Anda di halaman 1dari 12

Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.

Sc

7.1 Pengertian Inflitrasi

Inflitrasi adalah proses aliran air ( umumnya berasal dari curah hujan ) masuk ke
dalam tanah. Dengan kata lain inflitrasi adalah aliran air masuk ke dalam tanah sebagai
akiat gaya kapiler (gerakan air kearah lateral ) dan gravitasi (gerakan air kearah vertical).
Setelah lapisan tanah bagian atas jenuh kelebihan air tersebut dan mengalir ke tanah yang
lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dikenal sebagai proses perkolasi.
Perkolasi merupakan proses kelanjutan aliran air tersebut ke tanah yang lebih.Laju
maksimal gerakan air masuk kedalam tanah dinamakan kapasitas inflitasi. Kapasitas
inflitrasi terjadi ketika intensitas hujan melebihi kemampuan tanah dalam menyerap
kelembapan tanah. Sebaliknya , apabila intensitas hujan lebih kecil daripada kapasitas
inflitrasi, maka laju inflitrasi sama dengan laju curah hujan. Laju infitrasi umumya di
nyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah, yaitu millimeter per
jam (mm/jam ).
Air hujan yang mengalir masuk ke dalam tanah, dalam batas tertentu, bersifat
mengendalikan ketersediaan air untuk berlangsungnya proses evapotraspirasi. Air
inflitrasi yang tidak kembali lagi ke atmosfer melalaui proes evapotraspirasi akan
menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir ke sungai di sekitarnya(asdak chay,2001).
Daya infltrasi f adalah laju inflitrasi maksimum yang munginkan, yang ditentukan
oleh kondisi tanah dalam zona tidak jenuh, yang terletak di antara permukaan tanah
dengan permukaan air tanah. Untuk memperjelaskan arti f p dan p p .akan menghasilkan

daya infltrasi yang besar , tetapi daya perkolasi kcil, karena lapisan atasnya terdiri dari
lapisan kerikil yang mempuyai permibialitas tinggi dan lapisan bawah terdiri dari lapisan
tanah liat yang relative kedap air. Sedangkan yang akaan menghasilkan daya inflitrai

146
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc

yang kecil, tetapi daya perkolasi tinggi, karena lpaisan atasnya terdiri dari lapisan kedap
air dan lapisan bawahnya tiris.
Laju infltrasi sebenarnya f, laju infltrasi akan sama dengan intensitas hujan, bila laju
infltrasi tersebut lebih kecil dari daya inflitrasinya. Jadi f  f p danf  i

Laju perkolasi sebenarnya p, maka didapatkan p  p p danp  f , Karena disebabkan

oleh adanya pengisian kembali lengas tanah (soil musture ).


Kadar lengas tanah dapat diteliti dengan dua buah cara sebagai berikut :
1. Dengan mengambil contoh tanah, ditimbang di laboratorium , dikeringkan dalam
tungku (oven) kemudian di timbang lagi. Cara ini berifat merusakkan, artinya
tidak mungkin mengulangi pengamatan ditempa titik yang sama. Penolkaan
terhadap cara ini antara lain karena hasil ujinya bary dapat diketahui beberapa
waktu setela pengambilan contoh tanah, yaitu setelah dilakukan penimbangan dan
peneringan di laboratorium.
2. Dengan memakai neuron probe. Neutron probe terdiri atas ats sumber radium dan
detector. Yang di tempatkan dalam tanah, dengan memaki kabel.

Inflitrasi mempuyai arti penting terhadap beberapa hal berikut :


a. Proses limpasan ( Run off )
Daya inftrasi menentukan banyaknya air hujan yang dapat diserap e dalam tanah.
Makin besar daya infltrasi, perbedaan antara intensitas hujan dengan daya infltrasi menjai
makin kecil . Akibatnya limpasan makin kecil, sehingga debit puncaknya jug akan lebih
kecil.
b. Pengisian Legas tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah
Pengisian lengas tanah dan air tanah penting untuk tujuan pertanian. Pengisian
kembali lengas tanah sama dengan selisih antara inflitrasi dan perkolasi (jika ada ). Pada
permukaan air tanah yang berbtir tidak begitu besar , pengisian kembali lengas tanah ini
dapat pula diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah.
Faktor lainnya yang menetukan besarnya recharge adalah :
a. tinggi hujan tahunnan,
b. Distribusi tahunan hujan dan evaporasi sepanjang tahun
c. Intensitas hujan

147
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc

d. Kedalaman permukaan air tanah.


Faktor-Faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi ( fp)
a. Dalamnya genangan Diatas permukaan tanah ( surface detention ) dan tebal
lapisan jenuh
Laju inflitrasi e dalam tanha merupakan jumlah perkolasi dari air yang
memasuki tampungan (stroge) di atas permukaan air tanah. Pada permulaan musim
hujan, pada umunya tanah masih jauh dari jenuh, sehingga pengisian tampunagan akan
berjalan terus waktu yang lama
b. Kadar air dalam tanah
Jika pada saat hujan keadaan tanah asih sangat kering, maka didalam tanah akan
tejadi tariakan kapiler searah dengan gravitasi sehingga memberikan fp yang lebih tinggi.
Jika air mengalami perkolasi ke bawah, lapisan permukaan tanah akan terjadi setengah
jenuh , yang menyebabkan mengecilnya gaya – gay kapiler sehingga besarnya fp akan
menurun .
Jika sebelum turun hujan , permukaan tanahnya sudah lembab, fp akan lebih
rendah jika diandingkan dengan permukaan tanah yang semula kering.suatu tanah yang
berbutir halus yan dapat digolongkan sebagai koloid.
c. Pemanfaatan oleh curah hujan
Gaya pukulan butir – butir air hujan terhadap permukaan tanah akan mengurngi
daya inflitrasi. Akibat pukulan – pukulan tersebut butir – butir tanah yang lebih halus di
lapisan permukaan tanah akan terpencar dan masuk ke dalam ruang – ruang antara,
sehingga terjadi efek pemamfaatan. Permukaan tanah yang terdiri atas lapisn yang
bercampur tanah liat akan menjadi kedap air karena di mampaatkan oleh pukulan butir –
butir air hujan tersebut. Tetapi tanah pasiran (sandy soil) tanpa campuran bahan – bahan
lain tidak akan di pengaruhi oleh gaya pukulan buti – butir hujan itu. Pemampatan oleh
injakan orang atau binatang dan lalu-lintas kendaraan sangat menurunkan daya inflitrasi.
d. Tumbuhan- tumbuhan
Lindungan tumbuhan yang padat , misalnya seperti rerumputan atau hutan
cendrung untuk meningkatkan fp. Ini disebabkan oleh system akar –akar dan sisa – sisa
tanaman yang membusuk membentuk permukan empuk (spoge like surface ), binatang-
binatang dan seranggan pembuat liang membuka jalan ke dalam tanah, lindungan

148
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc

tumbuhan – tumbuhan menghindarkan permukaan tanah dari pkulan butir – butir hujan
dan dengan transpirasi tumbuhan – tumbuhan mengambil air dari dalam tanah sehingga
memberikan ruangan bagi proses inflitrasi.

e. Lain – lain
Rekahan – rekahan tanah akibat kekeringan akan menaikan daya inflitrasi pada
awal musim hujan. Sebaliknya udara yang terperangkap di antara butir – butir tanah dapat
pula mempengaruhi besarnya daya inflitrasi.

7.2 Besar dan Keragaman daya Inflitrasi Dalam Hubungan Dengan Waktu
Daya infltrasi tergantung kepada factor – factor berikut ini :
a. Adanya tumbuh – tumbuhan
b. Cara pengerjaan tanah
c. Kadar air
Akibat – akibat dari daya infltrasi menurun seama waktu hujan sebagi berikut :
a. Pemampaatan permukaan tanah oleh pukulan butiran – butiran air hujan
b. Mengembangnay tanah liat dan partikel – partikel humus oleh lembabnya tanah
c. Tersumbatnya udara dalam pori – pori tanah
Pada saat terjadi hujan yang terputus – putus dengan i  f p akan terjadi kenaikan

daya infltrasi pada setiap periode kering di antara waktu – waktu hujan tersebut. Bila
i  f p daya inflitrasinya aan menurun juga, meskipun tidak secepat bila i  f p . Ada

beberapa yang penelitian yang mengurai penurunan rumus f p bebrapa diantaranya yaitu :

a. HORTON
Rumus yang diturunkan berbentuk sebagi berikut :
f p  f c   f  f c e  kt

Rumus tersebtu berlaku untuk keadaan i  f p dengan cara yang mudah rumus

tersebut dapat diubah ke dalam bentuk yang dapat digunakna untuk keadaan
i  f p dengan F p yang merupakan luas bagian terasir

149
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc

Fp    f p  f c dt    f  f c o  e kt dt
 

t t

 f p  fc
f  f c  kt t 
= o e k
k

Pada saat t  t1 : f p1  f c  k Fp1

Pada saat t  t2 : f p 2  f c  k Fp 2

Dengan

Fp 2  Fp1  
t2

t1
f p1
 f c dt 
Jika i  f , i dapat diganti dengan f p

Fp 2  Fp1   1  fc dt
t2

t1

Jadi secara umum

F p 2  Fp1   1  f  fc dt  Fpl  t 2  f  f c t


t2 t
t 1

Dengan f sama dengan nilai terkecil di antara f p dan i

Sebagian daya inflitrasi di atas f c , yaitu f p  f c , sebanding dengan besarnya

F p , jadi f p  f c  kFpt , F p menjadi kecil jika dalam waktu t,  f  fc t mengecil , dengan f

Sama besar dengan laju infiltrasi sebenarya.

b. HOLTAN
Rumus yang diturunkan berbentuk sebagai berikut :
f p  fc  kFpn
Dengan n = 1,387
Pada i  f p , Fp mengecil dengan cara yang sama seperti yang diuraikan dalam rumus

HORTON.

c. PHILIP

150
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc

Rumus yang diturunkan sebagai berikut :


1
a 2 1
f p  fc    t  2
2
Dari rumus tersebut dapat diturunkan rumus berikut:
f p  f c  aF0  Fp 
1

Yang analog dengan rumus

Fp  Fo    f  f c dt
t

Dengan mengunakan rumus tersebut diatas haruslah diketahui terlebih dahulu k, a


dan F p Kesulitan yang ditemui pada saat menyelesaikannya adalah karena pada daerah

pengaliran terdapat banyak macam tanah. Selain itu , kehilangan – kehilangan (limpasan
permukaan = curah hujan – kehilngan )selama waktu hujan tidak hanya terdiri atas
infltrasi saja, tetapi juga disebabkan oleh intersepsi ( curah huja yang ditangkap oleh
daun – daun / dahan – dahan pohon dan tanam- tanaman) dan tampungan di cekungan
(depression storage).

d. Kostiyakov
Model Kostiyakov menggunakan pendekatan fungsi power, dengan tidak memasukkan
kadar air awal dan kadar air akhir (saat laju infiltrasi tetap) sebagai komponen fungsi.

F = atb , 0 < b <1


dF
f  abtb1
dt
Dimana, a dan b adalah konstanta. Konstanta a dan b tergantung pada
karakteristik tanah dan kadar air tanah awal. Konstanta ini tidak bisa ditentukan
sebelumnya, dan biasanya ditentukan dengan penarikan sebuah garis lurus pada kertas
grafik untuk data empiris atau dengan menggunakan metode pangkat terkecil. Karena
kesederhaaannya, metode ini sering diterapkan pada irigasi permukaan.

7.3 Pengukuran Daya Infltrasi

151
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc

Daya infltrasi dapat diukur dengan cara :


1. Dengan infiltrometer
Infiltrometer dalam bentuknya yang paling sederhana terdiri atas tabung baja yang
ditekan ke dalam tanah. Permukaan tanah di dalam tabung diisi air . Tinggi air dalam
tabung tersebut, harus diukur . Makin kecil diameter tabung makin kecil besar gangguan
akibat aliran ke samping di bawah tabung. Efek aliran ke samping ini sebagian dapat
dihilangkan dengan memasang tabung konsentrik di luar nya, dan ke dalam kedua tabung
tersebut diisi air.
Dengan cra ini daya inflitrasi dapat dihitung dari banyaknya air yang ditambahkan,
ke dalam tabung sebelah dalam per satuan waktu.
2. Dengan Testplot
Pengukuran daya infltrasi dengan infiltrometer hanya dapat dilakukan terhadap
luasan yang kecil saja, sehingga sukar untuk menambil kesimpulan terhadap besarnya
daya infiltrasi bagi daerah yang lebih luas.
Untuk mengatasi hal ini dipillih tanah datar yang di kelilingi tanggul dan digenangi
air. Daya inflitrasinya didapat dari banyaknya air yang ditambahkan agar permukaan
airnya konstan. Jadi testplot ini sebenarnya adalah infiltrometer yang berskala besar.
Baik infiltrometer maupun testplot masih dianggap gagal dalam menirukan inflitrasi
akibat adanya hujan. Namun apa yang didapatkan dari pengukuran ini dapat dipakai
sebagai perbandingan.
3. Dengan Lysimeter
Lysimeter berupa tangki beton yang ditanam dalam tanah, diisi tanah dan
tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi denagn fasilitas drainage dan
pemberian air.
Dengan persamaan neraca air (waterbalance ):
Pl  D E S
Keterangan :
l = pemberian (supply ) air
D = air yang dikeluarkan (drainage )
E = Penguapan ( evapotraspirasi )
S = tampungan air dalam tanah

152
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc

4. Test Penyiraman ( springkling Test)


Di atas sebidang tanah dengan luas beberapa pulh meter persegi, diberikan
hujan tiruan dengan intensitas yang diketahui dengan konstan sebesar i  f p . Permukaan

tanahnya agak miring, sehingga limpasan permukaan sebesar i  f p dapat mengalir di ats

permukaan tanah dan dapat diukur. Besarnya I,q, dan f p dinyatakan dalam mm/jam. Jika

I, q dan f p diplot diatas kertas grafik sebagai fungsi waktu , maka didaapat setelah

berjalan beberapa lama, I dan q menjadi hamper konstan, ini berarti bahwa f c sudah
hamper tercapai. Setelah penyiraman dihentikan, limpasan masih berjalan sebentar
meskipun dengan intensitas yang mengecil. Ini disebabkan oleh menipisnya lapisan air
diatas permukaan tanah, yang merupakan pelepasan tampungan air diatas permukaan.
Selama pelepasan tampungan infiltrasi masih ada. dianggap bahwa infiltrasi F
menurun dengan cara yang sama dengan debit q. Dengan lain kata berarti bahwa pada
permulaan experiment telah terbentuk tumpangan sebesar volume total dari limpasan dan
infiltrasi setelah hujan tiruan di hentikan. Laju perubahan tumpangan-tumpangan di
perlihatkan oleh ordinat-ordinat dalam bagian terarsir pada gambar 4.17. dengan
perkiraan yang tepat terhadap besarnya tumpangan tersebut, dpat di tentukan garis fp di
atas hidrograf q.
Pada saat t  t,  f p + q. Untuk mendapatkan fp, D = f(q) harus dicari terlebih

dahulu.
Pada saat t >tovolume air yang berada dalam tampungan.
D=   f  q dt
tc

tc

f f
Dianggap bahwa  c sehingga
q qc
te  f 
D=  q1  c dt
tc
 qc 
 f  te
D= 1  c   qdt
 qc  t c
atau D= f q 
dari uraian di atas dapat pula di tambahkan lengkung

153
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc

P=  idt dan Q =  qdt


t t

0 o

Dengan P dan Q diukur dalam mm. Besarnya volume infiltrasi dapat dicari dari
persamaan berikut ini ;
F= P-Q-D (4-10)
Atau F+D = P + Q (4-11)

5. Dari Hubungan Curah Hujan Dengan Limpasan Dalam Daerah Pengaliran kecil.
Pada kenyataannay, adalah lebih sulit bagi kita untuk mendapatkan penurunan
kehilangan hanya dari daya infiltrasi saja, dibandin gan dengan mendapatkan gabungan
dari semua kehilangan.Yang jauh lebih sulit lagi adaah kalau kita harus memperkirakan
besarnya tampungan di dalam daerah penyiraman ( sprinkling area ) yang relatif lebih
kecil sehingan analisis penurun akibat gabungan dari semua kehingan menjadi lebih sulit.
Suatu hasil definitif dapat diperoleh hanya dari tinggi total seluruh kehilangan ,
Tinggi ini dibagi oleh durasi hujan, yang sama dengan intensits kehilangan rata – rata ,
yang dinamakan   indeks .  Indeks adalah intensitas kehilangan yang terbagi rata,
yang harus dikurangkan dari intensitas hujan agar didapatkan limpasan permukaan (
limpasan langsung = direct run off) akibat hujan netto benar – benar terjadi. Dalam
daerah pengaliran yang lebih besar , cara   indeks ini sulit untuk diterpkan karena
distribusi kehilangan hujan yang tidak merata di atas daerah pengaliran di tambah lagi
dengan distribusi kehilangannya yang jauh tidak merata.

7.4 Proses terjadinya Inflitrasi


Proses mengalirnya air hujan ke dalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya
gravitasi dan gaya kapiler tanah . Laju air inflitrasi yang di pengaruhi oleh gaya gravitasi,
air hujan mengalir vertical ke dalam tanah melalui profil tanah.
Mekanisme inflitrasi melibatkan tiga proses yang tidak salinng mempengaruhi :
1. Proses masuknya air hujan melalui pori – pori permukaan tanah.
2. Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah.

154
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc

3. Pros mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah , samping , dan atas ).
Meskipun tidak saling mempengaruhi secara langsung , ketiga proses tersebut di
atas saling terkait.
Dari uraian diatas menunjukan bahwa besarnya laju inflitrasi pada permukaan
tanah tidak bervegetasi tidak akan pernah melebihi laju intensitas hujan.

7.5 Faktor – faktor penentu Inflitrasi


Faktor – factor yang mempengaruhi proses inflitrasi antara lain :
1. Tekstur dan stuktrur tanah.
2. Persediaan air awal (kelembapan awal )
3. kegiatan biologi dan unsur organik
4. Jenis dan kedalaman seresah
5. tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya.
Laju inflitrasi ditentukan oleh :
1. Jumlah air yang tersedia di permuaan tanah.
2. Sifat permukaan tanah
3. Kemampuan tanah untuk mengosokan air diatas permukaan tanah.

7.6 Pengukuran Infltrasi


Ada tiga cara untuk menentukan besarnya infltrasi (Knapp, 1978 ), yakni :
1. Menentukan beda volume air hujan buatan dengan volume air latian pada
percobaan labotarium mengunakan simulasi hujan buatan.
2. Menggunakan alat infltrometer.
3. Teknik pemisahan hidrograf aliran dari data aliran air hujan.

155
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc

(a)

(b)

Gambar.
a. Single Ring infiltrometer
b. Double Ring infiltrometer

156
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc

7.1 Pengertian Inflitrasi ........................................................................................... 146


7.2 Besar dan Keragaman daya Inflitrasi Dalam Hubungan Dengan Waktu ... 149
7.3 Pengukuran Daya Infltrasi............................................................................... 151
7.4 Proses terjadinya Inflitrasi................................................................................ 154
7.5 Faktor – faktor penentu Inflitrasi .................................................................... 155
7.6 Pengukuran Infltrasi ......................................................................................... 155

157

Anda mungkin juga menyukai