Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan atau disebut juga Gestasi adalah suatu proses/ rangkaian
peristiwa baru yang akan dialami oleh wanita bila sel ovumnya dibuahi oleh
sel sperma yang berasal dari tubuh pria dalam proses reproduksi. Oleh karena
itu, ibu yang sedang hamil dikatakan pula sedang mengandung. Pertanyaan ini
dapat pula menimbulkan pertanyaan, mengandung apa? Jawabannya tidak lain
adalah mengandung sel telur yang telah dibuahi oleh sel mani atau sperma.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin
ke dunia luar. Lainnya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam
3 trimaster pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dimulai bulan ke 4 sampai bulan ke 6, trimaster ketiga dari bulan ke 7 sampai
bulan ke 9.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan
tumbuh kembang hasil sampai aterm.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis, dan sosial pada ibu
oleh karena itu peran keluarga sangat besar dalam upaya memelihara
kehamilan. Pada primigravida merupakan suatu kondisi kehamilan yang
pertama kali dialami oleh ibu maka asuhan antenatal care merupakan standar
terpenting dalam mendeteksi dini komplikasi yang terjadi, baik pada ibu
maupun pada janin. Dulu orang menganggap bahwa pertolongan pada
persalinan adalah yang terpenting untuk menyelamatkan ibu dan anak. Tapi
persalinan boleh diibaratkan dengan pertandingan olahraga, prestasi
pertandingan tidak ditentukan oleh daya upaya untuk persalinan saja tetapi
jauh sebelumnya adalah sangat tergantung pada persiapan fisik maupun
mental, sebelum pertandingan harus dimulai sejak ibu semasa hamil.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kehamilan?
2. Apa saja tanda dan gejala kehamilan?
3. Bagaimana konsep asuhan keperawatan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar kehamilan.
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala kehamilan.
3. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kehamilan


Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan
tumbuh kembang hasil sampai aterm. (Manuaba, 2010).
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20
sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan pengaruh FSH, folikel primer
mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke
permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel. Desakan folikel
de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai
devaskularisasi. Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf, ovarium
mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba
yang makin mendekati ovarium, gerka sel rambut lumen tuba makin
tinggi, peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran
cairan dalam tuba makin deras menuju uterus.
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak
aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbraie) maka ovum yang telah
dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini
disebut ovum pick up mechanism. Ovum yang tertangkap terus berjalan
mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk pematangan pertama artinya
telah siap untuk dibuahi. (Manuaba, 2010).
2. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus menjadi spermatosit
pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid akhirnya
spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang
kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leydig
sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap
hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40
sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong
yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti),
leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali
kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak). Sebagian besar
spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat
mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia
wanita dapat hidup selama tiga hari sehingga cukup waktu untuk
mengadakan konsepsi (Manuaba, 2010).
3. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung
seperti uraian dibawah ini.
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiata yang mengandung persediaan nutrisi.
b. Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma
yang disebut vitelus.
c. Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.
Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus melalui saluran pada zona pelusida.
d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas
yang dindingnya penuh nonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia.
Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
e. Ovum siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
Spermatozoa menyebar masuk melalui kanalis servikalis dengan
kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu
pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu mengadakan
fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi
4. Proses Nidasi atau Implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma, ‘vitelus”
membangktkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan
“metafase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase
dan telofase sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus
spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum
yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak
pria maupun wanita.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk
“autosom” sedangkan 2 kromosom sisanya sebagai pembawa tanda seks.
Wanita selalu resesif dengan kromosom X. Laki-laki memiliki dua bentuk
kromosom seks yaitu kromosom X dan Y. Bila spermatozoa kromosom X
bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin wanita sedangkan bila kromosom
seks Y bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin laki-laki. Oleh karena itu,
pihak wanita tidak dapat disalahkan dengan jenis kelamin bayinya yang
lahir karena yang menentukan jenis kelamin adalah pihak suami. Setelah
pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam
beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan
seterusnya.berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konseps terus
berjalan menuju uterus. Pembelahan berjalan terus dan didalam morula
terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disbut blastula.
Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili
korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.
5. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding
depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh
tidak rata sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam
ke dalam endometrium.terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel
blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan
eksoselon membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur)
sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat
embrio terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantung yolk
sac. Plat embrio terdiri dari unsur ektoderm, endoterm dan mesoderm.
Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang
terdapat di antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali
pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan
hati, limpa dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga
terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang menuju body
stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada minggu
ke-6 sampai 8 dengan menggunakan ultrasonografi atau sistem Doppler.

B. Tanda dan gejala kehamilan


1. Tanda-tanda presumptif
a. Amenorea (tidak dapat haid)
b. Mual dan muntah (nausea and vomiting)
c. Mengidam (ingin makan sesuatu)
d. Tidak tahan suatu bau-bauan
e. Pingsan
f. Tidak ada selera makan (anoreksia)
g. Lelah (fetique)
h. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
payudara.
i. Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar.
j. Konstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon
steroid.
k. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta,
dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan
dinding perut (linea nigra = grisea).
l. Epulis: hipertrofi dari papil gusi.
m. Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva
biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
2. Tanda-tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar
b. Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan
konsistensi dari rahim.
c. Tanda Hegar
d. Tanda Chadwick
e. Tanda Piscaseck
f. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang = Braxton-Hiks
g. Teraba Ballotement
h. Reaksi kehamilan positif
3. Tanda pasti (tanda positif)
a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-
bagian janin.
b. Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4) Dilihat pada ultrasonografi
5) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.

C. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Identitas berupa nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, alamat dan status.
b. Keluhan Utama: Klien mengatakan mual-mual dan muntah
c. Riwayat Menstruasi : meliputi menarche usia, siklus, lamanya,
banyaknya, HPHT, perkiraan persalinan, Flour Albus.
d. Riwayat obstetri yang lalu: meliputi kehamilan keberapa, umur
kehamilan, penyulit kehamilan, jenis persalinan, penolong, jenis
kelamin anak dan masa nifas.
e. Riwayat kontrasepsi
Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan, lamanya pemakaian
dan keluhan yang dirasakan selama memakai alat kontrasepsi.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Faktor-faktor situasi, seperti pekerjaan wanita dan
pasangannya, pendidikan, status perkawinan, latar belakang budaya
dan etnik, serta status sosioekonomi, ditetapkan dalam riwayat social.
Riwayat keluarga memberikan informasi tentang dekat pasien,
termasuk orang tua, saudara kandung dan anak-anak. Hal ini
membantu mengidentifikasi gangguan genetik atau familial dan
kondisi-kondisii yang dapat mempengaruhi status kesehatan wanita
atau janin.
g. Riwayat pemeriksaan ANC
Data yang diikumpulkan tanggal pemeriksaan, TFU, letak anak, DJJ,
oedema, reflex tungkai, TD, BB, keluhan UK (minggu) dan terapi
yang didapat.
h. Kebutuhan Dasar Manusia
1) Nutrisi
- Frekuensi makan : 3 x sehari
- Jenis makanan : nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah-
buahan.
- Minum : 6-7 kali sehari
- Nafsu makan : tidak nafsu, alasan: karena mual dan
muntah
2) Eliminasi
a) BAK
- Frekwensi : 6-7 kali sehari
- Warna : kekuningan
- Bau : tercium bau aseton
- Keluhan : urin sedikit
b) BAB
- Frekwensi : 3 kali seminggu
- Warna : coklat
- Bau : khas
- Konsistensi : padat
- Keluhan : sulit saat BAB
3) Istirahat Dan Tidur
- Tidur siang : 1-2 jam
- Tidur malam : 7-8 jam

4) Personal Hygiene
- Mandi 2 kali sehari.
- Keramas 3 kali seminggu.
- Sikat gigi 2 kali sehari tiap selesai mandi.
- Mengganti pakaian 2 kali sehari tiap selesai mandi.
- Mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.
i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
- Kepala
- Mata
- Leher
- Kardiovaskuler
- Pencernaan/abdomen
- Ekstremitas
- Sistem persyarafan
- Genito urinaria
- Pemeriksaan janin
- Tinggi badan
- Berat badan sebelum hamil
- Berat badan sekarang
- Lila
- Tanda-tanda vital
2) Pemeriksaan penunjang
- Hasil pemeriksaan laboratorium selama hamil khususnya
hematokrik (menggambarkan anemia).
- Waktu masuk ruang bersalin ulangi lagi pemeriksaan Ht,
Urinalis untuk protein, glukosa dan keton. Contoh darah
perlu diambil untuk crossmatching untuk persiapan bila ada
transfusi.
3) Pengkajian khusus fetal
- DJJ, air ketuban dan penyusupan kepala janin.
- DJJ : hasil periksa setiap 30 menit atau lebih sering jika ada
tanda-tanda gawat janin.
- Warna dan adanya air ketuban : penilaian air ketuban setiap
kali melakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air
ketuban jika selaput ketuban pecah.
- Molase atau Penyusupan tulang kepala janin. Penyusupan
adalah indicator penting tentang seberapa jauh kepala bayi
dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang)
panggul ibu.
2. Diagnosa
a. Ansietas b/d lingkungan yang tidak familier, nyeri, atau kurang
pengetahuan tentang proses persalinan.
b. Nyeri akut b/d agen cedera
c. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan
d. Keletihan berhubungan dengan kehamilan
3. Perencanaan
a. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam : status kesehatan
Goal: klien akan menurunkan tingkat kecemasan selama dalam
perawatan.

Objective: klien dapat beradaptasi dengan status kesehatannya.

Outcomes: Dalam waktu 1 x 24 jam perawatan klien akan:

1) Tidak gelisah
2) Tidak mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam
peristiwa hidup.
3) Ada kontak mata
4) Tidak ketakuatan
5) Wajah tidak tegang, tangan tidak tremor
6) Tidak ada peningkatan ketegangan
7) Tidak ada peningkatan keringat
8) Tekanan darah nadi dan frekuensi pernapasan dalam batas
normal(TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi :
60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/ menit)
9) Berkonsentrasi
10) Tidak ada blocking pikiran.
Intervensi dan rasional

1) Ajarkan kepada pasien teknik relaksasi untuk dilakukan sekurang-


kurangnya setiap 4 jam ketika terjaga.
R/: Untuk memperbaiki keseimbangan fisik dan psikologi
2) Kurangi stressor (termasuk membatasi akses individu pada pasien
jika sesuai) dan usahakan menuntut pasien
R/: Seminimal mungkin jika memungkinkan untuk menciptakan
iklim tenang dan teraupetik.
3) Berikan kesempatan kepada pasien untuk mendiskusikan
perasaanya dengan orang lain yang memiliki masalah kesehatan
yang sama.
R/: Untuk menghilangkan keraguan dan meningkatkan dukungan
4) Secara seksama perhatiakan kebutuhan fisik pasien. Berikan
makanan bergizi dan tingkatkan kualitas tidur disertai langkah-
langkah yang memberikan rasa nyaman.
R/: Untuk menciptakan kesejahteraan dan meyakinkan pasien
bahwa kebutuhannya akan terpenuhi.
5) Pantau respon verbal dan non verbal yang menunjukan kecemasan
klien
R/: Klien mungkin tidak menunjukan keluhansecara langsung
tetapi kecemasan dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal
yang dapat menunjukan adanya kegelisahan, kemarahan,
penolakan dan sebagainya.
6) Kolaborasi pemberian obat sesuai yang diresepkan.
R/: Untuk membantu pasien rileks selama periode ansietas berat
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (biologis) : kontraksi
uterus
Goal: Klien akan terbebas dari nyeri akut.
Objective: Klien akan terhindar dari agen cedera biologis selama
dalam perawatan
Outcomes: Dalam 1x24 jam perawatan, klien :
1) Melaporkan nyeri berkurang secara verbal
2) Tidak tampak meringis dan diaforesis
3) Tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam batas normal (TD:
systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60- 100
X/menit, RR: 12-24 X/ menit).

Intervensi:

1) Kaji jenis dan tingkat nyeri pasien.


R/ Untuk mengetahui jenis dan tingkatan nyeri klien akut atau
kronis. Untuk menghindari interpretasi subjektif.
2) Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan gunakan
bantal untuk membebat atau menyokong daerah yang sakit bila
diperlukan.
R/ Untuk menurunkan ketegangan atay spasme otot dan untuk
mendistribusikan kembali tekanan pada bagian tubuh.
3) Rencanakan aktivitas distraksi.
R/ Membantu klien memfokuskan pada masalah yang tidak
berhubungan dengan nyeri.
4) Pada saat tingkat nyeri klien tidak terlalu kentara, implementasikan
teknik mengendalikan nyeri alternatif.
R/ Teknik nonfarmakologis pengurangan nyeri akan efektif bila
nyeri pasien berada pada tingkat yang dapat ditoleransi.
5) Berikan obat yang dianjurkan untuk mengurangi nyeri, bergantung
pada gambaran nyeri pasien.
R/ Untuk menentukan keefektifan obat.
c. Keletihan berhubungan dengan kehamilan
Goal : klien mengalami keletihan selama perawatan
Objective : klien dapat beradaptasi dengan kehamilannya
Outcomes : dalam 1x24 jam perawatan, klien :
1) Tidak terjadi peningkatan keluhan fisik
2) Tidak terjadi kekurangan energi, letargi, letih. Lesu dan lelah
3) Mampu memulihkan energy setelah tidur
4) Mampu melakukan aktifitas fisik pada tingkat yang biasa

Intervensi dan Rasional

1) Anjurkan pasien untuk makan makanan yang kaya zat besi dan
mineral, jika tidak dikontraindikasikan
R/: tindakan tersebut dapat membantu menghindari anemia dan
demineralisasi
2) Anjurkan pasien untuk tunda makan bila pasien mengalami
keletihan
R/: agar kondisi pasien tidak memburuk
3) Anjurkan pasien untuk menyelingi aktivitas dengan periode
istirahat
R/: penjadwalan periode istirahat yang teratur dapat membantu
menurunkan keletihan dan meningkatkan stamina
4) Tetapkan pola tidur yang teratur
R/: tidur di malam hari 8 sam pai 10 jam dapat membantu
mengurangi keletihan
5) Hindari situasi yang penuh emosional
R/: situasi yang emosional dapat memperburuk keletihan pasien.

d. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan


Goal : Klien tidak mengalami kopnstipasi
Objective :
Outcome
1) Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa
menggunakan obat
2) Konsistensifses lunak
3) Tidak teraba masa pada kolon ( scibala )
4) Bising usus normal ( 15-30 kali permenit )

Rencana tindakan

1) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab


konstipasi
R/ Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab obstipasi
2) Auskultasi bising usus
R/ Bising usu menandakan sifat aktivitas peristaltik
3) Anjurkan pada klien untuk makan maknanan yang mengandung
serat
R/ Diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik
dan eliminasi reguler
4) Berikan intake cairan yang cukup (2 liter perhari) jika tidak ada
kontraindikasi
R/ Masukan cairan adekuat membantu mempertahankan
konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi
reguler
5) Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien
R/ Aktivitas fisik reguler membantu eliminasi dengan
memperbaiki tonus oto abdomen dan merangsang nafsu makan dan
peristaltik
6) Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian pelunak feses
(laxatif, suppositoria, enema)
R/ Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembasahan air usus,
yang melunakkan massa feses dan membantu eliminasi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan
tumbuh kembang hasil sampai aterm. (Manuaba, 2010).
Perkembangan janin pada dua minggu pertama, hasil konsepsi masih
merupakan perkembangan dari ovum yang dibuahi, dari minggu ke-3 sampai
ke-6 disebut mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut fetus.
Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode
kehamilan.
Tanda dan gejala kehamilan diantaranya adalah Tanda-tanda
presumptif, Tanda-tanda kemungkinan hamil dan Tanda pasti (tanda positif).
Konsep Asuhan Keperawatan meliputi tahapan proses Pengkajian,
Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi,FK.Unpad. (1993). Obstetri. Bandung: Elstar.

Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Taylor, C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Edisi 10.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai