Review Jurnal FPP
Review Jurnal FPP
PENYIMPANAN
A. METODOLGI
1. Bahan
Bahan yang digunakan adalah :
- buah manggis dengan dua tingkat kematangan yang berdasarkan visual,
yaitu warna kulit buah semburat ungu dan coklat
- kemasan plastic dengan dua jenis yaitu fleksibel dan stretch film.
- Bahan kimia untuk analisis.
2. Metode
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Agroindustri Program
Pascasarjana Universitas Sriwijaya pada bulan Februari sampai maret
2005.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang
disusun secara factorial dengan tiga faktor perlakuan yaitu tingkat
kematangan buah manggis, suhu penyimpanan dan jenis kemasan dan
diulang dua kali.
2. Gula Total
Gula total buah manggis dengan tingkat kematangan semburat ungu
yang disimpan pada suhu 15oC dalam kemasan fleksibel meningkat
sampai pada penyimpanan hari ke 24 yaitu 18,65% dan hari ke 21 untuk
yang disimpan dalam kemasan stretch film yaitu 17,4%. Untuk suhu
penyimpanan 25oC gula total buah manggis meningkat sampai
penyimpanan hari ke-21 baik dikemas dengan kemasan fleksibel maupun
yang dikemas dengan kemasan stretch film yaitu 17,8% dan 17,4%. Gula
total buah manggis dengan tingkat kematangan coklat pada suhu
penyimpanan 15oC dan 25oC yang dikemas dengan kemasan fleksibel
maupun stretch film terus mengalami penurunan gula total sampai akhir
penyimpanan. Dapat disimpulkan bahwa buah manggis dengan tingkat
kematangan semburat ungu yang disimpan pada suhu 15 oC maupun 25oC
dengan kemasan stretch film maupun fleksibel gula totalnya meningkat,
sedangkan buah manggis yang tingkat kematangan coklat yang disimpan
pada suhu 15oC maupun 25oC dengan kemasan stretch film maupun
fleksibel gula totalnya terus mengalami penurunan sampai akhir
penyimpanan. Hal ini dapat terjadi karena buah manggis dengan tingkat
kematangan semburat ungu sebelum mengalami penurunan gula total
terjadi penimgkatan gula total disebabkan proses klimaterik. Didalam
buah yang sedang berkembang komponen karbon yang larut seperti gula
reduksi, sukrosa, dan asam organik. Kenaikan gula disebabkan hidrolisis
pati menjadi sukrosa, glukosa, dan fruktosa dan kecepatan hidrolisis ini
lebih besar dibandingkan kecepatan perubahan glukosa menjadi CO2 dan
H2O serta energy sehingga dalam jaringan buah terjadi penimbunan
glukosa selama penyimpanan. Sedangkan pada buah manggis dengn
tingkat kematangan coklat mengalami Penurunan gula total selama
penyimpanan karena buah manggis mulai melewati masa pematangan,
Pada tahap ini kadar pati sudah sedikit dan aktivitas enzim invertase
sudah mulai menurun sehingga jumlah kadar gula pereduksi yang
terbentuk juga menurun.
PENGARUH PENGGUNAAN KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN
TERHADAP MUTU BUAH SALAK BALI
A. Metode Penelitian
1. Bahan
- Buah salak yang dipetik pada umur 4,5-5 bulan setelah mekar (bentuk
buah tandan dan pipilan).
- Penggunaan jenis kemasan ( kemasan karton dan besek) kemasan kotak
karton dengan ukuran panjang 32cm, lebar 22 cm, tinggi 22 cm yang
terdiri dari 16 lubang dengan diameter 2,5 cm. sedangkan penggunaan
kemasan besek dengan kapasitas 10 kg.
2. Metode
Penelitian dilaksanakan di Dusun Telaga, Desa Sibetan, Kec Selat,
Kab. Karangasem. Analisis kimia dilaksanakan di laboratorium Teknologi
Pertanian Universitas Udayna Denpasar.
Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat
kali ulangan. Untuk mengetahui tingkat pengaruh masing-masing
perlakuan maka dilakukan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Perlakuan terdiri dari 4 kemasan (karton tandan, karton pipilan, besek
tandan, besek pipilan) dengan lama penyimpanan 3, 6, 9, dan 15 hari.
B. Pembahsan
1. Kadar pati
Analisis kadar pati pada buah salak menggunakan metode hidrolisis
asam. Pada hari ke-9 pada kemasan karton tandan kadar pati berjumlah
2,50 gr/100 gr, pada kemasan besek tandan kadar pati berjumlah 3,50
gr/100 gr. Dan besek pipilan kadar pati berjumlah 2,51 gr/100 gr,
sedangkan karton pipilan kadar pati berjumlah 2,42 gr/100gr. Dapat
dilihat penggunaan dengan kemasan besekn jumlah kadar pati lebih tinggi
dibandingkan dengan kemasan lainnya, hal ini karena penggunaan
kemasan besek tandan mampu mempertahankan kesegaran buah karena
perubahan-perubahan zat-zat kimia selama penyimpanan relatif lebih
kecil. Penggunaan kemasan besek dalam bentuk tandan pada penyimpanan
buah salak dapat menekan laju respirasi buah, sehingga perombakan
karbohidrat kompleks menjadi bentuk karbohidrat yang paling sederhana
(gula) dapat dihambat.
Pada hasil penelitian terhadap rasa manis dan aroma salak bali yaitu
semakin lama penyimpanan maka rasa manis dan aroma pada buah salak
semakin meningkat, dapat dilihat di tabel 6 pada lampiran. Hal ini dapat
terjadi karena terjadi perombakan pati menjadi gula-gula sederhana oleh
adanya enzim amylase dan maltase. Timbulnya aroma yang sedikit kuat
selama penyimpanan menunjukkan bahwa buah salak mengalami proses
pematangan karena terjadinya perubahan kadar asam-asam organik relatif
tinggi dalam buah.
Buah salak yang belum matang akan terasa tekstur bertepung. Tepung
tersebut merupakan salah satu bentuk karbohidrat dalam bentuk pati.
Kadar pati dalam buah salak selama pematangan akan berubah menjadi
fruktosa dan glukosa. Fruktosa dan glukosa ini juga mempengaruhi tingkat
kemanisan buah. Selain fruktosa dan glukosa, karbohidrat ini akan
berubah menjadi monosakarida lain seperti arabinosa dan sorbitol (gula
alcohol).