Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN

MEGACOLON/HISPRUNG
A. Pengertian

Ada beberapa pengertian mengenai Mega Colon, namun pada intinya


sama yaitu penyakit yang disebabkan oleh obstruksi mekanis yang
disebabkan oleh tidak adekuatnya motilitas pada usus sehingga tidak ada
evakuasi usus spontan dan tidak mampunya spinkter rectum berelaksasi.

Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel
– sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon. Dan ketidak
adaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta tidak
adanya evakuasi usus spontan ( Betz, Cecily & Sowden : 2000 ). Penyakit
Hirschsprung atau Mega Kolon adalah kelainan bawaan penyebab gangguan
pasase usus tersering pada neonatus, dan kebanyakan terjadi pada bayi aterm
dengan berat lahir  3 Kg, lebih banyak laki – laki dari pada perempuan.
( Arief Mansjoeer, 2000).

B. Etiologi

Adapun yang menjadi penyebab Hirschsprung atau Mega Colon itu


sendiri adalah diduga terjadi karena faktor genetik dan lingkungan sering
terjadi pada anak dengan Down syndrom, kegagalan sel neural pada masa
embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik
dan sub mukosa dinding plexus.

C. Patofisiologi

Istilah congenital aganglionic Mega Colon menggambarkan adanya


kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa
kolon distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian
proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan
atau tidak adanya gerakan tenaga pendorong ( peristaltik ) dan tidak adanya
evakuasi usus spontan serta spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga
mencegah
keluarnya feses secara normal yang menyebabkan adanya akumulasi pada
usus dan distensi pada saluran cerna. Bagian proksimal sampai pada bagian
yang rusak pada Mega Colon ( Betz, Cecily & Sowden, 2002:197).

Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk


kontrol kontraksi dan relaksasi peristaltik secara normal.

Isi usus mendorong ke segmen aganglionik dan feses terkumpul


didaerah tersebut, menyebabkan terdilatasinya bagian usus yang proksimal
terhadap daerah itu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan dibagian Colon
tersebut melebar ( Price, S & Wilson, 1995 : 141 ).

D. Manifestasi Klinis
Bayi baru lahir tidak bisa mengeluarkan Meconium dalam 24 – 28 jam
pertama setelah lahir. Tampak malas mengkonsumsi cairan, muntah
bercampur dengan cairan empedu dan distensi abdomen. (Nelson, 2000 :
317).

Gejala Penyakit Hirshsprung adalah obstruksi usus letak rendah, bayi


dengan Penyakit Hirshsprung dapat menunjukkan gejala klinis sebagai
berikut. Obstruksi total saat lahir dengan muntaah, distensi abdomen dan
ketidakadaan evakuasi mekonium. Keterlambatan evakuasi meconium diikuti
obstruksi konstipasi, muntah dan dehidrasi. Gejala rigan berupa konstipasi
selama beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut.
Konstipasi ringan entrokolitis dengan diare, distensi abdomen dan demam.
Adanya feses yang menyemprot pas pada colok dubur merupakan tanda yang
khas. Bila telah timbul enterokolitis nikrotiskans terjadi distensi abdomen
hebat dan diare berbau busuk yang dapat berdarah ( Nelson, 2002 : 317 ).

1. Anak – anak

a. Konstipasi

b. Tinja seperti pita dan berbau busuk

c. Distenssi abdomen

d. Adanya masa difecal dapat dipalpasi

e. Biasanya tampak kurang nutrisi dan anemi ( Betz cecily & sowden, 2002 :
197 ).
E. Komplikasi
a. Obstruksi usus

b. Konstipasi

c. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit

d. Entrokolitis

e. Struktur anal dan inkontinensial ( pos operasi ) ( Betz cecily & sowden,
2002 : 197 )
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan dengan barium enema, dengan pemeriksaan ini akan bisa
ditemukan :
a. Daerah transisi

b. Gambaran kontraksi usus yang tidak teratur di bagian usus yang


menyempit

c. Entrokolitis padasegmen yang melebar

d. Terdapat retensi barium setelah 24 – 48 jam ( Darmawan K, 2004 : 17 )


2. Biopsi isap
Yaitu mengambil mukosa dan sub mukosa dengan alat penghisap dan
mencari sel ganglion pada daerah sub mukosa ( Darmawan K, 2004 :17 )

3. Biopsi otot rektum


Yaitu pengambilan lapisan otot rektum

4. Periksaan aktivitas enzim asetil kolin esterase dari hasil biobsi isap pada
penyakit ini khas terdapat peningkatan, aktifitas enzimasetil kolin esterase
( Darmawan K, 2004 : 17 )

5. Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsi usus ( Betz, cecily &
Sowden, 2002 : 197 )
6. Pemeriksaan colok anus
Pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan dan pada waktu tinja yang
menyemprot. Pemeriksaan ini untuk mengetahu bahu dari tinja, kotoran yang
menumpuk dan menyumbat pada usus di bagian bawah dan akan terjadi
pembusukan.
G. Penatalaksanaan
1. Medis
Penatalaksaan operasi adalah untuk memperbaiki portion aganglionik
di usus besar untuk membebaskan dari obstruksi dan mengembalikan
motilitas usus besar sehingga normal dan juga fungsi spinkter ani internal.

Ada dua tahapan dalam penatalaksanaan medis yaitu :


a. Temporari ostomy dibuat proksimal terhadap segmen aganglionik untuk
melepaskan obstruksi dan secara normal melemah dan terdilatasinya
usus besar untuk mengembalikan ukuran normalnya.
b. Pembedahan koreksi diselesaikan atau dilakukan lagi biasanya saat
berat anak mencapai sekitar 9 Kg ( 20 pounds ) atau sekitar 3 bulan
setelah operasi pertama ( Betz Cecily & Sowden 2002 : 98 )

Ada beberapa prosedur pembedahan yang dilakukan seperti Swenson,


Duhamel, Boley & Soave. Prosedur Soave adalah salah satu prosedur yang
paling sering dilakukan terdiri dari penarikan usus besar yang normal bagian
akhir dimana mukosa aganglionik telah diubah ( Darmawan K 2004 : 37 )

2. Perawatan
Perhatikan perawatan tergantung pada umur anak dan tipe pelaksanaanya bila
ketidakmampuan terdiagnosa selama periode neonatal, perhatikan utama
antara lain :

a. Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital pada


anak secara dini

b. Membantu perkembangan ikatan antara orang tua dan anak

c. Mempersiapkan orang tua akan adanya intervensi medis ( pembedahan )

d. Mendampingi orang tua pada perawatan colostomy setelah rencana


pulang ( FKUI,2000 : 1135 )

Pada perawatan preoperasi harus diperhatikan juga kondisi klinis anak –


anak dengan mal nutrisi tidak dapat bertahan dalam pembedahan sampai
status fisiknya meningkat. Hal ini sering
kali melibatkan pengobatan simptomatik seperti enema. Diperlukan juga
adanya diet rendah serat, tinggi kalori dan tinggi protein serta situasi dapat
digunakan nutrisi parenteral total ( NPT )

H. Patofisiologi

Dalam keadaan normal, bahan makanan yang dicerna dapat berjalan


disepanjang usus karena adanya kontraksi ritmis dari otot-otot yang melapisi
usus (kontraksi ritmis ini disebut gerakan peristaltic). Kontraksi otot-otot
tersebut dirangsang oleh sekumpulan saraf yang disebut ganglion, yang
terletak dibawah lapisan otot. Pada penyakit Hirschprung ganglion / pleksus
yang memerintahkan gerakan peristaltic tidak ada, biasanya hanya sepenjang
beberapa sentimetir. Segmen usus yang tidak memiliki gerakan peristaltic
tidak dapat mendorong bahan-bahan yang dicerna sehingga terjadi
penyumbatan (Dasgupta, 2004).
Dengan kondisi tidaka adanya ganglion, maka akan memberikan
manisfestasi gangguan atau tidak adanya peristalsis sehingga akan terjadi
tidak adanya evakuasi usus spontan. Selain itu sfingter rectum tidak dapat
berelaksasi secara optimal, kondisi ini dapat mencegah keluarnya feses secara
normal. Isi usus kemudian terdorong ke segmen aganglionik dan terjadi
akumulasi feses di daerah tersebut sehingga memberikan manifestasi dilatasi
usus pada bagian proksimal.
Kondisi penyakit Hisrchsprung memberikan berbagai masalah
keperawatan pada pasien dan memberikan implikasi pada penderita asuhan
keperawatan.
I. PATHWAYS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIRSCHSPRUNG

A. Pengkajian Identitas
Penyakit ini sebagian besar ditemukan pada bayi cukup bulan dan merupakan
kelainan tunggal. Jarang pada bayi prematur atau bersamaan dengan kelainan bawaan
lain. Pada segmen aganglionosis dari anus sampai sigmoid lebih sering ditemukan
pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Sedangkan kelainan yang
melebihi sigmoid bahkan seluruh kolon atau usus halus ditemukan sama banyak pada
anak laki-laki dan perempuan (Ngastiyah, 1997).

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Obstipasi merupakan tanda utama dan pada bayi baru lahir. Trias yang sering
ditemukan adalah mekonium yang lambat keluar (lebih dari 24 jam setelah lahir),
perut kembung dan muntah berwarna hijau. Gejala lain adalah muntah dan diare.

2. Riwayat penyakit sekarang


Merupakan kelainan bawaan yaitu obstruksi usus fungsional. Obstruksi total saat
lahir dengan muntah, distensi abdomen dan ketiadaan evakuasi mekonium. Bayi
sering mengalami konstipasi, muntah dan dehidrasi. Gejala ringan berupa konstipasi
selama beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut. Namun
ada juga yang konstipasi ringan, enterokolitis dengan diare, distensi abdomen, dan
demam. Diare berbau busuk dapat terjadi.

3. Riwayat penyakit dahulu


Tidak ada penyakit terdahulu yang mempengaruhi terjadinya penyakit Hirschsprung.
4. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit ini diturunkan kepada anaknya.
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang didapatkan sesuai dengan manifestasi klinis. Pada survey umum
terlihat lemah atau gelisah. TTV biasa didapatkan hipertermi dan takikardi dimana
menandakan terjadinya iskemia usus dan gejala terjadinya perforasi. Tanda dehidrasi
dan demam bisa didapatkan pada kondisi syok atau sepsis.

Pada pemeriksaan fisik fokus pada area abdomen, lipatan paha, dan rectum akan
didapatkan
Inspeksi : Tanda khas didapatkan adanya distensi abnormal. Pemeriksaan rectum dan
fese akan didapatkan adanya perubahan feses seperti pita dan berbau busuk.
Auskultasi : Pada fase awal didapatkan penurunan bising usus, dan berlanjut dengan
hilangnya bisng usus.
Perkusi : Timpani akibat abdominal mengalami kembung.
Palpasi: Teraba dilatasi kolon abdominal.
1. Sistem kardiovaskuler :Takikardia.
2. Sistem pernapasan :Sesak napas, distres pernapasan.
3. Sistem pencernaan :Umumnya obstipasi. Perut kembung/perut tegang, muntah
berwarna hijau. Pada anak yang lebih besar terdapat diare kronik. Pada colok anus
jari akan merasakan jepitan dan pada waktu ditarik akan diikuti dengan keluarnya
udara dan mekonium atau tinja yang menyemprot.
4. Sistem saraf : Tidak ada kelainan.
5. Sistem lokomotor/musculoskeletal : Gangguan rasa nyaman : nyeri
6. Sistem endokrin :Tidak ada kelainan.
7. Sistem integument : Akral hangat, hipertermi

8. Sistem pendengaran : Tidak ada kelainan.


D. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil
1. Foto polos abdomen tegak akan terlihat usus-usus melebar atau terdapat gambaran
obstruksi usus rendah.
2. Pemeriksaan dengan barium enema ditemukan daerah transisi, gambaran kontraksi
usus yang tidak teratur di bagian menyempit, enterokolitis pada segmen yang melebar
dan terdapat retensi barium setelah 24-48 jam.
3. Biopsi isap, mencari sel ganglion pada daerah sub mukosa.
4. Biopsi otot rektum, yaitu pengambilan lapisan otot rektum.
5. Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin esterase dimana terdapat peningkatan
aktivitas enzim asetilkolin eseterase.
E. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

Konstipasi D.0049

Definisi
Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses dan tidak tuntas serta feses kering dan
banyak

Penyebab
Fisiologis
1. Penurunan motilias gastrointestinal
2. Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi
3. Ketidakcukupan diet
4. Ketidakcakupan asupan serat
5. Ketidakcukupan asupan caira
6. Aganglionik
7. Kelemahan otot abdomen
Psikologis
1. Konfusi
2. Depresi
3. Gangguan emosional
Situasional
1. Perubahan kebiasan makan
2. Ketidakadekuatan toileting
3. Aktifitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan
4. Penyalahgunaan laktasif
5. Efek agen farmakologis
6. Ketidakteraturan kebiasan defekasi
7. Kebiasaan menahan dorongan defekasi
8. Perubahan lingkungan

Gejala dan tanda mayor


Subjektif Objektif
1. Defekasi kurang dari 2 kali seminggu 1. Feses keras
2. Pengeluaran feses lama dan sulit 2. Peristaltik usus menurun
Gejala dan tanda minor
Objektif
Subjektif 1. Distensi abdomen
1. Mengejan saat defekasi 2. Kelemahan umum
3. Teraba masa pada rektal
Kondisi klinis terkait
1. Lesi pada medula spinalis 11. Obesitas
2. Spina bifida 12. Pasca operasi obstruksi bowel
3. Stroke 13. Kehamilan
4. Sklerosis multipel 14. Pembesaran prostat
5. Penyakit perkinson 15. Abses rektal
6. Demensia 16. Fisura anorektal
7. Hiperparatoriodisme 17. Ulkus rektal
8. Hipoparatiroidisme 18. Tumor
9. Ketidakseimbangan elektrolit 19. Impaksi feces
10. Hemoroid
Manajemen eliminasi fekal
1.04151

Definisi
Mengidentifikasi dan megelola gangguan pola eliminasi fekal

Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
- Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
- Monitor buang air besar
- Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi
Terapeutik
- Berikan air hangat setelah makan
- Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
- Sediakan makanan tinggi serat
Edukasi
- Jelaskan jenis makana yang membantu meingkatkan keteraturan peristaltik usus
- Anjurkan mencatat warna, frekuensi konsistensi dan volume
- Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik
- Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan gas
- Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat supositoria anal

Manajemen konstipasi 1.04155

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pencegahan dan mengatasi sembelit

Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala konstipasi
- Periksa pergerakan usus, karakterisrik feses
- Indentifikasi faktor resiko konstipasi
- Monitor tanda dan gejala ruptur usus
Terapeutik
- Anjurkan diet tinggu serat
- Lakukan masase abdomen
- Lakukan evaluasi feses secara manual
- Berikan emema dan irigasi
Edukasi
- Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan
- Anjurkan peningkatan asupan cairan
- Latih buang air besar secara teratur
- Ajarkan cara mengatasi kosntipasi
Kolaborasi
- Konsultasi dengn tim medis tentang penurunan frekuensi suara usus
- Kolaborasi penggunaan obat pencahar
Eliminasi fekal L.04033`

Definisi
Proses defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses mudah dan konsistensi
frekuensi serta bentuk feses normal

Ekspetasi membaik

Kriteria hasil
Cukup Cukup
Menurun sedang meningkat
menurun meningkat
Kontrol pengeluaran
1 2 3 4 5
fese
Cukup Cukup
Meningkat sedang menurun
meningkat menurun
Keluhan defekasi lama
1 2 3 4 5
dan sulit
Mengejan saat defekasi 1 2 3 4 5
Diistensi abdomen 1 2 3 4 5
Terasa massa pada
1 2 3 4 5
rektal
Urgency 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Kram abdomen 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk sedang membaik
memburuk membaik
Konsistensi feses 1 2 3 4 5
Frekuensi defekasi 1 2 3 4 5
Peristaltik usus

Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan Muntah


Risiko ketidakseimbangan elektrolit
Kategori : Fisiologis D.0037
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
Defisit elektrolit :
Berisiko mengalami perubahan kadar elektrolit
Faktor Risiko ketidakseimbangan elektrolit :
1. Ketidakseimbangan cairan (mis. Dehidrasi dan intoksikasi air)
2. Kelebihan volume cairan
3. Gangguan mekanisme regulasi (mis. Diabetes)
4. Efeksamping prosedur (mis. Pembedahan)
5. Diare
6. Muntah
7. Disfungsi ginjal
Disfungsi regulasi endokrin
Kondisi Klinis Terkait Elektrolit :
1. Ketidakseimbangan cairan (mis. Dehidrasi dan intoksikasi air)
2. Kelebihan volume cairan
3. Gangguan mekanisme regulasi (mis. Diabetes)
4. Efek samping prosedur (mis. Pembedahan)
5. Diare
6. Muntah
7. Disfungsi ginjal
8. Disfungsi regulasi endokrin
SLKI :

Risiko ketidakseimbangan Eloktrolit


Luaran Utama Kesimbangan Cairan
Luaran Tambahan Eliminasi fekal
Fungsi gastrointestinal
Keseimbangan elektrolit
Penyembuhan luka
Status nutrisi
Tingkat mual/muntah

Keseimbangan Cairan L.03020

Definis : ekulibilirubin antara volume cairan diruang intraseluler dan ekstraseluler


tubuh.
Ekspektasi Meningkat
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
Asupan cairan 1 2 3 4 5
Haluaran urin 1 2 3 4 5
Kelembaban membran mukosa 1 2 3 4 5
Asupan makanan
1 2 3 4 5
Cukup
Cukup
Meningkat meningkSedang Menurun
menurun
at
Edema 1 2 3 4 5
Dehidrasi 1 2 3 4 5
Asites 1 2 3 4 5
Konfusi 1 2 3 4 5
Cukup
Memburu Cukup
memburSedang Membaik
k membaik
uk
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Denyut nadi radial 1 2 3 4 5
Tekanan arteri rata-rata 1 2 3 4 5
Membran mukosa 1 2 3 4 5
Mata cekung 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Keseimbangan Elektrolit L.03021
Definis : Kadar serum elektrolit dalam batas normal
Ekspektasi Meningkat
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
Serum natrium 1 2 3 4 5
Serum kalium 1 2 3 4 5
Serum klorida 1 2 3 4 5
Serum kalsium 1 2 3 4 5
Serum magnesium 1 2 3 4 5
Serum fosfor 1 2 3 4 5

Status Nutrisi........................................................................................L.03030
Definisi : Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Ekspetasi Membaik

Kriteria Hasil

Men Cuku Sedan Cuku Meni


uru p g p ngkat
n Menu Meni
run ngkat
Porsi makanan yang dihabiskan 1 2 3 4 5
Kekuatan otot pengunyah 1 2 3 4 5
Kekuatan otot menelan 1 2 3 4 5
Serum albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan 1 2 3 4 5
nutrisi
Pengetahuan tentang pilihan makanan 1 2 3 4 5
yang sehat
Pengetahuan tentang pilihan minuman 1 2 3 4 5
yang sehat
Pengetahuan tentang standar asupan 1 2 3 4 5
nutrisi yang tepat
Penyiapan dan penyimpanan makanan 1 2 3 4 5
yang aman
Penyiapan dan penyimpanan minuman 1 2 3 4 5
yang aman
Sikap terhadap makanan/minuman sesuai 1 2 3 4 5
dengan tujuan kesehatan
Men Cuku Sedan Cuku Menu
ingk p g p run
at Meni Menu
ngkat run
Perasaan cepat kenyang 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5
Me Cuku Sedan Cuku Mem
mbu p g p baik
ruk Mem Mem
buru baik
k
Berat badan 1 2 3 4 5
Indeks Masa Tubuh (IMT) 1 2 3 4 5
Frekuensi makan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Bising usus 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit trisep 1 2 3 4 5
Membran mukosa 1 2 3 4 5

Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit


Intervensi Utama
Pemantauan Elektrolit
Intervensi Pendukung
Edukasi perawatan selang drain Manajemen elektrolit : Hipomagnesimia
Identifikasi risiko Manajemen elektrolit : hiponatremia
Manajemen cairan Manajemen gangguan makan
Manajemen dialisis peritoneal Manajemen hemodialisis
Manajemen diare Manajemen mual
Manajemen elektrolit Manajemen muntah
Manajemen elektrolit : Hiperkalemia Manajemen medikasi
Manajemen eketrolit : Hiperkalsemia Pemantauan cairan
Manajemen elektrolit : Hipermagnesemia Perawatan luka bakar
Manajemen elektrolit : Hipernatremia Rekonsilasi obat
Manajemen elektrolit : Hipokalemia Resusitasi cairan
Manajemen elektrolit : Hipokalsemia surveilens
Pemantau Elektrolit (1.03122)
Definisi :
Mengumpulkan dan menganalisa data terkait regulasi keseimbangan elektrolit
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
- Monitor kadar elektrolit serum
- Monitor, mual, muntah dan diare
- Monitor kehilangan cairan, jika perlu
- Monitor tanda dan gejala hipokalemia (mis. Kelemahan otot, interval QT
memanjang, gelombang T datar atau terbalik, depresi segmen ST, Gelombang U,
kelelahan parestesla, penurunan reflek, anoreksia, konstipasi, motilitas usus
menurun, pusing, deperesi pernapasan)
- Monitor tanda dan gejala hiperkalemia (mis. Peka rangsang, gelisah, mual, muntah,
takikardi mengarah ke bradikardi, fibrilasi/takikardi ventrikel, gelombang T
tinggi, gelombang P datar, kompleks QRS tumpul, blok jantung mengarah
asistol

- Monitor tanda dan gejala hiponatremia (mis. Disorientasi, otot berkedut, sakit
kepala, membrane mukosa kering, hipotensi postural, kejang, letargi, penurunan
kesadaran)
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan.
Manajemen Cairan (1.03098)
Definisi :
Mengidentifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi
akibat ketidakseimbangan cairan
Tindakan
Observasi
- Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
kelembaban mukosa, tugor kulit, tekanan darah)

- Monitor berat badan harian


- Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. Hematokrit, Na, K, CI, berat jenis
urine, BUN)

- Monitor jenis hemodinamik (mis. MAP, CVP, PAP, PCWP)


Terapeutik
- Catat intake-output dan hitung balance cairan selama 24 jam
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian diuretik
Pemantauan cairan (1.03121)
Definisi :
Mengumpulkan dan menganalisis data terkait pengaturan keseimbangan cairan
Tindakan
Observasi
- Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
- Monitor frekuensi napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau turgor kulit
- Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
- Monitor kadar albumin dan protein total
- Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum, hematokrit, natrium
kalium, BUN)

- Monitor intake dan output cairan


- Identifikasi tanda hipovolemi (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membran mukos kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun dalam waktu singkat.

- Identifikasi tanda hipervolemia (mis. Dispnea, edema perifer, edema anaserka, JVP
meningkat, CVP meningkat, refleks hepatojugular positif, berat badan menurun
dalam waktu singkat).

- Identifikasi faktor ridiko ketidak seimbangan cairan (mis. Prosedur pembedahan


mayor, trauma/perdarahan, luka bakar,aferesis, obsruksi intestinal, peradangan
pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pembedahan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Mengenal Penyakit Hirschsprung (Aganglionic Megacolon). Disitasi dari


http://www.indosiar.co.id/v2003/pk. pada tanggal 26 Oktober 2010.

Behrman, dkk.1996. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 2. Jakarta: EGC. Budi. 2010.
Asuhan Keperawatan pada Penyakit Hisprung. Disitasi dari
http://www.mediakeperawatan.com/?id=budixtbn. pada tanggal 26 Oktober 2010.
Yuda. 2010. Penyakit Megacolon. Disitasi dari
http://dokteryudabedah.com/wp- content/uploads2010/01/mega-colon pada tanggal
26 Oktober 2010.

Mansjoer, dkk. 2000, Kapita Selekta Kedokteran, ed.3, Media Aesculapius, Jakarta.
Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PRODI PENDIDIKANPROFESI NERS PROGRAM PROFESI
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

NAMA MAHASISWA : DAVID BAYU KRISTANTO


NIM : 01.3.20.00439
TANGGAL : 12 Oktober 2020

1. BIODATA
A. Identitas Pasien
Nama Pasien : By. A No. Reg : 1175670
Nama Panggilan : By. A
Umur : 4 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat :─
Diagnosa Medis : Obstruksi Usus Letak Rendah + Hisprung Disease
Tanggal MRS : 9 Mei 2019
Tanggal Pengkajian : 9 Mei 2019
Golongan Darah :─

B. Identitas Orang Tua


NamaAyah : Tn. S NamaIbu : Ny. S
Umur : 36 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Kuli bangunan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : ─ Penghasilan :─
Alamat : GondangLegi, Malang Alamat : GondangLegi, Malang

2. ALASAN KUNJUNGAN / KELUHAN UTAMA


Alasan Kunjungan :
Ibu pasien mengatakan Bayi t idak dapat buang air besar sejak lahir, kentut hanya sekali,
perut membesar, rewel, muntah saat diberi ASI.
Keluhan Utama :
Bayi tidak dapat buang air besar sejak lahir, kentut hanya sekali, dan perut membesar,
muntah saat diberi minum ASI/ SF. Riwayat lahir di Bidan, riwayat perawatan di RSUD
kepanjen dan dirujuk ke RSU dr.SAiful Anwar Malang pada tanggal 09-05-2017. Dan dirawat
diruang perinatology. Tanggal 10 Mei 2017 Bayi dinyatakan menderita hisprung disease.
3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
A. Prenatal :
Pemeriksaan rutin : ANC ke bidan puskesmas rutin setiap bulan., Penyakit yang diderita
selama hamil : Pilek, Keluhan saat hamil : Hanya pada trimester I : Pusing dan mual.,
Imunisasi : Tidak pernah, Obat / vitamin yang dikonsumsi : Tablet Fe dan Komix, Riwayat
minum jamu : Tidak pernah, Riwayat dipijat : Tidak pernah dan Masalah : Ketuban
Merembes

B. Natal :
Cara Persalinan : Normal/Spontan, Tempat : Polindes, Penolong : Bidan, Usia
gestasi 37-38 minggu, Kondisi Ketuban :Warna Jernih, Letak : Bujur dan BB/PB/LK/LD :
3600 gram/55cm/39cm/32cm.
C. Post Natal :
Pernafasan : Bayi langsung menangis spontan tanpa alat bantu, Skor A PGAR : 1 m
enit = 7, 5 menit = 9, Down skore :Trauma L ahir : T idak a da dan Keterangan lain : Anus +,
BAB -, muntah meconium 1x

RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU


A. Penyakit – Penyakit Waktu Kecil
Bayi tidak bisa BAB, Urine (+), muntah saat diberi asi/ SF. Perut semakin membesar.
Riwayat imunisasi Hb0.
B. Pernah di Rawat di rumah Sakit
Riwayat perawatan di RSUD kepanjen dan dirujuk ke RSU dr.SAiful Anwar Malang pada
tanggal 09-05-2017. Dan dirawat diruang perinatology. Tanggal 10 Mei 2017 Bayi
dinyatakan menderita hisprung disease.
C. Penggunaan Obat – Obatan
Pasien tidak menggunakan obat-obatan
D. Tindakan (misalnya operasi atau tidakan lainya) :
Ibu klien mengatakan tidak memilik riwayat tindakan operasi

E. Alergi
Ibu klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi

F. Kecelakaan
Ibu klien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat kecelakaan pada masa lalu

G. Imunisasi
Ibu klien mengatakan saat masih bayi pernah di imunisasi Hb0

4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Tidak Ada keluraga yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.
GENOGRAM
Tidak Terkaji

5. DATA PSIKOSOSIAL
A. Yang Mengasuh Anak :
Yang mengasuh anak, kedua orang tuanya dan keluarga

B. Hubungan Dengan Anggota Keluarga :


Saat di rumah sakit ibu dan ayah klien selalu nemanin klien dan anggota keluarga yang lain
bergntian untuk menjaga klien seperti adik dari ibunya klien.

C. Hubungan Dengan Teman Sebaya :


Ibu pasien mengatakan belum bisa berinteraksi dengan teman sebaya karena masih bayi

D. Pembawaan Secara Umum :


Ibu pasien mengatakan pasien belum bisa melakukan pembawaan umum masih bayi
6. KEBUTUHAN DASAR / POLA SEHARI – HARI
A. Makanan yang disukai / tidak disukai
Pasien hanya minum ASI dan SF
Selera makan
- Hari pertama ASI ± 5ml
- Hari kedua ASI ± 5ml
- Hari ketiga ASI ± 5ml + SF 7ml/2 jam pasien muntah
Alat makan yang digunakan
Pasien masih bayi hanya minum ASI dan SF
Jam makan
Tidak terkaji

B. Pola tidur
Tidak terkaji
Kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur (Apakah perlu mainan, perlu dibacakan cerita
sebelum dibawakan tidur?)
Tidak Terkaji
Mandi
Pasien masih bayi usia 4 hari + seka waslap
Aktifitas bermain
Ibu pasien mengatakan belum bisa aktivitas bermain pasien masih bayi usia 4 hari
Eliminasi
Bayi tidak dapat buang air besar sejak lahir, kentut hanya sekali, dan perut membesar.

7. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI / PENAMPILAN UMUM PASIEN


A. Diagnosa Medis
Bayi dinyatakan menderita hisprung disease.
B. Tindakan Operasi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak melakukan operasi
C. Status Nutrisi
Hari pertama lahir: ASI ± 5 ml/ 2 jam. Hari ke 2 ASI ± 5 ml/ 2 jam. Hari ke 3 ASI+ SF 7
ml/2 jam. hari 4, bayi dibawa ke RSUD Kepanjen, bayi dipuasakan, IVFD CN 10% +
CaGluc 10% 3cc + KCl 7,4% 3cc.
D. Status Hidrasi
Hari pertama lahir: ASI ± 5 ml/ 2 jam. Hari ke 2 ASI ± 5 ml/ 2 jam. Hari ke 3 ASI+ SF 7
ml/2 jam
E. Obat – obatan
Pasien saat sakit menerima obat dari rumah sakit IVFD CN 10% + CaGluc 10% 3cc + KCl
7,4% 3cc.
F. Aktifitas
Pasien hanya bisa menangis bayi usia 4 hari
G. X – ray
Jenis pemeriksaan : Colon in loop teknik hirchprung

8. TANDA – TANDA VITAL


Suhu tubuh : 36,2 C
Denyut nadi : 120 x/menit
Pernapasan : 50 x/menit , O2 nasal canul 2lpm/menit
Tekanan darah : ─ mmHg
BB/PB/LK/LD : 3300 Kg / 53 cm / 35 cm / 32 cm

9. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
- Postur : Normal
- Kesadaran : Compos mentis
B. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1) Kepala
- Kebersihan : Cukup
- Bentuk Kepala : Normal, simetris, wajah grimace
- Keadaan rambut : hitam lebat
- Sutura Sagitalis : Tepat
- Distribusi rambut : Merata
- Caput : Ada
2) Mata
- Kebersihan : Bersih
- Pandangan : Baik, belum terfokus
- Sklera : Tidak Icterus
- Konjungtiva : Anemis
- Pupil : Normal, Reflek cahaya baik, bereaksi bila ada cahaya.
- Gerakan bola mata : Normal, memutar dengan baik
- Sekret : T idak ada
3) Hidung
- Pernapasan cuping hidung : ada
- Struktur : N ormal
- Kelainan l ain : T idak ada
- Sekresi : T idak ada
4) Telinga
- Kebersihan : Bersih
- Sekresi : T idak a da
- Struktur : Normal, simetris, sejajar dengan garis mata
5) Mulut dan Tenggorokan
- Kandidiasis : T idak a da
- Stomatitis : Tidak ada
- Mukosa B ibir : K erring
- Kelainan Bibir dan Rongga Mulut : Tidak ada, sianosis
- Problem menelan : Tidak ada
6) Leher
- Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran
- Arteri Karotis : Teraba berdenyut teratur dan kuat
- Trachea : Berada digaris tengah
C. Pemeriksaan Dada / Thorak
- Bentuk d ada : Simetris, barrel c hest
- Pergerakan dinding dada : Simetris, tidak ada retraksi
- Tarikan dinding dada (retraksi) : Normal, tidak terdapat retraksi
- Suara pernafasan : Sonor, tidak ada wheezing dan ronchi
- Abnormalitas suara nafas : Tidak ada
- Inspeksi : i ctus c ordis t idak t ampak
- Perkusi : pe kak
- Palpasi : ict cordis palpable midclavicula line sinistra
- Auskultasi : Suara jantung I, suara jantung II ; tunggal, kuat, regular, gallop ,murmur
- Kelainan jantung bawaan : Tidak ada

D. Pemeriksaan Abdomen

- Bentuk : destended abdomen


- Bising Usus : Normal, 5 x/menit
- Benjolan : Tidak ada
- Turgor : > 3 detik
- Hepar, lien : Tidak teraba
- Distensi : Ya, terdapat nyeri tekan.

E. Pemeriksaan Genetalia dan Sekitarnya

- Kebersihan : Bersih
- Keadaan kelamin luar : Normal, tidak ada lesi, tidak ada benjolan abnormal
- Anus : Normal,
- Kelainan : Tidak ada

F. Punggung (Skoliosis, Kiposis, Hiperlordose)

Tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak ada kelainan pada punggung

G. Pemeriksaan Neurologi

1. Rooting Refleks (Refleks mencari)


Baik. Bayi merespon ketika pipi dibelai / disentuh bagian pinggir mulutnya dan mencari
sumber rangsangan tersebut.
2. Sucking Refleks (Refleks menghisap)
Bayi merespon ketika disusui ibunya atau diberi susu melalui botol. Namun daya hisap
masih lemah.
3. Palmar grasp (Refleks menggenggam)
Baik. Jarinya menutup saat telapak tangannya disentuh dan menggenggam cukup kuat.
4. Tonic neck (Refleks leher)
Baik. Peningkatan tonus otot pada lengan dan tungkai ketika bayi menoleh ke satu sisi.
5. Refleks Moro / Kejut
Baik. Bayi merespon secara tiba – tiba suara atau gerakan yang mengejutkan baginya.
6. Reflek Babinski
Cukup baik. Gerakan jari-jari mencengkram saat bagian bawah kaki diusap.

H. Pemeriksaan Integumen

- Warna kulit : Kuning kecoklatan


- Kelembapan : Kering
- Lesi : Tidak ada
- Warna Kuku : Pucat
- Kelainan : Tidak ada
I. Pemeriksaan Ekstremitas (Oedema, kelainan kongenital, reflek pattela)

- Tonus otot : Cukup


- Refleks menggenggam : Baik
- Warna : Kuku pucat, ekstremitas pucat.
- Trauma, deformitas : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada

10. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


A. Adaptasi Sosial
Pasien hanya bisa menangis bayi berusia 4 hari
B. Bahasa
Pasien hanya bisa menangis masih bayi usia 4 hari
C. Motorik Halus
Baik
D. Motorik Kasar
Reflek mencari : Baik
Reflek menghisap : Baik
Reflek menggenggam : Baik
Reflek leher : Baik
Reflek Moro/kejut : Baik
Reflek Babinski : Baik
E. Kesimpulan dari Pemeriksaan Tumbuh Kembang
Klien mampu menggerakkan anggota gerak badan seluruh tubuh dengan baik dan hanya
bisa menangis saat meminta susu /atau ASI
11. INFORMASI LAIN
Hasil Laboratorium :
Kediri, …………………………
Tanda Tangan Mahasiswa

(DAVID BAYU KRISTANTO)


ANALISA DATA

NAMA PASIEN : By. A


UMUR : 4 hari
NO. REGISTER : 1175670

DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH KEPERAWATAN


DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO (P)
(E)
DS : Bayi tidak buang air besar Aganglionik Konstipasi
sejak lahir, kentut hanya sekali. (D.0049)
DO :
- Pengeluaran lama dan sulit
- Defekasi kurang dari 2x
seminggu
- Peristaltic usus menurun
- Terdapat nyeri tekan
- Nadi : 120x/menit
- Suhu : 36,2 C
- RR : 50x/menit
- BB : 3300 grm
- PB : 53 cm
- LK : 35 cm
- LD : 32 cm
Muntah Risiko ketidakseimbangan
DS : Bayi muntah saat diberi elektrolit
ASI/SF dan perut membesar. (D.0037)
DO :
- Hari ke 1 lahir: ASI ± 5 ml/ 2
jam.
- Hari ke 2 ASI ± 5 ml/ 2 jam.
- Hari ke 3 ASI+ SF 7 ml/2 jam.
- IVFD CN 10% + CaGluc 10%
3cc + KCl 7,4% 3cc.
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : By. A


UMUR : 4 hari
NO. REGISTER : 1175670

NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL TANDA


MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
(SDKI)
1. Konstipasi berhubungan dengan
Aganglionik ditandai dengan
Bayi tidak buang air besar sejak
lahir, kentut hanya sekali
Pengeluaran lama dan sulit,
Defekasi kurang dari 2x
seminggu, Peristaltic usus
menurun, Terdapat nyeri tekan,
2.
Nadi : 120x/menit, Suhu : 36,2
C, RR : 50x/menit, BB : 3300
grm, PB : 53 cm, LK : 35 cm
dan LD : 32 cm

Risiko ketidakseimbangan
elektrolit berhubungan dengan
muntah ditandai dengan Bayi
muntah saat diberi ASI/SF dan
perut membesar, Hari ke 1
lahir: ASI ± 5 ml/ 2 jam, Hari
ke 2 ASI ± 5 ml/ 2 jam, Hari ke
3 ASI+ SF 7 ml/2 jam dan
IVFD CN 10% + CaGluc 10%
3cc + KCl 7,4% 3cc.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : By. A


UMUR : 4 hari
NO. REGISTER : 1175670

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Konstipasi berhubungan dengan Aganglionik

1. SIKI : Eliminasi Fekal (L.04033)


a. Kontrol pengeluaran feses Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
b. Mengejan saat defekasi Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
c. Distensi abdomen Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
d. Konsistensi feses Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
e. Frekuensi defekasi Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
f. Peristaltic usus Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : By. A


UMUR : 4 hari
NO. REGISTER : 1175670

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan


muntah
1. SIKI : Keseimbangan Cairan (L.0302)
l. Asupan cairan Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
m. Kelembaban membrane mukosa Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
n. Asupan makanan Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
o. Turgor kulit Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SIKI : Status Nutrisi (L.03030)


l. Frekuensi makan Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
m. Membrane mukosa Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
n. Penyiapan minum yg aman Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
o. Perasaan cepat kenyang Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SIKI :
l. Dipertahankan/ditingkatkan pada
m. Dipertahankan/ditingkatkan pada
n. Dipertahankan/ditingkatkan pada
o. Dipertahankan/ditingkatkan pada
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : By. A


UMUR : 4 hari
NO. REGISTER : 1175670

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL


(SIKI)
1. Konstipasi berhubungan dengan O :
Aganglionik ditandai dengan Bayi tidak - Monitor buang air besar Untuk memonitor pengeluaran air besar dan
buang air besar sejak lahir, kentut hanya - Periksa tanda dan gejala konstipasi memeriksa tanda gejala konstipasi
sekali Pengeluaran lama dan sulit, N :
Defekasi kurang dari 2x seminggu, - Lakukan masase abdomen Untuk mengevaluasi feses dan massase abdomen
Peristaltic usus menurun, Terdapat nyeri
- Lakukan evaluasi feses secara manual
E:
tekan, Nadi : 120x/menit, Suhu : 36,2 C, Untuk meningkatkan asupan cairan dan mencatat
- Anjurkan peningkatan asupan cairan
RR : 50x/menit, BB : 3300 grm, PB : 53 warna, frekuensi maupun konsistensi
- Anjurkan mencatat warna, frekuensi
cm, LK : 35 cm dan LD : 32 cm konsistensi dan volume
C: Untuk penurunan frekuensi suara usus dan
- Konsultasi dengan tim medis tentang menggunakan obat pencahar dalam pelancaran
penurunan frekuensi suara usus
BAB
- Kolaborasi penggunaan obat pencahar
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(SIKI)
2. Risiko ketidakseimbangan elektrolit O : Untuk memonitor adanya reaksi ulang muntah,
berhubungan dengan muntah ditandai - Monitor, mual, muntah dan diare mual dan diare yang yang mungkin
dengan Bayi muntah saat diberi ASI/SF - Identifikasi kemungkinan penyebab menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit
ketidakseimbangan elektrolit
dan perut membesar, Hari ke 1 lahir: ASI
N:
± 5 ml/ 2 jam, Hari ke 2 ASI ± 5 ml/ 2 Untuk melihat intake-output yang dialami pasien
- Catat intake-output dan hitung balance cairan
jam, Hari ke 3 ASI+ SF 7 ml/2 jam dan selama 24 jam selama 24 jam dan memberikan asupan cairan
IVFD CN 10% + CaGluc 10% 3cc + KCl - Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan
7,4% 3cc. E:
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Untuk melihat tujuan maupun prosedur
- Informasikan hasil pemantauan. pemantauan dan menginformasikan hasil
C:
pemantauan.
- Kolaborasi dengan dokter dan tim medis lain
dalam pemberian diuretik
Agar dalam pemberian diuretic sesuai dengan
kebutuhan pasien.
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : By. A


UMUR : 4 hari
NO. REGISTER : 1175670

NO NO. TGL/JAM TINDAKAN TANDA


DX KEPERAWATAN TANGAN
1. 1 12 Oktober
2020 - Indentifikasi faktor resiko
konstipasi
12.00
- Monitor tanda dan gejala
12.35 ruptur usus
- Berikan air hangat setelah
12.55 makan
- Jelaskan etiologi masalah
13.30 dan alasan tindakan
- Anjurkan peningkatan
asupan cairan
2. 1 12 Oktober
2020 - Monitor tanda dan
12.25 gejala hiperkalemia
(mis. Peka rangsang,
gelisah, mual, muntah,
12.45 takikardi mengarah ke
bradikardi,
fibrilasi/takikardi
13.25 ventrikel, gelombang T
tinggi, gelombang P
13.55 datar, kompleks QRS
tumpul, blok jantung
mengarah asistol
13 Oktober
2020 - Monitor jenis
13.00 hemodinamik (mis.
13.25 MAP, CVP, PAP,
PCWP)
13.45
- Berikan asupan cairan,
13.55
3. 2 sesuai kebutuhan
14.15
- Berikan cairan
13 Oktober
intravena, jika perlu
2020

13.15
- Monitor intake dan
output cairan

- Jelaskan tujuan dan


prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan.
13.25

- Periksa tanda dan gejala


4. 2 konstipasi
13.45
- Periksa pergerakan
usus, karakterisrik feses
- Indentifikasi faktor
13.55 resiko konstipasi
- Lakukan masase
abdomen
- Lakukan evaluasi feses
secara manual
- Anjurkan peningkatan
asupan cairan
14.25
- Anjurkan meningkatkan
14.40 asupan cairan

- Monitor kehilangan
cairan, jika perlu

- Monitor tanda dan


gejala hiponatremia
(mis. Disorientasi, otot
berkedut, sakit kepala,
membrane mukosa
kering, hipotensi
postural, kejang, letargi,
penurunan kesadaran)

- Monitor status hidrasi


(mis. Frekuensi nadi,
kekuatan nadi, akral,
pengisian kapiler,
kelembaban mukosa,
tugor kulit, tekanan
darah)

- Catat intake-output dan


hitung balance cairan
selama 24 jam

- Berikan asupan cairan,


sesuai kebutuhan

- Identifikasi faktor ridiko


ketidak seimbangan
cairan (mis. Prosedur
pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka
bakar,aferesis, obsruksi
intestinal, peradangan
pankreas, penyakit
ginjal dan kelenjar,
disfungsi intestinal

- Atur interval waktu


pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien

- Dokumentasikan
pemantauan
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : By. A


UMUR : 4 hari
NO. REGISTER : 1175670
NO NO JAM EVALUASI TTD
DX
1. 1 15.00
S : Pasien sulit untuk BAB (-) kentut jarang

O:

- Defekasi kurang dari 2 kali


seminggu
- Teraba masa pada rektal
- Distensi abdomen

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan.

- Periksa pergerakan usus,


karakterisrik feses
- Anjurkan peningkatan asupan cairan
- Konsultasi dengn tim medis tentang
penurunan frekuensi suara usus

- Kolaborasi penggunaan obat


pencahar

2. 1 15.30 S : Bayi saat diberi ASI /atau SF muntah


dan tampak rewel

O:

- Muntah

- Membrane mukosa kering

- Asupan cairan

- Turgor kulit

A : Masalah belum teratasi.


P : Intervensi dilanjutkan.

- Monitor status hidrasi (mis.


Frekuensi nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian kapiler,
kelembaban mukosa, tugor kulit,
tekanan darah)

- Monitor elastisitas atau turgor kulit

- Monitor intake dan output cairan

- Atur interval waktu pemantauan


sesuai dengan kondisi pasien

- Dokumentasikan pemantauan

- IVFD CN 10% + CaGluc 10% 3cc


+ KCl 7,4% 3cc.
3. 2 16.00
S : Bayi bisa buang air besar dengan lancar dan
perut tidak kembung

O : Mengejan saat defekasi

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan.

4. 2 16.30
S : Bayi saat diberikan ASI /atau SF sudah tidak
mual dan muntah , tidak rewel.

O : Pasien tampak tidak mual dan muntah

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan.
GAMBARAN GANGGUAN ELIMINASI FEKAL PADA PASIEN ANAK
DENGANHIRSCHPRUNG DISEASE DI RUANG
CENDANA 4 IRNA I RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA
Intervensi.
.

Anda mungkin juga menyukai