Anda di halaman 1dari 9

Satuan Acara Penyuluhan Malaria

Dosen Pengampu : Lilis Banowati,SKM,M.Si

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah promosi kesehatan

Oleh :

Risna Agustin

42010420031

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON

KOTA CIREBON

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

JURUSAN KEPERAWATAN

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MALARIA

1.1 Pengkajian kebutuhan promosi kesehatan

1.1.1 Faktor pengkajian kebutuhan

1) Faktor predisposisi
a. Riwayat Kesehatan
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18/03/2020 pukul 10.00 WIB,
keadaan umum klien masih tampak lemah, mukosa bibir kering,
conjungtiva anemis, klien mengeluh terasa nyeri pada daerah persediaan
tulang dan juga otot, skala nyeri 3 (1-5), tubuh terasa pegal pegal, merasa
mual, nyeri pada uluh hati, lidah terasa pahit, tidak ada nafsu makan, sakit
kepala, panas pada tubuh sering dirasakan hilang timbul dan sering
berkeringat. Klien juga mengeluh bahwa hasil labnya hemoglobin rendah
yaitu 7,5 gr/dl dan harus melakukan tranfusi darah 3 kantong untuk
menormalkan Hb.
b. Keadaan fisik
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 90 x / menit
Pernafasan : 22 x / menit
Suhu : 37o C
c. Kesiapan belajar
Klien ada keinginan untuk menerima informasi/penyuluhan mengenai
penyakit malaria.

2) Faktor pemungkin
a. Sarana prasarana
Jarak menuju tempat pelayanan kesehatan sekitar 10 menit.
b. Sumber daya
Penyuluh menyiapkan materi sesuai dengan apa yang akan dibahas.

3) Faktor penguat
a. Sikap perilaku
Sebagai penyuluh harus memiliki sopan, santun, ramah, asik sehingga
suasana penyuluhan tidak membosankan.
b. Tingkat pendidikan
Keluarga Ibu Winda rata-rata berpendidikan SMP-SMA

1.1.2 Diagnosa kebutuhan promosi kesehatan


 Analisa data

Data Masalah Penyebab

Data objektif Perubahan perfusi Kurang terpapar informasi


jaringan tentang penyakit malaria
Keadaan umum : lemah
TTV :
Tensi darah : 110/70
mmHg
Nadi : 90x/ menit
Pernafasan : 22x/ menit
Suhu : 37o C

Porsi makan yang


dihabiskan terlihat Kurang terpapar informasi
hanya 3 sendok makan Resiko tentang penyakit malaria
BB : 49 kg ketidakseimbangan
TB : 155 cm nutrisi kurang dari
Klien tampak pucat kebutuhan
Mukosa bibir tampak
kering

Keluarga dan klien


tidak menjawab ketika
ditanya tentang cara Kurang terpapar informasi
penularan penyakit tentang penyakit malaria
malaria dan cara
pencegahannya,
keluarga dan klien
hanya menggelengkan
kepala

Keluarga bertanya
tentang apa penyakit
yang di derita
keluarganya
Data subjektif : Perubahan perfusi Kurang terpapar informasi
dan jaringan tentang penyakit malaria
Klien mengeluh
kepalanya terasa pusing

Klien mengatakan
bahwa klien tidak nafsu Resiko
makan dan perutnya ketidakseimbangan
terasa mual dan pernah nutrisi kurang dari
muntah 1x, lidah terasa kebutuhan
pahit dan uluh hati
terasa nyeri

Klien dan keluarga


mengatakan tidak tahu
tentang penyakit
malaria dan cara Resiko penularan
penularan penyakit penyakit malaria
malaria

1.1.3 Perencanaan kebutuhan belajar

Satuan acara penyuluhan

A. Topik : Pencegahan penularan malaria


B. Sasaran : Ibu Y
C. Tujuan :
1) Tujuan umum
 Setelah melakukan penyuluhan selama 30 menit Ibu Y mengerti
tentang pencegahan, tanda dan gejala Malaria.
 Tujuan khusus
 Ibu W mengerti tentang penyakit Malaria.
 Mengetahui pengertian, penyebab, tanda gejala dan pencegahan
Malaria.
D. Materi
 Definisi malaria
 Penyebab malaria
 Tanda dan gejala malaria
 Cara pencegahan
E. Metode

Konseling dan tanya jawab

F. Media
 Leaflet
G. Waktu pelaksanaan dan tempat
 Jumat, 26- 11- 2021
 Di rumah Ibu W
H. Kegiatan

N Materi dan waktu Kegiatan


o
1 Pembukaan (5 menit) 1. Mengucapkan salam
2. Perkenalan
3. Menanyakan kabar
4. Menyatakan tujuan
5. Kontrak waktu
2 Proses (15-20 menit) 1. Penyampaikan materi tentang Malaria
2. Kesimpulan
3. Evaluasi (Tanya jawab)

3 Penutup (5 menit) Ucapan terima kasih & salam penutup

I. Rencana evaluasi
No Pertanyaan Benar Salah
1 Apa yang dimaksud dengan Malaria

2 Apa penyebab Malaria

3 Bagaimana tanda dan gejala Malaria

4 Bagaimana pencegahan malaria

J. Lampiran materi
a. Pengertian malaria

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh


plasmodium yang menyerang eritrosit (sel darah merah) dan ditandai
dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah.

Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan


primata lainnya, hewan melata dan pengerat yang disebabkan oleh infeksi
protozoa dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang
(panas, dingin, menggigil) serta demam berkepanjangan.

b. Penyebab malaria

Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang disebarkan oleh


gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah gigitan nyamuk tersebut, parasit
masuk ke dalam tubuh dan menempati organ hati, di mana parasit dapat
tumbuh dan berkembang biak.

Disamping melalui gigitan nyamuk, penyebaran parasit malaria juga


dapat terjadi karena terpapar darah penderita malaria. Beberapa kondisi
yang dapat menyebabkan seseorang terpapar malaria adalah :

 Janin yang terinfeksi dari ibunya


 Menerima transfusi darah
 Berbagi pemakaian jarum suntik
 Menerima donor organ
c. Tanda dan gejala
1. Demam

Demam pada malaria ditandai dengan adanya parokisme yang


berhubungan dengan perkembangan parasit malaria dalam sel darah
merah. Puncak serangan panas terjadi bersamaan dengan lepasnya
merozoit-merozoit ke dalam peredaran darah (proses sporulasi) untuk
beberapa hari pertama. Serangan demam pada malaria terdiri dari :

 Stadium dingin (mulai menggigil dan perasaan sangat dingin. Nadi


cepat tetapi lemah. Bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan
(sianotik). Kulit kering dan pucat penderita mungkin muntah dan
pada anak terjadi kejang. Periode ini berlangsung selama 15 menit
sampai 1 jam)
 Stadium demam (wajah penderita menjadi merah, kulit kering dan
dirasakan sangat panas seperti terbakar, sakit kepala bertambah
keras, dan sering disertai dengan rasa mual atau muntah-muntah.
Nadi menjadi kuat kembali. Merasa sangat haus dan suhu badan
meningkat sampai 41o C. berlangsung 2-4 jam)
 Stadium berkeringat (berkeringat sampai membasahi tempat tidur,
suhu badan turun dengan cepat kadang-kadang sampai dibawah
normal. Biasanya tertidur nyenyak dan pada saat terjaga ia merasa
lemah tetapi tanpa gejala. Penerita akan merasa sehat dan dapat
melakukan pekerjaan seperti biasa. Tetapi sebenarnya penyakit ini
masih bersarang. Berlangsung 2-4 jam)
2. Splenomegali (gejala malaria kronis. Limpa mengalami kongesti,
menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit
dan jaringan ikat yang bertambah)
3. Anemia (terjadi akibat pecahnya eritrosit yang terinfeksi maupun
tidak)
4. Iketerus (karena terjadinya hemolysis dan gangguan hepatik)
5. Gejala sistemik lainnya (sakit kepala, mual muntah, nyeri otot)
d. Pencegahan terhadap penularan malaria dapat dilakukan secara primer,
sekunder dan tertier, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pencegahan Primer, yaitu pencegahan yang dilakukan melalui tindakan


terhadap manusia. Yang meliputi:
 Edukasi merupakan faktor terpenting yang harus diberikan kepada
setiap pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis
malaria. Materi penting yang harus disampaikan adalah cara
penularan malaria, risiko penularan malaria, pengenalan gejala dan
tanda malaria, pengobatan malaria, dan upaya menghilangkan
tempat perindukan.
 Melakukan kegiatan sistem kewaspadaan dini melalui penyuluhan
kepada masyarakat tentang cara pencegahan malaria.
 Proteksi pribadi untuk menghidari gigitan nyamuk dengan
menggunakan pakaian lengkap, tidur menggunakan kelambu,
memakai obat penolak nyamuk, menghindari kunjungan pada
daerah yang rawan penularan malaria.
 Modivikasi perilaku dengan mengurangi aktivitas di luar rumah
mulai senja sampai subuh.
2) Kemopropilaksis (Tindakan terhadap Plasmodium Sp)
Kemopropilaksis merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah
risiko jatuh sakit jika telah didigit nyamuk yang terinfeksi Plasmodium.
Pencegahan infeksi malaria pada pendatang yang berkunjung ke daerah
endemis malaria dilakukan dengan memberikan obat setiap minggunya,
dimulai dengan minum obat 1-2 minggu sebelum berkunjung ke daerah
endemis malaria kemudian dilanjutkan setiap minggu selama dalam
perjalanan atau tinggal di daerah endemis malaria dan selama 4 minggu
setelah kembali dari daerah tersebut.

3) Tindakan terhadap vektor


 Pengendalian secara mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan memusnahkan saranng
vektor seperti mengeringkan genangan air yang menjadi saranng
nyamuk, mengurangi kontak nyamuk dengan manusia misalnya
memasang kasa atau kawat pada ventilasi rumah.
 Pengendalian secara biologis
Cara ini dilakukan dengan menggunakan makhluk hidup yang sifatnya
parasitik terhadap nyamuk, atau penggunaan hewan predator,
keuntunngan menerapkan penngendalian biologis ini adalah terjadinya
penurunan populasi nyamuk tanpa timbulnya gangguan
keseimbanngan ekologi. Pengendalian secara biologi ini dapat
dilakukan dengan memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk,
melakukan radiasi terhadap nyamuk jantan agar steril sehingga tidak
mampu membuahi. Pengendalian nyamuk dewasa dapat dilakukan
oleh masyarakat yang memiliki ternak seperti kerbau,sapi, babi,
dengan menempatkan kandang di luar lumah, karena nyamuk An.
Aconitus menyukai darah ternak, dengan demikian akan mengurangi
risiko gigitan nyamuk bagi penghuni rumah.
 Pengendalian secara kimia
Pengendalian secara kimia dilakukan dengan menggunakan
insektisida, seperti anti nyamuk bakar, semprot, repellent.
4) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dapat melalui diagnosis dini yang dilakukan
dengan anamnesa yang tepat untuk mengetahui gejala klinis pada
penderita, melakukan pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan
penunjang.

Anda mungkin juga menyukai