Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/352544252

IQBAL YULIANTO 20200610140 Kepemimpinan Ridwan Kamil (1)

Article · June 2021

CITATIONS READS

0 639

1 author:

Iqbal Yulianto
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Iqbal Yulianto on 19 June 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN RIDWAN KAMIL DIKOTA BANDUNG

IQBAL YULIANTO

20200610140

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana manajemen dan kepemimpinan


Ridwan Kamil dikota Bandung, sehingga bisa menghasilkan inovasi kebijakan. Metode yang
digunakan yaitu dengan melalui sosial media. Hasil dari penelitian yaitu menghasilkan ada
beberapa inovasi yang salah satunya yaitu kepemimpinan Ridwan Kamil, penataan pedagang
kaki lima dan pembangunan di wilayah Bandung. Keberhasilan kepemimpinan walikota
Bandung ini mampu mempimpin pemerintahan atau pejabat yang tidak selalu tampil untuk
melihatkan sosok seorang pemimpin. Atas keberhasilan tersebut juga dibantu oleh
bawahannya yang diarahkan oleh walikota Bandung yaitu Ridwan Kamil untuk selalu
memperhatikan wilayah tersebut dan belajar dari kesalahan atau pengalam yang didapat.
Ridwan kamil dalam memimpin ia menggunakan gaya kepemimpinannya yang demokratis,
yaitu pemimpin yang membrikan wewenang secara luas kepada bawahannya. Ridwan Kamil
adalah pemimpin yang tegas mudah berbaur. Sosok pemimpin Ridwan Kamil juga dekat
dengan masyarakat kota Bandung sehingga disukai oleh banyak masyarakat. Ridwan Kamil
juga bekerja sama dengan masyarakat untuk meluruskan atau menyelesaikan masalah-
masalah dan juga ingin mewujudkan cita-cita yang lama diinginkan oleh wilayah Bandung.
Ridwan kamil dalam memimpin ia menggunakan gaya kepemimpinannya yang demokratis,
yaitu pemimpin yang membrikan wewenang secara luas kepada bawahannya.
Kata kunci : Ridwan kamil, pembangunan, prestasi

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk penelitian ini mengenai sosok pemimpin Ridwan Kamil yang di gambarkan

melalui sosial media. Dalam kepemimpinan Ridwan Kamil tidaklah mungkin seorang

pemimpin menjalankan roda kepemimpinannya dengan asal tunjuk tangan saja, dalam

menjalankan kepemimpinan pasti tidak akan lepas juga dari manajemen, karena manajemen

merupakan salah satu unsur dalam keberhasilan kepemimpinan.

Salah satu pemimpin yang dikenal mempunyai karakter tersebut ialah Ridwan Kamil

atau yang lebih akrab dipanggil Kang Emil yang pada saat ini ia menjabat sebagai Gubernur

Jawa Barat. Negara adalah subyek terpenting dan memiliki keistimewaan daripada subyek

1
yang lainnya (par excellence) hukum internasional. Hal ini tidak hanya disebabkan karena

negara mampu memenuhi unsurunsur kriteria sebagai “international legal personalities”,

namun juga karena disebabkan karena hak dan kewajiban yang diterima negara jauh lebih

besar daripada subyek hukum internasional setelah negara.1

Secara teoritik menurut Almond dan Verba dalam bukunya The Civic Culture

menyatakan bahwa budaya politik merupakan sikap individu terhadap sistem politik dan

komponen-komponennya juga sikap individu terhadap peranan yang dapat dimainkan dalam

sebuah sistem politik. Secara teoritik, masyarakat politik bisa berubah dan mengalami

perkembangan, dilihat dalam pembagian kelompok masyarakat dengan budaya politik,

budaya politik subyek dan budaya politik partisipan yang memiliki karakteristik yang

berbeda. perubahan budaya politik ini salah satunya adalah lahirnya generasi baru yang kritis

yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan memiliki potensi untuk memimpin

masyarakatnya. Terciptanya civil society dalam interaksi interaksi sosial, adanya kesadaran

untuk mengaspirasikan kepentingan dari masing-masing warga yang berarti semua warga

harus teredukasi secara baik-baik dan menganggap semua warga yang mengaspirasikan

kepentingannya tersebut berada dalam strata kelas yang sama, mengimplikasikan bahwa

disitu tumbuh budaya kewargaan (sipil) yang kuat.

Lary Diamond, ahli politik yang menekuni tentang perkembangan penelitian

mengenai budaya politik, menjelaskannya sebagai keyakinan, sikap, nilai, ide-ide dan

dialokasikan evaluasi suatu masyarakat tentang sistem politik nasionalnya dan peran dari

masing-masing individu dalam sistem itu. Lebih jauh diidentifikasi oleh Ishiyama dan

Breuning bahwa perkembangan budaya politik demokrasi modern telah mendapat dorongan

kuat dari hasil riset Putnam yang mengembangkan pandangan baru. Dalam kajiannya

mengenai tradisi kewargaan di Italia modern, Putnam menjelaskan 6 elemen dalam budaya

politik kewargaan, yaitu kinerja yang bagus dari pemerintah, Interaksi aktif dikalangan warga

negara, memberikan kekuasaan pada kelompok yang memperoleh keistimewaan dalam

1
Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, LP3M UMY, hlm. 58

2
masyarakat, asosiasi sukarela, tekanan publik pada elite politik, dan mengikuti berita-berita

politik di media massa.2

Budaya Kewargaaan sering disebut sebagai budaya demokrasi, dimana terdapat

komponen-komponan penting yang hendak diwujudkan, yakni; keterlibatan kewargaan yang

bersifat sikap saling percaya sesama warga, toleransi, keterlibatan politis, dukungan terhadap

sistem demokrasi dan partisipasi politik oleh warga yang secara keseluruhan ingin

diwujudkan. Ia mewakili orang muda yang diistilahkan sebagai generasi baru yang kritis dan

memiliki tingkat pendidikan yang tinggi yang diharapkan menjadi penopang laju perubahan

budaya politik dalam masyarakatnya. Secara teoritik, masyarakat politik bisa berubah dan

mengalami perkembangan, dilihat dalam pembagian kelompok masyarakat dengan budaya

politik parokhial, budaya politik subyek dan budaya politik partisipan yang memiliki

karakteristik yang berbeda.

Pada awal kepemimpinannya Ridwan Kamil dihadapkan pada berbagai permasalahan

di sektor publik, tata ruang kota yang tak beraturan, kualitas pelayanan publik yang buruk,

birokrasi yang lambat, banyaknya Pedagang Kaki Lima, kemacetan dan banjir. Semangat

desentralisasi berupa pemberian kewenangan yang luas kepada lurah dan camat untuk

mampu mengambil keputusan dan melaksanakan program terhadap 24 urusan yang terkait

dengan pelayanan pada lingkup kewilayahan melalui program bantuan untuk pemerataan

pembangunan.3

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kepemimpinan Ridwan Kamil ?

2. Program apakan yang di dirikan atau di gerakkan oleh Ridwan Kamil

C. Tujuan penelitian

2
Prafitrasari, R. (2016). REPRESENTASI PEMIMPIN PEMERINTAHAN YANG DIGAMBARKAN MELALUI
MEDIA SOSIAL INSTAGRAM WALIKOTA BANDUNG RIDWAN KAMIL (Doctoral dissertation, Universitas
Airlangga).
3
Pitriyanti, D., & Harsasto, P. (2019). Kepemimpinan Ridwan Kamil Di Koa Bandung Tahun 2013-2018:
Kajian Inovasi Kebijakan Kepemimpinan Adaptif. Journal of Politic and Government Studies, 8(02), 101-110.

3
1. Menjelaskan bagaimana gaya kepemimpinan Ridwan Kamil selama menjadi

pemimpin

2. Untuk mengetahui program-program yang akan di gerakkan oleh Ridwan Kami

BAB II

PEMBAHASAN

A. KEPEMIMPINAN RIDWAN KAMIL

Ridwan Kamil memimpin dengan karakter dan keteladanan selama masa

kepemimpinannya dan ia juga menjelaskan bahwa kepemimpinannya adalah dengan

memberikan contoh yang baik. Oleh karena itu, pengikutnya akan mendapatkan pengaruh

yang baik dari model kepemimpinannya. Maka dari itu Ia juga berusaha untuk dapat

mencerminkan perilaku positif Kota Bandung. Dijelaskannya, sebagai seorang pemimpin,

diambil dari keputusan yang sangat diperlukan. Menurut Kang emil percaya bahwa kualitas

kepemimpinan terletak pada akumulasi pengambilan keputusan.

Kepemimpinan adalah akumulasi dari pengambilan keputusan. Pemimpin yang baik

adalah pemimpin yang setiap keputusannya akan berdampak positif. Oleh karena itu, dalam

setiap kebijakan yang diambilnya, Ridwan Kamil selalu berusaha menghasilkan berbagai

keputusan yang bermanfaat bagi banyak orang, khususnya warga Bandung. Sebagai seorang

pemimpin, ia menyadari bahwa memberikan adalah memperkenalkan perubahan dan

kemajuan. Walikota Bandung memiliki banyak prestasi dan penghargaan, jika warganya

benar-benar memiliki inisiatif untuk berubah, dia akan bangga.

Dia mengatakan bahwa perubahan tidak selalu datang dari inisiatif pemerintah. Oleh karena

itu, berharap dengan senang hati mengutamakan partisipasi masyarakat dalam menentukan

arah kebijakan Kota Bandung. Dia juga membentuk tim walikota dari semua aspek

masyarakat untuk kemajuan bersama. Setidaknya 12 kelompok kebijakan walikota meminta

pertimbangan waktu saat mengeluarkan kebijakan tersebut. Sebagai seorang pemimpin,

tentunya Reedwan Camille telah membuat perencanaan yang matang untuk setiap proyek

4
dan kebijakan yang akan diambilnya. Konvensi Montevideo tentang Hak dan Kewajiban

Negara, 1933 adalah sebagai berikut: 1) Penduduk yang menetap 2) Wilayah definitif 3)

Pemerintah Berdaulat; dan 4) Kapasitas untuk memiliki hubungan dengan negara lain.

Kriteria yang ada dalam Konvensi Montevideo 1933 ini umumnya diterima sebagai

persyaratan yang secara umum mencerminkan persyaratan kenegaraan pada hukum

kebiasaan internasional. 4

Dalam kepemimpinan, Ridwan Kamil berperan pada gaya kepemimpinan

demokrasi/partisipasi. Gaya kepemimpinan demokratis/partisipatif adalah gaya

kepemimpinan yang berikan bawahan kekuasaan yang luas. Setiap kali ada masalah selalu

lakukan bawahan sebagai tim yang lengkap. Dalam gaya kepemimpinan para pemimpin

demokratis memberikan banyak informasi tentang tugas dan tanggung jawab bawahannya.

Teori gaya kepemimpinan demokratis dikemukakan oleh McGregor.5

B. Program Gerakan Ridwan Kamil

1. Pembangunan Bandung Smart City

Tahap awal yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung adalah melakukan

berbagai penelitian dan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait

dengan membentuk Dewan Pengembangan Bandung Kota Cerdas atau Dewan Smart

city Kota Bandung. Program infrastruktur yang mendasar yang dilakukan misalnya

pemasangan wifi di seluruh dinas guna perbaikan fasilitas internet, perapihan kabel

komunikasi pembentukan Dewan Bandung Kota Cerdas yang diakui secara

kelembagaan melalui keputusan walikota serta Pembangunan Command Center

Bandung sebagai ruang komando.6

2. Program inovasi pembagunan dan pemberdayaan wilayah kota Bandung

4
Yordan Gunawan, 2014, Transboundary Haze Pollution in the Perspective of International Law of State
Responsibility, Jurnal Media Hukum, Vol 21, No 2, Yogyakarta.
5
Laksono, F. A. P., Elfina, S., & Putri, G. A. RIDWAN KAMIL PEMIMPIN KREATIF ERA
MILENIAL.komu
6
Ramdani, D. F., & Habibi, F. (2017, November). Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Mendorong
Program Smart City di Kota Bandung. In Prosiding Seminar Nasional Riset Terapan| SENASSET (pp. 125-
129).

5
Ridwan Kamil melihat adanya lembaga sebagai wadah aktualisasi diri masyarakat

di lingkup kewilayahan sebagai sebuah potensi untuk dikembangkan dan digerakan

dalam sebuah program, idealnya mereka memahami permasalahan di daerah mereka

sehingga dapat menetapkan prioritas pembangunan apa yang harus dilakukan.

Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dalam tataran kewilayahan adalah adanya

percepatan pembangun dari pemerintah, sehingga pembangunan dapat dilakukan

lebih cepat tanpa harus menunggu proses yang terlalu lama dari pemerintah kota

melalui pelimpahan kewenangan dan lurah.7

3. Mengarahkan bawahannya dengan lingkungan yang baru

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, tentu saja tanggung jawab dan tidak hanya

di bebankan kepada salah satu dinas terkait saja karena tujuan antar dinas sehingga

diperlukan adanya komunikasi yang dilakukan bersama untuk membahas

perkembangan dari setiap kebijakan, melakukan pemantauan dan evaluasi bersama,

sehingga dibentuklah forum komunikasi antar dinas, misalnya dalam pengembangan

smart city dibentuk Dewan Pengembangan Bandung Kota Cerdas, dalam PIPPK

dibentuk tim pengarah dan dalam PKL dibentuk satgasus.

4. Memimpin dengan empati

Sebagai pemimpin yang beradaptasi dalam menghadapi masalah, Ridwan Kamil

tidak hanya melihat masalah dari perspektif pribadi, tetapi juga dari perspektif dan

perspektif orang lain, termasuk birokrat dan PKL sendiri, sehingga menumbuhkan

perspektif yang berbeda dan dapat mendorong organisasi Lebih adaptif.89

5. Bus Bandros (Bandung Road On The Street)

Bus Bandros adalah bus yang memiliki 2 tingkat, dimana bus ini beroperasi

mengelilingi Kota Bandung. Bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara

7
Alia, S., & Maulana, J. (2019). Analisis Program Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan di Kota
Bandung Analysis of the Regional Development and Empowerment Program in Bandung City. Politicon: Jurnal
Ilmu Politik.
8
Pitriyanti, D., & Harsasto, P. (2019). Kepemimpinan Ridwan Kamil Di Koa Bandung Tahun 2013-2018:
Kajian Inovasi Kebijakan Kepemimpinan Adaptif. Journal of Politic and Government Studies, 8(02), 101-110.
9
Alia, S. (2020). Analisis Perbedaan Penyerapan Anggaran Program Pembangunan dan Pemberdayaan
Kewilayahan di Kota Bandung. Inovasi, 17(2), 203-217.

6
yang ingin menaiki bus ini, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp10.000 saja. Melalui

program ini, maka daftar wisata yang ada di Kota Bandung akan bertambah.10

6. Gerakan pungut sampah

Gerakan pengumpulan sampah ini merupakan rencana mengajak warga Bandung

untuk mencintai lingkungan. Gerakan pungut sampah (GPS) biasanya dilaksanakan

di sekolah-sekolah, dan pada hari-hari tertentu setiap siswa secara bergantian

melaksanakan GPS. Program ini sangat bermanfaat untuk menyadarkan masyarakat

akan bahaya yang ditimbulkan dari sampah dalam jumlah besar. Selain itu, melalui

rencana ini, masyarakat dapat menjaga dan mencintai lingkungan Kota Bandung.11

7. Jumat bersepeda

Bersepeda di hari Jumat merupakan rencana warga Bandung untuk bersepeda

setiap hari Jumat untuk beraktivitas, seperti pergi ke kantor atau ke sekolah. Rencana

tersebut bertujuan untuk mengajak warga Bandung untuk mencintai lingkungan.

Selain itu, dengan diterapkannya rencana tersebut, jumlah kendaraan akan berkurang

dan kemacetan juga akan berkurang, sehingga warga Bandung dapat hidup lebih

sehat.

8. Bus pelajar gratis setiap hari

Program ini sangat bermanfaat bagi siswa sekolah karena mereka tidak perlu

merepot mencari transportasi. Walikota menyediakan bus sekolah gratis setiap hari.

Melalui proyek ini, saya berharap siswa akan bersemangat untuk pergi ke sekolah.

9. Pemasangan Biopori

Rencananya, setiap RT dan RW di Kota Bandung harus memasang biopori. Oleh

karena itu, sambil meningkatkan cadangan air, banjir akan semakin berkurang.12

C. Biografi Ridwan Kamil

10
Fauzan, S. F. (2016). City Branding Kota Bandung Melalui Bus Bandros (studi Kasus: Badan Promosi
Pariwisata Kota Bandung). eProceedings of Management, 3(1).
11
Karimah, N. A., & Karsa, S. I. (2016). Kampanye Gerakan Pungut Sampah oleh Pemkot Bandung. Prosiding
Hubungan Masyarakat ISSN, 2460, 6510.
12
Setiawan, F. A. (2014). Strategi Humas Pemerintah Kota Bandung dalam Menyosialisasikan Program
Gerakan Sejuta Biopori eengan Memanfaatkan Facebook sebagai Media Komunikasi (Doctoral dissertation,
UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

7
Di sekolah, ia dikenal sebagai orang yang cerdas dan aktif dalam kegiatan non-

akademik seperti Himpunan Mahasiswa, Paskibra, dan Klub Sepak Bola. Pada tahun 1984

melanjutkan ke SMPN 2 Bandung, dan pada tahun 1987 melanjutkan ke SMAN 3

Bandung. Pada tahun 1990, setelah lulus SMA, ia memilih Institut Teknologi Bandung

(ITB) untuk melanjutkan studinya di bidang arsitektur. Setelah lulus dari ITB, ia

memilih untuk bekerja di Amerika Serikat. Namun setelah hanya bertahan empat bulan,

ia berhenti bekerja karena dampak krisis mata uang Indonesia membuat kliennya tidak

dapat membayar pekerjaan mereka. Ia tidak langsung kembali ke Indonesia, melainkan

menetap di Amerika Serikat dan akhirnya mendapatkan beasiswa dari University of

California, Berkeley. Untuk bertahan hidup di Amerika Serikat, ia makan menu murah 99

sen sekali sehari. Saat istri Ridwan Kamil yang bernama Atalia Praratya, hendak

melahirkan anak pertama, perjuangan Ridwan Kamil untuk bertahan hidup di Amerika

Serikat terus diuji. Setelah menyelesaikan pendidikan masternya, Emil mendapatkan

pekerjaan di sebuah perusahaan konstruksi di Amerika Serikat dan Hong Kong. Berkat

pekerjaan baru ini, dia dan keluarga kecilnya bisa menjalani kehidupan yang layak. Dia

juga menikmati hidup di sana. Suatu hari, ibunya berkata, "Kamu bisa menukar uang,

tetapi jika kamu membuat orang lain pintar, itu tidak akan diukur dengan nilai." Saran dia

ingin kembali ke Indonesia.

Pada tahun 2002, ia kembali ke Indonesia. Setibanya di Bandung, ia langsung

bergabung dengan ITB sebagai staf pengajar. Pada tahun 2004, Emil dan kawan-kawan

mendirikan Urbane, Urang Bandung Euy. Ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang

jasa konsultan perencanaan, konstruksi dan desain. Mereka telah membangun reputasi

internasional dalam proyek-proyek di luar Indonesia, seperti Syria Al-Noor Eco-City di

Syria dan Suzhou Financial District di Cina.

Urbane telah banyak dianugrahi penghargaan-penghargaan dari media internasional

seperti BCI Asia Awards tiga tahun berturut-turut pada tahun 2008, 2009 dan 2010 dan

juga BCI Green Award pada tahun 2009 atas projek desain Rumah Botol (dari botol

bekas). Urbane yang didirikan oleh Ridwan Kamil juga sering mengikuti kompetisi di

8
bidang desian arsitektur tingkat nasional seperti Juara 1 kompetisi desain Museum

Tsunami di Nangro Aceh Darrussalam tahun 2007, Juara 1 kompetisi desain kampus

1 Universitas Tarumanegara tahun 2007, Juara 1 kompetisi desain Fakultas Ilmu

Budaya di Universitas Indonesia tahun 2009, juara 1 kompetisi desain Sanggar Nagari

di Kota Baru Parahyangan di Kabupaten Bandung Barat dan juara 1 kompetisi desain

Pusat Seni dan Sekolah Seni di Universitas Indonesia tahun 2009.

Nama Ridwan Kamil mulai dikenal di masyarakat ketika pada tahun 2013, ia

dicalonkan menjadi walikota Bandung oleh partai PKS dan Gerindra. Prestasinya

sebagai salah satu walikota terbaik di Indonesia membuat partai PPP, PKB, Partai

Nasdem, dan Partai Hanura mengusung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jawa

Barat berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum sebagai calon wakil gubernur Jawa

Barat. Hasil Pilkada Jawa Barat pada tahun 2018 memutuskan bahwa Ridwan Kamil

terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat dan Uu Ruzhanul Ulum sebagai wakil gubernur

Jawa Barat. 13

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kepemimpinan adalah akumulasi dari pengambilan keputusan. Pemimpin yang baik

adalah pemimpin yang setiap keputusannya akan berdampak positif. Oleh karena itu, dalam

setiap kebijakan yang diambilnya, Ridwan Kamil selalu berusaha menghasilkan berbagai

keputusan yang bermanfaat bagi banyak orang, khususnya warga Bandung. Sebagai seorang

pemimpin, ia menyadari bahwa memberikan adalah memperkenalkan perubahan dan

kemajuan. Walikota Bandung memiliki banyak prestasi dan penghargaan, jika warganya

benar-benar memiliki inisiatif untuk berubah, dia akan bangga.

Ada beberapa program yang Ridwan kamil jalankan :

13
Kenangan.com, “Ridwan kamil” , diakses di https://www.kenangan.com/biografi/ridwan-kamil, pada 14 juni
2021 pukul 20:20 WIB

9
1. Pembangunan Bandung Smart City

2. Program inovasi pembagunan dan pemberdayaan wilayah kota Bandung

3. Mengarahkan bawahannya dengan lingkungan yang baru

4. Memimpin dengan empati

5. Bus Bandros (Bandung Road On The Street)

6. Gerakan pungut sampah

7. Jumat bersepeda

8. Bus pelajar gratis setiap hari

9. Pemasangan biopori

Saran

Ridwan kamil memiliki kekurangan dalam bidan kesejahteraan, untuk menangani hal

tersebut yaitu harus lebih memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat itu belum terasa

oleh masyarakat sehingga masyarakat tidak puasa atas pemerintah terkait penanganan,

kesejahteraan, lapangan pokok dan harga sembako. Ridwan kamil sebagai Gubernur dinilai

belum memahami betul hak dan kewajiban dia sebagai perwakilan pemerintahan pusat di

daerah, berdasarkan adanya rencana gubernur yang memberi usulan yang aneh, seperti usul

untuk membangun taman yang seharusnya itu menjadi kewenangan kabupaten atau kota.

Ridwan kamil juga pernah memiliki masalah komunikasi politik dengan DPRD parpol dan

daerah, berdasarkan hal itu sudah sepatutnya ridwan kamil memperbaiki cara berkomunikasi

agar terjalin hubungan yang baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alia, S. (2020). “Analisis Perbedaan Penyerapan Anggaran Program Pembangunan dan

Pemberdayaan Kewilayahan di Kota Bandung.” Inovasi, 17(2), 203-217.

Alia, S., & Maulana, J. (2019). “Analisis Program Pembangunan dan Pemberdayaan

Kewilayahan di Kota Bandung Analysis of the Regional Development and

Empowerment Program in Bandung City.” Politicon: Jurnal Ilmu Politik.

Fauzan, S. F. (2016). “City Branding Kota Bandung Melalui Bus Bandros (studi Kasus:

Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung).” Proceedings of Management, 3(1).

Karimah, N. A., & Karsa, S. I. (2016). “Kampanye Gerakan Pungut Sampah oleh Pemkot

Bandung.” Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN, 2460, 6510.

Laksono, F. A. P., Elfina, S., & Putri, G. A. “RIDWAN KAMIL PEMIMPIN KREATIF ERA

MILENIAL.” komu

Pitriyanti, D., & Harsasto, P. (2019). “Kepemimpinan Ridwan Kamil Di Koa Bandung Tahun

2013-2018: Kajian Inovasi Kebijakan Kepemimpinan Adaptif.” Journal of Politic and

Government Studies, 8(02), 101-110.

Pitriyanti, D., & Harsasto, P. (2019). “Kepemimpinan Ridwan Kamil Di Koa Bandung Tahun

2013-2018: Kajian Inovasi Kebijakan Kepemimpinan Adaptif.” Journal of Politic and

Government Studies, 8(02), 101-110.

Prafitrasari, R. (2016). “REPRESENTASI PEMIMPIN PEMERINTAHAN YANG

DIGAMBARKAN MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM WALIKOTA BANDUNG

RIDWAN KAMIL” (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Ramdani, D. F., & Habibi, F. (2017, November). “Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam

Mendorong Program Smart City di Kota Bandung.” In Prosiding Seminar Nasional

Riset Terapan| SENASSET (pp. 125-129).

Setiawan, F. A. (2014). “Strategi Humas Pemerintah Kota Bandung dalam

Menyosialisasikan Program Gerakan Sejuta Biopori eengan Memanfaatkan

11
Facebook sebagai Media Komunikasi.” (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung

Djati Bandung).

Yordan Gunawan, 2014, “Transboundary Haze Pollution in the Perspective of International

Law of State Responsibility.” Jurnal Media Hukum, Vol 21, No 2, Yogyakarta.

Yordan Gunawan, 2021, “Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern.” LP3M UMY,

hlm. 58

12

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai