Anda di halaman 1dari 25

Teori Klasik Perdagangan Internasional

Ridwan, SPd, SE, MM, PhD


Pendahuluan
• Teori perdagangan internasional membantu
menjelaskan arah dan komposisi serta
dampaknya terhadap struktur
perekonomian suatu negara.
• Teori perdagangan internasional
menunjukkan adanya keuntungan yang
timbul dari adanya perdagangan
internasional (gains from trade)
Teori Perdagangan Internasional

Teori Klasik Teori Modern


1. Absolute Advantage: 1. Faktor Produk: Hecsher
Adam Smith & Ohlin
2. Comparative 2. Kesamaan Harga Faktor
Produksi: Samuelson
Advantage: Jhon Stuart
3. Permintaan dan
Mill
Penawaran: Teori
3. Comparative Cost: Parsial
David Ricardo 4. Production Possibility
Curve dan Indifferent
Curve
5. Offer Curve
Teori Absolute Advanteage: Adam Smith
• Teori absolut advantage mendasari analisisnya
pada variabel riil, yaitu nilai suatu produk diukur
dengan banyaknya tenaga kerja yang digunakan
untuk menghasilkan produk.
• Makin banyak tenaga kerja yang digunakan, maka
makin tinggi peroduk yang dihasilkan (labor theory
of value)
• Asumsi : hanya ada dua negara, dua jenis produk
yang dihasilkan, jenis pasar perfect competition,
tenaga kerja bersifat homogen, dan mobilitas
faktor produksi antar negara terbatas.
Teori Absolut Advantage: Adam Smith
Teori Absolut Advantage: Adam Smith
• Negara A lebih efisien menghasilkan produk X karena
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit (8
unit) dari negara B (10 unit) negara A memiliki
keunggulan absolut memproduksi produk X
• Negara B lebih efisien menghasilkan produk Y karena
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit (2
unit) dari negara A (4 unit) negara B memiliki
keunggulan absolut memproduksi produk Y
• Dikatakan keunggulan absolut karena negara
tersebut menghasilkan produk dengan biaya yang
secara absolut lebih rendah dari negara lain.
Teori Absolut Advantage: Adam Smith
Nilai tukar (term of trade) sebelum perdagangan:
 Di negara A:
Memproduksi 1 unit X = 2 unit Y, 1X = 2Y
Memperoduksi 1 unit Y = ½ unit X, 1Y = ½ X
 Di negara B:
Memproduksi 1 unit X = 5 unit Y, 1X = 5Y
Memperoduksi 1 unit Y = 1/5 unit X, 1Y = 1/5 X
Teori Absolut Advantage: Adam Smith
• Menurut Adam Smith, kedua negara akan
memperoleh keuntungan dengan melakukan
spesialisasi dan kemudian melakukan
perdagangan.
• Dasar spesialisasi adalah absolut advantage
dalam produksi produk-produk tersebut.
• Jadi, negara A spesialisasi pada produk X dan
mengimpor produk Y, negara B spesialisasi
pada produk Y dan menimpor produk X.
Teori Absolut Advantage: Adam Smith
Di negara A:
 Jika produk Y diproduksi sendiri, maka 1 Y
membutuhkan 4 unit tenaga kerja.
 Jika produk Y diimpor dari negara B, maka untuk
memperoleh 1 unit produk Y harus mengekspor
produk X ke negara B sebanyak 1/5 unit, karena nilai
tukar di negara B, 1 Y = 1/5 X
 Sedangkan untuk menghasilkan 1/5 unit produk X
hanya memerlukan 1⅗ unit tenaga kerja (⅕ . 8 = 8/5 =
1⅗
 Keuntungan perdagangan (Gains of Trade):
penghemantan penggunaan tenaga kerja sebanyak 2⅖
unit (4 – 8/5 = 12/5 = 2⅖)
Teori Absolut Advantage: Adam Smith
Di negara B:
 Jika produk X diproduksi sendiri, 1 X memerlukan
10 unit tenaga kerja.
 Jika produk X diimpor dari negara A, maka untuk
memperoleh 1 unit produk X harus mengeskpor
produk Y ke negara A sebanyak 2 unit karena
nilai tukar di negara A, 1 unit X = 2 unit Y
 Sedangkan untuk menghasilkan 2 unit produk Y
hanya memerlukan 4 unit tenaga kerja (2 . 2 +4).
 Keuntungan perdagangan (Gains of Trade):
penghematan penggunaan tenaga kerja
sebanyak 6 unit (10 – 4 = 6).
Teori Comparative Advantage: J.S. Mill
• Suatu negara akan mengeskpor suatu produk
yang memiliki comparative advantage (produk
yang dihasilkan dengan biaya lebih murah) dan
mengimpor produk yang tidak memiliki
comparative advantage (produk yang dihasilkan
dengan biaya yang lebih tinggi).
• Nilai suatu produk ditentukan oleh banyaknya
tenaga kerja yang digunakan untuk
memproduksi produk tersebut.
• Makin banyak tenaga kerja yang digunakan
untuk memproduksi suatu produk, maka
harganya semakin mahal.
Teori Comparative Advantage: J.S. Mill
Teori Comparative Advantage: J.S. Mill
• Menurut teori absolut advantage, kedua
negara tidak akan melakukan
perdagangan karena hanya negara A yang
memiliki keunggulan absolut, baik pada
produk X maupun produk Y.
• Tetapi J.S Mill mengatakan, yang lebih
penting adalah keunggulan komparatif
bukan keunggulan absolut.
Teori Comparative Advantage: J.S. Mill
Di negara A:
 Perbandingan produk X dengan negara B
6:2=3:1
 Perbandingan produk Y dengan negara B
10 : 6 = 5 : 3= 5/3 : 1
 Karena 3 : 1 > 5/3 : 1, maka negara A
memiliki comparative advantage pada
produk X
Teori Comparative Advantage: J.S. Mill
Di negara B:
 Perbandingan produksi X dengan negara A
2 : 6 = 1/3 : 1
 Perbandingan produksi Y dengan negara A
6 : 10 = 3 : 5 = 3/5 : 1
 Karena 3/5 : 1 > 1/3 : 1, Maka negara B
memiliki comparative advantage pada
produk Y
Teori Comparative Advantage: J.S. Mill
• Karena negara A memiliki comparative
advantage produk X, maka negara A
sprsialisasi pada produk X dan mengimpor
produk Y dari negara B
• Karena negara B memiliki comparative
advantage pada produk Y, maka negara B
spesialisasi pada produk Y dan mengimpor
produk X dari negara A
Teori Comparative Advantage: J.S. Mill
Nilai tukar (Terms of Trade) di masing-masing
negara :
• Di negara A:
6 ton X = 10 lusin Y 1 X = 5/3 Y 1 X = 1 2/3 Y
• Di negara B
2 ton X = 6 lusin Y 1X = 3 Y
6 lusin Y = 2 ton X 1 Y = 1/3 X
Teori Comparative Advantage: J.S. Mill
Di negara A:
 Jika produk Y diproduksi sendiri, maka setiap 1
Y yang diproduksi mengorbankan 3/5 X
 Jika produk Y diimpor dari negara B maka
untuk memperoleh 1 unit produk Y harus
mengekspor produk X ke negara B sebanyak
1/3 X karena nilai tukar di negara B, 1 Y = 1/3 X
 Jadi, keuntungan perdagangan (Gains of
Trade) negara A:
 GTA = 3/5 X – 1/3 X = 9/15 X – 5/15 X = 4/15 X
Teori Comparative Advantage: J.S. Mill
Di negara B:
 Jika produk X diproduksi sendiri, maka setiap 1 X
yang diproduksi mengorbankan 3 Y
 Jika produk X diimpor dari negara A, maka untuk
memperoleh 1 unit produk X harus diekspor
produk Y ke negara A sebanyak 5/3 Y, karena nilai
tukar di negara A, 1 X = 5/3 Y
 Jadi, keuntungan perdagangan (Gains of Trade)
negara B:
GTB = 3 Y – 5/3 Y = 9/3 Y – 5/3 Y = 4/3 Y = 1 1/3 Y
Teori Comparative Cost: David Ricardo
• Nilai / value suatu peroduk tergantung dari
banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk
memproduksi produk tersebut (labor cost value
theory)
• Suatu negara akan mengeskpor produk yang
mampu diproduksi yang relatif lebih efisien, dan
mengimpor produk yang produksinya relatif
kurang efisien.
• Perdagangan antar negara terjadi karena setiap
negara memiliki comparative cost terendah.
Teori Comparative Cost: David Ricardo
• Prinsip Teori Comparative Cost:
Jika x1 dan y1 adalah unit biaya tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk memproduksi produk X dan Y di
negara A, dan x2 dan y2 adalah unit biaya tenaga
kerja untuk memproduksi X dan Y di negara B, maka
negara A akan mengekspor produk X dan mengimpor
produk Y jika:

• Artinya: sebelum berdagang, produk X relatif lebih


murah di negara A dan produk Y relatif lebih murah
di negara B
Teori Comparative Cost: David Ricardo
Teori Comparative Cost: David Ricardo
 Comparative cost produk X dengan produk Y
di negara A xi/y1 = ¾ = 0.75
 Comparative cost produk X dengan produk Y
di negara B x2/y2 = 6/5 = 1,2
 Karena x1/y1 < x2/y2 , maka negara A
spesialisasi pada produk X dan negara B
pada produk Y
Teori Comparative Cost: David Ricardo
• Pada dasarnya teori comparative cost dan
comparative advantage adalah sama.
• Namun, pada teori comparative advantage
sejumlah tenaga kerja tertentu di masing-
masing negara outputnya berbeda.
Sedangkan pada teori comparative cost,
untuk sejumlah output tertentu waktu yang
dibutuhkan berbeda antar negara.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai