Anda di halaman 1dari 6

Laporan pendahuluan hipertensi

A.Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan ubnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan
tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon L. Rogen, 1996)

B.Etiologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada
beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
 Genetik: respon neurologi terhadap stress atau kelainan terhadap eksresi atau
transport Na
 Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang stress lingkungan

C.Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksoi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yuang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor di hantarkan dalam bentuk implus yang
bergerak ke bawah melalui saraf saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan aseltinkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan kontriksi
pembuluh dara. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin , meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelnjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktifitasvasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epineprin, yang menyebabkan vasokontriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streroid lainnya, yang dapat memperkuat respons.
D.Manifestasi Klinis

Selain itu manifestasi klinik pada penderita hipertensi adalah sebagian beeikut:
 Peningkatan tekanan darah >140/mmHg
 Sakit kepala
 Epitaksis
 Pusing / migren
 Rasa berat di tengkuk
 Sukar tidur
 Mata berkunang kunang
 Lemah dan lelah
 Muka pucat suhu tubuh rendah

E.Komplikasi

Sindrom metabolik, yaitu munculnya sejumlah masalah kesehatan yang dialami secara
bersamaan. Lingkar pinggang meningkat, tingginya kadar trigliserida, rendahnya kadar kolestrol
baik (HDL), kadar gula darah puasa yang tinggi, di sertai hipertensi akan meningkatkan risiko
terjadinya sindrom metbolik. Sindrom ini juga di kenal sindrom resistensi insulin, dimana tubuh
gagal menggunakan insuilin dalam darah dengan efektif. Pada akhirnya, risiko terjadinya
kardiovaskuler dan diabetes juga akan meningkat.

F.Pemeriksaan diagnostic
 Pemeriksaan diagnostic
-Hb
-BUN
-Urinalisa
-CT Scan
-EKG
-IUP
-Photo dada
G.Pengkajian

1. Biodata

2.riwayat kesehatan

a) Keluhan Utama

b) Riwayat Kesehatan /Penyakt Sekarang

menggunakan PQRST, yaitu:

P: Paliative/prokvokatif; hal-hal yang menyebabkan bertambah/berkurangnya keluhan utama.

Q: Quality/Quatity; tingkat keluhan utama.

R: Region; yaitu lokasi keluhan utama.

T: Timing; yaitu kapan mulai muncul dan beberapa lama darah yang normal.

c) Riwayat Kesehatan Dahulu

d) Riwayat Kesehatan keluarga

e) Aspek Psikologis

f) Aspek Sosial

g) Spiritual

3. Pemeriksaan fisik

1 Keadaan Umum

 Kaji tingkat kesadaran ( GCS ) kehilangan sensasi, susunan saraf dikaji ( Nevrus l-xll )
gangguan penglihatan, gangguan ingatan
 Mengkaji tanda-tanda vital

Kesadaran bisa compos mentis sampai mengalami penurunan kesadaran kehilangan sensasi, susunan saraf
dikaji ( l-xl ) gangguan penglihatan, gangguan ingatan, tonus otot menurun dani kehilangan reflek tonus,
BB biasanya mengalami penurunan tanda-tanda viral biasanya melebihi batas normal.
4. Diagnosa keperawatan

1. Resiko tinggi terhadappenurunan curah jantung iskemia miokard, hipertropi ventricular.

1. Intrvensi :

 dPantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan menset ditekhnik yang tepat.
 Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral pada perifer.
 Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
 Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa.
 Pengisian kapiler.
 Catat edema umum.
 Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
 Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat di tempat tidur/kursi
 Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
 Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher
 Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
 Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2.

Intervensi :

 Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunakn parameter (Parameter menunjukan
respon fisiologis pasien terhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan
kerja/jantung).
 Kaji kesiapan untuk meningkatkan
 Dorong memajukan aktivitas/toleransi perawatan diri. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan
anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi/rambut dengan duduk dan sebagainya
 Dorong pasien untuk partisipasi dalam memilih priode aktivitas. (seperti jadwal meningkatkan
toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan).

3. Gangguan rasa nyaman: Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral

Itervensi :

 Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang sedikit penerangan


 Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
 Batasi aktivitas
 Hindari merokok atau menggunakan penggunaan nikotin
 Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
 Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, teknik
relaksasi,bimbingan imajinasi hindari konstipasi.

4. potensial perubahan perfusi jangan jaringan: serebal, ginjal, jantung, berhubungan dengan
gangguan sirkulasi.

 Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.


 Kaji tekanan drah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri
jika tersedia
 Pertahankan cairn dan obat-obatan sesuai pesanan
 Amati adanya hipotensi mendadak
 Ukur masukan dan pengeluaran
 Pantau elektrolit, BUN, Kreatinin sesuai pesanan
 Ambulasi kemampuan, hindari kelelahan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth 2002. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC
Swearingen,RN.2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai