Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga Laporan yang berjudul “Perencanaan Bendung” dapat
penulis selesaikan dengan baik. Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk manganalisa
data-data sekunder tersebut untuk memperoleh hasilPerencanaan Bendung. Selanjutnya hasil
analisa yang diperoleh dibandingkan dengan Perencanaan Bendung Penelitian ini memberikan
kesimpulan bahwa Perencanaan Bendungmampu menampung debit banjir periode ulang, itu
berarti kondisi fisik Bendung dalam keadaan baik.
Dalam menyusun laporan ini, tentunya berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan ini bukan semata-mata karena kemampuan penulis, melainkan karena
adanya dukungan serta Bimbingan dari Dosen Pembimbing Bapak Andung Yunianta,ST.,MT
dan bantuan dari pihak-pihak terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis dengan ketulusan
hati menyampaikan ucapan terima kasih.
Besar harapan penulis, agar laporan ini dapat memberikan manfaat pada kita semua,
khususnya mahasiwa Universitas Yapis Papua adapun bila terdapat kesalahan dalam penulisan
laporan ini, penulis mohon maaf. Dan penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Penyusun
ATAKA BADRUD DUJJA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1. Latar Belakang......................................................................................................................4
2. Metode..................................................................................................................................4
3. Landasan Teori.....................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................15
PERENCANAAN BADAN BENDUNG......................................................................................15
1. Data Perencanaan...................................................................................................................15
2. Tinggi Air Sebelum Ada Bendung.........................................................................................18
4. Ukuran Hidrolis Bendung......................................................................................................34
5. Stabilitas Bendung.................................................................................................................37
6. Perhitungan Pintu-Pintu Air...................................................................................................40
7. Perhitungan Dimensi Salah Satu Saluran..............................................................................42
BAB III..........................................................................................................................................43
PENUTUP.....................................................................................................................................43
Kesimpulan................................................................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam perencanaan jaringan irigasi, air yang digunakan dalam pengairan diambil
dari sungai terdekat. Pengambilan air dari sungai dapat dilakukan secara bebas apabila
elevasi sawah lebih rendah daripada elevasi sungai, karena air akan dengan mudah
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Permasalahan akan timbul
apabila sungai tersebut memiliki elevasi yang lebih rendah daripada elevasi sawah yang
akan dialiri. Untuk mencapai sawah yang tinggi tersebut, air sungai harus memiliki
kecepatan yang tinggi dan konstan. Sedangkan kecepatan aliran sungai tidaklah selalu
konstan, kadang sangat tinggi, rendah bahkan sampai tidak ada air sama sekali (saat
musim kemarau).
Untuk mengatasi permasalahan diatas maka dibuatlah bendung yang memotong
langsung aliran sungai. Bendung berfungsi untuk menaikkan elevasi muka air sungai untuk
mendapatkan kecepatan aliran yang diinginkan, sehingga sawah terjauh yang memiliki
elevasi lebih tinggi dari elevasi sungai dapat dialiri air.
2. Metode
Metode yang dipakai adalah metode studi literatur, yaitu berdasarkan teori-teori
yang diambil dari buku dan bimbingan, arahan dari dosen pembimbing.
3. Landasan Teori
a. Pengertian Bendung
Bendung merupakan salah satu apa yang disebut Diversion Hard Work,
yaitu bangunan utama dalam suatu jaringan irigasi yang berfungsi untuk menyadap
air dari suatu sungai sebagi sumbernya. Bendung adalah suatu bangunan konstruksi
yang terletak melintang memotong suatu aliran sungai dengan tujuan untuk
menaikkan elevasi muka air yang kemudian akan digunakan untuk mengaliri
daerah yang lebih tinggi.
b. Fungsi Bendung
Fungsi dibangunnya suatu bendung adalah:
a. Menaikkan elevasi air sungai sehingga daerah yang diairi menjadi lebih luas,
b. Memasukkan air dari sungai ke saluran melalui intake,
c. Mengurangi fluktuasi sungai,
d. Menyimpan air dalam waktu singkat,
e. Mengontrol sedimen yang masuk ke saluran.
1. Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir.
2. Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah di
bawahnya.
3. Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh aliran
sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah.
4. Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang
diperlukan untuk seluruh daerah irigasi.
5. Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir, kerikil
dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh
bendung.
Lokasi yang tepat untuk membangun bendung adalah :
1. Lokasi dengan profil sungai teratur serta kelandaian (I) yang kecil, sehingga
penggerusan pada waktu banjir yang terjadi pada bagian dasar atau tepi sungai
tidak terlampau besar.
2. Lokasi dengan sungai yang lurus atau belokan dengan jari-jari (R) yang besar
serta arah pengaliran yang tetap, sehingga tidak terjadi penggerusan tepi.
3. Lokasi dengan bagian sungai yang tanah dasarnya cukup kuat dan cukup kedap
air, tanggul banjir sependek mungkin hubungkan dengan saluran pembawa.
4. Jika sungai berbelok-belok, maka dicari lokasi bendung dengan coupare yang
seideal mungkin. Bendung dibangun di coupare, kemudian setelah
pembangunan bendung selesai ditimbun, sungai baru yang melewati bendung
tersebut dibangun. Dengan demikian, lokasi bendung akan berada pada sungai
yang lurus.
- Tekanan air
- Tekanan akibat perubahan debit yang mendadak
- Tekanan gempa
- Akibat berat sendiri
2. Bangunan Pembilas
Pada hulu bendung tepat di hilir pengambilan, dibuat bangunan pembilas guna
mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam saluran irigasi.
6. Kantong Lumpur
Berfungsi untuk mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari
fraksi pasir halus (0,06 s/d 0,07 mm) dan biasanya ditempatkan persis
disebelah hilir bangunan pengambilan. Bahan-bahan yang telah mengendap
dalam kantong lumpur kemudian dibersihkan secara berkala melalui saluran
pembilas kantong lumpur dengan aliran yang deras untuk menghanyutkan
endapan-endapan itu ke sungai sebelah hilir.
7. Bangunan Pelengkap
Terdiri dari bangunan-bangunan atau pelengkap yang akan ditambahkan ke
bangunan utama untuk keperluan :
Dalam menentukan tinggi muka air maksimum pada sungai dipengaruhi oleh:
Bef = B - Σb - Σt + 0,80 Σb
= B - Σt - 0,20 Σb
Dimana:
4 , 75
0 ,32
. h . d 0,2 .q 0 ,53
T = d
h = Beda tinggi
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menentukan panjang kolam olak adalah
Rumus Angerholzer, yaitu:
[ Vi+√ 2 g . Hd ] 2 p +H
Ls = √ 2
g = gravitasi
Untuk menentukan Creep Line, maka dapat dicari dengan rumus atau teori:
Teori Bligh
Menyatakan bahwa besarnya perbedaan tekanan di jalur pengaliran adalah
sebanding dengan panjang jalan Creep Line.
L
Δ H = cBligh
c = creep ratio
Teori Lane
Teori Lane ini memberikan koreksi terhadap teori Bligh, bahwa energi
yang diperlukan oleh air untuk mengalir kea rah vertical lebih besar
daripada arah horizontal dengan perbandingan 3:1, sehingga dapat
dianggap:
Lv = 3 LH
1
LV + LH
3
H=
C lane
Dimana:
H = Tekanan
8. Pintu Penguras
Lebar pintu penguras biasanya diambil dari 1/10 lebar bendung (B),
sedangkan pada saat banjir pintu penguras ditutup. Dan bila banjir lewat di
atas pintu, maka tinggi pintu penguras harus setinggi mercu bendung. Oleh
karena itu, tebal pintu juga harus diperhitungkan untuk tinggi air setinggi air
banjir.
f. Stabilitas Bendung
Stabilitas suatu bendung harus memenuhi syarat-syarat konstruksi dari bendung,
antara lain:
a. Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir,
b. Bendung harus dapat menahan bocoran yang disebabkan oleh aliran sungai
dan aliran air yang meresap di dalam tanah,
c. Bendung harus diperhitungkan terhadap daya dukung tanah di bawahnya,
d. Tinggi ambang bendung atau crest level harus dapat memenuhi tinggi muka
air minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi,
e. Peluap harus berbentuk sedemikian rupa agar air dapat membawa pasir,
kerikil, dan batu-batuan dan tidak menimbulkan kerusakan pada puncak
ambang.
r
r
r2 r
r
r2 1 1
Data Perencanaan
A. Karakteristik Sungai
1. Luas Daerah Aliran sungai (DAS) atau cathment area F = 25,80 km2
2. Panjanng soal sungai L = 15,80 Km
3. Lebar dasae sungai = 21,80 m
4. Elevasi dasar sungai pada hulu sungai = 32,80 m
5. Elevasi dasar sungai pada dasar bendung = 29,80 m
6. Elevasi sawah tertinggi yang dialiri = 15,80 m
7. Tinggi air disawah / genangan = 0,18 m
8. Kehilangan tekanan saluran dan bangunan air = 1,78 m
9. Bahan tubuh bendung = Beton Bertulang
10. Kebutuhan air tanaman = 1,2 1 /dtk/Ha
Batu kali = 2200 kg/m3
Beton massa = 2300 kg/m3
Beton Bertulang = 2400 kg/m3
B. Lingkup Tugas:
Tahun Xi
2011 70,99
2012 77,53
2013 99,09
2014 108,85
2015 121,54
2016 125,07
2017 137,65
2018 137,66
2019 153,65
2020 161,59
Tabel 2. 2 Perhitungan parameter statistic curah hujan untuk Log Pearson Type III
Dari perhitungan Statistik Curah Hujan Periode diatas, diperoleh nilai Curah Hujan
Rencana ( R24 ) dapat dilihat pada tabel berikut :
Q= A. V
V =C √ R . I
87
C=
(1+ √γR )
Dimana :
Q = Debit (m3/dt)
γ = koef. kekasaran dinding saluran (1,3; dinding saluran dari tanah biasa)
C = koefisien Chezy
Kedalaman / tinggi air sungai maksimum di hilir bendung dicari dengan cara coba – coba
(Trial and Error) sampai didapat Q = Qdesign
R= A/P
0,926 1,095 1,137 1,217
87/((1+ ߛ/(√
C= ܴ))
37,006 38,799 39,204 39,937
V3= C√ܴ.ܫ
2,107 2,402 2,473 2,606
Q= A . V
48,04 66,295 71,253 81,239
b1= ∑b1/n
b1= 1,4 m
Be= 26 2 2 0,01 0 He
Be= 26 - 0,04 He
bila He= 2
Be= 25,92
b
t
b
t
b
t
4.Ambil C = 2.2
3 2
Q Q
He =
2
C x Lef
⇒ He=
(
C× Lef ) 3
Untuk menentukan tinggi air di atas bendung digunakan cara coba-coba (Trial and
Error) dengan menentukan tinggi perkiraan terlebih dahulu.
Dicoba : He = 2 m, maka :
di coba He = 2
He'= (Q/(C.L))3/2
1,5
He'= 72,669 2,15 25,92
He'= 1,489 He' ≠ He
perkiraan tinggi He
bagian 1 1,28 1,29 catatan
Q 72,669 72,669 72,669
P/He 6,26 4,891 4,853
hd = p + He - h 5,913 6,193 6,203
(hd + h)/He 7,26 5,89 5,853
hd/He 5,913 4,838 4,809
C0 2,152 2,151 2,15
C1 1 1 1
C2 1 1 1
C= C0.C1.C2 2,152 2,151 2,15
He'= (Q/(C.L))3/2 1,193 1,193 1,193 He'=He
Keterangan :
1
q2 3
dC =
()
g
=0 ,929
m
Menentukan harga Ec :
q 2, 804
= =3 ,018
d 0 , 929
VC = c m/det
VC ( 3 , 018 )2
2
= =0 , 464
hVC = 2g 2×9 , 81 m
EC = dC + hVC + P
= 0,926+0,464+6,26
= 7.653 m
Keterangan :
E1 ¿ Ec
d1 = 0,231 m
hV1 = 7,492m
E1 = 7,723m
Keterangan :
d2 =
d1
2
[ (1+8 . Fr ) −1]
2 2
= 2,518 m
q
V2 =
d2
=1,114 m/det
V
22
h V2 =
2g
=0,063 m
E2 = d2 + hV2
= 2,581 m
Keterangan :
Fr = bilangan Froude
V3 = 2,606 m/det
D3 = 1,3468m
2
V3
h V3 =
2g
h V3 = 0,092m
E3 = d3 + hV2
E3 = 1,4388m
Keterangan :
q 2
= ,
8
0
4
3
D 0
schoklish formula = 0
T
= (4.75/d0.32).h0.2 . Q0.57
1
,
9
T 7
= 7
Keterangan :
H = 1,193 m
P = 6,26 m
G = 9.81 m
Angelholzer Formula:
L =
{( V 1+√ 2 g H ) .
√ }
2P
g
+H
= 20,355 m
Keterangan :
V1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/det)
2
V3
h V3 =
2g
h V3 = 0,092m
E3 = d3 + hV2
E3 = 1,4388m
Keterangan :
P = 6,26
He = 1,29
Hv0 = 0,01
P/He = 4,853
Hd = He-Hv0
Hd = 1,28
X n =K . H (n−1 ) . Y
n = 1,85
Persamaan :
k =2 n = 1,85
Xn= K.Hd (n-1).Y
X 1,85 = 2 . 1,281,85 . Y
X 1,85 = 2,467
Y = 0,405 . X 1,85
Menentukan koordinat titik singgung antara garis lengkung dengan garis lurus
sebagian hilir spillway
= 0,749 X 1,85
X 1,85 = 1,335
Xc= 1,405
Yc= 0,76
X Y elevasi
0 0 36,06
0,2 0,021 36,039
0,4 0,074 35,986
0,6 0,157 35,903
0,8 0,268 35,792
1 0,405 35,655
1,2 0,567 35,493
1,4 0,755 35,305
1,405 0,76 35,3
o
tan θ=1 ; θ = 45
x y elevasi
0 0 0
0,2 0,2 -0,2
0,4 0,4 -0,4
0,6 0,6 -0,6
0,8 0,8 -0,8
1 1 -1
1,2 1,2 -1,2
1,4 1,4 -1,4
1,6 1,6 -1,6
1,8 1,8 -1,8
2 2 -2
2,2 2,2 -2,2
2,4 2,4 -2,4
2,6 2,6 -2,6
2,8 2,8 -2,8
3 3 -3
3,2 3,2 -3,2
3,4 3,4 -3,4
3,6 3,6 -3,6
3,8 3,8 -3,8
4 4 -4
4,2 4,2 -4,2
4,4 4,4 -4,4
4,6 4,6 -4,6
4,8 4,8 -4,8
5 5 -5
5,2 5,2 -5,2
5,4 5,4 -5,4
5,6 5,6 -5,6
5,8 5,8 -5,8
6 6 -6
6,2 6,2 -6,2
6,26 6,26 29,04
y
=tan θ =1⇒ y = x
ersamaan x
P
Fungsi lantai muka adalah menjaga jangan sampai pada ujung belakang bendung
terjadi tekanan yang bisa membawa butir-butir tanah.
∆H= L/c
L= c.H
c= 5
∑∆H= 2,8
L= 14
L = CC . H b
HB = P + H - d3
Sehingga L = Cc .hb
= 5 . 2,09 = 10,45
Syarat = L < £L
b. Teori Lane
teori line
L= Cw . Hb Cw= 3
Hb= P + H - d3
Hb= 6,2032
L= 18,61
Ld= Lv + 1/3 Lh
Ld= 20,333
syarat L < Ld
18,61 < 20,333 ok
5. Stabilitas Bendung
pa1= 19,594
pa2 = 1 . 6,26 . 1
pa2 = 6,26
ꙋair= 1
h1= 6,26 x1= y1= 3,292 b2= 1,26
h2= 6,26 x2= y2= 2,868 b3= 1
h3= 7,423 x3= 8 y3= b4= 1,36
h4= 1,26 x4= 7,819 y4=
h5= 2,538 x5= 0,786 y5=
h6= 2,538 x6= y6= 0,786
pa1= 1/2.ꙋair.h2
pa1= 19,594
pa2= b.h.ꙋair
pa2= 1,26 . 6,26 . 1
pa2= 7,888
pa3= b.h.ꙋair
pa3= 1 . 7,423 . 1
pa3= 7,423
pa4= b.h.ꙋair
pa4= 1,36 . 1,26 . 1
pa4= 1,7136
pa5= 1/2.ꙋair.h2
pa5= 0,5 . 1 2,538 . 2
pa5= 3,221
pa6= 1/2.ꙋair.h2
pa6= -0,5 . 1 2,538 . 2
pa6= -3,221
Q = 7,584
m = 0,85
z = 0,2
b =2,6
Q = m.b.h.√2.g.z
7,584 = 0,85 . 2,6. h . 1,98
= 4,3758 h
h= 0,577 = 1
m=1/8*q*bt2
m = 0,385
= M = M. x
w Iy
= M.
1/6 . h . t2
1000 = 0,385
0,04 t²
t² = 0,01
t = 0,1 (ambil tebal pintu = 0,15 m) 15cm
Q = 7,584
b = 2,6
Vc = 3,697
C = 0,62
H = MAN = 6,26
Z= 1,814
1/2Y = 4,446
Y= 8,892
∆H = H/3
H = 3,715
∆ = 1/3.H
∆H = 1,238
d = H-∆H
d = 2,477
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari seluruh hasil perhitungan diatas dapat dirangkumkan sebagai berikut :
d3 tinngi air di hilir bendung 1,3468 V1 kecepatan aliran pada punggung bendung 12,124
V3 kcepatan aliran sungai di hilir 2,606 d1 tinggi air terendah pada kolam olakan 0,231
Bef panjang efektif bendung 25,92 hv1 tinggi kecepatan pada kolam olakan 7,492
P tinggi mercu bendung 6,26 E1 tinggi energi pda kolam olakan 7,723
He tinggi air di puncak/mercu bendung 1,29 d2 tinggi air tertinggi pada kolam olakan 2,518
hv0 tinggi kecepatan di hulu sungai 0,03 v2 kecepatan aliran 1,114
d0 tinggi muka air di hulu bendung 7,423 hv2 tinggi kecepatan 0,063
H tinggi air maksimum di atas mercu 1,163 E2 tinggi energi 2,581
V0 kecepatan aliran di hulu bendung 0,378 T dalam penggerusan 1,977
dc tinggi air kritis di atas mercu 0,929 L panjang penggerusan 18,61
vc kecepatan air kritis 3,018 hv3 tinggi kecepatan di hilir bendung 0,092
hvc tinggi kecepatan kritis 0,464 E3 tinggi energi di hilir bendung 1,4388
Ec tinggi energi kritis 7,653 ∑L panjang total creep line 34