Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun :
Dosen :
NIP. 193150
2021
BAB I PENDAHULUAN
Kota pantai dengan jumlah penduduk yang besar dan kegiatan perekonomian
yang pesat, tetapi seringkali lahan yang tersedia tidak mendukung pertumbuhan dan
perkembangan wilayah kota tersebut. Lahan menjadi terasa sangat sempit untuk dapat
memenuhi kebutuhan kota untuk perkantoran dan pemukiman, lokasi perindustrian,
pelabuhan dan fasilitas sosial lainnya seperti pusat perdagangan, hiburan dan wisata.
Wilayah pesisir yang mana berada di bawah kewenangan pengelolaan daerah seringkali
mendorong Pemerintah Daerah untuk mewujudkan ruang baru sebagai tempat untuk
berbagai aktifitas. Realita tersebut mendorong wilayah yang ada di pinggir pantai untuk
terus mencari alternatif baru sebagai tempat menampung kegiatan perkotaan. Pada
dasarnya, reklamasi pantai dilakukan sebagai upaya untuk memperluas wilayah daratan
dengan berbagai tujuan yang sah dan telah dipraktekkan secara luas di seluruh dunia.
Upaya manusia mempertimbangkan akan terbatasnya daratan sebagai tempat aktifitas
utama manusia, baik sebagai sarana pemukiman, industri, perdagangan dan lain
sebagainya
Kebutuhan dan juga manfaat reklamasi dapat dilihat dari aspek tata guna lahan,
aspek pengelolaan pantai dan ekonomi (M. Farchan, 2008:4). Tata ruang suatu wilayah
tertentu kadang membutuhkan untuk direklamasi agar dapat berdaya dan berhasil guna.
Untuk pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau pun pemukiman
yang perairan pantainya dangkal wajiblah untuk direklamasi agar bisa dimanfaatkan.
Terlebih kalau di area pelabuhan itu, reklamasi menjadi suatu kebutuhan mutlak untuk
pengembangan fasilitas pelabuhan, tempat bersandar kapal, pelabuhan peti-peti
kontainer, pergudangan dan mengurangi kepadatan yang menumpuk di kota dan
menciptakan wilayah yang bebas dari penggusuran karena berada di wilayah yang sudah
disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak berada di bantaran sungai maupun
pantai.
Dalam makalah ini akan dikupas secara mendasar dan detail tentang:
a) Definisi Reklamasi
b) Material Untuk Reklamasi
c) Metode Konstruksi Reklamasi
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah penulis ingin menyampaikan penjabaran
tentang definisi reklamasi, material yang digunakan ketika reklamasi, penyelidikan tanah
sebelum reklamasi, serta metode pelaksanaannya. Dengan adanya makalah ini, penulis
juga berharap para pembaca dan penulis sendiri dapat menambah wawawan lebih
mengenai reklamasi pantai.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari tugas makalah ini adalah sebagai bahan masukkan yang sangat berguna
bagi perencanaan reklamasi pantai. Memberikan sumbangan pemikiran yang berguna
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan perbandungan bagi peneliti lain
yang memiliki minat melakukan penelitian dengan aspek yang sama, diharapkan dapat
menambah pengetahuan tentang reklamasi pantai serta dampak terhadap lingkungan fisik,
biotik, dan sosial serta perkembangan dan perubahan fungsi ruang di wilayah kepesisiran
dan dapat menjadi masukan bagi para pelaku, perencana dan pengelola reklamasi pantai
agar dalam melaksanakan dapat meminimalkan dampak negatif.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 REKLAMASI
Reklamasi bertujuan untuk menambah luasan daratan untuk suatu aktivitas yang
sesuai di wilayah tersebut. Sebagai contoh pemanfaatan lahan reklamasi adalah untuk
keperluan industri, terminal peti kemas, kawasan pariwisata dan kawasan pemukiman.
Selain untuk tujuan di atas, kegiatan reklamasi ini juga dapat dimanfaatkan untuk
keperluan konservasi wilayah pantai. Kegiatan ini dilakukan bilamana suatu wilayah
sudah tererosi atau terabrasi cukup parah sehingga perlu dikembalikan seperti kondisi
semula, karena lahan tersebut mempunyai arti penting bagi Negara, misalnya konservasi
pulau Nipa, Batam. Konservasi pulau Nipa dilakukan untuk mempertahankan batas
Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).
Reklamasi di Indonesia
Dalam Permen PU No. 40 tahun 2007, syarat untuk mengajukan Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) yaitu:
- Memiliki RTRW yang sudah ditetapkan dengan Perda yang mendeliniasi kawasan
reklamasi pantai;
- Lokasi reklamasi sudah ditetapkan dengan SK Bupati/Wali kota, baik yang akan
direklamasi maupun yang sudah direklamasi;
- Sudah ada studi kelayakan tentang pengembangan kawasan reklamasi pantai atau
kajian/kelayakan properti (studi investasi);
- Sudah ada studi AMDAL kawasan maupun regional
1. Persiapan
2. Pengumpulan Data
3. Analisis, terutama AMDAL
4. Konsepsi rencana
5. Diskusi terbuka bersama antara pemerintah, swasta, masyarakat, DPRD, perguruan
tinggi, dan pemangku kepentingan lainnya
6. Pengesahan
AMDAL yang belum dipublikasikan kepada umum, didiskusikan secara terbuka, dan
disahkan oleh kementerian lingkungan tidak bisa menjadi syarat untuk mengajukan
RDTR reklamasi.
a) Sistem Kanalisasi
b) Sistem Polder
Dalam sistem ini yaitu: melingkupi suatu lahan basah (genangan ) dengan
tanggul yang diusahakan kedap air dan menurunkan tinggi muka air tanah di
dalam areal tersebut, selanjutnya mengendalikan tinggi muka air supaya selalu
berada di bawah ambang batas yang dikehendaki, sehingga lahan cukup kering
dan siap untuk dimanfaatkan untuk pertanian, perindustrian dan lain-lainnya.
Keberhasilan dari sistem ini adalah menjaga atau mempertahankan kondisi muka
air tanah sehingga diperlukan kemampuan pompa untuk mengatur muka air
tersebut.
Keuntungan sistem ini adalah volume tanah urugan sangat kecil terutama
jika lahan tidak perlu ditinggikan. Kekurangannya adalah diperlukan biaya cukup
besar untuk pembuatan tanggul, sistem kanal dan saluran serta sistem pompa.
Selain itu diperlukan waktu yang cukup panjang untuk penyiapan lahan reklamasi
tersebut. Sistem Polder ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1) Polder Dalam.
Air yang disedot dari polder tidak langsung dibuang ke laut akan tetapi ke
waduk-waduk tampungan atau ke suatu saluran yang ada di luar polder untuk
kemudian dialirkan ke laut.
2) Polder Luar
2) Blanket Fill: Tanah di urug lebih dahulu baru kemudian tanggul atau sistem
perlindungan dibuat belakangan.
Reklamasi sistem ini dipakai untuk wilayah pesisir yang datar dan relatif
rendah dari wilayah di sekitarnya tetapi elevasi muka tanahnya masih lebih tinggi
dari elevasi muka air laut.
a) Perluasan Lahan
Bagi negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, reklamasi dapat
digunakan untuk mengatasi kendala keterbatasan lahan, yang nantinya dapat
dimanfaatkan menjadi lahan pemukiman yang baru. Manfaat reklamasi pantai di
sini adalah tanah diperoleh tanpa melakukan penggusuran penduduk.
Seperti aktivitas pada umumnya, pro dan kontra juga terjadi pada pelaksanaan
reklamasi. Sebelum reklamasi dilakukan, ada beberapa hal yang patut menjadi
pertimbangan:
Tanpa persiapan yang matang, daerah reklamasi rawan terkena dampak negatif,
seperti:
a) Material Pasir
Material urugan yang baik umumnya berupa pasir dengan kandungan pasir halus
tidak melebihi 15%, Sedangkan untuk dasar tanggul dan untuk permukaan dasar
tanah yang lembek, maka persyaratannya lebih baik lagi yaitu bandingan fraksi
halusnya < 10%. Analisis material diambil dari hasil pemboran dan hasilnya
menunjukkan :
- Plastisitas : Sebaiknya Plastisitasnya kecil ( <10%)
- Kohesivitas : Sebaiknya kecil ( 1,5 s/d 5 kgf/cm² )
- Sudut geser dalam : Sebaiknya besar ( 45º s/d 50º )
- Berat Jenis : ± 2,6 kg/cm².
- Permeabilitas : 1 x 10-4 cm/detik.
b) Material Batu
Material ini terutama digunakan sebagai konstruksi perlindungan daerah yang
akan direklamasi antara lain yaitu: Dengan tumpukan batu ( Rubble Mound ) jenis
batu yang digunakan umumnya merupakan batuan beku karena batuan ini
memiliki nilai ketahanan yang tinggi terhadap proses erosi dan pelapukan.
c) Material Tanah
Sebagai material reklamsi tanah umumnya lebih banyak digunakan sebagai
material penutup pada bagian paling atas suatu timbunan ( soil Cover ).
Peralatan vanq digunakan Jenis dan jumlah peralatan untuk pelaksanaan reklamasi
tergantung sekali dari :
Apabila quarry tersebut terletak di darat (sungai, bukit) maka peralatan peralatan yang
diperlukan lebih didominasioleh peralatan daratan, seperti :
Pekerjaan reklamasi laut atau pantai, sebagian besar quarrynya berasal dari dasar laut
atau dari pulau tertentu yang menyeberangi laut. Walaupun quarry yang berlokasi di
daratan adakalanya tersedia, biasanya alternatif ini jarang direalisir karena beberapa
pertimbangan kerugian sebagai berikut :
Oleh karena alasan di atas, maka disini lebih diprioritaskan pemberian contoh untuk suatu
pekerlaan reklamasi yang sumber materialnya berasal dari dasar laut / sungai, sehingga
secara makro adalah merupakan kombinasi pekerjaan dredging & reclamation.
A. Pekerjaan Persiapan
B. Pembersihan Lapangan
Sebelum reklamasi dilaksanakan, perairan pantai perlu dibersihkan dari
bahanbahan organik dan anorganik berupa sampah kota, bangkai pohon, kapal karam
dan lain sebagainya.
D. Pekerjaan Pengerukan
Peralatan keruk paling sesuai adalah jenis Trailing Suction Hopper Dredger.
Proses pengerukan dimulai dengan mengeruk dan membuang lapisan tanah lunak.
Setelah sampai pada tanah bergradasi baik dari jenis pasir halus dapat
ditransportasikan ke lokasi reklamasi. Penumpahannya dilakukan dengan
menyemprotkan melalui pipa apung yang tersedia.
M. Pekerjaan Pemadatan
Peralatan pemadatan digunakan Pneumatic Tyred Ralter sebesar 5 ton Jumlah
Lintasan dan kecepatan alat bergantung hasil test lapangan. Pemadatan harus hati-hati
agar tidak menyebabkan rusaknya peralatan pengamatan tanah (soil monitoring).
N. Pemasangan Geotextile
Dilakukan bila pekerjaan reklamasi mencapai + 3,00 m LWS (angka sekedar
contoh). Geotextile digelar mulai dari posisi Berm dari tanggul nantinya ditarik keatas
hingga tepi timbunan sand bag lalu dilipat ke atas, tanpa perlu meratakan lerengnya
Secara khusus. Kebutuhan panjang geotextile dapat disesuaikan langsung di
lapangan, demikian juga untuk arah melebarkannya harus langsung dijahit di tempat.
Pemasangan Geotextile.
Berm perlu dipasang secepatnya setelah geotextile bagian bawah sudah berada
padaposisi nya. Ditata berbentuk gundukan trapesium. Secondary layer berupa batuan
kecil sampai sedang seberat maksimum 20 kg ditata secara random diatas geotextile
sampai setebal t=50 cm. Diikuti pemasangan lapisan primer (primary layer) dengan
batu besar (max. 60 kg) Setebal t=90 cm sepanjang tepi, Pemasangan batuan ini
diusahakan serapi mungkin sehingga sela antar batuan terisi seluruhnya.
Tinggi timbunan reklamasi pada saat pelaksanaan phisik tidaklah sama dengan tinggi
timbunan rencana Jadi misalnya tinggi timbunan reklamasi menurut rencana adalah +
3.50 m LWS, maka tinggi timbunan total pada saat pelaksanaan penimbunan haruslah
lebih tinggi lagi, yaitu dengan mempertimbangkan adanya penurunan tanah asli (soil
settlement) yang akan terjadi sebagai akibat adanya timbunan reklamasi tersebut. Apabila
hal ini tidak dipatuhi, maka pasti dalam kurun waktu tertentu (bisa bulanan, bisa tahunan)
elevasi final dari permukaan tanah hasil reklamasi, akan menjadi lebih kecil dari + 3.50 m
LWS. Kejadian ini tentunya tidak dikehendaki. Penentuan dari tinggi timbunan final pada
saat pelaksanaan phisik (dengan mempertimbangkan adanya settlement)
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kegiatan reklamasi di Indonesia sudah bukan barang yang langka lagi. Sudah banyak
megaproyek reklamasi yang tersebar dari Indonesia bagian timur hingga ke Indonesia bagian
barat. Dalam pelaksanaannya reklamasi membutuhkan suatu penyelidikan terhadap kondisi tanah
yang riil dan harus akurat. Untuk itu dibutuhkan suatu perencanaan yang matang sebelum
membuat bangunan reklamasi.
3.2 SARAN