KELAS X. 4
Namun terlepas dari pada itu, tentu saja kita tidak boleh melupakan
apa yang telah menjadi landasan negara kita, yaitu Pancasila. Beberapa
sekolah di Indonesia sudah berubah menjadi sekolah penggerak. Yaitu
sekolah yang mengimbangkan antara kecerdasan anak, kemajuan
teknologi namun tetap berlandaskan ideologi Pancasila. Salah satunya
juga terjadi pada sekolah kita ini, yaitu Proyek Pancasila, Kearifan local.
Di sini, tujuan utamanya adalah menjadikan anak milenial menjadi
anak yang beriman bertaqwa, berakhlak mulia, berkebhinekaan,
gotong royong, kreatif, dan mandiri.
Dibalik dari sisi yang kita harapkan, terjadi banyak juga konflik yang
sempat fatal pada banyak penduduk di Indonesia ini. Salah satunya
“kesalahan pemanfaatan media social”. Terutama di kalangan remaja
milenial di era pandemi. Contohnya: sekolah diabaikan, bermain game
selama 5-8 jam setiap hari, lupa waktu, tidak memenuhi apa yang
seharusnya menjadi skala prioritas, dan masih banyak lagi. Ujung-
ujungnya, budaya kita terlupakan, seperti tarian tradisional, lagu daerah
sudah sangat sangat jarang diperagakan terutama era pandemi ini.
Bahayanya lagi, karena kesibukan kita ini, kurangnya komunikasi atau
interaksi dengan manusia lainnya baik di rumah maupun di sekolah.
Baik, sekarang kita ke contoh yang di rumah yaa, rumah ini adalah
suatu yang tidak dapat terlepas dari kita. Terutama keluarga. Nah
masalahnya, cukup sering terdapat bahwa saat keluarga makan bersama
atau berada dalam 1 ruang, mereka bukannya menikmati kenikmatan
bersama, namun malah asik dalan dunia gadget masing-masing. Hari per
hari seperti itu, akan menimbulkan efekyang fatal yaitu kurangnya interaksi
dan komunikasi antara orangtua dan anak, akibatnya, sering terjadi
misscom yang memicu konflik, rusaknya identitas anak karena kurangnya
perhatian dan peran orangtua akan anak itu sendiri. Efek kedepannya, anak
itu bias saja depresi, ngobat, atau bahkan bunuh diri.
Nah, selain itu, jika kurangnya komunikasi dan kedekatan orang tua
kepada anak, anak akan mengalami phobia atau ketakutan akan interaksi
dengan lingkungan luar, misalnya: di sekolah, ia mengalami pembullyan
yang keras, namun sampai di rumah, ia juga tidak berani menceritakan
kepada orang tuanya, ujung-ujungnya, anak ini akan mengalami istilah
“broken home” dan jika mengalami tahap ini, akan berdampak sekali pada
psikologi sang anak yang di mana kondisi psikologinya mengalami
gangguan sehingga anak ini dapat menjadi psychopath, hallucination, atau
bahkan menjadi gila.
Dampak yang lain, pada saraf dan mata, media social pada HP dan
lapotop atau TV serta perangkat lainnya itu memiliki sinar radiasi yang
sangat tinggi, jika tidak dikontrol atau dibatasi, akan sinar tersebut akan
menyerangi system saraf kita, karena saraf kita ini berusaha mengontrol
sinar radiasi tersebut, namun malah kebalik karena kita memaksakan saraf
hingga saraf mengalami lost control sehingga akan berdampak ke otak dan
mata. Yaitu otak bias tidak berfungsi lagi, kemudian mata bias mengalami
rabun tingkat tinggi bahkan kebutaan. Kemudian untuk budaya, pengaruh
dari youtube, seperti girlband dan boyband Korea yang sedang hyping. Kita
boleh menggemari mereka, namun jangan sampai melupakan hal yang
lebih penting seperti budaya local, kegiatan sekolah, ideology Pancasila,
dan lain lain yang masih banyak lagi.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3 (1) Tujuan
Tujuan utama dari social media ini sendiri sebenarnya memberikan
informasi yang jelas dan fakta serta berguna bagi khalayak ramai.
Kemudian diikuti dengan hiburan kepada khalayak masyarakat ramai.
Jika tidak disalahgunakan oleh masyarakat, sebenarnya tujuan media
social ini dapat memberikan keuntungan besar bagi suatu negara.
Namun karena kita membahas tentang dampak negatif media social,
maka tujuannya laporan ini adalah mencegah atau mengatasi khalayak
ramai dari dampak teknologi yang fatal pengaruhnya bagi bangsa dan
negara.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembahasan
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial
yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Di
kalangan milenial ini, media social ini sudah tidak asing lagi, karena
70-80% keatas sudah menggunakannya, bahkan tanpa teknologi dan
media social, kita akan kesulitan dalam melakukan aktivitas-aktivitas
sehari-hari, salah satunya yaitu kita bisa saja ketinggalan informasi,
ketidakmampuan untuk berkomunikasi, berinteraksi dan lain
sebagainya yang sangat diperlukan oleh manusia untuk bertahan
hidup, sebenarnya, media social ini merupakan hal yang sangat baik
mulanya, namun seiring berjalannya waktu, masyarakat cenderung
menyalahgunakan media social ini, maka dari situ, muncul lah
situasi yang memprihatinkan.
2.2 Dampak
Baik, kita mulai dari dampak positif, dampak ini sudah kita bahas
di slide sebelumnya, maka akan kita rangkumi, bahwa dengan media
social, kita bisa melakukan apa saja yang kita mau, selalu ingatlah
ideologi negara kita yaitu Pancasila, dan pastinya, pemerintah
Indonesia akan bangga jika kita sebagai rakyat Negara Indonesia
mampu menggunakan dan memilah mana yang baik dan mana yang
buruk dari dampak media social.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Wawancara ke-2
• Nama : Orang tua Olivia
• Usia : 40 an
• Pekerjaan : IRT
• Waktu : malam hari
• Hasil wawancara :
- Olivia : apakah sosial media berdampak bagi hidup anda?
4.1 Hasil
4.2 Kesimpulan
Oleh karena itu, marilah bersama-sama kita berusaha untuk
membuat skala prioritas, membedakan mana yang lebih
penting dan mana yang tidak, sekian dan terimakasih.