Anda di halaman 1dari 19

MERAJARELANYA MEDIA SOSIAL DI KALAGAN

MASYARAKAT DI ERA PANDEMI. STUDI KASUS: KELUARGA


DAN TEMAN-TEMAN.

DIBUAT OLEH: KELOMPOK 1

KELAS X. 4

SMA SANTO TARCISIUS DUMAI

TAHUN PEMBELAJARAN 2021-2022


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang sedang menuju kearah yang
berkembang, maka dari itu Indonesia membutuhkan beberapa waktu
untuk bergerak ke arah maju dan berkembang karena dari Sabang yaitu
NAD ( Nanggroe Aceh Darusalam ) sampai Merauke yaitu Papua,
Indonesia memiliki 34 provinsi, sekitar 17.000 an pulau, lebih dari 300
etnis, dan 1.340 suku dan masih banyak lagi yang belum kita telusuri di
Indonesia ini. Karena keberagaman inilah, Indonesia harus lebih
cerdas dalam memanfaatkan baik sumber daya alam, maupun sumber
daya manusia, serta teknologi dan budaya untuk bergerak kearah yang
lebih maju.

Banyak pengaruh positif yang sebenarnya telah dilakukan Indonesia


sebagai bukti bahwa Indonesia sedang bergerak kearah yang lebih
maju. Salah satu contohnya, kita ambil dari sekolah kita ini, yaitu
kegiatan AKM ( Assesement Competition Minimum ) atau pengganti
Ujian Nasional ( UN ) program ini memanfaatkan komputerisasi yang
sebenarnya sudah diterapkan di berbagai Negara. Terutama Bagian
barat, dan beberapa di asia seperti Jepang, Korea dan lain-lain.
Selain itu, ini dipandang positif oleh pemerintah karena dianggap
mampu meningkatkan presentase literasi anak Indonesia. Karena anak
Indonesia terutama di zaman milenial, lebih suka bermain
dibandingkan dengan membaca, tahun menuju tahun presentase anak
yang gemar membaca kian menurun hingga drastis. Maka pemerintah
ingin memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kemauan listerasi
anak Indonesia, dan secara tidak langsung mampu menggerakkan
Indonesian setidaknya 1 langkah maju dari sebelum-sebelumnya.

Namun terlepas dari pada itu, tentu saja kita tidak boleh melupakan
apa yang telah menjadi landasan negara kita, yaitu Pancasila. Beberapa
sekolah di Indonesia sudah berubah menjadi sekolah penggerak. Yaitu
sekolah yang mengimbangkan antara kecerdasan anak, kemajuan
teknologi namun tetap berlandaskan ideologi Pancasila. Salah satunya
juga terjadi pada sekolah kita ini, yaitu Proyek Pancasila, Kearifan local.
Di sini, tujuan utamanya adalah menjadikan anak milenial menjadi
anak yang beriman bertaqwa, berakhlak mulia, berkebhinekaan,
gotong royong, kreatif, dan mandiri.

Dibalik dari sisi yang kita harapkan, terjadi banyak juga konflik yang
sempat fatal pada banyak penduduk di Indonesia ini. Salah satunya
“kesalahan pemanfaatan media social”. Terutama di kalangan remaja
milenial di era pandemi. Contohnya: sekolah diabaikan, bermain game
selama 5-8 jam setiap hari, lupa waktu, tidak memenuhi apa yang
seharusnya menjadi skala prioritas, dan masih banyak lagi. Ujung-
ujungnya, budaya kita terlupakan, seperti tarian tradisional, lagu daerah
sudah sangat sangat jarang diperagakan terutama era pandemi ini.
Bahayanya lagi, karena kesibukan kita ini, kurangnya komunikasi atau
interaksi dengan manusia lainnya baik di rumah maupun di sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


Sekarang ini, di era pandemi, kita lebih banyak melihat atau
merasakan bahwa sebenarnya media social ini tidak sepenuhnya baik
untuk milenials. Maka kita akan membahas lebih dalam tentang
“Merajarelanya Media Sosial Di Kalangan Masyarakat Di Era
Pandemi“.
Pertanyaan:
1. Mengapa media social menjadi incaran masyarakat sekarang ini?
2. Apa sih dampak yang ditimbulkan? Mulai dari yang sederhana
hingga fatal?

1.2 (1) Mengapa media social menjadi incaran masyarakat sekarang


ini? Ini sebenarnya pertanyaan yang cukup kompleks jawabannya. Dahulu,
saat kita sebagai anak masa kecil, temanlah yang menjadi incaran kita. Kita
semangat datang ke sekolah, 80% bukan karena benar-benar ingin
menimba ilmu, namun untuk bertemu dengan teman-teman. Menurut
anak-anak usia muda, teman itu sangat menyenangkan. Terutama saat
bercerita, mengobrol, tertawa bersama, dan masih banyak lagi. Nah, seiring
berjalannya waktu, berubah menjadi adanya istilah “ Hang Out ” atau HO
yang artinya jalan jalan bersama teman, biasanya kita HO bersama teman
yang kita anggap sudah cukup dekat.

Kemudian berubah lagi menjadi adanya istilah “SleepOver” yang


artinya menginap di rumah teman, sama seperti HO, kita SO dengan teman
yang kita anggap sudah dekat. Lama kelamaan saat sudah munculnya media
social seperti facebook, instagram, twitter, whattsapp, dan lain-lain, kita
mulai memposting kegiatan kita sehari-hari. Nah, mulai lah banyak orang
yang mulai menggunakan media social di Indonesia, hingga tersebar ke
seluruh penjuru wilayahnya. Di saat itulah zaman sedikit berubah hanya
karena sebuah fitur berwarna, canggih dan menarik bagi warga negara.
Dulu, rakyat yang mulanya ingin memiliki banyak teman, sekarang menjadi
rakyat yang ingin memiliki banyak followers.
1.2 (2) Apa sih dampak yang ditimbulkan? Mulai dari yang sederhana
hingga fatal? Okeyy kita mulai dari dampak yang sudah banyak ditimbulkan
yaa. Dengan followers tadi, timbulnya sikap egoisme antar pengguna,
Karena masing-masing ingin mendapatkan followers yang banyak, likes dan
komentar positif dari orang lain. Jika pengguna satu dengan yang lain tidak
mencerna dengan baik, maka akan timbul konflik baik secara fisik maupun
cyberbullying yang di mana dapat memengaruhi kejiwaan seseorang.

Baik, sekarang kita ke contoh yang di rumah yaa, rumah ini adalah
suatu yang tidak dapat terlepas dari kita. Terutama keluarga. Nah
masalahnya, cukup sering terdapat bahwa saat keluarga makan bersama
atau berada dalam 1 ruang, mereka bukannya menikmati kenikmatan
bersama, namun malah asik dalan dunia gadget masing-masing. Hari per
hari seperti itu, akan menimbulkan efekyang fatal yaitu kurangnya interaksi
dan komunikasi antara orangtua dan anak, akibatnya, sering terjadi
misscom yang memicu konflik, rusaknya identitas anak karena kurangnya
perhatian dan peran orangtua akan anak itu sendiri. Efek kedepannya, anak
itu bias saja depresi, ngobat, atau bahkan bunuh diri.

Nah, selain itu, jika kurangnya komunikasi dan kedekatan orang tua
kepada anak, anak akan mengalami phobia atau ketakutan akan interaksi
dengan lingkungan luar, misalnya: di sekolah, ia mengalami pembullyan
yang keras, namun sampai di rumah, ia juga tidak berani menceritakan
kepada orang tuanya, ujung-ujungnya, anak ini akan mengalami istilah
“broken home” dan jika mengalami tahap ini, akan berdampak sekali pada
psikologi sang anak yang di mana kondisi psikologinya mengalami
gangguan sehingga anak ini dapat menjadi psychopath, hallucination, atau
bahkan menjadi gila.

Dampak yang lain, pada saraf dan mata, media social pada HP dan
lapotop atau TV serta perangkat lainnya itu memiliki sinar radiasi yang
sangat tinggi, jika tidak dikontrol atau dibatasi, akan sinar tersebut akan
menyerangi system saraf kita, karena saraf kita ini berusaha mengontrol
sinar radiasi tersebut, namun malah kebalik karena kita memaksakan saraf
hingga saraf mengalami lost control sehingga akan berdampak ke otak dan
mata. Yaitu otak bias tidak berfungsi lagi, kemudian mata bias mengalami
rabun tingkat tinggi bahkan kebutaan. Kemudian untuk budaya, pengaruh
dari youtube, seperti girlband dan boyband Korea yang sedang hyping. Kita
boleh menggemari mereka, namun jangan sampai melupakan hal yang
lebih penting seperti budaya local, kegiatan sekolah, ideology Pancasila,
dan lain lain yang masih banyak lagi.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3 (1) Tujuan
Tujuan utama dari social media ini sendiri sebenarnya memberikan
informasi yang jelas dan fakta serta berguna bagi khalayak ramai.
Kemudian diikuti dengan hiburan kepada khalayak masyarakat ramai.
Jika tidak disalahgunakan oleh masyarakat, sebenarnya tujuan media
social ini dapat memberikan keuntungan besar bagi suatu negara.
Namun karena kita membahas tentang dampak negatif media social,
maka tujuannya laporan ini adalah mencegah atau mengatasi khalayak
ramai dari dampak teknologi yang fatal pengaruhnya bagi bangsa dan
negara.

1.3 (2) Manfaat


Manfaatnya juga sangat banyak sebenarnya, kita mulai dari manfaat
teknologi dari segi positif yaa, nah manfaatnya sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui suatu informasi, jika informasi itu baik, maka
akan kita terapkan pada kehidupan kita. Namun, jika informasi itu
buruk, maka dapat kita waspadai seperti covid-19, atau dapat kita
hindari.
2. Kita dapat mempelajari tentang luasnya dunia dan interaksi seisinya,
sebenarnya teknologi dapat memperbaiki karakter seseorang
menjadi lebih baik apabila digunakan dengan sebijak mungkin.
3. Banyak sumber ilmu pengetahuan juga, serta sekarang dapat
dijadikan lapangan kerja sehingga mengurangi pengangguran dan
dapat juga meningkatkan investasi negara.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembahasan
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial
yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Di
kalangan milenial ini, media social ini sudah tidak asing lagi, karena
70-80% keatas sudah menggunakannya, bahkan tanpa teknologi dan
media social, kita akan kesulitan dalam melakukan aktivitas-aktivitas
sehari-hari, salah satunya yaitu kita bisa saja ketinggalan informasi,
ketidakmampuan untuk berkomunikasi, berinteraksi dan lain
sebagainya yang sangat diperlukan oleh manusia untuk bertahan
hidup, sebenarnya, media social ini merupakan hal yang sangat baik
mulanya, namun seiring berjalannya waktu, masyarakat cenderung
menyalahgunakan media social ini, maka dari situ, muncul lah
situasi yang memprihatinkan.

Banyak penelitian yang telah menemukan hubungan kuat antara


sosial media dengan dampak negatif seperti peningkatan risiko
depresi, kecemasan, kesepian, menyakiti diri sendiri, dan bahkan
pikiran untuk bunuh diri.pengaruh negatif terhadap kesehatan
mental akibat penggunaan media sosial yang kurang tepat di
kalangan anak remaja yaitu berupa ansietas, depresi, gangguan tidur,
gangguan body image, cyber bullying dan lain sebagainya.

Perkembangan teknologi ini akan semakin berkembang seiring


perkembangan zaman, jika tidak ditangani, akan berdampak fatal
dan bahaya bagi kelangsungan suatu negara. Media social sendiri saja
terus mengalami perkembangan dari zaman ke zaman, contohnya:
dulu terkenal namanya “ musicaly.id ” sekarang berubah menjadi
“ tiktok ” yakni versi baru daripada musicaly yang lebih canggih.
Orang-orang baik anak-anak, remaja, maupun dewasa sudah sangat
banyak yang menggunakannya. Bahkan, pencarian penghasilan pun
melewati aplikasi tiktok tersebut, jika video yang diposting dianggap
menarik, maka akan muncul di fyp “ for your page “ orang-orang
untuk dinikmati sekaligus menghibur. Nah, dari sanalah biasanya
followers mulai bertambah, dan jika pengguna cukup pintar dalam
membuat karya yang meng “impress” banyak orang, maka
pengguna-pengguna tersebut, akan mendapatkan penghargaan
biasanya bias berupa uang, sertifikat, medali dan lain-lain. Namun
terkadang, ada beberapa video yang mengandung unsur criminal
atau kekerasan, pornologi, hoax dan lain-lain yang dapat
memengaruhi seseorang terutama yang dibawah umur baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Untungnya sekarang, tiktok akan
menghapus atau men “ take down “ video-video yang mengandung
unsur-unsur tadi, dan jika pengguna terus mempostingnya, maka
akun pengguna tersebut akan diblock oleh tiktok. Bahkan anak
dibawah umur 16 tahun, belum diizinkan untuk mendapatkan
sembarang komentar dari user atau pengguna lainnya, karena
diperkirakan dapat memengaruhi mental dan psikis remaja tersebut.

Biasanya, hal yang tidak diinginkan ini terjadi karena kurangnya


kedisiplinan daripada orang tua anak-anak dan remaja ini, sehingga
anak-anak ini mendapatkan kebebasan yang melebihi batas normal
yang biasa didapatkan oleh anak-anak. Atau mungkin kurangnya
komunikasi antara orang tua dengan anak sehingga membuat anak
memiliki sifat tertutup kepada orang tua nya, sehingga anak ini pasti
akan mengalami hal-hal yang sebenarnya tidak diinginkan. Kalau
kita membicarakan tentang media social ini, sebenarnya peran orang
tua lah yang memiliki pengaruh terbesar dalam menanggapi situasi
nya, karena mau tidak mau, anak-anak atau remaja akan
membutuhkan teknologi baik cepat maupun lambat.
Oleh karena itu, tanamkanlah pengasahan karakter kepada anak-
anak sejak dini, karena disaat karakter baik sudah tertanam dan
sering diterapkan oleh anak, lama kelamaan akan menjadi suatu
kebiasaan yang sulit diubah, hal ini menjadi suatu hal yang dapat
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian, tanamkanlah
mental anak sejak dini, suatu saat anak maupun remaja bahkan
lansia pun pasti dan akan mengalami sutu titik terendah mereka,
disitulah diperlukannya mental, apalagi sekarang, banyak yang
terjadi mental breakdown karena media social. Jika dibiasakan
dengan ketegasan dan kebijaksanaan oleh orang tua, mental sang
anak akan tumbuh dan saat beranjak ke remaja, mental ini akan
semakin kuat jika dibiasakan, kuat ini dalam artian bisa berpikir
positif dan mencari solusi ditengah situasi yang negative atau bahkan
parah total. Disaat anak atau remaja ini bisa bangkit dan
menyelesaikan masalah tersebut secara baik dan benar, maka anak
ini akan tumbuh dengan karakter dan mental yang kuat. Tentu orang
tua akan bangga dan merasa lebih tenang, karena seseorang dengan
mental yang kuat tidak akan mudah terpengaruh hal-hal berbau
negatif mau dimanapun dia berada.

2.2 Dampak
Baik, kita mulai dari dampak positif, dampak ini sudah kita bahas
di slide sebelumnya, maka akan kita rangkumi, bahwa dengan media
social, kita bisa melakukan apa saja yang kita mau, selalu ingatlah
ideologi negara kita yaitu Pancasila, dan pastinya, pemerintah
Indonesia akan bangga jika kita sebagai rakyat Negara Indonesia
mampu menggunakan dan memilah mana yang baik dan mana yang
buruk dari dampak media social.

Dampak negatif, sebenarnya ini banyak sekali, namun kita akan


membahas yang sering terjadi atau umum saja.
1. Dapat Membuat Candu Pengguna
Saat ini penggunaan media sosial telah menjadi hal yang sangat
populer dan terus tumbuh berkembang tanpa henti dalam
kehidupan manusia saat ini, terlebih lagi buat kaum millenial.
Internet dan Media sosial menawarkan akses yang mudah untuk
mendapatkan informasi dan mekanisme kemudahan untuk
berkomunikasi, hal inilah yang bisa menyebabkan mengapa
orang – orang di seluruh dunia menjadi kecanduan media sosial.
2. Membuang Buang Waktu
Kebiasaan penggunaan media sosial akan membuat teman
teman semua menghabiskan waktu di internet dan teman teman
akan terus mengurangi waktu yang kalian miliki untuk kegiatan
lain seperti, berkerja ataupun belajar. Sebagai penyedia hiburan
tanpa batas, media sosial selalu memberikan pembaharuan yang
menarik agar para penggunanya merasa betah untuk selalu
berada disana.
3. Kurangnya Percaya Diri
Ketika teman teman terlalu sering menggunakan media sosial
untuk melihat foto atau postingan orang lain, tentunya rasa
kurang percaya diri akan selalu menyelimuti kita . Sebagai
contoh, jika ada beberapa kalian yang membagikan foto mereka
di media sosial dan berlatar belakang rumah mewah, mobil keren
ataupun berlatar belakang sebuah pemandangan indah di negara
orang, kalian pasti berbicara dalam hati seperti, “Kapan ya bisa
punya rumah mewah ? “ atau ” Kapan ya punya mobil keren
seperti itu ? “ ataupun “Bisa gak ya aku pergi jalan jalan keluar
negeri ? “. Hal ini dapat memicu juga rasa iri hati yang merupakan
awal cabang dari terjadinya perpecahan.
4. Bisa terjadi pembullyan
Cyberbullying istilahnya. Cyberbullying ini dianggap sangat
mengerikan dibanding bullying biasa, Karena jika seseorang
membully orang lain di media social, dapat dilihat semua
pengguna media social itu, apalagi jika viral. Banyak kasus artis
yang bunuh diri karena banyak haters yang membully di media
social. Padahal para haters ini sendiri belum tentu mengetahui
apa kejadian sebenarnya dan apakah berita itu hoax atau fakta.

Contohnya seorang artis, mereka melakukan program diet


untuk mempercantik body shape mereka, sedangkan program
diet itu sangat tidak mudah atau bisa dibilang, menyiksakan, jika
mereka terlihat lebih gemuk sedikit saja akan dihujat, lama-
kelamaan, mereka akan jatuh sakit karena kekurangan gizi dan
meninggal dunia. Hal ini pun sebenarnya sudah terjadi di
kalangan anak-anak seperti seusia kita atau bahkan lebih muda.
Hal ini dapat memicu emosi anak-anak, dan jika emosi itu tak
terknotrol, anak ini bisa mengalami psyco dan lain sebagainya.

BAB 3
METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian yaitu di sekolah dan di rumah, di sekolah,


kami analisa berdasarkan pengamatan, pengamatan tersebut
berlangsung saat jam kosong atau istirahat, siswa siswi langsung
membuka hp atau android masing-masing dan sibuk dengan hal
itu, bahkan ada yang masih membuka android saat proses KBM
yang tentu membuat guru sangat marah dan kecewa. Kalau
penelitian di rumah, kami cukup mewawancarai keluarga seperti
data dibawah ini.

Metode yang kami gunakan yaitu metode kualitatif, metode


kualitatif adalah sebuah penelitian yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan. Sebenarnya kami ingin menginterogasi
orang-orang di wilayah tertentu di Dumai, namun karena
pandemi ini, kami hanya mampu berwawancara dengan orang tua
atau keluarga kami masing-masing di rumah.

Berikut hasil wawancara kami:


Wawancara pertama:
• Nama : Orang tua Audrey
• Usia : 45 keatas
• Pekerjaan : wiraswasta
• Waktu : malam hari
• Hasil wawancara :
- Audrey : apa yang dirasakan saat menggunakan media social ?
- Orangtua : senang, karena dapat menonton vlog makanan.
- Audrey : oke, berasa ga dampak negatifnya?
- Orangtua : ya, berasa, terkadang bias lupa waktu sedikit, namun
tetap harus dikontrol terus supaya tidak membuang waktu dan
membedakan skala prioritas.
- Audrey : okedeh, kalau dampak positifnya?
- Orangtua : hmm.. menghibur saja..
- Audrey : oke thx dad..

Wawancara ke-2
• Nama : Orang tua Olivia
• Usia : 40 an
• Pekerjaan : IRT
• Waktu : malam hari
• Hasil wawancara :
- Olivia : apakah sosial media berdampak bagi hidup anda?

- Orangtua : iya,media sosial memiliki pengaruh penting dalam


aktifitas sehari-hari di zaman sekarang. tanpa media sosial kita
sulit melakukan aktivitas kita
BAB 4
HASIL DAN KESIMPULAN

4.1 Hasil

Hasil dari penelitian kami adalah bahwa selama ini gadget


sangat merajarela dan menguasai masyarakat, masyarakat
banyak yang meninggalkan skala prioritasnya demi gadget atau
android.

4.2 Kesimpulan
Oleh karena itu, marilah bersama-sama kita berusaha untuk
membuat skala prioritas, membedakan mana yang lebih
penting dan mana yang tidak, sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai