menit
Belajar Alki tab
Bebas dari
Rasa Takut
Kay Arthur
PRECEPT MINISTRIES I N T E R N AT I O N A L
Originally published as
Breaking Free from Fear
© 2012 by Precept Ministries International
Chattanooga, Tennessee, USA
Indonesian edition
MENGAMATI
Mari kita perhatikan suatu kejadian yang memancing pertanyaan.
Dengan menggunakan Injil Lukas sebagai garis waktu kronologis
kita, kita dapat mengetahui bahwa peristiwa ini terjadi menjelang
akhir tahun kedua pelayanan Yesus. Didalam ayat ini, murid-murid
Yesus sudah melihat Yesus melakukan banyak Mujizat, dari meny-
embuhkan sakit sampai membangkitkan orang mati sampai mem-
beri makan banyak orang dengan lima roti dan dua ikan.
dengan air.
• Di mana Yesus dan apa yang Dia laku-
38 Pada waktu itu Yesus kan? Jelaskan apa yang terjadi.
sebuah tilam. Maka • Dari apa yang baru saja Anda baca,
apakah menurut anda emosi yang
murid-murid-Nya
ditunjukkan oleh para murid sebagai
membangunkan Dia dan hal yang normal? — respon alami meli-
hat keadaan? Jelaskan jawabanmu.
berkata kepada-Nya:
kepada-Nya.
KESIMPULAN
Ketika kita menghadapi situasi yang mengancam nyawa, ketakutan
itu wajar. Kita hidup dalam tubuh daging, yang menghindar dari
rasa sakit, lari dari kematian. Namun, dalam setiap situasi yang kita
pelajari minggu ini, kita melihat bahwa kita tidak boleh larut dan
membiarkan ketakutan tinggal dalam hidup kita. Ketakutan harus
dikalahkan — dilawan dengan iman. Bagi para murid, rasa takut
dikalahkan dengan mengingat bahwa Yesus ada di sana — di perahu
yang sama atau berjalan di atas air. Dia mengendalikan badai dan
menenangkan ombak. Dia mengingatkan murid-muridNya pilihan
antara rasa takut dan iman. Iman mengalahkan rasa takut.
Kemudian kita melihat daud, seorang Pria yang mengaku bahwa
ia diimpit, diinjak-injak, meneteskan air mata — takut. Namun
ia mencatat untuk generasi berikutnya bahwa “Waktu aku takut
aku ini percaya kepadamu” (Mazmur 56:4). Raja masa depan tidak
mengecilkan situasi atau menyangkal perasaannya; melainkan dia
menggambarkan bagaimana dia menaklukkan belenggu rasa takut:
Daud menaruh kepercayaan pada Tuhan. Dengan demikian ia
menyatakan, “Aku tidak akan takut” (ayat 12). Manusia hanyalah
manusia, sedangkan Tuhan adalah Tuhan — dan “Allah memihak
kepadaku” (ayat 10). Kata-kata percaya dirinya kemudian digaung-
kan dalam surat Rasul Paulus yang diilhami secara ilahi dalam Roma
8:31: “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”
Jadi ketika rasa takut datang, tanyakan pada diri sendiri, “Men-
gapa saya takut?”
Kemudian putuskan apakah Anda akan maju dalam ketakutan
atau dalam iman.