Anda di halaman 1dari 6

Kerangka Pikir

Penelitian ini difokuskan pada tiga variabel penelitian, yaitu variabel

hakikat pemilihan kepala daerah, variabel konstruksi pemilihan kepala

daerah, dan variabel konsep pemilihan kepala daerah yang ideal.

Untuk variabel hakikat pemilihan kepala daerah maka penulis

menetapkan indikator diantaranya, nilai-nilai Negara hukum, nilai-nilai

perlindungan hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi.

Untuk variabel konstruksi pemilihan kepala daerah,maka penulis

menetapkan indikator Electoral Law baik dari segi tujuan, fungsi dan

sistem.

Untuk variabel konsep pemilihan kepala daerah yang ideal, maka

penulis menetapkan indikator diantaranya pelembagaan koalisi secara

permanen dan model pemilihan kepala daerah.

Untuk memberi gambaran secara umum berkaitan dengan

hubungan antara variabel penelitian beserta indikator variabelnya masing-

masing maka dapat digambarkan pada bagan kerangka pikir di bawah ini,
A. KEDAULATAN RAKYAT

Kedaulatan rakyat berhubungan erat dengan perjanjian masyarakat

dalam pembentukan asal mula negara. Negara terbentuk karena adanya

perjanjian masyarakat. Perjanjian masyarakat disebut juga dengan istilah

kontrak sosial. Ada beberapa ahli yang telah mempelajari kontrak sosial,

antara lain Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau.

Kedaulatan adalah suatu hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah

pemerintahan, masyarakat, atau atas diri sendiri terdapat penganut dalam

dua teori yaitu berdasarkan pemberian dari Tuhan atau Masyarakat. 1

Menurut Jean Bodin (1530 - 1596), kedaulatan mempunyai empat

sifat pokok yaitu:2

1) Permanen, artinya kedaulatan yang tetap ada selama negara

berdiri.

2) Asli, artinya kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang

lebih tinggi.

3) Bulat/tidak dapat dibagi-bagi, artinya kedaulatan itu hanya satu-

satunya kekuasaan tertinggi.

4) Tidak terbatas, artinya kedaulatan tidak ada yang membatasi,

sebab apabila terbatas, maka sifat tertinggi akan lenyap.

Menurut John Lock, negara itu terbentuk berdasarkan pactum

unionis yang merupakan perjanjian antar individu untuk membentuk


1
Sutoyo. 2016. Konsep Kedaulatan Rakyat Dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD)
yang diadakan oleh Lembaga Pengkajian MPR RI bekerjasama dengan Pusat Pengkajian
Pancasila Universitas Negeri Malang, di Hotel Atria Malang, tanggal 3 Mei 2016
2
Ibid.
negara. Perjanjian tersebut melahirkan pactum subjectionis yang

merupakan perjanjian antara rakyat dengan pemerintah. Agar para

penguasa tidak memiliki hak atau kekuasaan mutlak, maka perlu

diadakannya pembagian kekuasaan seperti kekuasaan legislatif, eksekutif

dan federatif. Didalam kedaulatan rakyat ada prinsip-prinsip demokrasi

dalam kekuasaan negara. Dimana rakyat berfungsi sebagai pemegang

kedaulatan negara dan pemerintah sebagai alat yang ditentukan oleh

rakyat untuk mengelola negara bagi kepentingan rakyat.3

JJ. Rousseau mengemukakan bahwa negara dibentuk atas dasar

kehendak rakyat melalui kontrak sosial. Dalam kontrak tersebut, setiap

individu secara sukarela dan bebas membuat perjanjian untuk membentuk

negara berdasarkan cita-cita, hasrat, keinginan, dan kepentingan mereka,

yang menjadi motivasi terbentuknnya negara. Tujuan dan cita-cita rakyat

dituangkan ke dalam kontrak sosial yang berbentuk konstitusi atau

Undang-undang Dasar, yang harus ditaati oleh Pemerintah dan seluruh

elemen dalam Negara. Dengan demikian, pemerintah mendapatkan

wewenang dari rakyat secara langsung untuk menjalakan kekuasaan demi

kepentingan rakyat. Jika penguasa tidak bisa menjalankan kewajibannya,

maka kekuasaan tersebut dapat diambil alih kembali oleh rakyat.

Kedaulatan rakyat muncul sebagai reaksi terhadap kekuasaan yang

absolut. Agar tidak terjadi kekuasaan yang absolut, maka Mountesquieu

menyampaian ajaran Trias Politica, dengan memisahkan kekuasaan

menjadi tiga ranah, yaitu: Eksekutif adalah kekuasaan untuk


3
Ibid
melaksanakan undang-undang. Legislatif adalah kekuasaan untuk

membuat dan menetapkan undang-undang. Yudikatif adalah kekuasaan

untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang. 4

Negara Indonesia adalah penganut teori kedaulatan rakyat dan

kedaulatan hukum sehingga jelas bahwa Indonesia menganut paham

demokrasi. Rumusan kedaulatan di tangan rakyat menunjukkan bahwa

kedudukan rakyatlah yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah

sebagai asal mula kekuasaan negaradan sebagai tujuan kekuasaan

negara.5

Prinsip-Prinsip Kedaulatan Negara Republik Indonesia

sebagaimana diatur dalam UUD NRI Tahun 1945, yaitu:6

1) Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik

{Pasal 1 ayat (1)}.

2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

Undang- Undang Dasar {Pasal 1 ayat (2) }

3) Negara Indonesia adalah negara hukum {Pasal 1 ayat (3)}

4) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan

menetapkan UUD. MPR melantik Presiden dan/atu Wakil Presiden.

MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau wakil

presiden dalam masa jabatannya menurut UUD (Pasal 3).

5) Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan

Perwakilan Rakyat (Pasal 7C)


4
Ibid.
5
Ibid.
6
Ibid.
6) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri itu

diangkat dan diberhentikan oleh presiden. Setiap menteri

membidangi urusan tertentu dalam pemeritahan. Pembentukan,

pengubahan, dan pembubaran kementerian Negara diatur dalam

undang-undang. (Pasal 17).

Kedaulatan rakyat yang diberlakukan di Indonesia adalah

kedaulatan rakyat yang berdasarkan Pancasila, yakni konsepsi

kedaulatan yang sesuai dengan budaya dan peradaban bangsa

Indonesia. Sedangkan kedaulatan rakyat dalam rumusan konseptual

barat, merupakan kedaulatan rakyat yang bersumber dari faham

individualisme dan kolektivisme yang berlaku pada bangsa Eropa. Hal

tersebut tentu berbeda dan tidak dapat begitu saja kita sama ratakan.

Kedaulatan rakyat dalam Pancasila lahir dari budaya bangsa Indonesia

dan esensi dasar dari pembentukan nilai-nilai demokrasi kultural bangsa

Indonesia. Kultur dan budaya bangsa Indonesia lahir dari suku-suku

bangsa Indonesia yang bermukim sejak lama, suku-suku bangsa inilah

yang membentuk nilai-nilai Pancasila. Suku bangsa dan golongan inilah

yang memiliki nilai-nilai budaya yang berbeda, yang terus bergesekan,

bersinergi sehingga dapat membentuk nilai-nilai persatuan Indonesia.7

Kedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, mengandung dua asas,

yakni asas kerakyatan dan asas musyawarah. Asas kerakyatan adalah

asas kesadaran akan cinta kepada rakyat, manunggal dengan cita–cita

rakyat, berjiwa kerakyatan, menghayati kesadaran senasib, seperjuangan


7
Ibid.
dan cita- cita bersama. Sedangkan asas musyawarah untuk mufakat

adalah asas yang memperhatikan aspirasi atau kehendak seluruh rakyat

Indonesia, baik melalui forum permusyawaratan maupun aspirasi murni

dari rakyat.8

Selanjutnya, untuk menciptakan kesejahteraan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia, diperlukan tertib hukum. Tertib hukum akan dapat

terlaksana jika negara Indonesia menganut teori kedaulatan hukum. Oleh

karena itu, Indonesia mendasarkan sistem pemerintahannya pada hukum

dan tidak bersifat absolut. Artinya, kekuasaan yang ada di negara kita,

dibatasi dengan undang-undang atau peraturan perundang-undangan,

dan bukan dibatasi dengan kekuasaa yang absolut.9

8
Ibid.
9
ibid

Anda mungkin juga menyukai