Anda di halaman 1dari 10

ANALISA RENDAHNYA MINAT BACA TARUNA DI PERPUSTAKAAN

memprihatinkan.
POLITEKNIK ILMU PELAYARAN(PIP) Membaca,
SEMARANG yang
merupakan
Merry Oktarina1, Sri Purwantini2
1) Staf Administrasi Jurusan Teknika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
2) Sekretaris Jurusan KALK Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
Abstrak : Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang sebagai salah satu institusi
pendidikan yang mencetak tenaga profesional di bidang maritim dituntut untuk
menghasilkan output yang mumpuni dibidangnya. Salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas pengetahuan individu adalah dengan membaca. Minat baca taruna PIP
Semarang sebagai peserta didik masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan
perguruan tinggi yang lain.
Perpustakaan sebagai wahana yang disediakan untuk menangani kebutuhan
taruna akan informasi juga belum dimanfaatkan secara maksimal. Masih banyak yang
harus dilakukan perpustakaan PIP Semarang untuk turut berpartisipasi menarik minat
taruna dalam menggali informasi dan tetap mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi terkini.
Taruna sebagai stakeholder harus terus menerus didorong dan dimotivasi untuk
terus mengasah ketajaman intuisi dan wawasan keilmuannya melalui membaca.
Penelitian ini turut mendalami pola pembinaan minat baca yang sesuai untuk diterapkan
kepada taruna. Peningkatan minat baca taruna di perpustakaan diharapkan berbanding
lurus dengan kualitas lulusan sebagai salah satu indikator keberhasilan PIP Semarang.

Kata kunci : minat baca, taruna, perpustakaan

PENDAHULUAN

Salah satu cara untuk membuka wawasan


adalah dengan membaca. Perpustakaan salah satu sarana untuk mendapatkan
adalah salah satu fasilitas yang disediakan informasi harus dipupuk dan dibina
oleh PIP Semarang bagi peserta didik, dalam sehingga seseorang akan selalu haus ilmu
hal ini taruna, dan mempunyai peran dan pengetahuan dan memiliki wawasan yang
fungsi yang strategis dalam mewujudkan luas, serta peka terhadap perubahan terkini.
keberhasilan pendidikan dan pembentukan Tidak semua orang memiliki kegemaran
pola pikir. Keberadaaan perpustakaan saat membaca dan untuk menumbuh
ini belum menarik minat taruna untuk kembangkan hal tersebut juga bukan
meminjam buku bahkan sekedar berkunjung merupakan hal yang mudah.
saja. Setiap bulannya perpustakaan PIP Dalam perkembangannya
Semarang mengalami penurunan jumlah perpustakaan PIP Semarang telah
pengunjung dan jumlah buku – buku yang melakukan perbaikan–perbaikan untuk
dipinjam oleh taruna. selalu menarik minat taruna agar mau
Hal ini mengindikasikan bahwa minat baca mengunjungi perpustakaan. Hanya pada
taruna tergolong rendah yang dapat dilihat saat–saat tertentu saja frekuensi kunjungan
dari jumlah pengunjung perpustakaan yang dan peminjaman buku naik drastis (peak
tidak sepadan dengan jumlah taruna yang season), misalnya pada saat ujian semester.
ada di PIP Semarang. Rendahnya minat baca Sedikit sekali taruna yang memanfaatkan
taruna merupakan suatu hal yang sangat waktu luang mereka untuk membaca di
perpustakaan.
Dalam Undang–Undang Perpustakaan baca berarti adanya perhatian atau kesukaan
No. 43 Tahun 2007 disebutkan bahwa ( kecenderungan ) untuk membaca menurut
perpustakaan adalah institusi pengelola Soemarni ( 2005 : 2 ). Apabila kita
koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau membiasakan diri membaca terus menerus
karya rekam secara profesional dengan setiap hari dan sepanjang waktu maka
sistem yang baku guna memenuhi lambat laun akan tertanam dalam diri kita
kebutuhan pendidikan, penelitian, suatu keadaan serta perasaan ingin tahu
pelestarian, informasi, dan rekreasi para (curiousity). Dari perasaaan keingintahuan
pemustaka. Perpustakaan PIP Semarang yang kuat akan sesuatu ini mendapat suatu
tergolong perpustakaan perguruan tinggi, dorongan yang kuat dalam batin kita maka
yang menurut Perpustakaan Nasional disitulah mulai timbul minat. Minat
Republik Indonesia (2001 : 19) adalah membaca atau minat baca muncul karena
perpustakaan yang diselenggarakan oleh adanya berbagai macam informasi yang
lembaga pendidikan tinggi yang layanannya mengelilingi kita dan kemudian informasi
diperuntukkan bagi civitas akademika itulah yang akan mendorong kita untuk
perguruan tinggi yang bersangkutan. mencari sumbernya.
Perpustakaan memiliki peran yang Penyebab rendahnya minat baca antara lain
besar bagi masyarakat akademis, Woro ( Tokoh, Mei 1006 ) :
Budiastuti (2008 : 16) menjelaskan peran
perpustakaan antara lain : a. Sistem pembelajaran yang belum
a. Sebagai pusat penerangan mengharuskan peserta didik untuk
b. Menjadi pusat dokumentasi banyak membaca.
c. Tempat rekreasi yang sehat b. Gempuran hiburan melalui media
elektronik menyebabkan buku
MINAT BACA menjadi semakin tidak tersentuh
Minat menurut Sumarni (2005: 2) c. Banyaknya tempat – tempat hiburan
merupakan kecenderungan atau keinginan d. Masyarakat Indonesia memang
yang tinggi terhadap sesuatu. Sedangkan belum memiliki budaya membaca.
Crow and Crow (1973: 553) berpendapat Secara turun temurun budaya
bahwa minat merupakan suatu kekuatan diwariskan melalui dongeng dan
(motivating force) yang menyebabkan cerita.
seseorang memusatkan perhatian pada orang e. Terbatasnya waktu luang
lain, aktifitas atau objek tertentu. Dalam f. Sarana untuk memperoleh bahan
penelitian ini aktifitas yang dimaksud adalah bacaan murah seperti perpustakaan
membaca, sedangkan stimuli yang dimaksud masih belum memadai
adalah adanya buku yang dibaca individu Adapun faktor-faktor yang
akan menstimuli individu yang mempengaruhi minat baca dapat
bersangkutan untuk memiliki wawasan dan diformulasikan sebagaimana gambar di
wacana keilmiahan, sebagaimana bawah ini.
diharapkan pada setiap insan akademis yang
sedang menempuh pendidikan tinggi.
Menurut Kantor Perpustakaan Daerah Jawa
Tengah (2004 : 13) membaca dalam arti
yang amat sederhana adalah melakukan
berbagai kegiatan yang dapat memperkaya
pengetahuan serta memperluas wawasan
untuk dapat membentuk watak dan sikap
yang menyebabkan pengetahuan seseorang
bertambah. Sumber bacaan adalah bisa dari
buku, majalah ataupun surat kabar. Minat
POPULASI DAN SAMPEL
Gambar 2.1
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penelitian ini dilakukan terhadap
Minat Baca taruna PIP Semarang semester I, III, VII dan
VIII. Mengingat jumlah populasi relatif
Diri Pribadi besar (> 100 orang), maka diputuskan
diambil sebanyak 140 taruna sebagai sampel
penelitian, dengan komposisi; 35 responden
taruna semester I, 35 responden taruna
Orangtua semester III, 35 responden taruna semester
(keluarga) VII dan 35 responden taruna semester VIII.
Minat Baca Sampel ini dianggap telah representatif dan
mewakili populasi, menurut Arikunto (2002:
Lingkungan 112), “Apabila subjek kurang dari 100 lebih
sosial baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
jika subjeknya besar dapat diambil antara 10
Pemerintah – 15 % atau 20 – 25 %”.
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah simple random sampling,
Sumber : Kantor Perpustakaan Daerah yaitu di mana setiap unit analisis memiliki
Provinsi Jawa Tengah kesempatan dan peluang yang sama untuk
dipilih sebagai sampel penelitian.
Buku adalah jendela dunia, membaca
adalah kuncinya. Idiom tersebut PERPUSTAKAAN PIP SEMARANG
menggambarkan jelas bahwa dengan
membaca kita dapat mengetahui dunia. Lokasi perpustakaan berada diarea
Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa gedung utama lantai II seluas 282m2, dengan
Tengah (2004: 5) menjabarkan manfaat perincian 15,8% untuk rak buku, 10,6%
membaca adalah bagi individu sendiri dan untuk ruang baca, 35% ruang administrasi.
juga bagi perkembangan masyarakat sekitar. Ruang baca dapat menampung 65 taruna,
Penulis mengintegrasikan manfaat yang artinya hanya dapat melayani 8,1%
membaca bagi taruna PIP Semarang dari jumlah taruna secara serentak. Penitipan
sebagaimana gambar berikut: barang telah disediakan rak khusus dan
untuk kenyamanan taruna selaku pengguna
Gambar 2.2 telah disediakan fasilitas penerangan,
Manfaat membaca bagi taruna PIP ventilasi, dan pendingin ruangan.
Semarang
Perpustakaan PIP Semarang memiliki
Gemar
9275 koleksi buku dengan 1868 judul yang
Pengetahu Intelektualit dapat digunakan untuk ketiga jurusan yang
membaca
an dan as tinggi ada di PIP Semarang dengan perincian
Wawasan sebagaimana tabel dibawah ini :

Taruna dgn Output Visi dan


intelektuali berkualitas misi
tas tinggi tercapai
menggunakan katalog digital yang lebih
memudahkan pengguna.
Tabel 4.1
Jumlah Koleksi Perpustakaan PIP Perpustakaan belum pernah
Semarang mengadakan pendidikan atau orientasi
perpustakaan kepada pengguna yang akan
memudahkan pengguna mendapatkan
No Jurusan Jumlah Judul
layanan perpustakaan yang efektif dan
1 Nautika 2833 678 efisien (Depdikbud, 1994: 75)
2 Teknika 1644 453 b. SUMBER DAYA MANUSIA
3 KALK 1226 253 Untuk melayani pengguna,
perpustakaan PIP Semarang dipimpin oleh 1
4 Umum 3572 1868 (satu) orang Kepala Unit yang membawahi
6 orang staf yang memiliki tugas yang sama
Jumlah 9275 3252 yaitu melayani sirkulasi dan pengelolaan
pustaka. Sayangnya perpustakaan belum
memiliki tenaga fungsional pustakawan
Sumber : Perpustakaan PIP Semarang, 2008 yang memang dikhususkan untuk
Variasi koleksi hanya berupa pustaka pengelolaaan dan pengembangan
yang tercetak dan belum memiliki pustaka perpustakaan serta minat baca dilingkungan
yang terekam. Sedangkan perpustakaan kampus. Untuk pengembangan sumber daya
belum pernah melanggan terbitan berkala manusia, perpustakaan jarang mengirimkan
seperti jurnal ilmiah atau majalah. Surat stafnya untuk mengikuti pelatihan–pelatihan
kabar telah dilanggan sayangnya belum dibidang kepustakawanan, baru 2 (dua)
pernah didokumentasikan secara sistematis. orang staf yang telah mengikuti pelatihan
Pengklasifikasian koleksi telah disusun pustakawan namun belum memiliki jabatan
menurut Dewey Decimal Classification fungsional pustakawan. Sebagaimana
(DDC) yang merupakan sistem disebutkan dalam Keputusan MENPAN No.
pengklasifikasian buku di perpustakaan pada 132 Tahun 2002 bahwa tugas pokok
umumnya. pustakawan meliputi pengorganisasian dan
pendayagunaan koleksi bahan pustaka /
a. PELAYANAN PERPUSTAKAAN sumber informasi, pemasyarakatan
perpustakaan, dokumentasi dan informasi
Perpustakaan memberikan layanan serta pengkajian pengembangan
selama 37,5 jam dalam seminggu. perpustakaan, dokumentsi dan informasi,
Sebagaimana lazimnya perpustakaan pada sehingga jelas sekali bahwa pustakawan
umumnya, perpustakaan PIP Semarang sangat dibutuhkan bagi perpustakaan.
hanya melayani peminjaman dan perujukan,
namun pelayanan perujukan belum MINAT BACA TARUNA DI
maksimal. Perpustakaan belum PERPUSTAKAAN PIP SEMARANG
menyediakan pelayanan lain yakni : silang Untuk menelusuri minat baca taruna,
layan, pandang dengar (audio visual), penulis menjajaki sejauh mana minat taruna
pelayanan dengan komputer, dan jasa dalam membaca melalui pertanyaan dalam
kesiagaan informasi. Sistem penataan kuesioner mengenai hobi. Hasilnya
koleksi menganut sistem layanan terbuka sebagaimana gambar dibawah ini :
dimana pengguna langsung menuju ke rak
buku untuk mendapatkan pustaka yang
diinginkan. Sedangkan penelusuran pustaka
dilakukan secara manual belum
Sumber : Perpustakaan PIP Semarang, 2008

Gambar 4.1 Pada saat–saat tertentu saja (peak


season) terlihat peningkatan mencolok
misalnya pada saat ujian semester atau
proses penyusunan skripsi taruna.
Sedangkan diluar peak season tersebut,
taruna cenderung kurang tertarik untuk
berkunjung ke perpustakaan.
Hasil ini juga diperkuat dengan data
Library Visit per Capita ( LVpT), tahun
2007 yang sangat rendah. Dengan jumlah
taruna sebanyak 799 yang dilayani
perpustakaan dibandingkan dengan jumlah
kunjungan ke perpustakaan tahun 2007
Sebaran Hobi Responden sebanyak 1.742, maka diperoleh angka
Sumber : Data primer yang diolah, 2008 LVpT sebesar 2,18 (Forum Perpustakaan
Perguruan Tinggi Indonesia, 2002:14 ).
Hanya 16,4% taruna yang memiliki Artinya selama tahun 2007 setiap taruna
kegemaran membaca, sebagian besar hanya berkunjung ke perpustakaan sebanyak
memiliki hobi olahraga. Hal ini 2 kali saja. Menurunnya jumlah kunjungan
mengindikasikan minat baca dikalangan berbanding lurus dengan penurunan jumlah
taruna tergolong rendah. Indikator peminjam dan jumlah buku yang dipinjam
rendahnya minat baca lainnya ditunjukkan di perpustakaan yang ditunjukkan pada
pada sedikitnya kepemilikan bahan bacaan. gambar di bawah ini.
Dari 140 responden hanya 10,1% yang
memiliki buku lebih dari 18 buah. Idealnya Gambar 4.3
apabila kepemilikan bahan bacaan terbatas, Peminjam dan Buku yang dipinjam di
maka taruna akan berusaha mencari bahan Perpustakaan PIP Semarang
bacaan atau literatur di perpustakaan. Tetapi Kurun Waktu Januari 2007 s.d. Agustus
ternyata semakin sedikit taruna yang 2008
berkunjung ke perpustakaan dalam kurun
waktu 20 (dua puluh) bulan data penelitian
sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

Gambar 4.2
Kunjungan Taruna di Perpustakaan PIP
Semarang
Kurun Waktu Januari 2007 s.d. Agustus
2008

Sumber : Perpustakaan PIP Semarang, 2008

Dari data–data yang dikumpulkan


tersebut, maka penulis memiliki hipotesis
bahwa taruna PIP Semarang memiliki minat
baca yang rendah. Ditunjukkan dengan yang bahkan memiliki lingkungan keluarga
minimnya taruna yang memiliki kegemaran yang tidak kondusif.
membaca dan kepemilikan bahan bacaan,
tingkat kunjungan ke perpustakaan serta
kuantitas peminjaman buku yang cenderung
b.2 Variabel Teman Kampus (X2)
menurun. Hipotesis ini akan dibuktikan dan
Sebagian besar responden termasuk
dianalisa lebih lanjut antara variabel
memiliki lingkungan teman kampus yang
dependent dan independent dalam
sedang atau cukup kondusif, yaitu sebesar
pembahasan berikut.
42,14 persen, sejumlah 32,86 persen
PEMBAHASAN responden lainnya termasuk memiliki
lingkungan teman kampus yang kurang
Variabel-variabel penelitian kondusif, dan bahkan sejumlah 7,14 persen
dijabarkan secara akumulatif, yang akan responden lainnya tergolong memiliki
dibagi ke dalam sub - sub bahasan, yang lingkungan teman kampus yang tidak
meliputi variabel dependent (Y) yaitu minat kondusif.
baca taruna dan variabel independent (X)
yang mencakup faktor – faktor pendorong b.3 Variabel Dosen Pengajar (X3)
minat baca taruna. Selanjutnya akan diuji Sebagian besar responden termasuk
pengaruh masing – masing variabel memiliki lingkungan dosen kampus yang
independen terhadap variabel dependen. kurang kondusif, yaitu sebesar 42,14 persen,
Faktor penghambat minat baca dijajaki bahkan sejumlah 9,29 persen responden
melalui ketersediaan waktu luang taruna dan lainnya termasuk memiliki lingkungan
pemanfaatan waktu luang saja. dosen kampus yang tidak kondusif.

a. Variabel Minat Baca Taruna (Y) b.4 Variabel Koleksi Buku di


Hasil pengolahan data menunjukkan Perpustakaan (X4)
sebagian besar responden memiliki minat Pengolahan data menunjukkan
baca yang kurang baik, yaitu sebesar 38,57 sebagian besar responden menilai koleksi
persen, dan terdapat sejumlah 35 persen buku di perpustakaan cukup kondusif atau
responden lainnya yang memiliki minat baca sedang, yaitu sebesar 35,71 persen, sejumlah
yang sedang, dan bahkan sejumlah 7,86 29,29 persen responden lainnya menilai
persen responden memiliki minat baca yang koleksi buku tersebut kurang kondusif, dan
tidak baik. bahkan terdapat sejumlah 8,57 persen
responden lainnya menilai koleksi buku di
b. Faktor Pendorong Minat Baca perpustakaan PIP Semarang tidak kondusif.
Taruna
Yang merupakan faktor pendorong b.5 Variabel Sarana di Perpustakaan
minat baca pada penelitian ini meliputi : 1) (X5)
variabel lingkungan keluarga, 2) teman, 3) Responden menilai sarana di
variabel dosen pengajar, 4) koleksi buku di perpustakaan kurang kondusif, yaitu sebesar
perpustakaan, 5) sarana di perpustakaan, dan 45 persen, bahkan terdapat sejumlah 3,57
6) pelayanan di perpustakaan. persen responden lainnya menilai sarana di
perpustakaan tidak kondusif. Sejumlah
b.1. Variabel Lingkungan Keluarga 31,43 persen responden menilai sarana yang
(X1) ada di perpustakaan PIP Semarang tergolong
Hasil pengolahan data menunjukkan cukup kondusif (sedang).
sebagian besar responden memiliki
lingkungan keluarga yang kurang kondusif, b.6 Variabel Pelayanan di
yaitu sebesar 56,43 persen, dan terdapat Perpustakaan (X6)
sejumlah 11,43 persen responden lainnya
Responden menilai pelayanan di b. Variabel lingkungan teman (X2)
perpustakaan kurang baik, yaitu sebesar secara partial berpengaruh positif
31,43 persen, bahkan terdapat sejumlah 7,86 terhadap variabel minat membaca taruna
persen responden lainnya menilai pelayanan PIP Semarang (Y). Adapun besarnya
di perpustakaan tidak baik. Sejumlah 28,57 pengaruh variabel lingkungan teman
persen responden lainnya menilai pelayanan (X2) terhadap minat baca (Y) adalah
yang ada di perpustakaan PIP Semarang sebesar 0,179 atau 17,9 persen.
sudah cukup baik (sedang).
c. variabel lingkungan dosen (X3) secara
partial berpengaruh positif terhadap
variabel minat membaca taruna PIP
PENGUJIAN HIPOTESIS Semarang (Y). Semakin tidak kondusif
Dalam sub bahasan ini akan dilakukan dosen dari taruna dalam memberikan
pengujian hipotesis penelitian dan sekaligus perkuliahan, maka akan semakin rendah
akan diketahui faktor-faktor apa yang saja minat baca dari taruna yang
yang mempengaruhi minat baca taruna PIP bersangkutan.
Semarang. Dalam pengujian hipotesis ini
d. variabel koleksi buku di
akan digunakan uji F dan uji t. perpustakaan (X5) secara partial
Melalui uji-F diketahui bahwa variabel berpengaruh positif terhadap variabel
lingkungan keluarga, teman, dosen, aktivitas minat baca (Y). Dengan kata lain,
di luar membaca, koleksi buku di semakin tidak kondusif koleksi buku
perpustakaan, sarana di perpustakaan dan yang tersedia di perpustakaan, maka
pelayanan di perpustakaan secara simultan akan semakin rendah minat baca dari
berpengaruh secara signifikan terhadap taruna. Sedangkan besarnya pengaruh
minat baca taruna PIP Semarang. Semakin variabel koleksi buku di perpustakaan
baik lingkungan keluarga, teman, dosen, (X5) terhadap minat baca adalah sebesar
aktivitas di luar membaca, koleksi buku di 0,137 atau 13,7 persen.
perpustakaan, sarana di perpustakaan dan e. Inferensi yang diambil adalah variabel
pelayanan di perpustakaan, maka akan
sarana di perpustakaan (X6) secara
semakin baik pula minat baca taruna PIP
partial berpengaruh positif terhadap
Semarang. Adapun pengaruh yang
variabel minat membaca taruna PIP
disumbangkan oleh keseluruhan variabel
Semarang (Y). Semakin tidak kondusif
bebas penelitian terhadap minat membaca
sarana yang ada di perpustakaan PIP
taruna PIP Semarang adalah sebesar 0,588
Semarang, maka akan semakin rendah
atau 58,8 persen. minat baca dari taruna. Sedangkan
Pengujian dengan t-test diperlukan untuk pengaruh variabel sarana di
membuktikan apakah secara partial variabel perpustakaan. Sedangkan besarnya
bebas penelitian berpengaruh terhadap pengaruh variabel sarana di
variabel terikat, yaitu minat baca. Melalui t- perpustakaan (X6) terhadap minat baca
test didapatkan hasil : adalah sebesar 0,170 atau 17 persen.

a. Semakin tidak kondusif lingkungan f. Inferensi yang diambil adalah variabel


keluarga taruna, maka akan semakin pelayanan di perpustakaan (X7) secara
rendah minat baca pada taruna yang partial berpengaruh positif terhadap
bersangkutan. Adapun pengaruh dari variabel minat membaca taruna PIP
variabel lingkungan keluarga (X1) Semarang (Y). Semakin tidak baik
terhadap variabel minat baca (Y) adalah pelayanan yang diberikan petugas
sebesar 0,179 atau 17,9 persen. perpustakaan kepada taruna, maka akan
semakin rendah minat baca dari taruna responden melakukan kegiatan berbenah.
yang bersangkutan. Sungguh sangat disayangkan waktu luang
terbatas tetapi tidak dimanfaatkan dengan
FAKTOR PENGHAMBAT MINAT baik.
BACA TARUNA
Sebagaimana yang telah dijabarkan
sebelumnya yang menghambat individu
untuk membaca antara lain ketersediaan
waktu luang serta pemanfaatan waktu luang.
Kesimpulan
Penulis menjajaki ketersediaan waktu luang
Berdasarkan uraian yang telah disajikan
yang dimiliki seorang taruna dalam satu hari
pada bab-bab sebelumnya dapat diambil
melalui Perintah harian Sifat Tetap (PHST)
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
yang merupakan petunjuk teknis kegiatan
1. Minat baca taruna PIP Semarang di
seorang taruna sehari – hari. Dalam 24 jam
perpustakaan tergolong rendah.
aktifitas seorang taruna dijabarkan pada
2. Rendahnya minat baca taruna tersebut
tabel berikut. dipengaruhi oleh faktor pendorong dan
Tabel 4.9 faktor penghambat minat baca.
Kegiatan Taruna PIP Semarang 3. Faktor – faktor pendorong minat baca
Sumber : PHST PIP Semarang, diolah,
2008 Aktifitas Jml %
Jam
Kegiatan belajar taruna dikelas yang Tidur/istirahat 6 25,00
dianggap efektif adalah pada pagi hari malam 5,5 22,91
sebesar 22,91% dari kegiatan taruna Belajar dikelas2,25 9,37
keseluruhan dalam sehari. Dari beberapa (pagi) 2,25 9,37
kegiatan taruna yang terangkum dalam Olahraga 1,5 6,25
PHST , taruna hanya memiliki waktu luang Apel dan upacara 1,5 6,25
pada saat belajar dikelas pada siang hari dan Belajar dikelas 5 20,80
malam hari. Jam pelajaran terbanyak (siang)
dilaksanakan pada pagi hari walaupun ada Belajar mandiri
sebagian taruna yang memiliki jam pelajaran (malam)
pada siang hari. Jadi bagi taruna yang tidak Aktifitas lain
memiliki jam pelajaran pada siang hari (makan,dll)
dapat melakukan kegiatan lain, walaupun Jumlah 24 100,00
pada prinsipnya taruna harus terus berada antara lain keluarga, teman, dosen,
dikelas. Sehingga waktu luang yang dimiliki koleksi , sarana dan layanan
taruna hanya sedikit sekali yaitu sebanyak perpustakaan setelah dianalisa secara
12,50% dari seluruh kegiatannya dalam parsial berpengaruh positif terhadap
sehari. Tetapi pada saat olahraga sore, tidak minat baca taruna. Semakin kondusif
semua taruna ikut berolahraga, sehingga faktor pendorong akan semakin
bagi taruna yang tidak berolahraga dapat meningkat minat baca taruna. Pada
menggunakan waktu tersebut untuk kenyataannya faktor – faktor pendorong
melakukan kegiatan lain. tersebut cenderung tidak kondusif.
Artinya faktor pendorong ternyata tidak
Dalam waktu luang yang singkat mendorong minat baca taruna.
tersebut taruna tidak serta merta 4. Faktor penghambat minat baca taruna
memanfaatkannya dengan baik. Sebanyak PIP Semarang antara lain ketersediaan
37,5% responden menyatakan bahwa waktu waktu luang dan pemanfaatan waktu
luangnya hanya dihabiskan dengan luang. Setelah diteliti ternyata sedikit
bercengkrama dengan teman dan 22,66%
sekali yaitu hanya 12,50% dari seluruh 3. Agar taruna lebih tertarik untuk
kegiatan taruna dalam sehari. Artinya berkunjung ke perpustakaan, sebaiknya
sedikit sekali waktu luang yang dimiliki dilakukan promosi misalnya dengan
seorang taruna untuk melakukan cara :
aktifitas lain diluar aktifitas tetapnya. a. Orientasi perpustakaan bagi taruna
Sebagian besar waktu luang baru.
dimanfaatkan untuk bercengkrama b. Display koleksi perpustakaan terkini.
dengan teman c. Mengadakan lomba antar taruna
yang berhubungan dengan
penelusuran pustaka
Saran d. Majalah dinding perpustakaan
Berdasarkan kesimpulan dari 4. Alternatif solusi untuk meningkatkan
penelitian ini, maka penulis memberikan minat baca taruna dapat dilakukan
saran - saran sebagai berikut : dengan menambah jam layanan
1. Minat baca taruna PIP Semarang harus perpustakaan pada malam hari.
dikembangkan, antara lain dengan cara Sehingga taruna dapat memanfaatkan
: waktu belajar pada malam hari dengan
a. Pembentukan kelompok – kelompok membaca di perpustakaan.
diskusi 5. Menciptakan lingkungan gemar
b. Dosen pengajar agar lebih sering membaca, sehingga taruna akan terpola
memberikan tugas yang kebiasaan membaca ( reading interest
mengharuskan taruna mencari to reading habit ).
literatur di perpustakaan
c. Taruna diarahkan untuk membuat
summary secara berkala atas buku – DAFTAR PUSTAKA
buku yang berkaitan dengan mata
kuliahnya. Arikunto. S. 2002. Prosedur Penelitian.
d. Pengembangan perpustakaan PT. Rineka Cipta. Jakarta.
2. Pengembangan perpustakaan, yang Ashadi Siregar. 1998. Bagaimana
dapat dilakukan melalui : Meliput dan Menulis Berita untuk
a. Menambah ragam koleksi tidak Media Massa. Kanisius. Yogyakarta.
hanya dari institusi tetapi juga dari B. Aubrey FisHer. 1986. Teori-Teori
pihak ketiga dan kerjasama antar Komunikasi. PT. Remaja
perpustakaan. Rosdakarya. Bandung.
b. Sedikitnya melanggan 1 (satu) jurnal Crow and Crow, 1973. An outline of
ilmiah. General Psychology. New York
c. Penambahan sarana dan prasarana Lithfe Field Adam & Co.
untuk kenyamanan pengguna Departemen Pendidikan dan
d. Penambahan komputer untuk katalog Kebudayaan Republik Indonesia.
digital (penelusuran pustaka) dan 1989. Kamus Besar Bahasa
optimalisasi layanan perpustakaan. Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
e. Staf perpustakaan yang telah Departemen Pendidikan dan
mengikuti pelatihan pustakawan Kebudayaan Republik Indonesia.
sebaiknya ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Pendidikan
jabatan fungsional pustakawan, Tinggi 1994. Perpustakaan
sehingga bertangggung jawab Perguruan Tinggi Buku Pedoman.
terhadap pengembangan dan Jakarta.
pengelolaan perpustakaan serta Jalaluddin Rakhmat. 1985. Metode
membina minat baca dilingkungan Penelitian Komunikasi. Remaja
civitas akademika. Rosdakarya. Bandung.
Kantor Perpustakaan Daerah Provinsi Surawan Martinus. 2001. Kamus Kata
Jawa Tengah. 2004. Panduan Serapan. Gramedia Pustaka
Pembinaan Minat Baca. Kantor Utama. Jakarta.
Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Sutrisno Hadi. 2002. Statistik Jilid 2.
Tengah. Semarang. Andi Offset. Yogyakarta.
Keputusan Menteri Perhubungan No. Undang Undang No. 43 Tahun 2007
SK.522/DL.002/Diklat-2000, tentang Perpustakaan. Graha Ilmu.
2000, Statuta Politeknik Ilmu Yogyakarta.
Pelayaran Semarang. Jakarta Wayan Nurkancana dan P.P.N
M. Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokok Sumartana. 1986. Evaluasi
Materi Statistik 1 (Statistik Pendidikan. Usaha Nasional.
Deskriptif). Bumi Aksara. Jakarta. Surabaya
M. Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokok Woro Budiastuti, 2008. Perpustakaan :
Materi Statistik 2 (Statistik Pendidikan Seumur Hidup. Buletin
Inferensif). Bumi Aksara. Jakarta. Pustakawan Edisi Kedua Tahun
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 2008
1982. Metode Penelitian Survai.
LP3S. Jakarta.
Onong Uchjana Effendi. 1999. Ilmu
Komunikasi Teori dan Praktek. PT.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia. 2001. Standar
Perpustakaan Perguruan Tinggi
Kategori C. Jakarta
Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia. 2006. Pengelolaan
Koleksi Perpustakaan Perguruan
Tinggi. Jakarta
Peter Henshall & David Ingram. 2000.
Menjadi Jurnalis. Institut Studi
Arus Informasi. Jakarta.
Poerwadarminta. W.YS, 2006. Kamus
Umum Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka. Jakarta.
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.
2004. Company Profile
Soemarni. 2005. Pembinaan Minat Baca
Masyarakat. Pemerintah Propinsi
Jawa Tengah. Kantor Perpustakaan
Daerah. Semarang
Supriyanto. 1996. Peran Perpustakaan
Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Gemar Membaca. Muscab IPI dan
Seminar Ilmiah. Semarang
Sugiarto. 2001. Teknik Sampling..
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur
Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai