Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN AQIDAH DAN SYARI`AH

Dosen Pembimbing : Musta'in Zahruddin, M.PdI

Disusun oleh :

Alit Yasin
NIM : 24052220038

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERITAS GARUT
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO
TAHUN 2020
A. POINT PENTING MENGENAI AQIDAH
1. Pengertian Aqidah
Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. ‘Aqd berarti juga janji,
ikatan (kesepakatan) antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Aqidah
secara definisi adalah suatu keyakinan yang mengikat hati manusia dari segala
keraguan. Aqidah dalam istilah umum yaitu keimanan yang mantap dan hukum
yang tegas, yang tidak dicampur keragu- raguan terhadap orang yang
mengimaninya. Ini adalah aqidah secara umum, tanpa memandang aqidah tersebut
benar atau salah. Aqidah secara terminology adalah sesuatu yang mengharuskan
hati membenarkannya, membuat jiwa tenang, dan menjadi kepercayaan yang
bersih dari kebimbangan dan keraguan. Aqidah menurut syara’ berarti iman
kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan kepada
Hari Akhir, serta kepada qadar dan qadha, baik takdir yang baik maupun yang
buruk.
2. Sumber Aqidah
Beberapa sumber-sumber aqidah yang terdapat dalam islam yaitu Al-Qur’an,
As-Sunnah, Ijma’ para Ulama, Akal sehat manusia, dan fitrah kehidupan.
3. Pentingnya Aqidah
Pentingnya aqidah islamiyah tampak dalam banyak hal, diantaranya :
a. Bahwasanya kebutuhan kita terhadap aqidah adalah diatas segala kebutuhan
dan kepentingan kita terhadap aqidah adalah diatas segala kepentingan. Sebab
tidak kebahagiaan, kenikmatan dan kegembiraan bagi hati kecuali dengan
beribadah kepada Allah SWT, Rabb dan pencipta segala sesuatu.
b. Bahwasanya aqidah islamiyah adalah kewajiban yang paling besar dan yang
paling ditekankan. Oleh karna itu, ia adalah sesuatu yang pertamakali
diwajibkan kepada manusia seluruhnya. Rasulullah SAW bersabda dalam
hadist riwayat Imam Buchori yang artinya :
"Aku perintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa
tidak ada sembahan yang hak (benar) kecuali Allah dan bahwa Muhammad
adalah utusan Allah" (H.R. Imam Buchori dam Muslim)
c. Bahwa aqidah islamiyah adalah satu-satunya aqidah yang bisa mewujudkan
keamanan dan kedamaian dan kegembiraan. Allah berfirman dalam Surat Al-
Baqarah ayat 112 yang artinya :
" (Tidak Demikian) Bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah,
sedang ia berbuat kebaikan maka baginya pahala disisi tuhannya dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati ". (Q.S.
Al-Baqarah 112)
Demikian pula hanya aqidah islamiyahlah satu-satunya aqidah yang
mewujudkan kecukupan dan kesejahteraan. Allah berfirman dalam Surat Al-
A'rof Ayat 96 yang artinya :
" Dikalau sekiranya penduduk negri-negri beriman dan bertaqwa pastilah kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah langit dan bumi". (Q.S Al-A'rof
96).
4. Macam Aqidah
a. Aqidah tauhid rububiyah
Aqidah tauhid rububiyah adalah keyakinan bahwa satu -satunya pencipta
adalah Allah. swt.
b. Aqidah tauhid uluhiyah
Aqidah tauhid uluhiyah adalah keyakinan bahwa segala macam ibadah
hanya dilakukan untuk Allah. swt.
c. Aqidah tauhid as mawas sifat
Aqidah ini mencakup keyakinan terhadap sifat sifat Allah.swt. atau
Asmaul Husna
5. Tujuan Aqidah
Aqidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang,
yaitu:
a. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah satu-satunya. Karena
Dia adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan dari
ibadah haruslah diperuntukkan kepada-Nya satu-satunya.
b. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari
kosongnya hati dari akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari
akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta
menyembah materi yang dapat diindera saja dan adakalanya terjatuh pada
berbagai kesesatan akidah dan khurafat.
c. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang
dalam pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin
dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur.
Hakim yang Membuat tasyri. Oleh karena itu hatinya menerima takdir,
dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain.
d. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah
kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena di antara dasar
akidah ini adalah mengimani para rasul yang mengandung mengikuti
jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan.
e. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan
kesempatan beramal baik kecuali digunakannya dengan mengharap
pahala serta tidak melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa
takut dari siksa. Karena di antara dasar akidah ini adalah mengimani
kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan.
“Dan masing-masing orang yang memperoleh derajat-derajat (sesuai)
dengan yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang
mereka kerjakan.” (Al An’am 132)
f. Mencintai umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun
yang murah untuk menegakkan agamanya serta memperkuat tiang
penyanggahnya tanpa perduli apa yang akan terjadi untuk menempuh
jalan itu. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Al Hujurat 15)
g. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-
individu maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala dan
kemuliaan.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.” (An Nahl 97)
6. Hikmah Mempelajari Aqidah
a. Memperoleh petunjuk hidup yang benar.
b. Selamat dari pengaruh kepercayaan yang akan membawa kerusakan dan
jauh dari kebenaran.
c. Memperoleh ketenangan hidup yang hakiki karena ada hubungan batin
dengan sang pencipta.
d. Tidak mudah terpengaruh dengan dunia yang sifatnya sebentar, yang kekal
adalah akherat.
e. Mendapat jaminan surga jika akidahnya tak tercampur dengan syirik dan
selamat dari kekalnya neraka.
7. Kedudukan Aqidah dalam Islam
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting.
Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam
yang lain, seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya.
Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat
rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan
atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur
berantakan. Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak
agama (din) dan diterimanya suatu amal.
8. Hubungan Aqidah dan Syari`ah
Akidah dan syariat merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Sebagaimana telah diketahui bahwa iman itu memuat keyakinan dan amalan,
keyakinan ini yang disebut akidah, dan amalan ini yang disebut syariat.
Sehingga iman itu mencakup akidah dan syariat, karena memang iman itu jika
disebutkan secara mutlak/sendirian mencakup keyakinan dan amalan.
B. DALIL PENUNJANG TENTANG AQIDAH DAN SYARI`AH
1. Dalil Aqidah
a. Q.S. Al-Jumu`ah : 2

Artinya: “Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kau, yang buta huruf dari
kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,
menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarakan kepada mereka Kitab dan Hikmah
(Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang
nyata,”

Tafsir al-Mukhtashar: Dia lah yang mengutus kepada orang-orang Arab


yang tidak bisa membaca dan menulis seorang Rasul dari kalangan mereka,
membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya yang diturunkan kepadanya,
membersihkan mereka dari kekufuran dan akhlak yang buruk, mengajari mereka
Al-Qur`ān, mengajari mereka As-sunnah, dan sesungguhnya mereka sebelum
pengutusan Rasul tersebut kepada mereka berada dalam kesesatan yang nyata dari
kebenaran, karena mereka dahulu menyembah berhala-berhala, menumpahkan
darah dan memutuskan silaturahim.

b. Q.S. Al-Maidah : 15-16


Artinya: (15). Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu,
menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan
banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari
Allah dan Kitab yang menjelaskan, (16). Dengan Kitab itulah Allah memberi
petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan
(dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada
cahaya dengan izin-Nya dan menunjukkan ke jalan yang lurus.

2. Dalil Syariah
a. Q.S. Al-Ahzab : 36

Artinya: “Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan
ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan
kesesatan yang nyata.”
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) 36. Tidak layak bagi
laki-laki dan perempuan beriman untuk memilih hal lain jika Allah dan Rasulullah
telah menetapkan bagi mereka suatu perkara. Yang harus mereka lakukan
hanyalah berserah diri dan mentaati perintah Allah serta menerima ketetapan
Allah dan Rasulullah. Dan barangsiapa yang menentang Allah dan Rasulullah
dengan meninggalkan perintah atau melakukan larangan, maka dia sungguh telah
jauh dari kebenaran dan petunjuk.

b. Q.S. As-Syura : 13

Artinya: “Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah


diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu
(Muhammad) dan apa yag telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan `Isa,
yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu
terpecah-belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk
mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang
Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya
bagi orang yang kembali (kepada-Nya).
c. Dalil hubungan Akidah dan Syariah
Q.S. An-Nur : 55

Artinya: Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang


beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama
yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah
berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku
dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barangsiapa (tetap)
kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

Anda mungkin juga menyukai