristik petani responden
a. Umur
b. Tingkat pendidikan
c. Luas lahan usahatani kangkung darat yang digarap
2. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang tidak dapat berpengaruh langsung
terhadap tingkat produksi.
3. Biaya tidak tetap (Variabel Cost) adalah biaya yang dapat berpengaruh
lansung terhadap tingkat produksi.
4. Biaya produksi (Rp) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkanselama proses
produksi berlangsung.
5. Produksi (kg) adalah jumlah unit yang dihasilkan.
6. Penerimaan (Rp) adalah penjualan hasil produksi.
7. Harga jual (Rp) adalah nilai dari suatu produk.
8. BEP Penerimaan (Rp) adalah menunjukan kelayakan suatu usaha apabila
melebihi penerimaan BEP.
9. BEP Produksi (Rp) adalah menunjukan kelayakan suatu usaha apabila
melebihi penerimaan BEP.
10. BEP Harga (Rp) adalah menunjukan suatu kelayakan suatu usaha apabila
melebihi harga jual BEP.
F. Analisis data
a. Break Even Point (BEP)
Break even point (BEP) atau titik impas merupakan teknik untuk
mengevaluasi berbagai alternatif proses dari pendapatan dan biaya, tujuannya
untuk menemukan titik pertemuan (titik jenuh) dimana jumlah biaya sama dengan
jumlah pendapatan. Untuk menghitung titik impas maka diperlukan beberapa
komponen analisis Break even point seperti biaya tetap (fixed cost), biaya variabel
(variabel cost) dan harga jual (selling price).
b. Rumus Break Even Point
Untuk mengetahui kondisi Break Even Point usahatani tanaman kangkung
darat dikenal dengan beberapa konsep BEP diantaranya BEP penerimaan, BEP
produksi dan BEP harga.
FC
BEP Penerimaan (Rp) = VC
1−
S
FC
BEP Produksi (Kg) =
P− AVC
TC
BEP Harga (Rp/Kg) =
Y
Keterangan :
FC = Biaya tetap
VC = Biaya variabel
S = Penerimaan
P = Harga
AVC = Rata-ratabiaya variabel
TC = Biaya total
Y = Total produksi

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
Krisnaindra. 2016. Pengertian Tanaman Kangkung
https://www.teorieno.com/2016/11/Pengertian-Tanaman-
Kangkung.html (Diakses 05 Oktober 2021)
Mulyono. 2019. Analisa Break Even Point
https://bbs.binus.ac.id/mangement/2019/12/Analisa-Break-Even-
Point/ (Diakses 06 Oktober 2021)
Rahardi, F, Rony, P, Asian, B. 2004. Agribisnis Tanaman Sayuran. PT. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Unknown. 2021. Kangkung FP. Universitas Medan Area.
https://Pertanian.uma.ac.id/Kangkung/ (Diakses 10 Oktober 2021)

Anda mungkin juga menyukai