Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH PERKECAMBAHAN

BENIH MONOKOTIL DAN DIKOTIL

Diajukan untuk Memenuhi Praktikum II Mata Kuliah Teknologi Benih

Disusun Oleh

Rahmat Pakpahan (L1A119143)

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Hamzah, M.Si

Dr. Ir. Elis Kartika, M.Si

Dr. Forst Bambang Irawan, S.P., M.Sc. IPU

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahhirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit


sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat,
taufik serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas hasil laporan Praktikum ini.

Laporan yang berjudul “Struktur Buah dan Biji” Meskipun saya berharap isi dari
laporan praktikum saya ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada
yang kurang. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar tugas laporan praktikum ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan praktikum saya
ini bermanfaat.

Jambi, Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................


1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................

BAB II METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat.............................................................................................

2.2 Alat dan Bahan..................................................................................................

2.3 Cara Kerja..........................................................................................................

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil...................................................................................................................

3.2 Pembahasan.......................................................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan........................................................................................................

4.2 Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkecambahan merupakan salah satu fase yang penting pada pertumbuhan
suatu tanaman. Fase perkecambahan merupakan fase waktu mulai terbentuknya
organ tanaman, seperti mulai dari akar, batang, dan daun untuk pertama kalinya.
Fase kecambah sangat aktif menumbuhkan tunas– tunas yang baru. Proses
perkecambahan merupakan tahap awal dari proses terbentuknya individu baru pada
tumbuhan berbiji (Mudiana, 2006).
Terjadinya proses perkecambahan pada suatu tanaman dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti kelembaban, oksigen, suhu, dan cahaya, serta media semai.
Diantara faktor-faktor tanah tersebut, menurut Murnianti dan Malria (2006), media
tanam merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perkecambahan. Wuson
(2001) dalam Murnianti dan Suminar (2006) menyatakan bahwa substrat
perkecambahan dapat menyebabkan benih menjadi dorman, tetapi dapat juga
memperpendek waktu perkecambahan.
Air berfungsi sebagai zat pelarut, pengiat enzim-enzim, melunakkan kulit biji,
dan ikut serta dalam reaksi-reaksi yang terjadi di dalam biji. Mula-mula air masuk
ke dalam biji karena penyerapan oleh kulit biji secara imbibisi dan osmose. Akibat
penyerapan tersebut sel-sel dalam biji membesar sehingga volume biji ikut
membasar. Air yang masuk kedalam biji akan mengaktifkan enzim-enzim dan ikut
serta dalam membantu pernafasan sehingga menghasilkan tenaga. Tenaga ini
digunakan untuk pembelahan sel-sel embrio.
Jumlah air yang diserap oleh biji tergantung dari permiabilitas kulit biji, suhu
(temperatur), susunan kimia dalam biji, dan jenis biji. Untuk mendapatkan produksi
yang maksimal perlu disiapkan bibit yang baik dan berasal dari benih yang baik.
Benih yang baik memiliki viabilitas daya hidup, daya tumbuh/daya kecambah yang
baik. Semakin baik viabilitasnya, persentase perkecambahan/daya kecambah makin
besar.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu mengenal struktur
buah dan biji.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Pratikum ini dilaksanakan secara mandiri dirumah yang bertempat di Mendalo
kec.Jaluko kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi. Pratikum ini dilakukan pada tanggal 3
Oktober - 10 Oktober 2021.

2.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah polybag, kamera handphone,
buku, pena. Bahan yang digunakan adalah jagung, kacang hijau, tanah dan air.

2.3 Cara Kerja


a. Sediakan satu jenis benih monokotil dan satu jenis benih dikotil.
b. Sediakan bak/baskom/wadah lain untuk tempat perkecambahan benih sebanyak 6
buah, yaitu 3 wadah untuk benih monokotil dan 3 wadah lagi untuk benih dikotil.
c. Isi bak/baskom tersebut dengan subtrat pasir dan tanah sebagai media
perkecambahan dengan perbanduingan 1 :1.
d. Basahi/siram media perkecambahan dengan air secukupnya.
e. Tanam sebanyak 25 – 50 butir benih (tergantung jenis benih) pada media tanam
tersebut dengan membuat tiga ulangan untuk setiap jenis benih, berarti satu wadah
merupakan satu ulangan.
f. Jaga media agar tetap lembab dengan cara melakukan penyiraman 2 kali sehari
(tergantung kondisi media) sampai berakhir pengamatan.
g. Simpanlah wadah perkecambahan tersebut di tempat yang teduh.
h. Pengamatan dilakukan terhadap tipe dan struktur bibit, daya berkecambah benih,
kecepatan berkecambah, dan keserempakan tumbuh kecambah.
i. Pengamatan tipe dan struktur bibit dilakukan di akhir pengamatan. Akhir
pengamatan tergantung jenis benihnya (untuk tanaman kedelai, jagung, padi,
kacang-kacangan lainnya sampai hari ketujuh atau 7 x 24 jam).
j. Pengamatan untuk daya berkecambah benih dilakukan di akhir pengamatan (7 x
24 jam untuk tanaman kedelai, jagung, padi, kacang-kacangan lainnya).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel 3.1.1 Hasil Pengamatan Daya Berkecambah Benih Jagung
Konoditi Ulangan Jlh Daya Jlh Jlh Benih
Kecambah Berkecambah Kecambah Mati
Normal (%) Abnormal
Jagung 1 6 60 1 1
2 8 80 1 1
3 7 70 2 -
Rata-rata 7 70 1.3 0,6
1 23 99 1 1
2 22 98 - -
3 25 95 1 -
Kacang Rata-rata 23,3 97,3 0,6 0,3
Hijau

Jumlah Benih yang Berkecambah Normal


Daya Berkecambah = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ x 100%
Jumlah Benih yang dikecambahkan

Jagung :
DB jagung 1 = 6/10 x 100 % = 60%
DB jagung 2 = 8/10 x 100 % = 80%
DB jagung 3 = 7/10 x 100 % = 70%

Kacang Hijau :

DB kacang hijau 1 = 23/25 x 100 % = 92%


DB kacang hijau 2 = 22/25 x 100 % = 88%
DB kacang hijau 3 = 25/25 x 100 % = 100%
Tabel 3.1.2 Hasil Pengamatan Daya Berkecambah Benih Jagung
Konoditi Ulangan Kecepatan Berkecambah (Kecambah/hari)
Jagung 1 6.3
2 5.4
3 6.5
Rata-rata 6,13
Kacang Hijau 1 11,3
2 10,5
3 9,1
Rata-rata 10,3

Benih Berkecambah
Kecepatan Berkecambah =  ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯
Hari Berkecambah

Jagung :
Jagung 1 : 0/1 + 0/2 + 6/3 + 5/4 + 8/5 + 0/6 + 0/7 = 5,05
Jagung 2 : 0/1 + 0/2 + 8/3 + 6/4 + 4/5 + 0/6 + 0/7 = 4,96
Jagung 3 : 0/1 + 0/2 + 9/3 + 7/4 + 6/5 + 0/6 + 0/7 = 5,95

Kacang Hijau :

Kacang Hijau 1 : 0/1 + 7/2 + 5/3 + 8/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7 = 7,1

Kacang Hijau 2 : 0/1 + 15/2 + 8/3 + 4/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7 = 11,1

Kacang Hijau 3 : 0/1 + 8/2 + 7/3 + 6/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7 = 7,8

Tabel 3.1.2 Pengamatan Keserempakan Berkecambah Benih


Konoditi Ulangan Jumlah Kecambah Keserempakan
Normal Kuat Berkecambah (%)
Jagung 1 13 53
2 17 78
3 15 49
Rata-rata 15 60
Kacang Hijau 1 16 63
2 13 70
3 17 59
Rata-rata 15,3 64

Jumlah Benih yang Berkecambah Normal Kuat


KB : ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯
Jumlah Benih yang Berkecambah

Jagung :
Jagung 1 : 13/25 x 100% = 52%
Jagung 2 : 17/25 x 100% = 68%
Jagung 3 : 15/25 x 100% = 60%

Kacang Hijau :
Kacang Hijau 1 : 16/25 x 100% = 64%
Kacang Hijau 2 : 13/25 x 100% = 52%
Kacang Hijau 3 : 17/25 x 100% = 68%

3.2 Pembahasan
Pada hari pertama dan kedua proses pengamatan, tanaman jagung belum
mengalami pertumbuhan. Pada hari ketiga tanaman jagung pada intensitas cahaya
mengalami maksimum belum mengalami pertumbuhan, pada intesitas cahaya optimul,
dengan daya berkecambah jagung pertama 60% , daya berkecambahan jagung kedua
80%, dan daya berkecambah jagung ketiga yaitu 70%, dengan jumlah rata-rata daya
berkecambah 70%. Pengamatan Kecepatan Berkecambah jagung pertama mengalami
pertumbuhan kecambah 6,3/hari, dan jagung pengamatan kecambah di hari kedua
5,4/hari dan pengamatan kecambahan jagung ketiga adalah 6,5/hari dengan rata-rata
kecepatan berkecambah 6,13/ hari. Dan untuk pengamatan keserempakan berkecambah
benih jagung pertama 53%, jagung kedua 78% dan pengamatan keserempakan jagung
ketiga 49%, dengan jumlah rata-rata 60% keserempakan berkecambah benih jagung.
Pertumbuhan tinnggi tanaman Jagung pada intesitas cahaya minimum lebih cepat
dari pada pertumbuhan tinggi tanaman Jagung pada intensitas cahaya maksimum dan
optimum karena pada intensitas cahaya minimum kerja hormone Aukisn tidak
terhambat oleh sinar matahari sehingga pertumbuhan cepat, namun pada intensitas
cahaya maksimum pertumbuhan tinggi tanaman Jaagung terhambat oleh sinar matahari
sehingga pertumbuhannya lambat. Pada cahaya optimum pertumbuhan tingginya cukup
cepat walaupun tak secepat pertumbuhan pada intensitas cahaya minimum. Kondisi
tanaman yang tumbuh di tempat yang intensitas cahayanya maksimum, optimum dan
minimum akan berbeda. Di tempat yang intensitas cahayanya maksimum dan optimum
tanaman Jagung tumbuh ke atas, berwarna hijau dan batangnya dan batangnya kuat.
Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan pertumbuhan diantara ttubuhan
tersebut yaitu:
1. Faktor Cahaya
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya
digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses
pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat
(inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu
difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, pada proses
perkecambahan yang diletakkan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya
etiolasi dimana kacang hijau tumbuh lebih panjang namun tidak subur
pertumbuhannya.
2. Faktor Suhu
Suhu yang cukup (suhu ruangan) dapat mengoptimalkan kerja hormon-hormon
tumbuhan karena kerja enzim/hormon (faktor internal) tumbuhan sangat dipengaruhi
oleh suhu lingkungan. Semakin panas atau dingin suhu ruangan maka hormon
tumbuhan emakin tidak bekerja.
3. Faktor Air dan Nutrisi
Air sangat diperlukan oleh tumbuhan sebagai media terjadinya reaksi kimia, dan
tanaman hijau yang kekurangan air lambat laun akan layu. Rupanya dalam
percobaan, detergen tidak hanya memberi air sebagai media reaksi kimia namun juga
memberi nutrisi karena mengandung Asam Nitrat dan Natrium Trifosfat yang juga
ada dalam kandungan pupuk untuk menyuburkan tanaman.
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-kacangan ketiga
yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Bila dilihat dari
kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang dimiliki, Indonesia termasuk salah satu
negara yang memiliki kesempatan untuk melakukan ekspor kacang (Purwono dan
Hartono, 2005).
Kecambah kacang hijau mengandung vitamin E yang tidak ditemukan pada
kacang tanah dan kedelai. Bahkan nilai gizi kecambah kacang hijau lebih baik
daripada nilai gizi biji kacang hijau. Hal ini disebabkan kecambah telah mengalami
proses perombakan makromolekul menjadi mikromolekul. Selain itu dengan proses
perkecambahan terjadi pembentukan senyawa tokoferol (vitamin E) (Purwono dan
Hartono, 2005).
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan


tanaman kacang hijau di mulai dengan tumbuhnya akar, batang , baru kemudian daun.
Proses tersebut memerlukan waktu yang berbeda. oleh sebab itu , akar tumbuh lebih
panjangdi bandingkan batang ataupun daun. Untuk benih dikotil seperti jagung lebih
lama perkecambahannya di banding benih monokotil yaitu kacang hijau.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahim Martawijaya., Iding Kartasujana., Kosasi Kadir., dan SoewandaAmong


Prawira, 2005. Atlas Kayu Indonesia Jilid I. Departemen KehutananBadan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan : Bogor, Indonesia

Abidin,Z.1991., dalam RA Amaturrahim, 2013. Perkecambahan. UniversitasSumatera


Utara : Aceh, Indonesia.

Bambanag B. Santoso., Hariyadi., dan Bambang S. Purwoko, 2007.Tinjauan


AgroMorfologi Perkecambahan Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas
L.).Jurnal Penelitian UNRAM Edisi A. Sain dan Teknologi Vol.2 :
Bogor,Indonesisa.
LAMPIRAN GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai