Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan yang sangat besar
baik dari segi kuantitas maupun keanekaragamannya. Potensi lestari (maximum
sustainable yield/MSY) sumber daya perikanan tangkap diperkirakan sebesar 6,4
juta ton per tahun. Sedangkan potensi yang dapat dimanfaatkan (allowable
catch) sebesar 80% dari MSY yaitu 5,12 juta ton per tahun. Namun demikian,
telah terjadi ketidakseimbangan tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan
antar kawasan dan antar jenis sumber daya. Di sebagian wilayah telah terjadi
gejala tangkap lebih (over fishing) seperti di Laut Jawa dan Selat Malaka,
sedangkan di sebagian besar wilayah timur tingkat pemanfaatannya masih di
bawah potensi lestari (Adisanjaya, 2009).
The American Marketing Association mendefinisikan Marketing
(management) sebagai “the process of planning and executing the conception,
pricing, promotion, and distribution of ideas, goods, and services to create
exchanges that satisfy individual and organizational objectives. Proses
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan
pendistribusian gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
mampu memenuhi tujuan individu dan organisasi. Pertukaran dalam konteks ini
dimaksudkan sebagai sebuah proses dimana dua atau lebih pihak saling
mempertukarkan sesuatu yang memiliki nilai sehingga pada akhirnya mereka
merasa lebih baik setelah melakukan proses ini. Philip Kotler sendiri
mendefiniskan marketing management sebagai “the art and science of choosing
target markets and getting, keeping, and growing customers through creating,
delivering, and communicating superior customer values”. (Seni dan ilmu di
dalam memilih pasar sasaran dan mendapatkan, memelihara dan
mengembangkan para pelanggan melalui proses penciptaan, penyampaian dan
pengkomunikasian nilai pelanggan yang lebih baik (Darmawan, 2012).
Potensi sumberdaya perikanan Indonesia yang sangat besar harus
didukung oleh suatu sistem pemasaran yang tepat. Pemasaran hasil perikanan
ditujukan untuk membangun sebuah sistem dinamis dimana produk-produk
perikanan Indonesia didorong untuk mencapai potensi terbesarnya. Melalui
pemasaran hasil perikanan, diharapkan produk perikanan akan mampu
menjangkau seluruh masyarakat terlebih untuk merambah ke dunia ekspor.

1
Untuk itu, penguasaan ilmu perikanan dan penerapan ilmu pemasaran menjadi
perlu untuk dilaksanakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan strategi pemasaran ?
2. Apakah yang dimaksud dengan bauran pemasaran ?
3. Bagaimanakah penerapan efisiensi pemasaran yang baik ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari laporan praktikum mata kuliah Pemasaran Hasil Perikanan ini
adalah untuk menjelaskan :
1. Strategi pemasaran
2. Bauran pemasaran
3. Aplikasi efisiensi pemasaran yang baik
1.4 Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Pemasaran Hasil Perikanan dilaksanakan pada
tanggal 18 April 2016 sampai 27 April 2016 bertempat di Jalan Tata Surya 1,
Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran


Pasar merupakan tempat dimana para pembeli dan dan penjual saling
tawar menawar untuk menentukan harga berbagai jenis barang. Dalam analisis
ekonomi, pengertian pasar tidak terbatas kepada suatu tempat tertentu tetapi
meliputi suatu daerah, negara, dan bahkan dunia internasional. Pasar untuk ikan
dan beras, misalnya, bukanlah dimaksudkan sebagai tempat jual beli ikan atau
beras di suatu wilayah tertentu tetapimeliputi interaksi di antara produsen-
produsen dan para pembeli ikan atau beras di seluruh pelosok dunia. Pasar di
mana para pembeli dan para penjual melakukan interaksi dapat dibedakan
dalam dua jenis: pasar barang dan pasar faktor. Pasar barang merupakan
tempat dimana para pembeli dan penjual dari suatu barang atau jasa melakukan
interaksi untuk menentukan harga atau jasa yang diperjualbelikan. Sedangkan
pasar faktor merupakan tempat dimana para pengusaha (pembeli faktor-faktor
produksi) mengadakan interaksi dengan para pemilik faktor produksi untuk
menentukan harga (pendapatan) dan jumlah faktor-faktor produksi yang akan
digunakan dalam menghasilkn barang-barang dan jasa-jasa yang diminta
masyarakat (Sukirno, 2005).
Pasar adalah institusi yang memungkinkan terjadinya pertukaran melalui
tawar-menawar atau pelelangan. Institusi ini memainkan peran krusial dalam
mengalokasikan sumber daya dan mendistribusikan penghasilan di hampir
semua perekonomian, serta membantu menentukan distribusi pengaruh politik,
sosial dan intelektual (Kuper, 2000).
Pemasaran atau marketing merupakan salah satu faktor dalam perusahaan
untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pada perusahaan-perusahaan
yang dikelola dengan baik, bagian pemasaran menduduki bagian yang penting
dibanding fungsi yang lain di perusahaan. Pemasaran meliputi semua kegiatan
yang berhubungan dengan kegiatan untuk menggerakan barang dan jasa utnuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan keputusan
yang baik dari pesaing (Arif, 2011).
Pasar adalah suatu tempat dina disana ada penjual dan pembeli serta ada
transaksi. Pada praktikum yang kita lakukan kami menggunakan kategori pasar
konsumen yang merujuk pada individu-individu yang membeli produk

3
perusahaan untuk dikonsumsi sendiri.Kami memasarkan produk kami kepada
konsumen secara individu atau secara langsung kepada konsumen.Sehingga
diharapkan dengan konsep tersebut dapat memuaskan konsumen karena
konsumen mengetahui secara langsung produk yang kita tawarkan.
Pemasaran merupakan salah satu faktor dalam perusahaan untuk
membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pemasaran meliputi semua kegiatan
yang berhubungan dengan kegiatan menggerakan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan keputusan
yang baik dari pesaing

2.2 Permintaan dan Penawaran


Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada
berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Hukum permintaan (the
low of demand) adalah jika harga barang naik, maka jumlah barang yang diminta
turun begitu terjadi sebaliknya. Permintaan ada dua, yaitu permintaan individu
adalah permintaan sejumlah barang oleh knsumen pada berbagai tingkat harga
barang. Sedangkan permintaan pasar adalah penjumlahan dari permintaan-
permintaan individu, dengan kata lain: kumpulan dari permintaan-permintaan
individual membentuk permintaan pasar. Sedangkan, Penawaran adalah jumlah
barang yang ditawarkan (dijual) pada berbagai tingkat harga selama periode
tertentu. Hukum penawaran (the law of supply) adalah jika harga naik, maka
jumlah barang yang ditawarkan naik. Hal ini berlaku untuk barang normal.
Berkaitan dengan harga barang, analisis lebih lanjut; bahwa perubahan pada
kurva penawaran disebabkan karena adanya perubahan jumlah barang yang
ditawarkan (Masyhudi, 2007).
Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply)
yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga
dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada
permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu
sama lain. Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada
suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah
sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu
tertentu. Contoh permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang bertindak
sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran.
Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat

4
terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari tawar-menawar
yang alot (Godam, 2009).
Menurut Samuelson dan Nordhaus (2003), perubahan penawaran juga
terjadi disebabkan oleh biaya produksi yang ditentukan oleh biaya-biaya input
dan kemajuan teknologi. Kapal-kapal perikanan sekarang sudah dilengkapi
dengan peralatan tangkap teknologi yang maju, maka permintaan akan ikan juga
dapat dipenuhi. Selain itu kemajuan teknologi dalam penyimpanan ikan seperti
cold strorage yang sudah tersedia dalam kapal juga dapat mempengaruhi
permintaan dan penawaran terhadap ikan. Harga-harga input meliputi tenaga
kerja, energy atau mesin jelas mempunyai pengaruh sangat kuat terhadap biaya
untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu.
Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan
kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain. Permintaan adalah
sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan
pada suatu harga dan waktu tertentu. Contoh permintaan adalah di pasar
kebayoran lama yang bertindak sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan
penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual
maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang
mungkin hasil dari tawar-menawar yang alot.

2.3 Segmentasi Pasar


Menurut Lupiyoadi (2004), segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi
kelompok pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau
tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda.
Menurut Rismiati dan Suratno (2001:90) dalam Aprizal (2012), segmentasi
pasar adalah usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli
menurut jenis-jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran
tersendiri.
Segmentasi pasar adalah bahwa konsumen mempunyai perbedaan
kebutuhan dalam setiap produk dan oleh karenanya konsumen akan
memberikan reaksi yang berbeda untuk setiap produk yang ditawarkan
kepadanya. Dalam banyak kasus perusahaan dapat memperoleh manfaat
maksimum dengan mengembangkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan

5
segmen pasar tertentu di banding dengan memperkenalkan satu jenis produk
untuk konsumsi masal.

2.4 Perilaku Konsumen


Menurut Hakim (2005), Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu,
kelompok atau organisasi dan proses dimana mereka menyeleksi, menggunakan
dan membuang produk, layanan, pengalaman atau ide untuk memuaskan
kebutuhan dan dampak dari proses tersebut pada konsumen dan masyarakat.
Dalam Marwan Asri (1991 : 3) James F. Engel memberikan pengertian
perilaku konsumen yang antara lain disebutkan perilaku konsumen adalah
kegiatan – kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan
dan mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan
keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut.
Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan
keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-
barang dan jasa.

2.5 Lembaga dan Saluran Pemasaran


Menurut Lubis (2010), saluran pemasaran dapat berbentuk sederhana dan
dapat pula rumit sekali. Hal tersebut tergantung pada macam komoditi lembaga
pemasaran dan sistem pasar. Sistem pasar yang monopoli memiliki saluran
pemasaran yang relatif sederhana dibanding sistem pasar yang lain. Barang
yang lebih cepat ke tangan konsumen biasanya mempunyai saluran pemasaran
yang relatif sederhana.
Menurut Basuswastha (1998), saluran pemasaran (marketing channels)
merupakan sekelompok organisasi yang saling bergantung, mempunyai beragam
fungsi serta terlibat dalam pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk
digunakan atau dikonsumsi. Sebagian besar produsen membutuhkan saluran
pemasaran guna menjual produk atau jasanya sampai ke pengguna akhir.
Sistem saluran pemasaran (marketing channel system) merupakan sekelompok
saluran pemasaran tertentu yang digunakan oleh sebuah perusahaan dan
keputusan tentang system ini merupakan salah satu keputusan terpenting yang
dihadapi manajemen. Peran utama saluran pemasaran adalah mengubah

6
pembeli potensial menjadi pelanggan yang menguntungkan, tidak hanya
melayani pasar namun harus membentuk pasar.
Menurut Nitisemito (1993), saluran distribusi adalah lembaga-lembaga
distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk
menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke
konsumen.
Lembaga pemasaran merupakan lembaga-lembaga distributot yang
mempunyai andil dalam kegiatan penyaluran barang atau jasa dari produsen ke
konsumen.
Saluran pemasaran yaitu, untuk menyalurkan produk dari perusahaan dapat
memilih cara penyaluran barang/jasa baik secara langsung maupun tidak
langsung mengharuskan perusahaan untuk menjual produknya kepada
konsumen akhir (misalnya dengan cara mengirim tenaga penjual atau membuka
toko untuk menjual produk dari perusahaannya). Sedangkan penyaluran secara
tidak langsung menghendaki adanya perantara yaitu para pedagang besar,
agen, atau pengecer.

2.6 Strategi dan Bauran Pemasaran


Menurut Stanton (1978), bauran pemasaran (marketing mix) adalah
kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan sistem
distribusi.
Menurut Fandy Tjiptono (2004), bauran pemasaran merupakan seperangkat
alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik barang/jasa
yangditawarkan kepada pelanggan.
Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen
pasar yang di jadikan target oleh perusahaan. Definisi strategi pemasaran adalah
sebagai berikut: “strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang digunakan
oleh perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan
perusahaan” (Kotler, 2001)
Menurut Radiosunu (2001), strategi pemasaran didasarkan ataslima konsep
strategi berikut:
a. Segmentasi pasar
Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai
kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang berbeda-beda.

7
Perusahaan tak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli.
Karena itu perusahaan harus mengkelompok-kelompokkan pasar yang
bersifat heterogen ke dalam satua-satuan pasar yang bersifat homogeny
b. Market positioning
Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar keseluruhan. Maka
prinsip strategi pemasaran kedua adalah memilih pola spesifik pemusatan
pasar yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada
perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan kata lain
perusahaan harus memilih segmen pasar yang dapat menghasilkan
penjualan dan laba yang paling besar.
c. Targeting
Targeting adalah strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan
sasaran penjualan.
d. Marketing mix strategy
Kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen. Variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi pembeli adalah variabel-variabel yang berhubungan
dengan product, place, promotion dan price (4P).
e. Timing strategy
Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk merupakan hal
kesempatan baik. Terlebih dulu harus dilakukan persiapan baik produksi.
Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau
segmen pasar yang di jadikan target oleh perusahaan. Definisi strategi
pemasaran adalah sebagai berikut: “strategi pemasaran adalah logika
pemasaran yang digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar unit
bisnis dapat mencapai tujuan perusahaan.
Bauran pemasaran merupakan perangkat alat yang dapat digunakan
pemasar untuk membentuk karakteristik barang/jasa yang ditawarkan kepada
pelanggan. Dari bauran pemasaran, produk yang dihasilkan akan memiliki daya
tarik dan mempunyai strategi yang tepat dalam kegiatan pemasaran.

2.7 Fungsi dan Biaya Pemasaran


Fungsi pemasaran dapat dibagi menjadi 3 yaitu Exchange Functions yang
terdiri dari selling dan buying, lalu Physical Functions yakni storage,
transportation, dan processing. Lalu yang terakhir Facilitating yang terdiri dari

8
Standarisation, Financing, Risk bearing, dan market intelligence.Sedangkan
Biaya pemasaran adalah meliputi semua biaya yang terjadi sejak saat produk
selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang dan sampai pada saat produk
tersebut diubah kembali dalam bentuk tunai.Biaya pemasaran adalah biaya-biaya
yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan dan melayani produk atau
jasa (Setyawan, 2014).
Fungsi pemasaran bertujuan untuk mengubah produk/menciptakan
utilitas produk berdasarkan bentuk (form), waktu (time), tempat (place), dan
kepemilikan (possession). Sedangkan fungsi pemasaran yang kami lakukan
yairtu mengubah produk berdasarkan bentuk. Yaitu mulai dari produk segar
(Ikan) menjadi produk olahan seperti bakso ikan, nugget ikan, dan yang lainnya.
Biaya pemasaran merupakan biaya yang dikeluarkan mulai dari produk
selesai di produksi, didistribusikan hingga produk tersebut sampai di konsumen.
Total pengeluaran biaya ini disebut biaya pemasaran.

2.8 Margin Pemasaran


Margin pemasaran adalah selisih antara harga yang diterima produsen
dengan yang dikerjakan oleh konsumen. Analisa margin pemasaran menyangkut
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lembaga yang terlibat dalam sistim pemasaran
kopra dalam proses penyampaian dari produsen ke konsumen dan keuntungan
yang diperoleh dari kegiatan pemasaran tersebut (Drakel, 2010).
Menurut Hanafie (2010: 209), menyatakan bahwa marjin pemasaran
(Marketing margin) adalah harga yang dibiayai oleh konsumen dikurangi harga
yang diterima oleh produsen. Tinggi rendahnya marjin pemasaran dipakai untuk
mengukur efisiensi sistem pemasaran (tergantung dari fungsi pemasaran yang
dijalankan). Semakin besar marjin pemasaran maka makin tidak efisien sistem
pemasaran tersebut. Misalnya, harga gula tebu yang dibayar konsumen sebesar
Rp 5.900,- (64,10%) per kilogram, produsen menerima (farmer’s share) sebesar
4.500,- (64,10%) per kilogram, marjin pemasaran adalah Rp 1.400,- (35,89%).
Sementara fungsi yang dijalankannya adalah penyimpanan, pemeliharaan, dan
distribusi, yaitu menaikkan kegunaan tempat dan waktu. Dari besarnya marjin
pemasaran ini, dapat disimpulkan apakah sistem pemasaran gula efisien atau
tidak.

9
Menurut Rasyaf (1995) dalam Rasuli et.al.,(2007), data yang diperoleh
dianalisa secara deskritif, ditabulasi, dan dianalisa secara kuantitatif dengan
menghitung margin pemasaran dengan menggunakan rumus :
M = He – Hp
Keterangan :
M = Margin pemasaran
Hp = Harga pada produsen
He = Harga eceran
Margin pemasaran dapat diartikan yakni perbedaan harga yang dibayar di
tingkat produsen dan yang dibayar di tingkat konsumen.Atau perbedaan harga
yang dibayarkan kosnumen dan harga yang diterima oleh produsen. Sedangkan
tujuan menghitung marjin pemasaran itu sendiri yaitu membandingkan harga
pada berbagai level pemasaran yang berbeda.

2.9 Keuntungan
Menurut Rachmawati (2011), Analisa pendapatan usaha perikanan
menurut Lisey (1995) , konsep pendapatan usaha pendapatan adalah sebagai
berikut :
µ = TR – TC

Dengan kriteria usaha sebagai berikut :


Penerimaan totral > biaya total ; usaha mengntungkan
Penerimaan Total = Biaya Total ; usaha Impas
Penerimaan Total < Biaya Total ;saha Merugikan
Rasio Keuntungan terhadap biaya pemasaran merupakan besarnya
keuntungan yang di terima lembaga pemasaran sebagai imbalan atas
pemasaran yang dikeluarkan.Keuntungan sendiri merupakan tujuan utama dari
prinsip penjualan.Namun berbeda dengan pemasaran karena pemasaran lebih
menekankan ke kepuasan konsumen.=

2.10 Efisiensi Pemasaran


Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006:100) dalam Purwanto (2011),
efisiensi pemasaran secara teknis adalah upaya pengendalian fisik produk
dengan tujuan mengurangi kerusakan produk, mencegah merosotnya mutu
produk, dan menghemat tenaga kerja sehingga mengakibatkan pengurangan

10
biaya pemasaran. Efesiensi ekonomis bertujuan penggunaan biaya yang
serendah mungkin untuk memperoleh keuntungan.
Pemasaran dapat dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil-
hasil dari produsen ke konsumen dengan biaya yang serendah-rendahnya, dan
mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar
konsumen akhir dari semua pihak yang ikut serta didalam seluruh kegiatan
produksi dan pemasaran barang tersebut (Martodireso, 2002 dalam Rosmawati,
2011).
Menurut Rasuli et.al.,(2007), untuk mengetahui efisiensi pemasaran pada
setiap lembaga pemasaran yang terlibat digunakan rumus :

Biaya pemasaran
EP =
Nilai produk yang dipasarkan
Jika EP > 3 berarti tidak efisen
Jika EP < 3 berarti efisien
Sebagaimana kegiatan ekonomi lainnya, pemasaran juga menghendaki
adanya efisiensi. Ukuran efisiensi adalah kepuasan dari konsumen, produsen,
maupun lembaga- lembaga yang terlibat, di dalam mengalirkan barang sampai
ke konsumen akhir; ukuran untuk menentukan tingkat kepuasan tersebut adalah
sulit dan sangat relatif.

11
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi dan Obyek Pemasaran


Lokasi praktikum Pemasaran Hasil Perikanan di lakukan di Jalan Tata Surya
1, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur pada tanggal 18 April
2016 sampai 27 April 2016.

3.2 Jenis dan Sumber Data


3.2.1 Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati
dan dicatat yang melalui cara observasi,wawancara dan partisipasi. Data asli
yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus.
Dalam riset pemasaran, data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya,
sehingga periset merupakan “tangan pertama” yang memperoleh data tersebut. 
(Marzuki,1983 dalam Rizka 2003).
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama.
Sumber pertama yang dimaksud yaitu seperti individu atau perseorangan yang
membutuhkan pengelolaan lebih lanjut seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuesioner. Data primer yang digunakan penulis berupa tanya jawab
langsung dengan pihak - pihak terkait (Wandansari, 2013).
Data primer yang didapat oleh kelompok kami adalah wawancara tatap
muka secara langsung dan mengisi quisioner. Riset yang kami lakukan yaitu
mengandalkan data primer relatif membutuhkan biaya dan sumber daya yang
lebih besar seperti biaya, waktu yang lebih lama dan lebih rumit dibandingkan

12
data sekunder. Karena kelompok kami harus berhadapan langsung dan menuju
ke lokasi tujuan.

3.2.2 Data Sekunder


Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain
bukan oleh periset sendiri. Periset sekedar mencatat, mengakses atau meminta
data tersebut (kadangsudah bentuk informasi) ke pihak lain yan telah
mengumpulkannya di lapangan. Perisethanya memanfaatkan data yang sudah
ada untukpenelitiannya (Marzuki,1983 dalam Rizka 2003).
Data sekunder dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber, yaitu data
internal dan data eksternal. Data internal adalah data yang berasal dari dalam
organisasi dimana riset sedang dilakukan. Misalnya, data penjualan dan biaya
yang dikomplikasi dalam siklus akuntansi yang normal merupakan data sekunder
internal yang akan diberikan pada banyak masalah riset, seperti evaluasi startegi
pemasaran atau penilaian posisi kompetitif perusahaan dalam industry.
Sedangkan, data eksternal adalah data yang berasal dari luar organisasi dimana
riset sedang dilakukan. Sumber eSksternal dapat dibagi menjadi sumber-sumber
yang secara teratur menerbitkan data-data statistic dan menyediakannya secara
gratis kepada para pengguna (misalnya pemerintah), dan organisasi-organisasi
komersial yang menjual jasanya kepada berbagai pengguna (misalnya
ACNielsen) (Hendri, 2009).
Data sekunder yang kami gunakan adalah mengumpulkandata-data
dariberbagai sumber yaitu literatur buku, artikel, jurnal, paper yang diolah
sedemikianrupa menjadi sebuah laporan pemasaran hasil perikanan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


3.3.1 Observasi
Menurut Rangkuti (1997), observasi adalah seluruh kegiatan pengamatan
terhadap suatu obyek atau orang lain. Seperti, cirri-ciri, motivasi, perasaan, dan
iktikad orang lain. Kesemuanya ini merupakan salah satu bentuk observasi
prilaku manusia.
Menurut Asmadi (2005), observasi merupakan metode pengumpulan data
melalui pengamatan visual dengan menggunakan pancaindera. Kemampuan
melakukan observasi merupakan kemampuan tingkat tinggi yang memerlukan
banyak latihan. Unsur terpenting adalah mempertahankan objektivitas penilaian.

13
Mencatat hasil observasi secara khusus tentang apa yang di lihat, dirasa,
didengar, dicium, dan dikecap akan lebih akurat di bandingkan mencatat
interpretasi seseorang tentang hal tersebut.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi
dilakukan dengan langsung memasarkan langsung ke objek praktikum. Sehingga
dalam pemasaran kali ini, metode observasi ini tidak di gunakan di karenakan
objek pemasaran yang telah di anggap strategis dan pemilihan waktu pemasaran
yang tepat, yaitu pada hari minggu. Selain itu ada nya ijin yang di berlakukan di
tempat pemasaran tersebut, memudahkan kelompok kami memasarkan hasil
produk perikanan tersebut dengan aman.

3.3.2 Wawancara
Menurut Tim Guru Indonesia (2010), wawancara adalah Tanya jawab
yang terjadi antara orang yang mencari informasi (pewawancara) dengan orang
yang member informasi (narasumber) dengan tujuan untuk mengumpulkan data
atau memperoleh informasi. Wawancara dapat di bedakan menjadi dua, yaitu
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur
adalah wawancara yang di laksanakan secara terencana dengan berpedoman
pada daftar pertanyaan yang telah di siapkan. Sedangkan wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara yang tidak berpedoman pada daftar.
Wawancara dalam bahasa inggris disebut interview, yaitu berasal dari
kata inter (antara) dan view (pandangan). Makna ini menunjukan terjadi saling
pandang atau kontak antara pewawancara dan yang di wawancarai. Meski
demikian, saling pandang ini tidak selalu bertatap muka, sebab wawancara
telepon tidak memenuhi syarat itu. Wawancara adalah proses komunikasi
manusia selaku makhluk social (Masduki, 2001).
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara
didapatkan respons yang cukup baik dari para konsumen. Kebanyakan dari
mereka menanggapi positif dari cara kami memasarkan atau pun merespon
positif produk perikanan yang kami tawarkan. Namun terkadang sebagian
konsumen masih banyak yang menganggap produk perikanan sebagai makanan
yang asing bagi mereka, sehingga beberapa konsumen sempat menolak atau
tidak ingin membeli produk yang kami tawarkan. Namun ada juga yang
menganggap produk olahan perikanan sebagai alternatif makanan yang cukup
unik bagi mereka, sehingga banyak yang tertarik untuk membeli produk yang

14
kami tawarkan yaitu berupa Bandeng tanpa duri (batari). Karena mereka
menganggap makanan tersebut lebih bervariasi dan berbeda dari produk olahan
lainnya.

3.3.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi menurut Arikunto (1996:158) dalamSurakhmad
(1998), bahwa dalam metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian dan sebagainya.
Studi dokumentasi yaitu dengan cara mencari data yang diperlukan
sesuai dengan variabel yang diteliti, baik berupa catatan,laporan dan dokumen
(Nazir, 2003).
Menurut Webster’s New World Dictionary dalam Marrelli (2007),
mendefinisikan dokumentasi sebagai penyediaan bukti pencatatan dan
pengumpulan, ringkasan, dan pengkodean informasi yang tercetak atau tertulis
untuk referensi di masa mendatang. Keefektifan proses dokumentasi dapat
berpengaruh terhadap kerjasama tim, yaitu mengintegrasikan format dianatara
semua disiplin, dan membuat data yang lengkap dan tersusun secara mudah.
Dalam praktikum juga dilakukan pengambilan data dengan dokumentasi
dengan mengambil gambar atau foto para obyek praktikum yang mau membeli
produk kami. Teknik dokumentasi yaitu berupa pengambilan hasil penjualan
produk olahan terhadap konsumen yang membeli dan merupakan system
pemasaran yang cukup efisien.Dengan pengambilan gambar maka data yang
kami dapat berupa data fakta serta dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.
Adapun dokumentasi meliputi foto produk yang dititipkan, foto produk dijual
secara langsung,foto konsumen mengisi kuisioner.

3.4 Teknik Analisa Data


3.4.1    Analisa Deskriptif  Kualitatif
Analisa deskriptif kualitatif adalah analisa yang digunakan untuk
menganalisa data yang berbentuk kualitatif. Analisa deskriptif meliputi aspek :
aspek teknis, pemasaran, dan manajemen (Dzulfikar,2006).
Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau

15
observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain
data kualitatif adalah gambaryang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman
video(Wandansari, 2013).
Analisis   deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi
tentang berbagai kondisi lapang  yang bersifat tanggapan dan pandangan
terhadap pelaksanaan program perkuatan serta kondisi lingkungan social
ekonomi dan daerah sample. Hasil analisis kualitatif berupa perbandingan
kondisi riil dilapang yang diperoleh dari pendapat-pendapat berbagai unsur yang
terlibat langsung dalam pelaksanaan program perkuatan UMKM dengankondisi
ideal yang diperoleh dari studi pustaka. Analisa deskriptif kualitatif meliputi
deskripsi kegiatan, permintaan dan penawaran, segmentasi pasar,lembaga dan
saluran pemasaran,strategi dan bauran pemasaran dan perilaku konsumen.

3.4.2    Analisa Deskriptif Kuantitatif


Analisa deskriptif kuantitatif lebih menekankan pada penggunaan model
statistik dan perhitungan angka- angka. Analisa deskriptif kualitatif meliputi :
Modal, biaya, analisa penerimaan (RT), analisa keuntungan usaha atau
pendapatan, analisa revenue cost ratio (Dzulfikar, 2006).
Data Kuantitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk angka
-angka, memberikan gambaran atas suatu fenomena kasus yang diajukan
dalam penelitian. Data angka yang dihasilkan menjadi acuan atau parameter
tingkat atau level yang telah ditentukan sebelumnya(Wandansari, 2013).
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandas kanpa dafilsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Analisa deskriptif kuantitatif meliputi fungsi dan biaya pemasaran, margin
pemasaran,keuntungan dan efisiensi pemasaran

16
17
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Deskriptif kualitatif
4.1.1 Deskripsi Kegiatan
Kegiatan pemasaran produk perikanan dilakukan pada tanggal 18 April
2016 di jalan Tata Surya 1 Malang. Kami menawarkan 28 produk perikanan yang
bersifat kering 6 produk sedangkan yang basah 22 pada konsumen dengan
mendatangi langsung para konsumen.
Sebelum praktikum dilaksanakan kelompok kami berkumpul di Fakultas
untuk mengambil produk yang telah disediakan asisten di Gedung B lantai 6
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan untuk di pasarkan sebagai produk kering
dan mengambil pada supplaier di jln. Candi Panggung Barat no. 38 Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang untuk jenis produk basah. Ada dua jenis produk yang
digunakan untuk praktikum pemasaran hasil perikanan diantaranya produk
basah dan kering dengan total 28 jenis produk. Kegiatan pertama yang dilkukan
sebelum memasuki kawasan jalan Tata Surya 1, kelompok kami meminta izin
lokasi terlebih dahulu kepada petugas satpam perumahan guna kelancaran
dalam kegiatan praktikum pemasaran hasil perikanan.
Adapun strategi yang kami gunakan sebelum melakukan praktikum yaitu
bersikap ramah dan sopan kepada konsumen di perumahan guna sebagai daya
tarik konsumen. Serta menawarkan pada rumah yang pintunya terbuka, guna
tidak mengganggu kenyamanan.
Teknik pemasaran yang kami gunakan adalah melakukan penjualan ada
2 yakni dengan cara langsung dan dititipkan ditoko. Penjualan secara langsung
kepada konsumen tidak melalui perantara lain serta dengan membawa
produknya secara langsung guna konsumen dapat secara langsung dan bebas
memilih produk sesuai kebutuhan dan yang diinginkan oleh
konsumen.Sedangkan jika dititpkan di toko kami titipkan di toko klontongan di
Griya santa blok M 409 atas nama bu Sri. Teknik selanjutnya yang kami
gunakan agar konsumen tertarik lagi yaitu dengan membawa produk basah
dalam kondisi segar yang dimasukan dalam coolbox. Sehingga produk tetap
dalam kondisi baik dan segar.

18
4.1.2 Permintaan dan Penawaran
Permintaan merupakan jumlah produk yang dibeli pada waktu tertentu.
Pada lokasi praktikum pemasaran hasil perikanan konsumen lebih banyak
menyukai jenis produk yang sifatnya basah seperti bakso tuna, bakso lele,
nugget tuna,otak-otak tuna, tahu tuna, dll.
Faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen diantaranya yaitu
selera, adanya selera konsumen di Jalan Tata Surya 1 sebagian besar kurang
konsumtif terhadap produk perikanan dilihat dari rata-rata mengkonsumsi ikan
dalam seminggu hanya 1x. Hal ini mengakibatkan adanya kendala dalam
memasarkan produk perikanan. Namun disisi lain tingkat keingin tahuan untuk
mencoba produk perikanan yang tinggi mengakibatkan pemasaran di kawasan
tersebut cukup lancar. Faktor yang mempengaruhi kedua yaitu pendapatan
konsumen, hal penting inilah sehingga konsumen tidak merasa enggan untuk
membeli produk perikanan yang kami tawarkan karena secara ekonomi
masyarakat Jalan Tata Surya 1 tergolong kelas ekonomi menengah ke bawah.
Dilihat dari pendapatan rata-rata perbulan kurang dari Rp 5.000.000,- Faktor
selanjutnya yang mempengaruhi permintaan yaitu faktor harga, dimana faktor
harga merupakan faktor terpenting dalam pemasaran karena dalam pemasaran
mengambil untung telalu banyak atau terlalu sedikit akan menentukan
pemasaran yang sehat atau tidak. Dengan harga yang tidak terlalu mahal
konsumen tertarik untuk melakukan pembelian produk.
Penawaran merupakan jumlah barang yang ditawarkan pada waktu
tertentu, dalam praktikum pemasaran kami menawarkan dua jenis produk
perikanan dalam keadaan basah dan kering. Jenis produk yang banyak kami
tawarkan yaitu jenis produk basah dimana produk kering hanya sebanyak 6 buah
dan 22 jenis produk basah. Penawaran dapat mempengaruhi konsumen dalam
melakukan pembelian.
Adapun faktor yang mempengaruhi penawaran diantaranya yaitu faktor
harga, harga yang kami tawarkan dalam praktikum pemasaran hasil perikanan
kali ini pada lokasi Jalan Tata Surya 1 tidak terlalu tinggi terbukti dengan tidak
menawarkan melebihi HET atau Harga Ecer Tertinggi yang ditentukan oleh
asisiten. Serta terbukti dengan konsumen yang tidak melakukan penawaran
kembali dengan artian konsumen langsung membayar atau menyepakati dari
harga yang telah kami tentukan dalam pemasaran.

19
4.1.3 Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses menggolongkan pasar ke dalam
segmen tertentu, dimana yang dimaksud dengan segmen adalah sekumpulan
konsumen yang memberikan respon yang sama terhadap jenis produk tertentu.
Segementasi pasar yang ada pada masyarakat di jalan Tata Surya 1 dilihat
secara geografis dari tempat tinggal merupakan kelas menengah keatas, dilihat
dari kondisi lingkungan dan rumah penduduk yang berada di atas layak huni.
Berdasarkan kuisioner yang kami berikan terbukti dari sebagian besar
penghasilan yang dapat di kategorikan sebagai golongan menengah kebawah
karena menurut kuisioner rata-rata pendapatan kurang dari Rp 5.000.000,-.
Segmentasi kedua yaitu dari psikologis dimana gaya hidup masyarakatnya yang
bergengsi dimana dengan apabila tetangga nya membeli produk yang kami
tawarkan maka tetangga sebelahnya juga ikut untuk membeli dari produk
perikanan. Dari hal ini lah yang merupakan keribadian dari konsumen
masyarakat Jalan Tata Surya 1 dari kami amati. Selanjutnya segmentasi pasar
dilihat dari perilaku konsumen dimana membeli produk berdasarkan dari manfaat
dari produk, terbukti dengan konsumen yang lebih memilih ikan tuna dari pada
ikan lele dimana masyrakat paham bahwa tuna lebih memiliki manfaat yang
banyak diatas dari ikan lele.

4.1.4 Perilaku Konsumen


Konsumen cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya.
Dengan begitu, tampilan luar memiliki dampak positif apabila suatu produk
dikemas dengan baik dan semenarik mungkin. Dari hasil praktikum pemasaran
hasil perikanan dapat dijelaskan bahwa pasar kami adalah di jalan Tata surta 1.
Kelompok kami mendapatkan lokasi di perumahan tersebut karena berdasarkan
ketentuan dari asisten praktikum pemasaran hasil perikanan. Berdasarkan hasil
praktikum, kawasan Jalan Tata Surya 1 merupakan kawasan yang belum banyak
di jangkau secera langsung dari produk perikanan. Sehingga konsumen di
kawasan ini lebih mudah membeli produk yang kami tawarkan. Respon yang
diberikan pada kawasan ini cukup baik dimana terbukti pada setiap rumah yang
kami tawarkan produk pasti tertarik dan memutuskan untuk melakukan
pembelian pada produk perikanan.

20
4.1.5 Lembaga dan Saluran Pemasaran
Lembaga dan saluran pemasaran dalam praktikum pemasaran hasil
perikanan kali ini yaitu ada dua jenis saluran yaitu pertama dengan dijual secara
langsung di Jalan tata surya 1 yang kedua dengan dititipkan di toko klontongan di
Griya santa blok M 409 atas nama bu Sri.
Lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran secara langsung meliputi
Produsen,suplayer,asisten,praktikan,konsumen. Sedangkan produk yang
dititipkan memliki lembaga pemasaran yang sedikit lebih panjang dimana
lembaga yang terlibat yaitu produsen,suplayer,asisten,praktikan pedagang
perantara, konsumen.
Saluran pemasaran yang panjang dikatakan tidak efisien dalam pemasaran
karena terlalu banyak lembaga yang terlibat sehingga harga yang ditawarkan
juga semakin tinggi. Hal ini terbukti dari praktikum pemasaran hasil perikanan kali
ini dimana produk yang dititipkan memiliki untung lebih sedikit dari pada dijual
secara langsung.
 Bagan Saluran Pemasaran secara langsung
Produsen
Produsen Asisten Praktikan Konsumen
 Bagan saluran pemasaran secara penitipan

Toko

4.1.6.Strategi dan Bauran Pemasaran


4.1.6.1 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil
pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan
keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik konsumen, wirausaha bisa
merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran
(marketing mix), yaitu probe, product, price, place, promotian (Augusty, 2002).
Strategi pemasaran yang kelompok kami gunakan adalah promosi, harga,
tempat. Promosi yaitu dengan mempromosikan produk perikanan yang diolah
dengan variasi bermacam-macam, dan mengenalkan bahan dan kandungan gizi
dari produk. Harga yang kami tetapkan adalah dengan mengambil keuntungan
yang tidak terlalu tinggi karena lokasi penjualan adalah kelas menengah.

21
Adanya segmentasi pasar dapat mempermudah dalam menentukan
strategi pemasaran yang tepat untuk menembus masing- masing dari segmen
pasar yang ada karena perilaku konsumen pada tiap-tiap segmen berbeda. Pada
praktikum yang telah dilakukan adanya perbedaan pembagian lokasi pemasaran
hasil olahan perikanan merupakan salah satu strategi yang sengaja dilakukan
untuk mempermudah proses pemasaran. Pembagian lokasi dapat digolongkan
atau diklasifikasikan menjadi dua, antara lain: golongan menengah keatas (yang
meliputi perumahan, perkantoran/perusahaan) dan golongan menengah
kebawah (yang meliputi perkampungan, pasar dan pinggir jalan).
Pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal
yang bias membeli dalam keinginan, sumberdaya, lokasi, sikap membeli, dan
kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan
yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh
sebab itu penjuali deal nyamen disain program pemasarannya tersendiri bagi
masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang
tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar
disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas
pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli
yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang
memiliki seperangkat keinginan yang sama . Eprints (2009) dalam Afianto (2012).

4.1.6.2 Bauran Pemasaran


1. Produk
Kami menjual 28 produk yang terbagi menjadi 2 yaitu produk kering dan
produk basah. Produk kering yang kelompok kami pasarkan ada 6 produk
antara lain krupuk lele, belut krispi, wader krispi, bidaran rumput laut, abon
tongkol, terinasi krispi. Untuk produk basah ada 22 produk diantaranya ada
tahu tuna, pangsit tuna, lumpia tuna, sosis tuna dll.
2. Price
Produk yang kami jual mulai dari rentang harga Rp. 1.000 – Rp. 35.000
tergantung pada jenis produk yang kami tawarkan. Produk kami jual diatas
harga jual awal dan kelompok kami mengambil keuntungan sekitar Rp. 500
– Rp. 8.500.

22
3. Place
Kami menjual produk perikanan di jalan Tata surya 1 Malang denga target
konsumen ialah rumah tangga karna produk yang paling banyak kami
tawarkan adalah produk basah. Sedangakan untuk produk kering kami
pasarkan pada kalangan mahasiswa di lingkungan perumahan tersebut.
4. Promotion
Selain memasarkan secara langsung kepada konsumen, kami juga
melakukan promosi secara online di media sosial seperti bbm dan line guna
menarik lebih banyak perhatian konsumen.

4.2 Analisa Deskrptif Kuantitatif


4.2.1 Fungsi dan Biaya Pemasaran

No Jenis produk Jumla Harga Harga Harga Jual Harga Jual


h satuan total Satuan Total
produk
1 Otak-otak tuna 1 12.000 12.000 15.000 15000

2 Sosis Tuna 1 12.000 12.000 15.000 15000

3 Nugget tuna 1 12.000 12.000 15.000 15000

4 Bakso tuna 1 12.000 12.000 12.500 12.500

5 Pangsit tuna 1 12.000 12.000 15.000 15.000

6 Nugget lele 1 17.500 17.500 20.000 20.000

7 Siomay lele 1 17.500 17.500 20.000 20.000

8 Tahu lele 1 17.500 17.500 20.000 20.000

9 Batari 1 17.500 17.500 20.000 20.000

10 Steak tuna 1 23.000 23.000 25.000 25.000

11 Gurame terbang 1 19.500 19.500 25.000 25.000

12 Dori lokal 1 26.500 26.500 35.000 35.000

13 Kakap skinless 1 27.000 27.000 30.000 30.000

14 Terinasi crispy 2 19.000 38.000 20.000 40.000

23
15 Abon tongkol 1 17.500 17.500 18.000 18.000

16 Susu rumput 1 3.500 3.500 4.000 4.000


laaut
17 Minuman rumput 2 2.000 4.000 2.000 4.000
laut
18 Yogurt rumput 2 9.000 18.000 10.000 20.000
laut
19 Wader crispy 1 7.500 7.500 8.000 8.000

20 Krupuk lele 1 4.500 4.500 5.000 5.000

21 Siomay udang 1 17.000 17.000 20,000 20,000

22 Belut crispy 1 11.000 11.000 12.000 12.000

23 Risol tuna pedas 1 12.000 12.000 15.000 15.000

24 Risol jagung 1 12.000 12.000 15.000 15.000


tuna
25 Tahu tuna 1 12.000 12.000 15.000 15.000

26 Sosis lele 1 17.500 17.500 20.000 20.000

27 Bakso lele 1 17.500 17.500 20.000 20.000

28 Kakinaga Tuna 1 12.000 12.000 15.000 15.000

Jumlah 30 400.000 430.000 466.500 498.500

 Biaya Pemasaran
Analisis biaya pemasaran bertujuan untuk penentuan harga pokokproduk,
pengendalian biaya, perencanaan dan pengarahan kegiatan pemasaran. Biaya
pemasaran mencakup semua biaya - biaya yang terjadi sejak produk
selesai diproduksi sampai dengan produk tersebut diubah kembali menjadi uang
(pendapatan). Sehingga biaya pemasaran meliputi biaya pergudangan
advertensi, penjualan pembungkusan dan pengiriman, kredit dan penagihan, dan
akuntansi pemasaran (Masduki,2011).
Kebutuhan Harga
Bensin 10.000
Nota 800
Keresek 1.200
Total 12.000

4.2.2 Margin Pemasaran

24
Margin pemasaran menunjukkan perbedaan harga diantara tingkat lembaga
dalam system pemasaran. Hal tersebut juga dapat didefinisikan sebagai
perbedaan antara apa yang dibayar oleh konsumen dan apa yang diterima oleh
produsen untuk produk pertaniannya (Anindita, 2004: 105).
1. Otak-otak tuna
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (15.000 x 1) – (12.000 x 1)
= Rp 3.000,-
2. Sosis tuna
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (15.000 x 1) – (12.000 x 1)
= Rp 3.000,-
3. Nugget tuna
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (15.000 x 1) – (12.000 x 1)
= Rp 3.000,-
4. Bakso tuna
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (12.500 x 1) – (12.000 x 1)
= Rp 500.,-
5. Pangsit tuna
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (15.000 x 1) – (12.000 x 1)
= Rp 3.000,-
6. Nugget lele
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (20.000 x 1) – (17.500 x 1)
= Rp 2.500,-
7. Siomay lele
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (20.000 x 1) – (17.500 x 1)
= Rp 2.500,-

8. Tahu lele

25
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
=(20.000 x 1) – (17.500 x 1)
= Rp 2.500,-
9. Batari
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (20.000 x 1) – (17.500 x 1)
= Rp 2.500,-
10. Steak tuna
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (25.000 x 1) – (23.000 x 1)
= Rp 2.000,-
11. Gurame terbang
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (25.000 x 1) – (19.500 x 1)
= Rp 5.500,-
12. Dori lokal
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (35.000 x 1) – (26.500 x 1)
= Rp 8.500,-
13. Kakap skinless
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (30.000 x 1) – (27.000 x 1)
= Rp 3.000,-
14. Terinasi crispy
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (20.000 x 2) – (19.000 x 2)
= Rp 2.000,-
15. Abon tongkol
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (18.000 x 1) – (17.500 x 1)
= Rp 500,-
16. Susu rumput laaut
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (4.000x 1) – (3.500 x 1)
= Rp 500,-

26
17. Minuman rumput laut
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (2.500 x 2) – (2.000 x 2)
= Rp 1.000,-
18. Yogurt rumput laut
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (10.000 x 2) – (9.000 x 2)
= Rp 2.000,-
19. Wader crispy
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (8.000 x 1) – (7.500 x 1)
= Rp 8.000,-
20. Krupuk lele
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (5.000 x 1) – (4.500 x 1)
= Rp 500,-
21. Siomay udang
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (20.000 x 1) – (17.000 x 1)
= Rp 3.000,-
22. Belut crispy
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (12.000 x 1) – (11.000 x 1)
= Rp 1.000,-
23. Risol tuna pedas
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (15.000 x 1) – (12.000 x 1)
= Rp 3.000,-
24. Risol jagung tuna
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (15.000 x 1) – (12.000 x 1)
= Rp 3.000,-

25. Tahu tuna

27
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (15.000 x 1) – (12.000 x 1)
= Rp 3.000,-
26. Sosis lele
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (20.000 x 1) – (17.500 x 1)
= Rp 2.500,-
27. Bakso lele
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (20.000 x 1) – (17.500 x 1)
= Rp 2.500,-
28. Kakinaga tuna
Margin pemasaran = harga jual – harga beli
= (15.000 x 1) – (12.000 x 1)
= Rp 3.000,-

JUMLAH SELURUH MARGIN


=77.000
Pada kelompok kami, margin pemasaran yang paling tinggi adalah pada
produk dori lokal karena nilai margin pemasaran produk tersebut memperoleh
nilai marginal pemasaran sebesar Rp. 8.500,-. Dan margin pemasaran yang
paling rendah ada pada produk bakso tuna,susu rumput laut,wader
crispy,kerupuk lele, karena nilai margin pemasaran produk ini memperoleh
sebesar Rp. 500,-. Dan nilai total keseluruhan margine adalah Rp 77.000,-.

4.2.3 Keuntungan
Dalam sebuah perusahaan, hal yang ingin dicapai adalah
mendapatkankeuntungan yang maksimum. Besarnya harga yang diberikan oleh
supplier/perusahaan kepada pelanggan, akan memengaruhi jumlah keuntungan
yang didapat. Apabila menentukan harga terlalu rendah, maka keuntungan yang
diperoleh dari hasil penjualan produknya, akan rendah. Apabila menentukan
harga terlalu tinggi, maka akan menurunkan minat pelanggan untuk membeli
produk tersebut, yang akan mengakibatkan penurunan omzet perusahaan (Astiti
et.al.,2013).

28
Tabel biaya variabel (TC)
NO Jenis biaya Total

1. Bensin 10.000
2 Nota 800
4 Keresek 1.200
3. Harga total beli produk 430.000
Total 442.000

Keuntungan = TR–TC
= Penerimaan –Pengeluaran
= 498.500 – 442.000
= Rp 56.500,-

Jadi, keuntungan yang diperoleh dari hasil pemasaran yang kami lakukan
sebesar Rp 56.500,- yang didalamnya meliputi biaya variabel yang terdiri dari
bensin sebesar Rp. 10.000,nota penjualana rp 800, keresek Rp1.200 serta harga
beli total sebesar Rp.430.000.

4.2.4 Efisiensi Pemasaran


Konsep efisiensi pemasaran pada dasarnya adalah suatu ukuran relatif.
Efisiensi pemasaran adalah bentuk awal dari bekerjanya pasar persaingan
sempurna, yang artinya sistem tersebut dapat memberikan “kepuasan” bagi
lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat. Efisiensi pemasaran dapat
dibedakan atas efisien teksis dan efisiensi ekonomi (Sudiyono, 2004).

Efisiensi penjualan secara langsung


No Jenis produk Jumlah Harga Harga Harga Harga
produk satuan total Jual Jual
Satuan Total
1 Otak-otak tuna 1 12.000 12.000 15.000 15000

2 Sosis Tuna 1 12.000 12.000 15.000 15000

3 Nugget tuna 1 12.000 12.000 15.000 15000

4 Bakso tuna 1 12.000 12.000 12.500 12.500


5 Pangsit tuna 1 12.000 12.000 15.000 15.000
6 Nugget lele 1 17.500 17.500 20.000 20.000

29
7 Siomay lele 1 17.500 17.500 20.000 20.000
8 Tahu lele 1 17.500 17.500 20.000 20.000
9 Batari 1 17.500 17.500 20.000 20.000
10 Steak tuna 1 23.000 23.000 25.000 25.000
11 Gurame 1 19.500 19.500 25.000 25.000
terbang
12 Dori lokal 1 26.500 26.500 35.000 35.000
13 Kakap skinless 1 27.000 27.000 30.000 30.000
14 Terinasi crispy 2 19.000 38.000 20.000 40.000
15 Abon tongkol 1 17.500 17.500 18.000 18.000
16 Wader crispy 1 7.500 7.500 8.000 8.000
17 Krupuk lele 1 4.500 4.500 5.000 5.000
18 Siomay udang 1 17.000 17.000 20,000 20,000
19 Belut crispy 1 11.000 11.000 12.000 12.000
20 Risol tuna 1 12.000 12.000 15.000 15.000
pedas
21 Risol jagung 1 12.000 12.000 15.000 15.000
tuna
22 Tahu tuna 1 12.000 12.000 15.000 15.000
23 Sosis lele 1 17.500 17.500 20.000 20.000
24 Bakso lele 1 17.500 17.500 20.000 20.000
25 Kakinaga Tuna 1 12.000 12.000 15.000 15.000
Jumlah 25 385.500 404.500 450.500 470.500

total cost of marketing


EP = x 100%
total value produk
12.000
= x 100%
470.500
= 2,55%
Efisien pemasaran dititipkan
No Jenis produk Jumlah Harga Harga Harga Harga
produk satuan total Jual Jual
Satuan Total
1 Susu rumput 1 3.500 3.500 4.000 4.000
laut
2 Minuman 2 2.000 4.000 2.000 4.000
rumput laut
3 Yogurt rumput 2 9.000 18.000 10.000 20.000
laut
Jumlah 5 14.500 25.500 16.000 28.000

total cost of marketing


EP = x 100%
total value produk

30
12.000
= x 100%
28.000
= 42,86%
Nilai EP pada pemasaran secara langsung memiliki nilai 2,55%, sedangkan
nilai EP pada pemasaran secara dititipkan memiliki nilai 42,86%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai EP pada pemasaran secara langsung lebih efektif
dibandingkan dengan nilai EP pada pemasaran secara dititipkan. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa semakin kecil nilai EP maka nilai keuntungan semakin tinggi.
Menurut Rasuli et.al.,(2007), untuk mengetahui efisiensi pemasaran pada
setiap lembaga pemasaran yang terlibat digunakan rumus :
Biaya pemasaran
EP =
Nilai produk yang dipasarkan
Jika EP > 3 berarti tidak efisen
Jika EP < 3 berarti efisien

31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
 Perilaku konsumen terhadap produk yang kami tawarkan memberikan
respon yang baik dan antusias sehingga produk kami dapat terjual
dengan cepat. Banyak diantara mereka yang penasaran dan bertanya
tentang asal dan kualitas dari produk olahan ikan yang tergolong baru.
Variasi-variasi produk yang kebanyakan belum ada di pasaran ini
membuat mereka tertarik untuk mencoba dan mengkonsumsi produk
kami.
 Segmentasi pasar menurut konsumen yang kami datangi ialah
segmentasi pasar disini ternyata tidak bisa dipisahkan karena semua
saling berkaitan antara produk, place, price, promotion. Yang dimana
setelah kita mengetahui produk kami seperti apa kemudian kita harus tau
produk kita akan di pasarkan dimana, kemudian setelah kita tau akan di
pasarkan dimana, kita harus mengetahui harga yang tepat untuk produk
yang akan kita pasarkan di lokasi tersebut, kemudian setelah ketiga hal
ini berjalan beriringan, produk kita akan lebih laku apabila kita mampu
melakukan promosi produk kita ke masyarakat.
 Karakteristik konsumen yang kami datangi dengan tehnik “door to door”
kebanyakan lebih menyukai produk yang masih berbentuk utuh dan
belum mengalami olahan dengan perubahan bentuk dan warna. Terbukti
bahwa produk yang terjual habis terlebih dahulu adalah batari, kakap
fillet, otak-otak tuna. Namun banyak juga diantara mereka yang lebih
memilih harga yang lebih murah.
 Kegiatan pemasaran kelompok kami membutuhkan biaya pemasaran
keseluruhan Rp. 12.000, menghasilkan keuntungannya Rp. 56.500,
dengan efisiensi pasar secara langsung sebesar 2.55% EP pada
pemasaran secara dititipkan memiliki nilai 42,86%. dan margin
pemasaran yang paling tinggi adalah pada produk dori lokal sebesar Rp
8.500,- dan margin pemasaran paling rendah ada pada produk bakso
tuna,susu rumput laut,wader crispy,kerupuk lele, karena nilai margin
pemasaran produk ini memperoleh sebesar Rp. 500,-.

32
5.2 Saran
Dalam melakukan praktek pemasaran, ada baiknya untuk melakukan
persiapan terhadap kegiatan pemasaran yang akan dilakukan. Ini akan sangat
membantu dalam memperoleh kepuasan konsumen yang mana menjadi tujuan
utama dalam pemasaran. Tidak hanya persiapan yang matang namun juga
dalam pelaksanaannya haruslah diimbangi dengan sistem kontrol yang memadai
agar terciptanya keadaan yang kondusif dan meminimalisir gangguan yang akan
terjadi nanti. Tak lepas dari kedua hal itu adalah menganalisis kegiatan yang
telah dilakukan agar didapat solusi atas berbagai masalah yang timbul untuk
pedoman kegiatan pemasaran di kemudian hari.

33
DAFTAR PUSTAKA

Adisanjaya, N. N. 2009. Potensi, Produksi Sumberdaya Ikan di Perairan Laut


Indonesia dan Permasalahannya.
Afianto, 2012. Laporan Praktikum Pemasaran Hasil Perikanan (Sosis Ikan
Bandeng).
Basuswastha. 1998. Pemasaran Hasil Peternakan. Malang: Bahtera Press
Darmawan, M. D. 2012. Manajemen Pemasaran.
Drakel JW. 2010.Market and Price Analysis The Agricultural Industry. New York:
Mc. Grawhill Book Company
Dzulfikar, 2006. Usaha pemancingan ikan di kolam pancing tirta wangi Di Desa
Candimulyo Kecamatan Jombang Jawa Timur.Malang. Universitas
Brawijaya.
Fandy Tjiptono. 2004. Strategi Pemasaran, edisi kedua. Yogyakarta: Andi
Godam Indriyo. 2009. Manajemen Pemasaran, edisi pertama, cetakan keempat.
BPFE: Yogyakarta.
Hakim, J. 2005. Riset Pemasaran. Universitas Gunadharma.
Hanafie.2010. Tata Niaga Hasil Perikanan. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia
Hendri, R. 2011. Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di
Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Agronobis, Vol. 3,
No. 5, Maret 2011. ISSN: 1979-8245x
Irawan, bambang. 2007. Fluktuasi harga transmisi harga dan marjin pemasaran
sayuran dan buah. Vol 5(4). Hal 258-373
Kotler, Philip. 2001.Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi, dan Kontrol. Jakarta: PT Prehallindo
Lubis, E. N. 2010. Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis. USU Library.
Universitas Sumatera Utara.
Marwan, A. 1991. Sistem Pemasaran Kepiting Bakau.
M.tukan1, c. Joel; yulianti; j. M. Roshetko; d. Darusman. 2010. Pemasaran
kayu dari lahan petani di propinsi lampung
Nitisemito. 1993. Saluran Distribusi; All Management Insight, Catatan
Perkuliahan.

34
Purwanto. 2011. Efisiensi Pemasaran Kayu Jenis Sengon (Studi Kasus Hutan
Rakyat Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor). Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Radiosunu. 2001. Manajemen Pemasaran edisi 2. Yogyakarta: BPFE
Rizka, D., 2003. Usaha pemancingan ikan di kolam pancing tirta wangi Di Desa
Candimulyo Kecamatan Jombang Jawa Timur.Malang. Universitas
Brawijaya.
Stanton, W.J. 1978. Fundamentals of Marketing, 5th Ed. Tokyo: Kogakusha,
McGraw-Hill Book Company.
Sukirno, S. 2010. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. PT Rajagriffindo
Persada: Jakarta.

35
LAMPIRAN
Proses penjualan secara
dititipkan

Proses penjualan secara


langsung

Proses pengisian
kuisioner

36
Contoh brosur

37

Anda mungkin juga menyukai