Hidrologi Infiltrasi
Hidrologi Infiltrasi
Sc
Inflitrasi adalah proses aliran air ( umumnya berasal dari curah hujan ) masuk ke
dalam tanah. Dengan kata lain inflitrasi adalah aliran air masuk ke dalam tanah sebagai
akiat gaya kapiler (gerakan air kearah lateral ) dan gravitasi (gerakan air kearah vertical).
Setelah lapisan tanah bagian atas jenuh kelebihan air tersebut dan mengalir ke tanah yang
lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dikenal sebagai proses perkolasi.
Perkolasi merupakan proses kelanjutan aliran air tersebut ke tanah yang lebih.Laju
maksimal gerakan air masuk kedalam tanah dinamakan kapasitas inflitasi. Kapasitas
inflitrasi terjadi ketika intensitas hujan melebihi kemampuan tanah dalam menyerap
kelembapan tanah. Sebaliknya , apabila intensitas hujan lebih kecil daripada kapasitas
inflitrasi, maka laju inflitrasi sama dengan laju curah hujan. Laju infitrasi umumya di
nyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah, yaitu millimeter per
jam (mm/jam ).
Air hujan yang mengalir masuk ke dalam tanah, dalam batas tertentu, bersifat
mengendalikan ketersediaan air untuk berlangsungnya proses evapotraspirasi. Air
inflitrasi yang tidak kembali lagi ke atmosfer melalaui proes evapotraspirasi akan
menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir ke sungai di sekitarnya(asdak chay,2001).
Daya infltrasi f adalah laju inflitrasi maksimum yang munginkan, yang ditentukan
oleh kondisi tanah dalam zona tidak jenuh, yang terletak di antara permukaan tanah
dengan permukaan air tanah. Untuk memperjelaskan arti f p dan p p .akan menghasilkan
daya infltrasi yang besar , tetapi daya perkolasi kcil, karena lapisan atasnya terdiri dari
lapisan kerikil yang mempuyai permibialitas tinggi dan lapisan bawah terdiri dari lapisan
tanah liat yang relative kedap air. Sedangkan yang akaan menghasilkan daya inflitrai
146
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc
yang kecil, tetapi daya perkolasi tinggi, karena lpaisan atasnya terdiri dari lapisan kedap
air dan lapisan bawahnya tiris.
Laju infltrasi sebenarnya f, laju infltrasi akan sama dengan intensitas hujan, bila laju
infltrasi tersebut lebih kecil dari daya inflitrasinya. Jadi f f p danf i
147
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc
148
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc
tumbuhan – tumbuhan menghindarkan permukaan tanah dari pkulan butir – butir hujan
dan dengan transpirasi tumbuhan – tumbuhan mengambil air dari dalam tanah sehingga
memberikan ruangan bagi proses inflitrasi.
e. Lain – lain
Rekahan – rekahan tanah akibat kekeringan akan menaikan daya inflitrasi pada
awal musim hujan. Sebaliknya udara yang terperangkap di antara butir – butir tanah dapat
pula mempengaruhi besarnya daya inflitrasi.
7.2 Besar dan Keragaman daya Inflitrasi Dalam Hubungan Dengan Waktu
Daya infltrasi tergantung kepada factor – factor berikut ini :
a. Adanya tumbuh – tumbuhan
b. Cara pengerjaan tanah
c. Kadar air
Akibat – akibat dari daya infltrasi menurun seama waktu hujan sebagi berikut :
a. Pemampaatan permukaan tanah oleh pukulan butiran – butiran air hujan
b. Mengembangnay tanah liat dan partikel – partikel humus oleh lembabnya tanah
c. Tersumbatnya udara dalam pori – pori tanah
Pada saat terjadi hujan yang terputus – putus dengan i f p akan terjadi kenaikan
daya infltrasi pada setiap periode kering di antara waktu – waktu hujan tersebut. Bila
i f p daya inflitrasinya aan menurun juga, meskipun tidak secepat bila i f p . Ada
beberapa yang penelitian yang mengurai penurunan rumus f p bebrapa diantaranya yaitu :
a. HORTON
Rumus yang diturunkan berbentuk sebagi berikut :
f p f c f f c e kt
Rumus tersebtu berlaku untuk keadaan i f p dengan cara yang mudah rumus
tersebut dapat diubah ke dalam bentuk yang dapat digunakna untuk keadaan
i f p dengan F p yang merupakan luas bagian terasir
149
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc
Fp f p f c dt f f c o e kt dt
t t
f p fc
f f c kt t
= o e k
k
Pada saat t t2 : f p 2 f c k Fp 2
Dengan
Fp 2 Fp1
t2
t1
f p1
f c dt
Jika i f , i dapat diganti dengan f p
Fp 2 Fp1 1 fc dt
t2
t1
b. HOLTAN
Rumus yang diturunkan berbentuk sebagai berikut :
f p fc kFpn
Dengan n = 1,387
Pada i f p , Fp mengecil dengan cara yang sama seperti yang diuraikan dalam rumus
HORTON.
c. PHILIP
150
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc
Fp Fo f f c dt
t
pengaliran terdapat banyak macam tanah. Selain itu , kehilangan – kehilangan (limpasan
permukaan = curah hujan – kehilngan )selama waktu hujan tidak hanya terdiri atas
infltrasi saja, tetapi juga disebabkan oleh intersepsi ( curah huja yang ditangkap oleh
daun – daun / dahan – dahan pohon dan tanam- tanaman) dan tampungan di cekungan
(depression storage).
d. Kostiyakov
Model Kostiyakov menggunakan pendekatan fungsi power, dengan tidak memasukkan
kadar air awal dan kadar air akhir (saat laju infiltrasi tetap) sebagai komponen fungsi.
151
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc
152
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc
tanahnya agak miring, sehingga limpasan permukaan sebesar i f p dapat mengalir di ats
permukaan tanah dan dapat diukur. Besarnya I,q, dan f p dinyatakan dalam mm/jam. Jika
I, q dan f p diplot diatas kertas grafik sebagai fungsi waktu , maka didaapat setelah
berjalan beberapa lama, I dan q menjadi hamper konstan, ini berarti bahwa f c sudah
hamper tercapai. Setelah penyiraman dihentikan, limpasan masih berjalan sebentar
meskipun dengan intensitas yang mengecil. Ini disebabkan oleh menipisnya lapisan air
diatas permukaan tanah, yang merupakan pelepasan tampungan air diatas permukaan.
Selama pelepasan tampungan infiltrasi masih ada. dianggap bahwa infiltrasi F
menurun dengan cara yang sama dengan debit q. Dengan lain kata berarti bahwa pada
permulaan experiment telah terbentuk tumpangan sebesar volume total dari limpasan dan
infiltrasi setelah hujan tiruan di hentikan. Laju perubahan tumpangan-tumpangan di
perlihatkan oleh ordinat-ordinat dalam bagian terarsir pada gambar 4.17. dengan
perkiraan yang tepat terhadap besarnya tumpangan tersebut, dpat di tentukan garis fp di
atas hidrograf q.
Pada saat t t, f p + q. Untuk mendapatkan fp, D = f(q) harus dicari terlebih
dahulu.
Pada saat t >tovolume air yang berada dalam tampungan.
D= f q dt
tc
tc
f f
Dianggap bahwa c sehingga
q qc
te f
D= q1 c dt
tc
qc
f te
D= 1 c qdt
qc t c
atau D= f q
dari uraian di atas dapat pula di tambahkan lengkung
153
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc
0 o
Dengan P dan Q diukur dalam mm. Besarnya volume infiltrasi dapat dicari dari
persamaan berikut ini ;
F= P-Q-D (4-10)
Atau F+D = P + Q (4-11)
5. Dari Hubungan Curah Hujan Dengan Limpasan Dalam Daerah Pengaliran kecil.
Pada kenyataannay, adalah lebih sulit bagi kita untuk mendapatkan penurunan
kehilangan hanya dari daya infiltrasi saja, dibandin gan dengan mendapatkan gabungan
dari semua kehilangan.Yang jauh lebih sulit lagi adaah kalau kita harus memperkirakan
besarnya tampungan di dalam daerah penyiraman ( sprinkling area ) yang relatif lebih
kecil sehingan analisis penurun akibat gabungan dari semua kehingan menjadi lebih sulit.
Suatu hasil definitif dapat diperoleh hanya dari tinggi total seluruh kehilangan ,
Tinggi ini dibagi oleh durasi hujan, yang sama dengan intensits kehilangan rata – rata ,
yang dinamakan indeks . Indeks adalah intensitas kehilangan yang terbagi rata,
yang harus dikurangkan dari intensitas hujan agar didapatkan limpasan permukaan (
limpasan langsung = direct run off) akibat hujan netto benar – benar terjadi. Dalam
daerah pengaliran yang lebih besar , cara indeks ini sulit untuk diterpkan karena
distribusi kehilangan hujan yang tidak merata di atas daerah pengaliran di tambah lagi
dengan distribusi kehilangannya yang jauh tidak merata.
154
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc
3. Pros mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah , samping , dan atas ).
Meskipun tidak saling mempengaruhi secara langsung , ketiga proses tersebut di
atas saling terkait.
Dari uraian diatas menunjukan bahwa besarnya laju inflitrasi pada permukaan
tanah tidak bervegetasi tidak akan pernah melebihi laju intensitas hujan.
155
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc
(a)
(b)
Gambar.
a. Single Ring infiltrometer
b. Double Ring infiltrometer
156
Hidrologi – Dr. Ir. Syahrul, M.Sc
157