Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk lebih efektif, praktis dan

efesien dalam menentukan belanja fungsional suatu perusahaan, karena faktor ini

adalah bagian utama untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan

perusahaan yang berbeda.

Banyak perusahaan yang memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini untuk

membantu mempermudah pekerjaan mereka, termasuk Kantor Kecamatan

Kiaracondong. Kecamatan adalah perangkat daerah yang melaksanakan tugas

untuk mengawasi pemerintah di kecamatan, untuk melakukan tugas Kecamatan

seperti direncanakan. Pengelolaan perusahaan dilakukan oleh manajemen melalui

pengolahan informasi yang diperoleh perusahaan dan diperlukan untuk

pengambilan keputusan perusahaan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang

dibuat berdasarkan informasi yang tepat, akurat, relevan, dan tepat waktu. Untuk

mencapai hal tersebut diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang merupakan

bagian dari sistem informasi manajemen.

Kondisi sistem akuntansi di kecamatan Kiaracondong sering melakukan

kesalahan dalam melakukan pencatatan keuangannya walaupun sudah

menggunakan sofware aplikasi SIMDA tersebut yang dapat dengan mudah

melakukan pembekuan dan berbagai proses akuntansi, namun masih ada kesalahan

dasar akuntansi dari pengelompokkan berbagai jenis transaksi yang salah sehingga
salah memasukan data ke perangkat lunak.

Namun penggunaan sofware aplikasi SIMDA di Kantor Kecamatan

Kiaracondong belum dapat membantu dalam penyusunan laporan keuangan, hal ini

disebabkan masih banyak masalah-masalah atau kelemahan-kelemahan yang

terkait dengan sofware aplikasi SIMDA yang dapat menghambat penyusunan

laporan keuangan Adapun secara umum masalah-masalah yang bersifat kelemahan

dari penerapan SIMDA hal ini dapat dilihat pada kelemahan pengelolaan data

keuangan, kelemahan peralatan, dan kelemahan perawatan software SIMDA.

Dilihat dari kelemahan pengelolaan data keuangan, permasalahan dalam

penggunaan SIMDA antara lain seringnya terjadi kesulitan dalam melakukan

pertukaran file dari import dan export data, sehingga tidak

mempublikasikan/menampilkan laporan yang diharapkan pengguna, dan kode

rekening serta tanggal dalam laporan sering tidak muncul dalam laporan. Seringkali

terdapat perbedaan jumlah hasil rekap antar laporan, yang tentunya mengarah pada

keandalan laporan. Masalah lainnya adalah jika terjadi kesalahan input pada

laporan, akan sulit bagi pengguna untuk memperbaiki rollback karena semua

laporan berada dalam satu database, sehingga jika melakukan rollback satu laporan

maka akan mempengaruhi laporan lainnya. Selain itu, sistem operasi pengelolaan

data keuangan SIMDA dinilai sangat rumit atau tidak mudah digunakan, yang tidak

sejalan dengan perkembangan teknologi pemprograman yang mempokuskan pada

kenyamanan pengguna.

Masalah lainnya adalah untuk perawatan software SIMDA, SKPD masih

mengandalkan diri kepada tim Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan


(BPKP). Oleh karena itu, jika ada kerusakan teknis, meskipun sederhana, karyawan

tidak dapat segera memperbaikinya sendiri. Permasalahan dalam pelaksanaan

SIMDA menunjukkan bahwa pelaksanaan SIMDA masih mempunyai banyak

kelemahan yang membuat penyusunan laporan keuangan menjadi sulit, sehingga

dapat diberitahukan bahwa pelaksanaan SIMDA belum dapat sepenuhnya

membantu penyusunan dari laporan keuangan.

Sistem penggajian tidak akan pernah lepas dari dampak kenaikan gaji, kenaikan

pangkat, dengan ketentuan gaji yang diterima pegawai bisa berbeda-beda. Gaji

tidak hanya mencakup gaji pokok, tetapi juga ada beberapa hal ini perlu

diperhatikan, seperti potongan pemijaman, tunjangan dan lain-lain. Namun, sistem

penggajian pada kantor kecamatan kiaracondong terdapat beberapa Permasalahan

yang ditemui, antara lain penggunaan sofware aplikasi SIMDA, pemotongan gaji

atau pembayaran gaji yang tidak tepat.

Untuk melaksanakan kegiatan secara efektif dan efisien, instansi membutuhkan

sistem pengelolaan data yang baik. Adanya sistem informasi akuntansi akan

memenuhi tuntutan tersebut. Perancangan dan design sistem informasi akuntansi

harus membuat pengelolaan data menjadi lebih efektif dan efisien, Karena

informasi akuntansi merupakan bagian terpenting dari semua informasi yang

dibutuhkan administrasi. Apabila sistem informasi akuntansi tidak baik maka

operasional sistem akan memhambat sehingga kegiatan perusahaan tidak dapat

berjalan dengan lancar, informasi yang dihasilkan tidak akurat, dan tujuan kegiatan

perusahaan sulit tercapai.


Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada Kantor Kecamatan

Kiaracondong, terdapat indikasi masalah pada kantor Kecamatan Kiaracondong.

1. Pembayaran gaji sering telat dikarenakan penggajian para pegawai sudah

terpusat pada sofware aplikasi SIMDA. Penerimaan tunai tidak secara

langsung mentransfer gaji pegawai pada setiap orang. Tetapi lebih dulu

menyetor pendapatan ke bagian Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP), lalu bagian BPKP menggunakan data yang telah

diinput oleh bagian sistem penggajian untuk ditransfer ke rekening masing-

masing pegawai.

2. Pencatatan jam kerja (seperti waktu liburan, lembur, dan absen) penting

dalam menghitung gaji Namun, verifikasi data manual umumnya

mengurangi keakuratan data yang berdampak pada kesalahan perhitungan

gaji.

Oleh karena itu, diperlukan pengendalian yang tepat. Untuk membangun

pengendalian internal yang memadai, diperlukan sistem informasi akuntansi yang

layak. Dengan kehadiran komputer pribadi menjadi makna pengolahan data, semua

bidang perusahaan/instansi dapat terkomputerisasi, dalam hal ini dianggap sebagai

bidang krusial dan primer karena dapat mendukung perusahaan untuk berhasil

mencapainya tujuan.

Melihat pentingnya sistem informasi akuntansi penggajian pegawai

terhadap perilaku istansi yang maju, penulis memiliki motivasi untuk melihat dan

memahami lebih jelas pengendalian sistem informasi penggajian pegawai yang

diterapkan oleh kantor kecamatan Kiaracondong. Hal ini dilakukan agar sistem
informasi penggajian dan upah kantor kecamatan Kiaracondong lebih akurat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berkaitan dengan masalah sistem informasi penggajian ini dengan

judul“Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pegawai pada Kantor Kecamatan

Kiaracondong Kota Bandung.”

1.2 Idenitifikasi Masalah

Bagaimana pengendalian internal pada Sistem Informasi Akuntansi

Penggajian Pegawai di Kantor Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untu mendeskripsikan mengenai pengendalian

internal pada Sistem Informasi Akuntasi di Kantor Kecamatan Kiaracondong.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini yaitu digunakan untuk menyusun laporan tugas akhir,

serta penelitian ini, penulis mendapat pengalaman dan pembelajaran mengenai

pengendalian internal pada Sistem Informasi Akuntasi Penggajian ini.

2. Bagi Instansi terkait, Penelitian ini diharapkan dapat membantu Kantor Kecamatan

Kiaracondong untuk menjadikan pertimbangan dalam melaksanakan fungsi

pengendalian internal terhadap Sistem Informasi Akuntansi Penggajian.

3. Bagi Universitas Padjadjaran, penelian ini diharapkan dapat membantu daftar

kepusakaan yang dimiliki.


1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu Kantor Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung

yang berlokasi di Jl. Babakan sari No. 177, Kota Bandung, Jawa Barat. Dengan

waktu penelitian pada bulan Mei 2021.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mulyadi (2016:23), bahwa:

“Sistem pada dasarnya adalah sekelompok elemen yang terkait erat yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem dibuat untuk menangani kejadian
berulang atau secara rutin”.
Sedangkan pengertian menurut Azhar Susanto dalam bukunya yang

berjudul “Sistem Informasi Akuntansi” (2013) :

“Sistem adalah kumpulan/kelompok dari segala jenis subsistem/komponen, baik


fisik maupun non fisik, yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu”.

2.1.2 Pengertian Informasi

Sistem Informasi Akuntansi menurut Menurut Azhar susanto (2013) bahwa:

“Informasi merupakan hasil pengolahan data, namun tidak semua hasil pengolahan
data dapat berupa informasi, dan hasil pengolahan data yang tidak memberikan arti
bukanlah informasi.”.
Sedangkan menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Bambang Hartono

(2013:15):

“nformasi adalah data yang telah diproses dengan cara yang berguna bagi penerima
dan memiliki nilai untuk keputusan saat ini atau masa depan.”.
Menurut definisi informasi oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa

informasi adalah sekumpulan fakta yang diolah dalam bentuk data, sehingga dapat

lebih bermanfaat dan dapat digunakan oleh siapa saja yang membutuhkannya.
2.1.3 Pengertian Akuntansi

Menurut Soemarsono S.R (2004), pengertian akuntansi adalah “proses

mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi sehingga orang

yang menggunakan informasi tersebut dapat membuat penilaian dan keputusan

yang jelas dan tegas”.

Sedangakan menurut Rudianto (2010:10), “Akuntansi adalah kegiatan

mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk digital,

mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan kegiatan/transaksi

badan usaha dalam bentuk informasi keuangan.”.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ide akuntansi

adalah cara pengumpulan, analisis, pencatatan, dan penyajian informasi dalam

kegiatan oprasional perusahaan yang bertujuan untuk menyajikan informasi dalam

laporan keuangan untuk memberikan gambaran yang jelas.

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akutansi

Menurut Krismiaji (2015), sistem informasi akuntansi adalah semua

informasi keuangan & non-keuangan yang terkait menggunakan transaksi

keuangan, disajikan dalam entitas sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk

menghasilkan keputusan yang akurat.

Berdasarkan pengertian sistem informasi akuntansi tersebut, dapat

disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu kesatuan dengan

tujuan yang sama, bagian yang saling berkaitan dan saling mendukung.
2.1.5 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi (2016:15), tujuan sistem informas akuntansi yaitu:

1. Memberikan informasi untuk pengelolaan kegiatan usaha baru.

2. Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang ada, baik

mengenai ketetapan penyajian, maupun struktur informasinya.

3. Memperbaiki tingkat keandaan informasi akuntansi yang menyediakan

catatan mengenai pertanggungjawabkan perusahaan

4. Mengurangi biaya manajemen untuk memelihara catatan akuntansi.

2.1.6 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi memiliki tiga fungsi, yaitu:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data yang berkaitan dengan kegiatan

keuangan.

2. Memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.

3. Sistem dapat memastikan bahwa data transaksi bisnis dicatat dan diproses secara

akurat dan aman.

2.2 Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2016:129) Sistem pengendalian internal mencakup

struktur organisasi, metode dan tindakan yang mengkordinasikan dan memelihara

aset organisasi, memverifikasi keakuratan dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan mendorong kepatuhan terhadap kebijakan manajemen.

Sedangkan sistem pengendalian internal committee of Sponsoring


Organization of The Treadway Commission (COSO) pada tahun 1992, yaitu

“Sistem pengendalian intern adalah suatu proses yang melibatkan dewan komisaris,
manajemen, dan personel lainnya yang bertujuan untuk memberikan keyakinan
yang memadai bagi terwujudnya tiga tujuan, yaitu efektivitas dan efisiensi operasi,
keandalan laporan keuangan dan kepatuhan Hukum yang berlaku..”

2.2.1 Tujuan Pengendalian Internal

Tujuan sistem pengendalian internal menurut Menurut Mulyadi (2016: 129)

adalah:

(1) Menjaga aset organisasi, (2) Memverifikasi keakuratan dan keandalan


data akuntansi, (3) Meningkatkan efisiensi, dan (4) Mempromosikan
kepatuhan terhadap kebijakan manajemen. Tergantung pada tujuannya,
sistem pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua kategori:
pengendalian akuntansi internal dan pengendalian administrasi internal.

2.2.2 Komponen Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2016:130) Komponen sistem pengendalian Internal

sebagai berikut:

1. Tegas membagi struktur organisasi tanggung jawab fungsional.

2. Karyawan yang kualitasnya sesuai dengan tanggung jawabnya

3. Sistem wewenang dan prosedur pencacatan yang memberikan perlindungan

yang memadai untuk aset, utang, pendapatan dan pengeluaran.

4. praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing unit

organisasi.
2.3 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Gaji merupakan sistem yang mengatur tata cara pemberian upah/gaji kepada

seluruh pegawai perusahaan. Selain upah dan gaji dikenal dengan istilah imbal jasa.

Pengertian menurut para ahli :

1. Menurut Mulyadi (2001), pengertian gaji adalah biaya yang dibayarkan oleh

pegawai dengan jabatan manajerial atas jasa, dan tingkat gaji dibayarkan

setiap bulan.

2. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2007: 118), pengertian gaji adalah balas

jasa yang dibayarkan secara teratur kepada pegawai jangka panjang dengan

jaminan yang jelas.

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Menurut Mulyadi (2016:13), sistem informasi akuntansi

penggajian dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi”

(2016:13), yaitu:

“Sistem akuntansi penggajian dirancang untuk memproses transaksi


perhitungan gaji dan gaji karyawan dan gajinya”.

2.3.2 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Dalam sistem penggajian, karyawan menerima gaji melalui tanda

tangan karyawan pada kartu gaji sebagai bukti informasi pribadi, yang

merupakan informasi pribadi rahasia karyawan lain. Menurut Mulyadi

(2016:325), flow chart dokumen sistem penggajian adalah sebagai berikut:


Gambar 2.3 : Sistem Akuntansi Penggajian
Sumber : Mulyadi (2010:392)
2.4 Kerangka Pemikiran

Sistem informasi gaji karyawan dirancang oleh kantor untuk

memberikan gambaran gaji karyawan dengan cara yang mudah

dipahami dan digunakan. Dengan melihat file yang digunakan, fungsi

terkait dan program jaringan, kita dapat mengatasi kesalahan dan

penyimpangan dalam perhitungan dan pembayaran upah di sistem

informasi penggajian karyawan.

Dokumen yang digunakan adalah dokumen pendukung

perubahan gaji, kartu absensi, kartu waktu kerja, daftar gaji, dan surat

pernyataan gaji. Fungsi terkait dalam sistem informasi penggajian

meliputi fungsi penugasan dan penempatan pegawai, fungsi

pencatatan waktu, fungsi pembuatan gaji, fungsi akuntansi, dan fungsi

keuangan. Prosedur jaringan dalam sistem informasi penggajian yaitu

prosedur pencatatan kehadiran, prosedur pencatatan jam kerja,

prosedur pembuatan gaji, prosedur pembagian gaji, dan prosedur

pembayaran gaji.

Upaya yang paling penting untuk mencegah penyalahgunaan

wewenang dan mendisiplinkan pengoperasian sistem informasi

penggajian karyawan adalah sistem pengendalian internal penggajian.

Pengendalian internal bisa dilakukan dengan baik jikaa pembanggian

tanggung jawab masing-masing struktur organisasi yang jelas,sistem

pencatatan setiap transaksi, pengawasan yang rutin atasan kepada


bawahan, kebijakan dan prosedur keamanan, perolehan dan

komunikasi informasi yang dibutuhkan oleh karyawan untuk

melakukan tugasnya, melaksanakan tanggung jawab, dan kegiatan

evaluasi dapat dilaksanakan dengan baik untuk mengevaluasi seluruh

kegiatan yang telah dilakukan.

Melalui sistem pengendalian penggajian internal, keakuratan

data akuntansi dapat dikendalikan dan digunakan sebagai informasi

dalam manajemen perusahaan. Di antara indikator sistem

pengendalian penggajian internal adalah kemampuan beradaptasi,

prestasi kerja dan kepuasan kerja. Agar pembayaran gaji berjalan

normal sesuai dengan prosedur yang ada, sistem akuntansi yang baik

dapat menghasilkan sistem pengendalian internal yang efektif bagi

perusahaan.
Sistem Informasi Penggajian
Pegawai

1. Fungsi Tekait
2. Prosedur
3. Dokumen yang digunakan

Sistem Pengendalian
Internal Penggajian

Prestasi Kerja
Kemampuan Kepuasan Kerja
Menyusuaikan Diri

Gambar 2.1 Kerangka Konsep


2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi referensi penulis adalah penelitian yang

ditulis oleh Deigo Jiwandono pada tahun (2015), Sistem Akuntansi Penggajian dan

Pengupahan untuk Mendukung Pengendalian Intern (Studi Pada Pabrik Gula

Lestari Patianrowo Kabupaten Nganjuk). Hasil analisis dan interpretasi data

menunjukkan bahwa sistem akuntansi penggajian dan Upah untuk Mendukung

Pengendalian Intern (Studi Pada Pabrik Gula Lestari Patianrowo Kabupaten

Nganjuk). Cukup baik, namun masih memiliki beberapa kelemahan yaitu, fungsi

keuangan dan waktu memiliki fungsi merangkap, outsourcing pembayaran gaji

karyawan setiap bulan (antara 27 hari) tidak pasti sampai 1 hari), karyawan yang

dipekerjakan tidak menerima tanda terima pembayaran saat menerima gaji.

Penelitian kedua adalah penelitian yang ditulis oleh Brenda Langi pada

tahun (2019), Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Dalam

Upaya Pengendalian Internal Pada PT. Gemilang Emas Indonesia. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi penggajian tersebut tidak sepenuhnya

mendukung kerja pengendalian internal. Hal ini terlihat dari tidak adanya

pembagian tugas dan pembagian kerja dalam struktur organisasi dan praktik

kesehatan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kecamatan Kiaracondong

Bandung yang berlokasi di Jl. Babakan Sari No. 177, Kota Bandung , Jawa Barat.

Ruang lingkup penelitian ini adalah efektivitas dan efisiensi sistem informasi

akuntansi penggajian.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif kualitatif merupakan bentuk hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk

uraian kalimat. Penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011) sering disebut

metode penelitian naturalistik sebab penelitian ini berdasarkan kondisi alamiah.

3.2.1 Sumber Data

Dalam penelitian ini terdiri dari dua data yaitu, data primer dan data

sekunder. Data primer dalam penelitian ini berupa wawancara kepada piha

Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung. Data sekunder yang diperoleh terdapat

dari beberapa sumber, seperti artikel, jurnal dan buku-buku.


3.2.2 Oprasionalisasi Variable

Variable Tahapan Indikator Teknik Pengambilan


Data

Sistem Krismiaji 1.Fungsi Sistem Penggajian 1. Observasi


Informasi dan Mulyadi 2.Jaringan Prosedur 2. Wawancara
Akuntansi 3.Dokumen yang digunakan 3. Studi kepustakaan
Penggajian 4.Pengendalian intern
Pegawai
(Data diolah penulis 2021)

3.2.3 Informan

Dalam penelitian ini informan adalah yang dianggap mempunyai memiliki

informasi yang diperlukan di wilayah penelitian. Informan dalam penelitian ini

adalah Kepala Kecamatan, bagian administrasi dan baigian sistem informasi

akuntansi Kecamatan Kiaracondong.

Metode pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan “purposive

sampling”, yaitu pengambilan sampel secara acak sesuai dengan standar yang

ditetapkan dalam penelitian.

3.2.4 Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan trigulasi untuk menguji

keabsahan data. Keabsahan data merupakan langkah penting dalam menentukan

validitas hasil penelitian. Tujuannya adalah untuk mencapai konsistensi data

sehingga mengubahnya menjadi data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

trigulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
(Moleong, 2016). trigulasi yang dilakukan adalah membandingkan sumber data

informasi yang memiliki perbedaan dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal

dari data tersebut agar dapat divalidasi. Triangulasi data dilakukan dengan

membandingkan data primer dengan informan hasil wawancara.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam menyusun Laporan

tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1) Studi Lapangan

a. Observasi

Penulis melakukan observasi langsung dengan Kantor Kecamatan

Kiaracondong sebagai objek penelitian dan mencatat data-data yang

diperlukan terkait dengan laporan tugas akhir.

b. Wawancara

Penulis melakukan pengambilan data yang diperlukan untuk penelitian

Laporan Tugas Akhir melalui tanya jawab langsung kepada pihak-pihak

yang terkait.

2) Studi Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan dengan cara

mempelajari, membaca, meneliti, serta mengkaji literatur yang akan

dijadikan sebagai dasar untuk pengumpulan data yang diperoleh dari buku-

buku, situs web, serta artikel yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
3.2.6 Teknik Pengolahan Data

Datayang sudah diperoleh selama penelitian dilakukan diolah dengan cara

sebagai berikut:

1. Menyusun data yang di peroleh melalui riset kepustakaan dan riset

lapangan.

2. Membandingkan data dengan teori yang dipelajari.

3. Membuat kesimpulan dan saran atas sistem inforasi akuntansi penggajian

Kecamatan Kiaracondong.

4. Membandingkan perbedaan sistem informasi akuntansi penggajian antara

Kecamatan Kiaracondong dan teori.

Anda mungkin juga menyukai