Anda di halaman 1dari 13

Nama : Raditya Putra Pratama

Kelas : 9 J
Absen : 26
Tugas remed agama membuat resume dan mind mapping 3 bab
tentang semester 1
Resume ke-1
Tentang menyakini Hari akhir,mengakhiri kebiasaan buruk

Meyakini Hari Akhir Dan Mengakhiri


Kebiasaan Buruk
 

1. Pengertian Hari Akhir dan Macam-macam Kiamat


Iman kepada hari akhir adalah Meyakini Hari Akhir Dan Mengakhiri
Kebiasaan Buruk bahwa seluruh alam termasuk dunia dan seisinya akan
mengalami kehancuran. Hari akhir ditandai dengan ditiupnya terompet
Malaikat Isral. Dijelaskan bahwa pada hari itu daratan, lautan dan benda-
benda di langit porak-poranda. Gununggunung meletus, hancur, dan
berhamburan. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh isinya. Benda-
benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan bulan
saling bertabrakan.  

Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat merupakan rukun iman
yang kelima. Umat Islam harus percaya dan yakin bahwa hari akhir
itu pasti akan datang. Kelak manusia akan dibangkitkan kembali
dari kubur untuk menerima pengadilan Allah Swt. Perhatikan
rman Allah Swt. berikut:

Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan
padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam
kubur” (Q.S. al-Hajj/22:7) 

Seluruh manusia menjadi panik. Mereka berlari pontang-panting dan tidak


sempat mengenali lagi sanak saudaranya. Semua ingin menyelamatkan diri,
namun akhirnya semuanya mati, hancur, dan menghadap Ilahi.kita
harus Meyakini Hari Akhir Dan Mengakhiri Kebiasaan Buruk Tidak hanya
manusia yang mati, seluruh tumbuhan, hewan, kuman, bakteri, virus, jin, dan
syaitan juga mengalami kematian. Maha Besar Allah atas segala kuasanya. 
a. Kiamat Sugra (kiamat kecil), 
yaitu terjadinya kematian yang menimpa sebagian umat manusia. Misalnya:
matinya seseorang karena sakit, kecelakaan, musibah tsunami, banjir, tanah
longsor, dan sebagainya. 
b. Kiamat Kubra (kiamat besar) 
yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa seluruh alam
semesta. Dunia porakporanda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia akan
berganti dengan alam yang baru yakni alam akhirat. Kiamat Kubr± ini dialami
oleh seluruh makhluk hidup di jagad raya tanpa terkecuali. Kejadian ini terjadi
secara menyeluruh, sehingga dapat dibayangkan bahwa suasana saat itu
sangat mencekam dan luar biasa dahsyatnya. Jika itu sudah dikehendaki oleh
Allah Swt., Sang Pencipta, maka tidak ada yang bisa menghalangi kekuasaan
dan kebesaran-Nya.
Peristiwa kiamat kecil berupa kematian sudah sering kita lihat dalam
kehidupan sehari-hari. Kiamat kecil itu merupakan akhir dari kehidupan orang-
orang yang mengalaminya. Bagi orang yang masih hidup hal ini menjadi
pelajaran yang sangat berharga bahwa pada saatnya kita juga akan
mengalaminya. Kiamat Kubr± memang belum terjadi, karena itu peristiwanya
hanya dapat diketahui melalui keterangan dan berita dari Allah Swt. dan
Rasulullah saw.
 

2. Kejadian Kiamat Kubra


Kiamat Kubra memang belum terjadi sehingga tak seorang pun mengetahui
peristiwa yang sebenarnya. Namun kita mengetahuinya dari !rman Allah Swt.
dan Hadis Nabi saw. Adapun kejadian kiamat Kubra digambarkan oleh Allah
Swt. sebagai berikut:
a. Malaikat Isra!l meniup sangkakala untuk yang pertama kali. Semua
makhluk akan mati, kecuali yang dikehendaki hidup oleh Allah Swt.
b. Langit menjadi terpecah-belah, matahari digulung, bintang-bintang
berjatuhan, lautan meluap dan menjadi panas, gunung-gunung seperti bulu
yang berhamburan, dan manusia seperti anai-anai beterbangan. 
Setelah peristiwa kiamat yang maha dahsyat itu, semua manusia akan mati
dan mengalami proses kehidupan di alam akhirat sebagai berikut:
1) Alam Barzakh (Yaumul Barzakh) 
Alam barzakh yang dikenal dengan alam kubur yang merupakan pintu
gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dan alam akhirat. Di
alam kubur manusia akan bertemu, ditanyai, dan diperiksa oleh malaikat
Munkar dan Nakir tentang segala amal perbuatannya ketika menjalani
kehidupan di dunia. 
2) Yaumul Ba’ats 
Pernahkan kamu melihat benih kecil yang tumbuh di atas tanah? Begitulah
kelak Allah Swt. akan membangkitkan kembali seluruh manusia yang telah
mati dari alam kubur. Peristiwa itu dinamakan yaumul ba’ats. Yaumul ba’ats
adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk diarahkan menuju
ke padang mahsyar. Kebangkitan manusia ini akan terjadi setelah ditiupkan
sangkakala yang kedua oleh Malaikat Isra!l. Seluruh manusia mulai zaman
Nabi Adam sampai manusia terakhir bangkit dari kubur. Adapun keadaan
mereka bermacam-macam sesuai dengan amal perbuatan mereka pada
waktu hidup di dunia.
Karena kesombongannya, sebagian orang tidak mau percaya tentang
kejadian hari akhir. Orang-orang seperti ini kelak akan tercengang, menyesal,
malu, lantas menundukkan kepala mereka dengan lesu. Mereka merasa
kebingungan dan sangat panik karena tidak pernah menduga hal semacam ini
akan terjadi. Orang-orang yang ingkar semacam ini diibaratkan Allah Swt.
seperti belalang yang beterbangan ke sana kemari karena cemas, panik, dan
bingung. Pandangan mereka tertunduk dan ketika mereka keluar dari
kuburan, mereka panik seperti belalang yang beterbangan serta meloncat dari
tempat yang satu ke tempat yang lainnya. 
3) Yaumul Hasyr atau Yaumul Maysyar
Yaumul yasyr atau yaumul mahsyar adalah hari dikumpulkannya seluruh
manusia yang telah dibangkitkan dari kuburnya ,di sebuah padang yang
sangat luas bernama Padang Mahsyar. Di Padang Mahsyar ini keadaan
manusia sangat susah, tidak ada yang dapat menolong kecuali hanya
pertolongan yang datangnya dari Allah Swt. bagi orangorang yang
dikehendaki-Nya. 
Pada yaumul mahsyar ini pula manusia menerima catatan amalnya selama
hidup di dunia, baik amal yang buruk maupun amal yang baik. Seluruhnya
tercatat secara rinci. Orang yang beriman dan beramal saleh mereka merasa
gembira melihat catatan amalnya. Sebaliknya, orang yang berbuat jahat dan
kerusakan ketika hidup di dunia akan menerima catatan amalnya dengan
perasaan sedih serta penuh dengan penyesalan. 
Penyesalan hanyalah tinggal penyesalan karena segalanya sudah terjadi.
Pada hari itu orang yang tidak beriman sungguh telah putus harapannya
karena pertolongan Allah Swt. sudah tidak mungkin lagi datang kepadanya.
Sebaliknya bagi orang-orang yang beriman penantiannya di Padang Mahsyar
adalah penantian yang penuh harapan akan pertolongan Allah Swt
dan Meyakini Hari Akhir Dan Mengakhiri Kebiasaan Buruk. 
4) Yaumul Mizan dan Yaumul Hisab 
Arti kata mizan adalah timbangan, sedangkan hisab artinya perhitungan. Dua
istilah ini ,yaitu Yaumul Mizan dan Yaumul Hisab memiliki makna yang hampir
sama maknanya. 
Dengan demikian, yaumul mizan adalah hari ditimbangnya seluruh amal baik
dan buruk manusia untuk menerima keadilan dan balasannya masing-masing.
Yaumul Mizan ini disebut juga dengan Yaumul Hisab, yaitu hari
diperhitungkannya seluruh amal perbuatan manusia, baik amal yang baik
maupun amal yang buruk. Pada hari itu manusia akan menerima balasannya
masing-masing berdasarkan keadilan dari Allah Swt. 
Setelah seluruh manusia sampai di Padang Mahsyar, seluruh amal
perbuatannya selama hidup di dunia akan dihitung atau ditimbang. Bagi
mereka yang timbangan amal baiknya lebih berat akan mendapatkan balasan
yang memuaskan, sedangkan bagi mereka yang timbangan amal baiknya
lebih ringan akan mendapatkan balasan neraka hawiyah, yaitu neraka yang
panas. 
5) Surga dan Neraka 
Allah Swt. memiliki sifat Yang Maha Adil, karena seluruh perbuatan manusia
akan diadili. Seluruh amal baik dan amal buruk manusia akan mendapatkan
balasannya. Tidak ada satu perbuatan pun yang luput dari keadilan Allah
Swt. 
Sebaliknya orang yang selalu berbuat kejahatan tentunya akan mendapati
timbangan amal buruknya sangat berat. Banyak sekali ayat al-Qur’an yang
menyatakan betapa susahnya seseorang yang ketika di dunia selalu berbuat
jahat. Mereka kelak di akhirat akan mendapatkan siksaan yang amat berat di
neraka sebagai balasan atas perbuatan jahatnya itu. 
Balasan terhadap amal buruk yang dilakukan ketika hidup di dunia ditimpakan
setelah dilakukan penimbangan seberapa berat kejahatan dan keburukan
yang telah dilakukannya. Kemudian mereka akan mendapatkan balasannya
berupa siksa di neraka.
a) Surga sebagai Balasan Amal Baik 
Seluruh perbuatan baik manusia telah diperhitungkan pada saat Yaumul
His±b. Perbuatan baik itu akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah
Swt. Tidak ada sedikit pun perbuatan baik yang tidak mendapatkan balasan.
Balasan Allah Swt. terhadap perbuatan baik tentu balasan yang sangat
menyenangkan dan memuaskan.
b) Neraka sebagai Balasan Amal Buruk 
Setiap perbuatan buruk manusia juga akan menerima balasannya. Perbuatan
buruk sekecil apapun akan menerima balasannya, yakni neraka yang di
dalamnya ada api yang sangat panas. 
Di neraka itulah balasan orang yang banyak melakukan dosa, takabur,
sombong, dan terlebih tidak melaksanakan perintah Allah Swt. Mereka di
neraka susah payah mendapatkan makan dan minum, mereka diberi
minuman yang panas dan makanan dari pohon berduri.

Resume ke-2
Jujur dan menepati janji

A.  Pentingnya Perilaku Jujur 


Jujur memiliki  arti  kesesuaian antara apa yang diucapkan atau diperbuat dengan
kenyataan yang ada.  Jadi, kalau suatu berita  sesuai dengan keadaan yang  ada, 
dikatakan  benar/jujur, tetapi  kalau  tidak,  dikatakan  dusta.  Allah  Swt.
memerintahkan  kepada  kita  untuk  berlaku  benar  baik  dalam  perbuatan  maupun
ucapan,sebagaimana firman-Nya dalam Q.S.  at-Taubah/9: 119
Artinya:  “Wahai  orang-orang yang  beriman! Bertakwalah  kepada  Allah,  dan
bersamalah  kamu  dengan  orang-orang  yang  benar.”  (Q.S.  at-Taubah/9: 119) 
Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan. Kejujuran  merupakan 
sifat  seorang yang beriman,  sedangkan lawannya,  dusta, merupakan sifat orang yang
munafik.Ciri-ciri orang munafik adalah dusta,ingkar janji, dan khianat, sebagaimana
sabda Rasulullah saw. berikut ini: 

Ibnul  Qayyim  berkata,  dasar  iman  adalah  kejujuran  (kebenaran),  sedangkan


dasar nifaq  adalah  kebohongan  atau  kedustaan.  Tidak  akan pernah  bertemu 
antara kedustaan dan keimanan  melainkan  akan saling bertentangan  satu sama lain.
Allah Swt. menegaskan bahwa tidak  ada yang bermanfaat  bagi seorang hamba  dan
yang mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya). 

B.  Keutamaan Perilaku Jujur


Kejujuran merupakan akhlak  mulia  yang  akan  mengarahkan  pemiliknya  kepada 
kebajikan,  sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw., 

Pemilik  kejujuran  memiliki  kedudukan  yang  tinggi di  dunia  dan  akhirat.  
Dengan  kejujurannya,  seorang  hamba  akan  mencapai  derajat orang-orang yang
mulia dan selamat dari segala keburukan. 
Orang yang jujur akan dipermudah rezeki  dan segala urusannya. 
Kejujuran berbuah kepercayaan.  
Jujur membuat hati  kita  tenang, sedangkan berbohong membat  hati  jadi  was-was. 

C.  Macam-Macam Kejujuran


Menurut tempatnya,  jujur  itu  ada  beberapa  macam,  yaitu  
1.  Jujur dalam niat dan kehendak,  yaitu  motivasi bagi setiap gerak dan langkah
seseorang dalam  rangka menaati  perintah  Allah Swt. dan  ingin  mencapai  riḍaNya. 
Jujur  sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur. Orang  yang  pura-pura jujur
berarti tidak  ikhlas dalam berbuat.
2.  Jujur dalam  ucapan,  yaitu memberitakan  sesuatu sesuai dengan realitas  yang
terjadi, kecuali  untuk kemaslahatan yang dibenarkan dengan ikhlas oleh  syari’at 
seperti  dalam  kondisi  perang,  mendamaikan  dua  orang  yang bersengketa,  dan
semisalnya.  Setiap  hamba  berkewajiban  menjaga  lisannya, yakni berbicara jujur
dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan dengan
kebohongan. 
3.  Jujur  dalam  perbuatan,  yaitu  seimbang  antara  lahiriah dan  batiniah  hingga
tidaklah  berbeda  antara  amal  lahir  dan  amal  batin.  Jujur  dalam  perbuatan  ini
jugaberartimelaksanakansuatupekerjaansesuaidenganyangdiriḍaiAllah Swt. dan
melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas. Merealisasikan kejujuran, baik
jujur dalam hati, jujur dalam perkataan,    maupun jujur  dalam  perbuatan 
membutuhkan  kesungguhan.  Adakalanya  kehendak  untuk jujur itu lemah,
adakalanya pula menjadi kuat.
D.  Petaka Kebohongan 
Kebohongan akan menghantarkan pelakunya tidak dipercaya lagi oleh orang lain.
Ketika  seseorang sudah berani  menutupi  kebenaran,  bahkan  menyelewengkan
kebenaran  untuk  tujuan  jahat,  ia  telah  melakukan  kebohongan.  Kebohongan  yang
dilakukannya itu telah membawa kepada apa yang dikhianatinya itu.

E.  Hikmah Perilaku Jujur

Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari  perilaku jujur, antara lain sebagai berikut. 
1.  Perasaan  enak dan  hati  tenang,  jujur  akan membuat  kita menjadi  tenang, tidak
takut akan  diketahui  kebohongannya  karena memang tidak berbohong. 
2.  Mendapatkan kemudahan  dalam hidupnya. 
3.  Selamat dari azab dan bahaya. 
4.  Dijamin masuk surga. 
5. Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya.
Perilaku  jujur  bisa diterapkan  dalam  berbagai  hal  dalam  kehidupan  sehari-hari,
baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat di mana kita tinggal.
Berikut ini cara menerapkan perilaku jujur. 
1.  Di sekolah,  kita bisa meluruskan niat untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan  oleh ibu bapak guru, tidak  menyontek  pekerjaan teman, 
melaksanakan  piket  sesuai  jadwal,  menaati  peraturan  yang berlaku di sekolah, 
berbicara  secara  benar  baik  kepada  guru, teman  ataupun  orangorang yang ada di
lingkungan sekolah. 
2.  Di rumah, kita  bisa meluruskan niat  untuk berbakti  kepada  orang tua,
memberitakan  hal yang benar. Contohnya saat meminta  uang untuk kebutuhan  suatu
hal,  tidak  menutup-nutupi  suatu masalah  pada  orang  tua, tidak melebih-lebihkan
sesuatu hanya untuk membuat orang tua senang. 
3.  Di masyarakat, kita bisa melakukan kejujuran dengan niat untuk membangun
lingkungan yang baik, tenang, dan tenteram,  tidak mengarang cerita  yang membuat 
suasana di lingkungan tidak kondusif, tidak membuat  gosip. Ketika  diberi 
kepercayaan  untuk melakukan  sesuatu yang diamanahkan, harus dipenuhi dengan
sungguh-sungguh, dan lain sebagainya.
Resume ke-3
Hormat dan patuh kepada guru dan kedua orang tua
Apabila orang tua riḍa atas perbuatan anak, maka Allah SWT pun riḍa.
Demikian juga sebaliknya, jika orang tua murka, maka Allah SWT pun
murka pada anak tersebut. Di dunia, ganjaran bakti pada kedua orang
tua adalah keluasan rezeki dan dipanjangkan umur anak tersebut. Di
akhirat, ganjaran bakti pada kedua orang tua dapat menjadikan anak
dimasukkan ke surga oleh Allah SWT.

Pentingnya Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua


Menghormati orang tua sangat ditekankan dalam Islam. Banyak ayat di
dalam al-Qur’an yang menyatakan bahwa segenap mukmin harus berbuat
baik dan menghormati orang tua. Selain menyeru untuk beribadah kepada
Allah Swt. semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, al-Qur’an
juga menegaskan kepada umat Islam untuk menghormati kedua orang
tuanya. 
Sebagai muslim yang baik, tentunya kita memiliki kewajiban untuk berbakti
kepada orang tua kita baik ibu maupun ayah. Agama Islam mengajarkan dan
mewajibkan kita sebagai anak untuk berbakti dan taat kepada ibu maupun
ayah. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan
yang terpuji. 
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat
manusia untuk menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt.
tersebut antara lain:

Artinya : "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan


menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan
kepada keduanya perkataan dahd dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan uapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
uapkanlah, dahai Tuhanku Sayangilah keduanya sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku pada waktu kecil." (Q.S. al-Isra’/17: 23-24)
 
Pentingnya seorang anak untuk meminta doa restu dari kedua orang tuanya
pada setiap keinginan dan kegiatannya karena restu Allah Swt. disebabkan
restu orang tua. Orang yang berbakti kepada orang tua doanya akan lebih
mudah dikabulkan oleh Allah Swt. Apalagi seorang anak mau melakukan atau
menginginkan sesuatu. Seperti, mencari ilmu, mendapatkan pekerjaan, dan
lain sebagainya, yang paling penting adalah meminta restu kedua orang
tuanya. Dalam sebuah hadis disebutkan:

Artinya : "Rida Allah terletak pada ri«a orang tua, dan murka Allah terletak
pada kemurkaan orang tua." (HR. Baihaqi).
Artinya : "Aku bertanya kepada Nabi saw., "Amalan apakah yang paling
diintai oleh Allah Swt." Beliau menjawab, "alat pada waktunya." Aku berkata,
"Kemudian apa?" Beliau  menjawab, "Berbakti kepada orang tua." Aku
berkata, "Kemudian apa?" Beliau menjawab, "Kemudian jihad di jalan
Allah." (HR. Bukhari).
Perlu ditegaskan kembali, bahwa birrul walidain (berbakti kepada kedua orang
tua), tidak hanya sekadar berbuat ihsan (baik) saja. Akan tetapi, birrul walidain
memiliki bakti’. Bakti itu pun bukanlah balasan yang setara jika dibandingkan
dengan kebaikan yang telah diberikan orang tua. Namun setidaknya, berbakti
sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur.
Imam Anawaawi menelaskan Arti rrulālan yaitu berbuat baik terhadap kedua
orang tua bersikap baik kepada keduanya melakukan berbagai hal yang dapat
membuat mereka bergembira serta berbuat baik kepada temanteman mereka.
 
Imam Adz-Dzahabi menjelaskan, bahwa birrul walidain atau bakti kepada
orang tua, hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk
kewajiban: 
Pertama :   Menaati segala perintah orang tua, kecuali dalam maksiat.
Kedua :   Menjaga amanah harta yang dititipkan orang tua, atau diberikan
oleh orang tua. 
Ketiga :  Membantu atau menolong orang tua bila mereka membutuhkan.
Tentu saja, kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dan guru
bukan tanpa alasan. Penjelasan di atas merupakan alasan betapa pentingnya
kita berbakti kepada kedua orang tua dan guru. Adapun hikmah yang bisa
diambil dari berbakti kepada kedua orang tua dan guru, antara lain seperti
berikut. 

1. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal yang paling utama. 
2. Apabila orang tua kita ri«a atas apa yang kita perbuat, Allah Swt. pun
rida. 
3. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang
sedang dialami, yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh
tersebut. 
4. Berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rezeki dan
dipanjangkan umur. 
5. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menjadikan kita dimasukkan ke
jannah (surga) oleh Allah Swt.

Pentingnya Hormat dan Patuh Kepada Guru


Guru adalah orang yang mengajarkan kita berbagai ilmu pengetahuan dan
mendidik kita sehingga menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Setinggi
pangkat atau kedudukan seseorang, tetaplah ia seorang pelajar yang
berhutang budi kepada guru yang pernah mendidiknya dahulu. 
Guru adalah orang yang mengetahui ilmu (alim/ulama), dialah orang yang
takut kepada Allah Swt. 

Artinya : "Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang


bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermaam-maam warnanya
(dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah Swt. yang takut kepada-Nya,
hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Swt. Mahaperkasa, Maha engampun."
(Q.S. Fatir/5: 28) 
Guru adalah pewaris para nabi. Karena melalui guru, wahyu atau ilmu para
nabi diteruskan kepada umat manusia. Imam Al-Gazali mengkhususkan guru
dengan sifat-sifat kesucian, kehormatan, dan penempatan guru langsung
sesudah kedudukan para nabi. Beliau juga menegaskan bahwa: dSeorang
yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang
dinamakan besar di bawah kolong langit ini, ia adalah ibarat matahari yang
menyinari orang lain dan menahayai dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi
yang baunya dinikmati orang lain dan ia sendiri pun harum. Siapa yang
berkerja di bidang pendidikan, maka sesungguhnya ia telah memilih
pekerjaan yang terhormat dan yang sangat penting, maka hendaknya ia
memelihara adab dan sopan satun dalam tugasnya ini.d 
Penyair Syauki telah mengakui pula nilainya seorang guru dengan kata-kata
sebagai berikut: dBerdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan,
seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul.d 
Guru adalah bapak rohani bagi seorang murid, ialah yang memberikan
santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak, dan membimbingnya. Maka,
menghormati guru berarti penghargaan terhadap anak-anak kita, dengan guru
itulah, mereka hidup dan berkembang. 
Sesuai dengan ketinggian derajat dan martabat guru, tidak heran kalau para
ulama sangat menghormati guru-guru mereka. Cara mereka memperlihatkan
penghormatan terhadap gurunya antara lain sebagai berikut. 

1. Mereka rendah hati terhadap gurunya, meskipun ilmu sudah lebih


banyak ketimbang gurunya.
2. Mereka menaati setiap arahan serta bimbingan guru. Misalnya seorang
pasien yang tidak tahu apa-apa tentang penyakitnya dan hanya
mengikut arahan seorang dokter pakar yang mahir. 
3. Mereka juga senantiasa berkhidmat untuk guru-guru mereka dengan
mengharapkan balasan pahala serta kemuliaan di sisi Allah Swt. 
4. Mereka memandang guru dengan perasaan penuh hormat dan ta’³m
(memuliakan) serta memercayai kesempurnaan ilmunya. Ini lebih
membantu pelajar untuk memperoleh manfaat dari apa yang
disampaikan guru mereka. 

Berdasarkan uraian di atas, betapa pentingnya menghormati guru. Dengan


menghormati guru, kita akan mendapatkan berbagai keuntungan, antara lain
sebagai berikut. 

1. Ilmu yang kita peroleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita. 
2. Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikannya. 
3. Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi manfaat bagi orang lain. 
4. Akan selalu didoakan oleh guru. 
5. Akan membawa berkah, memudahkan urusan, dianugerahi nikmat yang
lebih dari Allah Swt. 
6. Seorang guru tidak selalu di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu
merupakan anugerah Allah Swt. akan memberikan anugerah-Nya
kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya.

Anda mungkin juga menyukai