Oleh
Alimatul Sa’adah / 08/ 200731638038
Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Malang
Pendahuluan
Bermula pada tahun 1878 dimana Serbia dinyatakan sebagai negara merdeka
yang penuh setelah Kogres Berlin terlaksana dan wilayah Bosnia dan Herzegovina
tetap menjadi wilayah Austria-Hongaria. Perebutan wilayah Balkan timbul dan
Austria mengkhawatirkan Gerakan suku Bangsa Slavia (Pan-slavianisme) yang
didukung oleh pihak Serbia semakin memanas karena pada dasarnya Austria
menganggap Serbia adalah pihak musuh.
Peperangan terjadi di dua front yaitu front barat dan front timur. Dimana
Jerman berencana menghancurkan Prancis di front barat sebelum meghadapi
Rusia di timur. Pada September 1914 Jerman sudah mencapai Sungai Marne dan
mengancam Prancis. Namun hal ini dapat di gagalkan oleh pihak Prancis sehingga
beralih Jerman terdesak dimana Rusia sudah mulai mencapai wilayah Prussia,
Jerman Timur. Prancis dapat menahan Jerman di wilayah Sungai Marne
sedangkan Inggris tetap menguasai Wilayah Selat Inggris, serta Rusia tetap
bertahan di Prussia.
Pada momentum ini perang yang awalnya begitu cepat kemudian mulai
berubah dengan pasif. Kedua pasukan negara masing-masing menjauh sejauh 78
km dari laut utara sampai perbatasan Swiss1. Sementara perang berjalan dengan
lambat kedua negara memperkuat dirinya dengan memperluas wilayah
jajahannya. Inggris dan prancis menyerang daerah jajahan Jerman di Togoland,
Kamerun, dan Afrika Timur. Di wilayah Asia Pasifik Jepang mengambil alih
daerah jajahan Jerman di kepulauan Marshall, Mariana, dan Karolina.
Kekalahan Jerman pada front barat ini memunculkan kaum komunis yang
ingin menggulingkan pemerintahan sehingga pada masa-masa terakhir Perang
Dunia 1 Jerman harus menghadapi 2 serangan dari pihak sekutu dan pihak
komunis yang menuntut perubahan. Kondisi Austria pun juga sama dimana
Austria sedang menghadapi pemberontakan di wilayahnya yaitu kaum komunis
dan kaum Bangsa Slavia hal ini adalah salah satu alasan negara sentral mengalami
kekalahan dan menyerah kepada pihak sekutu. Setelah Perang Dunia 1 berakhir
banyak negara-negara baik yang kalah atau menang melakukan sebuah Perjanjian
yaitu Perjanjian Versailles yang menandai berakhirnya Perang Dunia 1, Perjanjian
St,Germain, Perjanjian Neuily, Perjanjian Trianon, Dan Perjanjian Sevres.
Dapat kita tarik sebuah kesimpulan dari peristiwa Perang Dunia 1 yang
berawal dari pertentangan beberapa negara kemudian berubah menjadi
peperangan beberapa negara. Memunculkan blok-blok atau sistem mencari kawan
untuk mempertahankan kekuatan masing-masing. Peristiwa yang dimulai pada
wilayah Balkan hingga Perjanjian Versailles memberikan dampak yang begitu
besar baik bagi negara yang menang maupun yang kalah. Kondisi ini bisa dilihat
dengan munculnya kondisi mental dan fisik warga negara yang terganggu karena
trauma mendalam. Namun pada akhirnya Perang Dunia 1 yang dikatakan sebagai
perang terakhir untuk mengakhiri perang masih berlanjut menjadi peristiwa
Perang Dunia 2. Seolah olah kondisi pada Perang Dunia 1 tidak berpengaruh bagi
negara-negara eropa bahkan setelah perjanjian-perjanjian ditangani. Untuk itu
sebaiknya kita sebagai negara yang memiliki kemajemukan masing masing harus
tetap menjaga persatuan dan kesatuan diantara ribuan perbedaan sehingga
peristiwa seperti peperangan yang dapat memecah belah dapat dihindari untuk
menjaga ketertiban dunia.
Sumber Rujukan