Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH
FAKUTAL KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
Kata Pengantar
Segala puji syukur kepada Allah SWT, atas selesainya Makalah Konsep
Kepemimpinan dan Konsep manajemen ini terdiri atas dua bab, cakupan materi yang
dibahas meliputi konsep dan teori kepemimpinan dan Manajemen.
Harapan penulis, agar makalah ini dapat menjadi bahan pendamping bagi
mahasiswa Penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena itu
penulis sangat berterima kasih bila ada kritik dan saran untuk perbaikan pada
berikutnya.
penulis
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
nasional atau internasional, work shop, bedah buku, penelitian bersama mahasiswa,
pertukaran mahasiswa dan dosen, kerjasama kelembagaan dalam dan luar negeri,
kuliah pakar dan juga orasi ilmiah. Saya kira memiliki karakter leaders dan manajer
sebagai salah satu komponen pendukung untuk kebersamaan yang indah, yang
memperkuat pribadi dan institusi untuk tumbuh dan berkembang.
A. Konsep Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Baily, Lancoster & Lancoster, 1989, dalam (Nursalam, 2011)
Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota
kelompok bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily, Lancoster
& Lancoster, 1989). Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak
memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain
yang didasarkan pada perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies,
1996).
2. Syarat Pemimpin
Menurut (Dedi, 2019) Pemimpin yang handal harus mempunyai syarat-syarat
(karakteristik) tertentu yang menunjukkan kecakapannya. Ada 3 syarat pemimpin
yaitu: kekuasaan, kewibawaan dan kemampuan.
4
c. Kemampuan, merupakan segala kesanggupan, kecakapan yang dianggap melebihi
kemampuan anggota kelompok lainnya.
3. Peran Pemimpin
Menurut (Mugianti, 2016) Pemimpin memiliki peran sebagai beriku :
a. Interpersonal Role
Peranan yang berkaitan dengan hubungan antar pribadi.
b. Informational Role
Peranan yang berhubungan dengan informasi, baik informasi yang diterima
maupun harus disampaikan.
c. Decisional Role
Peranan terkait dengan pembuatan keputusan.
4. Azas-Azas Kepemimpinan
a. Azas Kemanusian
Memperhatikan bawahan dan memandang bawahan sebagai manusia
b. Azas Efisiensi
Dengan sumber daya yang terbatas, pemimpin dapat mengefisienkan untuk
kepentingan kelompoknya
5. Fungsi Kepemimpinan
Menurut (Mugianti, 2016) ada tiga fungsi kepemimpinan
a. Memandu, menuntun, membimbing, memotivasi
b. Menjalin komunikasi yang baik
c. Mengorganisasi, mengawasi dan membawa organisasinya pada tujuan yang telah
ditetapkan
5
Menurut Gillies, 2000; Ruth.M.Tappen, 2005; Azwar, 2006; Nursalam, 2010
Fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
c. Model/tauladan
Menjadi orang yang bisa dicontoh dalam integritas personalitinya. Integritas
personaliti tersebut adalah: disiplin, komunikasi baik, ramah, perhatian, peduli,
selalu member jalan pemecahan masalah, berkomitmen tinggi, konsekuen, jujur,
terbuka terhadap saran dan kritik, tanggungjawab, tanggunggugat, berwibawa,
berpengatuan luas, bijak sana. Menjadi contoh juga dalam hal pengembangan
karier dan tingkat pendidikan yang dicapai. Menjadi contoh dalam kehidupan
pribadi, keluarga dan spiritualitasnya. Cara berpakaian dan kepatutannya dalam
pekerjaan sehari-hari. Menginspirasi banyak orang dalam aktivitas pekerjaan dan
kariernya.
6
risiko organisasi sebagai inpact dari keputusan. Keputusan (decision making)
diperlukan pengetahuan yang luas tentang substansi yang diputuskan.
Mempertimbangkan berbagai dimensi dari keputusan, baik substansi, sosial,
psikologis, politik, referensi kekinian, trends issue dan kebijakan. Keputusan
harus lebih banyak berorientasi secara exsternal. Berinpact pada customer, user
dan stake holder.
7
c. Abilities : 1). Ability to enlist cooperation, 2). Popularity and prestige, 3).
Sociability (interpersonal skill), 4). Social participation, 5). Tact diplomasi, 6).
Integrity, 7). Courage (keberanian), 8). Initiative, 9). Energy, 10). Optimism, 11).
Perseverance (ketekunan), 12). Balance, 13). Ability to handle stress, 14). Self-
awareness
B. Teori Kepemimpinan
1. Teori Bakat (Trait Theory)
Teori bakat menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin
dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik
tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain (Marquis dan Huston,
1998). Teori ini disebut juga sebagai Great Man Theory. Teori ini
mengidentifikasi karakteristik umum tentang intelegensi, personalitas, dan
kemampuan (perilaku).
Ciri-ciri Pemimpin menurut Teori Bakat
Keseimbangan Prestise
emosi dan
mengontrol
Independen
Tenang
2. Teori Perilaku
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan
bagaimana seorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat
8
sebagai suatu rentang dari perilaku otoriter ke demokratis atau dari fokus suatu
produksi ke fokus pegawai. Menurut Vestal (1994), teori perilaku ini dinamakan
sebagau gaya kepemimpinan seorang manajer dalam suatu organisasi. Menurut
para ahli, terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam
suatu organisasi antara lain sebagau berikut :
1) Sistem Otoriter—Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap
bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi
yang dilakukan bersifat satu arah ke bawah (top-down).
3) Sistem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan yang cukup besar terhadap bawahan.
Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan
kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah dan
menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.
9
4) Sistem Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, selalu
memanfaatkan ide bawahan, serta menggunakan insentif ekonomi untuk
memotivasi bawahan. Komunikasi bersifat dua arah dan menjadikan bawahan
sebagai kelompok kerja.
10
4) Gaya kepemimpinan santai.
Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan
pada bawahan. Gaya kepemimpinan ini sesuai dengan Teori Y (Azwar, 1996).
1) Direktif.
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan suatu
tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi pada hasil
yang dicapai oleh bawahannya.
2) Suportif.
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah
terhadap bawahan.
3) Partisipatif.
Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan saran
dalam rangka pengambilan sebuah keputusan.
4) Berorientasi tujuan.
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan
berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin
1) Instruksi
Tinggi tugas dan rendah hubungan
Komunikasi sejarah
Pengambilan keputusan berada pada pimpinan dan peran bawahan sangat
11
minimal
Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik serta
mengawasi dengan ketat.
2) Konsultasi
Tinggi tugas dan tinggi hubungan
Komunikasi dua arah
Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan cukup
besar, bawahan diberi kesempatan untuk memberi masukan, dan menampung
keluhan.
3) Partisipasi
Tinggi hubungan tapi rendah tugas
Pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam pengambilan
keputusan.
4) Delegasi
Rendah hubungan dan rendah tugas
Komunikasi dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian antara pemimpin dan
bawahan dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah.
f. Gaya kepemimpinan menurut Lippits dan K. White.
Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu: otoriter,
demokrasi, dan liberal yang mulai dikembangkan di Universitas Iowa.
1) Otoriter.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
12
Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau
pendapat
Tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif
Lebih banyak kritik daripada pujian
Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
Cenderung adanyapaksaan, ancaman, dan hukuman
Kasar dalam bersikap
Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan.
2) Demokratis.
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam memengaruhi orang
lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan. Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain :
13
Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan saling menghargai
Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama-sama.
3) Liberal atau Laissez Faire.
Kepemimpinan gaya liberal atau Laissez Faire adalah kemampuan memengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara lebih
banyak menyerahkan pelaksanaan berbagai kegiatan kepada bawahan. Ciri gaya
kepemimpinan ini antara lain
1) Otoriter.
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan.
Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin
menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.
Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dilakukan dengan
imbalan dan hukuman.
2) Demokratis.
14
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf.
Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf,
memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan
pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluasluasnya dan
terbuka.
3) Partisipatif.
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang
menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan
tersebut pada bawahannya. Pemimpin meminta saran dan kritik staf serta
mempertimbangkan respons staf terhadap usulannya. Keputusan akhir yang
diambil bergantung pada kelompok.
4) Bebas tindak.
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa
pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekerjaan
sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan
pengendalian secara minimal.
B. KONSEP MANAJEMEN
15
mungkin baik dari segi keuntungan maupun kerugiannya berdasarkan parameter-
parameter ilmiah yang telah ditetapkan.
a. Teori manajemen
a) Robert Owen (1771-1858)
Ia adalah seorang manajer beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanark
Scotlandia semenjak tahun 1800-an. Dalam teorinya la menekankan tentang
peranan sumber daya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan. Khususnya
16
peranan jabatan manajer (kader) yang harus berfungsi sebagai reformis (pembaru)
dalam manajemen sumber daya manusia ini (Nursalam, 2014).
Robert Owen merintis manajemen ilmiah, karena beliau digerak kan oleh
kenyataan kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai; di mana kondisi
kerja sebelumnya dan kehidupan pada pekerja pada saat itu sangat buruk. dan
kehidupan pada pekerja pada saat itu sangat buruk. Memperkerjakan anak-anak di
bawah usia 5 tahun pada saat itu sudah umum berlaku. Standar waktu hari kerja
sehari selama 13 jam sudah biasa terjadi. Oleh karena itu, Robert Owen
memunculkan gagasan yang mengintrodusir tentang perbaikan kondisi dan
persyaratan kerja seperti pengurangan standar hari kerja menjadi 10,5 jam.
b) Charles Babbage (1792-1971)
Babbage seorang professor matematika, ia percaya penerapan prinsip-prinsip
ilmiah dalam proses kerja akan dapat meningkatkan produktivitas kerja dan dapat
menekan biaya. Babbage menganjurkan mengadakan pembagian tenaga kerja
sesuai dengan pembagian pekerjaan. Setiap pekerja dididik dalam suatu
keterampilan khusus sehingga hanya dituntut tanggung jawab sesuai dengan
spesialisasinya dari bagian perusahaan. Dengan demikian waktu dan biaya dalam
pelatihan dapat ditekan dan proses pengulangan pekerjaan secara terus- menerus
meningkatkan keterampilan pekerja.(Nursalam, 2014)
c) Frederick W. Taylor
Mula-mula yang menjadi titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah
berasal dari hasil penelitian F.W Taylor tentang studi waktu kerja (time and
motion studies) pada bagian produksi di mana dia bekerja, di perusahaan
Midvales Stell. Dengan penelitian waktu sebagai dasarnya ia dapat memecahkan
setiap pekerjaan ke dalam komponen-komponennya dan merancang cara
pengerjaannya yang tercepat dan terbaik untuk setiap pekerjaan. Ini juga berarti
bahwa ketentuannya adalah menentukan seberapa pekerja dapat menyelesaikan
dengan bahan dan peralatan yang tersedia di perusahaan (Sulastri, 2012). Taylor
menekankan bahwa antara waktu penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan
dengan upah yang diterimakan; vaitu semakin cepat atau tinggi prestasi kerja
17
dalam menyelesaikan pekerjaannya, akan semakin tinggi upah yang diterimanya.
Metode pendekatan ini disebut sebagai “sistem upah defferensiasi” (defferensial
rate system).
d) Henry L. Gantt (1861-1919)
Dalam (Sulastri, 2012) menyatakan bahwa Henry L Gantt yang dalam
pengalamannya pernah bekerja bersama-sama dengan Taylor mengemukakan
teorinya, juga bertitik tolak pada usaha meningkatkan produktivitas, efisiensi dan
efktivitas kerja dengan rangsangan upah atau insentif. Gagasan Henry L Gantt
mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, antara lain:
1. Kerja sama yang saling menguntungkan antar manajer dan karyawan
2. Mengenai metode seleksi yang ilmiah untuk menentukan tenaga kerja yang benar-
benar tepat
3. Sistem bonus dan penggunaan intruksi dalam pengaturan kerja. Tetapi dalam
penentuan bonus tidak seperti yang dikemukakan oleh Taylor dengan sistem upah
differensial.
Henry L. Gantt justru menolak sistem upah differensial. Hal ini menurutnya
justru akan berdampak terlampau kecil motivasi kerja bagi tenaga kerja. Oleh
karena itu, dia mengemukakan gagasan bahwa bagi tiap-tiap pekerja yang dapat
menvelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya untuk suatu hari, maka ia
berhak menerima bonus sebesar 50 sen dollar untuk hari itu. Sistem bonus yang
diterapkan Gantt ini juga berlaku bagi para mandor manakala yang menjadi
tanggung jawabnya (anak buah) itu dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Selain itu, Henry mengembangkan gagasan
Owen dalam metode penilaian atas pekerjaan karyawan, yakni dengan
mengadakan metode pencatatan atas hasil pekerjaan karyawan di dalam kartu
pribadi. Jika pekerjaan karvawan memenuhi standar, maka dia beri warna. hitam,
jika tidak memenuhi standar maka kode warnanya merah. Lebih lanjut dia
mengemukakan gagasannya dalam membuat sistem baru tentang penggambaran
18
jadwal produksi sebagai alat untuk instruksi dan penagwasan bagi manajer
perusahaan.
19
Pemberian instruksi - perencanaan dari urutan-urutan kerja
Adanya standar-standar dan skedul, metode dan waktu setiap kegiatan
Kondisi yang standar
Operasi yang standar
Intruksi-intruksi praktis tertulis standar.
Balas jasa efisien - rencana insentif.
b. Prinsip Manajemen
20
c. Konsep Manajemen Keperawatan
1. Pengertian manajemen Keperawatan
1. Terselenggaranya pelayanan/
2. Asuhan keperawatan yang berkualitas.
3. Pengembangan staf
4. Budaya riset bidang keperawatan
21
a. Manajemen keperawatan adalah perencanaan
b. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif
c. Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan
d. Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan manajer
perawat
e. Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian tujuan
sosial
f. Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian
g. Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi atau tingkat sosial,
disiplin, dan bidang studi
h. Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari lembaga,
dan lembaga dimana organisasi itu berfungsi
i. Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan
j. Manajemen keperawatan mengarahkan dan pemimpin
k. Manajemen keperawatan memotivasi
l. Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif
m. Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian.
22
teoretis, dimulai dari perencanaan, kemudian diakhiri oleh pengendalian, yang
kemudian berputar lagi kembali ke perencanaan. Tanda panah terang
menunjukkan urutan yang lebih realistis, yang terjadi di praktik manajemen.
(Hanafi, 2015)
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih cara
yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengambilan keputusan merupakan
bagian dari perencanaan yang berarti menentukan atau memilih alternatif
pencapaian tujuan dari beberapa alternatif yang ada. Perencanaan diperlukan
untuk mengarahkan kegiatan organisasi.(Hanafi, 2015)
Menurut (Setiadi, 2019) ada beberapa manfaat perencanaan yaitu:
mengarahkan kegiatan organisasi yang meliputi penggunaan sumberdaya
dan penggunaannya untuk mencapai tujuan organisasi,
memantapkan konsistensi kegiatan anggota organisasi agar sesuai dengan
tujuan organisasi, dan
memonitor kemajuan organisasi. Jika organisasi berjalan menyimpang
dari tujuan yang telah ditetapkan, dapat dilakukan perbaikan
23
pijakan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang diambil selama tahap
perencanaan.
3. Pengarahan (Leading)
4. Pengendalian (Controlling)
24
Elemen terakhir proses manajemen adalah pengendalian. Pengendalian bertujuan
melihat apakah kegiatan organisasi sesuai dengan rencana. Manajer harus selalu
memonitor kemajuan organisasi.(Hanafi, 2015)
25
Berikut ini adalah perbedaan antara manajer dan pemimpin (leader)(Mugianti,
2016)
26
KESIMPULAN
Kepemimpinan yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang
lain sebagai pengikutnya. Rumusan komponen yang ada di dalam kepemimpinan ada
empat aspek, yaitu: 1) Leader, 2) Pengikut, 3) Tujuan, 4) Situasi dan Komunikasi.
Dalam menjalankan tugasnya keberhasilan seorang pemimpin tergantung
kemampuannya untuk menyesuaikan diri dalam mempengaruhi bawahannya.
Pemimpin dalam menjalankan tugasnya diperlukan kemampuan dalam menggunakan
gaya kepemimpinan yang tepat. Oleh karena itu seorang pemimpin harus paham
bagaimana sifat dan karakteristik bawahannya. Pengunaan gaya kepemimpinan tidak
sama pada setiap individu, hal tersebut mempertimbangkan karakteristik pemimpin
itu sendiri, orang yang dipimpin dan situasi sehingga pemimpin memiliki gaya
kepemimpinan yang berbeda.
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,
dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien dengan menggunakan sumberdaya organisasi. Manajemen keperawatan
merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan
dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas
asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan. Manajemen memerlukan peran
orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing sehingga
diperlukan fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen yang mana fungsi
manajemen antara lain: perencaanaan, organisasi, perintah, koordinasi, dan
pengendalian.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
29
LAMPIRAN
30
31
32
33
34
35