Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

Gizi Kesehatan dan Penyakit


“ANEMIA DEFISIENSI BESI”

Oleh:

SHERIN SARA SHASTI


1826020010

Dosen Pengampu :
Nurul Khairani, MKM

PROGRAM STUDI ILMU


KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2020

TUGAS 1
Soal Multiple Choice

1. Suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai
normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin, disebut…
a. Hipertensi
b. Stroke
c. Osteoporosis
d. Anemia
e. Ginjal
2. Defisiensi besi berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi
system…
a. Motorik
b. Neurotransmitter (penghantar syaraf)
c. Daya konsentrasi
d. Kelenjat tiroid
e. Limfosit-T
3. Gejala anemia diantaranya adalah lesu, konsentrasi buruk, mudah lelah. Berikut ini
adalah penyebab terjadinya gejala tersebut, kecuali...
a. Jumlah sel darah merah dalam tubuh kurang dari normal
b. Sel darah merah mengandung terlalu sedikit hemoglobin
c. Sangat sedikit pemasokan oksigen ke jaringan termasuk otak dan otot
d. Sel darah merah berkurang kemampuannya dalam membawa/ mengangkut
oksigen
e. Banyak karbondioksida yang diangkut oleh darah
4. Anemia megaloblastik yang sering terjadi dan berjalan progresif secara lambat,
disebut anemia…
a. Anemia aplastik
b. Anemia defisiensi asam folat
c. Anemia defisiensi besi
d. Anemia pernisiosa
e. Anemia sideroblastik
5. Dibawah ini Anemia makrositik dapat disebabkan oleh..
a. Peningkatan retikulosit
b. Metabolisme abnormal
c. Gangguan maturasi sel darah merah
d. Penggunaan alkohol.
e. Semua benar
6. Berikut adalah beberapa etiologi anemia yang paling sering ditemukan, kecuali..
a. Kekurangan zat besi.
b. Pendarahan.
c. Genetik.
d. Kekurangan vitamin B12
e. Kekurangan vitamin C
7. Anemia defisiensi besi dapat juga menjadi tanda pendarahan di saluran cerna seperti
lambung dan usus, yang bisa diakibatkan oleh, kecuali
a. Konsumsi obat non-steroid antiinflamasi (NSAID)
b. Luka (ulkus) pada lambung
c. Adanya komplikasi terhadap saluran percenaan
d. Radang pada usus besar atau esofagus (kerongkongan)
e. Kanker lambung atau usus besar
8. Perkiraan pravelensi anemia secara global adalah sekitar?
a. 31%
b. 41%
c. 51%
d. 61%
e. 71%
9. Apa itu Anemia sideroblastik...
a. Gangguan transportasi oksigen yang dikarenakan defisiensi sintesis hemoglobin
b. Anemia megaloblastik yang sering terjadi dan berjalan progresif secara lambat
c. Tipe anemia megaloblastik yang paling sering ditemukan, terjadi karena
malabsorpsi vitamín B12
d. Merupakan kelompok gangguan heterogen dengan de- fek yang umum, yaitu
penyakit ini tidak mampu menggunakan zat besi dalam sintesis hemoglobin
meskipun simpanan besi tersedia dalam jumlah memadai
e. Merupakan anemia dengan karakteristik MCV di atas 100 fL
10. Hemoglobin adalah ikatan antara?
a. Protein
b. Garam besi
c. Zat warna
d. a dan b benar
e. a, b, dan c benar
11. Berapa Batas Normal Kadar Hemoglobin pada anak umur 6 tahun-14 tahun....
a. 11 gr/dl
b. 12 gr/dl
c. 15 gr/dl
d. 10 gr/dl
e. 14 gr/dl
12. Mengapa anemia banyak dialami oleh wanita usia reproduksi, terutama wanita hamil
dan wanita menyusui......
a. Mereka banyak yang mengalami defesiensi tablet Fe
b. Wanita usia produktif lebih banyak mengalami perubahan pada tubuhnya
sehingga mengalami anemia
c. Pada saat seorang ibu menyusui dia kekurangan tidur
d. Pada usia remaja mereka banyak melakukan diet ketat sehingga mereka
melupakan menjaga kesehatan sehingga terjadi anemia
e. Semuanya benar
13. Apa itu Anemia defisiensi asam folat...
a. Gangguan transportasi oksigen yang dikarenakan defisiensi sintesis hemoglobin
b. Anemia megaloblastik yang sering terjadi dan berjalan progresif secara lambat
c. Tipe anemia megaloblastik yang paling sering ditemukan, terjadi karena
malabsorpsi vitamín B12
d. Merupakan kelompok gangguan heterogen dengan de- fek yang umum, yaitu
penyakit ini tidak mampu menggunakan zat besi dalam sintesis hemoglobin
meskipun simpanan besi tersedia dalam jumlah memadai
e. Merupakan anemia dengan karakteristik MCV di atas 100 fL
14. Apa yang menyebabkan berkurangnya sintesis DNA pada saat terjadinya anemia gizi
besi…
a. Gangguan enzim reduktase ribonukleotide
b. Gangguan sel darah merah
c. Gangguan ginjal
d. Gangguan jantung
e. Semua benar
15. Cedera atau destruksi sel tunas (stem cells) di dalam sumsum tulang atau matriks
sumsum tulang sehingga terjadi pansitopeni dan karena hipoplasia sumsum tulang
disebut dengan anemia....
a. Anemia defisiensi asam folat
b. Anemia defisiensi besi
c. Anemia pernisiosa
d. Anemia aplastik
e. Anemia sideroblastik

ESSAY

1. Jelaskan faktor yang dapat diubah dari Anemia!


2. Sebutkan jenis makanan atau vitamin yang harus ada dalam diet bagi penderita
anemia!
3. Jelaskan tiga jenis utama anemia, yang diklasifikasikan menurut ukuran sel darah
merah ?
4. Sebutkan dan jelaskan klasifikasikan anemia berdasarkan pendekatan morfologi!
5. Jelaskan cara mencegah Anemia defisiansi Fe!
KUNCI JAWABAN

Multiple Choice

1. D. Anemia
2. B. Neurotransmitter (penghantar syaraf)
3. E. Banyak karbondioksida yang diangkut oleh darah
4. B. Anemia defisiensi asam folat
5. E. Semua benar
6. E. Kekurangan vitamin C
7. C. Adanya komplikasi terhadap saluran percenaan
8. C. 51%
9. D. Merupakan kelompok gangguan heterogen dengan de- fek yang umum, yaitu
penyakit ini tidak mampu menggunakan zat besi dalam sintesis hemoglobin meskipun
simpanan besi tersedia dalam jumlah memadai
10. E. a,b, dan c benar
11. B. 12 gr/dl
12. A. Mereka banyak yang mengalami defesiensi tablet Fe
13. C. Tipe anemia megaloblastik yang paling sering ditemukan, terjadi Karen
malabsorpsi vitamín B12
14. A. Gangguan enzim reduktase ribonukleotide
15. D. Anemia aplastic

Essay

1. Beberapa faktor risiko dari anemia yang dapat diubah , yaitu :


a. Kekurangan asupan nutrisi besi, asam folat, dan B12; dapat disebabkan oleh
kekurangan diet, malaborpsi (anemia pernisiosa, sprue) atau kehilangan darah
(defisiensi Fe).
b. Asupan Fe yang tidak memadai Hanya sekitar 25 persen WUS memenuhi
c. Kebutuhan Fe sesuai AKG (26 mikrogram/hari). Secara rata-rata, wanita
mengonsumsi 6,5 µg Fe per harimelalui diet makanan. Kecukupan intake Fe tidak
hanya dipenuhi dari konsumsi makanan sumber Fe (daging sapi, ayam,ikan, telur
dan lain- lain), tetapi dipengaruhi oleh variasi penyerapan Fe.Variasi ini
disebabkan oleh perubahan fisiologis tubuh seperti hamil dan menyusui sehingga
meningkatkan kebutuhan Fe bagi tubuh, tipe Fe yang dikonsumsi, dan faktor diet
yang mempercepat (enhancer) dan menghambat (inhibitor) penyerapan Fe.
d. Peningkatan Kebutuhan fisiologi Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk
memenuhi kebutuhan Fe akibat peningkatan volume darah, untuk menyediakan Fe
bagi janin dan plasenta dan untuk menggantikan kehilangan darah saat persalinan.
e. Obat, toksin, radiasi yang menimbulkan ionisasi.
2. Berikut jenis makanan atau vitamin yang harus ada dalam diet bagi penderita anemia:
a. Zat besi
b. Asam folat
c. Vitamin B12
d. Bayam
e. Buah bit/umbi merah
f. Daging merah
g. Selai kacang/kacang-kacangan
h. Telur
i. Tomat
j. Buah delima
k. Kacang kedelai
l. Roti gandum
m. Hidangan laut
n. Madu
o. Kurma, Buah Sitrus, Apel
3. tiga jenis utama anemia, yang diklasifikasikan menurut ukuran sel darah merah,
yaitu :
a. Jika sel darah merah lebih kecil dari biasanya, ini disebut anemia mikrositik.
b. Jika ukuran sel darah merah normal dalam ukuran (tetapi rendah dalam jum- lah),
ini disebut anemia normositik, seperti anemia yang menyertai penyakit kronis atau
anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal.
c. Jika sel darah merah lebih besar dari normal, maka disebut anemia makrosi- tik.
Etiologi utama dari jenis ini adalah anemia pernisiosa dan anemia yang
berhubungan dengan alkoholisme (Atikah proverawati, 2011).
4. Pendekatan morfologi, anemia diklasifikasikan menjadi :
1. Anemia makrositik
Anemia makrositik merupakan anemia dengan karakteristik MCV di atas 100 fL.
Anemia makrositik dapat disebabkan oleh:
2. Peningkatan retikulosit
Peningkatan MCV (mean corpuscular volume) merupakan karakteristik normal
retikulosit. Semua keadaan yang menyebabkan peningkatan retikulosit akan
memberikan gambaran peningkatan MCV.
3. Metabolisme abnormal asam nukleat pada prekursor sel darah merah (de- fisiensi
folat atau cobalamin, obat-obat yang mengganggu sintesa asam nukleat:
Zidovudine, hidroksiurea).
4. Gangguan maturasi sel darah merah (sindrom mielodisplasia, leukemia akut).
5. Penggunaan alkohol.
6. Penyakit hati.
7. Hipotiroidisme.
5. Anemia defisiensi Fe dicegah dengan memelihara keseimbangan antara asupan Fe
dengan kebutuhan dan kehilangan Fe. Jumlah Fe yang dibutuhkan untuk memelihara
keseimbangan ini bervariasi antara satu wanita dengan lainnya tergantung pada
riwayat reproduksi dan jumlah kehilangan darah selama menstruasi. Peningkatan
konsumsi Fe untuk memenuhi kebutuhan Fe dilakukan melalui peningkatan konsumsi
makanan yang mengandung heme iron, bersifat mempercepat (enhancer) non-heme-
iron dan meminimalkan konsumsi makanan yang mengandung faktor penghambat
absorbsi Fe (inhibitor). Jika kebutuhan Fe tidak cukup terpenuhi dari diet makanan,
dapat ditambah dengan suplemen Fe terutama bagi wanita hamil dan masa nifas
(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Restu, Aliyah dan Voni Rianti. 2020. Anemia Gizi Besi. Makalah

Adriani merryana. 2016. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: kencana.

Masriadi. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Cv. trans info media.

https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/download/3380/2421
TUGAS 2
Hasil pembelajaran atau intisari dari jurnal yang berjudul
“ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA PUTRI
DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS”

Anemia gizi defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering terjadi
di dunia. Hasil Riskesdas 2013 menunjukan bahwa 22,7% remaja putri
mengalami gizi besi. Hal ini menunjukan bahwa anemia gizi besi pada remaja sampai
saat ini masih menjadi permasalahan gizi di Indonesia karena persentasenya
>20% ( Riskesdas,2013 ; Minarto, 2011).
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 120 remaja putri, dengan rincian 70
berasal dari sekolah di perkotaan dan 50 berasal dari sekolah di perdesaan. Sebagian
besar sampel berusia sama antara kota dan desa, yaitu 16 tahun. Berdasarkan
pemeriksaan hemoglobin (Hb) sebagian sampel mengalami anemia, yaitu 92,9%
sampel remaja putri perkotaan dan 76% sampel remaja putri perdesaan. Remaja yang
tinggal diperkotaan berisiko mengalami anemia sebesar 0,8 kali dibanding remaja di
perdesaan.
Berdasarkan 13 faktor yang diteliti dalam penelitian ini, terdapat 2 faktor risiko
yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi besi pada remaja putri di
perkotaan, yaitu faktor asupan protein (p=0,005) dan asupan zat besi (<0,0001).
Remaja putri yang konsumsi proteinnya baik akan berisiko 0,821 lebih rendah untuk
mengalami anemia dibanding dengan remaja putri yang asupan proteinnya kurang.
Remaja putri diperkotaan yang memiliki asupan zat besi yang kurang akan berisiko 33,5
kali lebih tinggi untuk mengalami anemia gizi besi dibandingkan dengan remaja yang
memiliki asupan zat besi yang baik. Sebaliknya, tidak terdapat satupun dari 13 faktor
yang secara teori berhubungan dengan kejadian anemia gizi besi yang berhubungan
dengan kejadian anemia gizi besi pada remaja putri di perdesaan.

Anda mungkin juga menyukai