Anda di halaman 1dari 37

Asuhan Keperawatan 

Post Partum

A. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra-hamil.

Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu. (Rustam Mochtar,1998) Masa nifas

adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat – alat

reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal. (Barbara F. weller 2005).

Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa

bantuan alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya

berlangsung kurang dari 24 jam. (Abdul Bari Saifuddin,2012 )

Masa post partum terbagi 3 tahap, yaitu :

1. Immediet post partum periode (24 jam pertama setelah melahirkan)

2. Early post partum periode (hari kedua sampai ketujuh setelah melahirkan)

3. Late post partum (minggu kedua/ketiga sampai keenam setelah

melahirkan)

B. Adaptasi Fisiologi

Adaptasi atau perubahan yang terjadi pada ibu post partum normal, yaitu :

1. Sistem reproduksi

a. Involusi uterus – Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil

setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah

plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Dalam waktu

12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm diatas umbilicus.

Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung


dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1 sampai 2 cm setiap 24 jam.

Pada hari pascapartum keenam fundus normal akan berada

dipertengahan antara umbilicus dan simpisis pubis. Uterus tidak bisa

dipalpasi pada abdomen pada hari ke-9 pascapartum.

b. Kontraksi – Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna

segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respons terhadap

penurunan volume intrauterine yang sangat besar. Hemostasis

pascapartum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah

intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan

bekuan. Hormone oksigen yang dilepas kelenjar hipofisis memperkuat

dan mengatur kontraksi uterus, mengkompresi pembuluh darah, dan

membantu hemostasis. Selama 1 sampai 2 jam pertama pascapartum

intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur.

Karena penting sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus selama

masa ini, biasanya suntikan oksitosin ( pitosin ) secara intravena atau

intramuscular diberikan segera setelah plasenta lahir.

c. Afterpains – Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus

pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodik

sering dialami multipara dan bisa menimbulkan nyeri yang bertahan

sepanjang masa awal puerperium.

d. Lokia – Pengeluaran darah dan jaringan desidua yang nekrotik dari

dalam uterus selama masa nifas disebut lokia. Lokia ini terdiri dari

lokia rubra (1-4 hari) jumlahnya sedang berwarna merah dan terutama

darah, lokia serosa (4- 8 hari) jumlahnya berkurang dan berwarna


merah muda (hemoserosa), lokia alba (8-14 hari) jumlahnya sedikit,

berwarna putih atau hampir tidak berwarna.

e. Serviks – Servik mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah

persalinan ,ostium eksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari

tangan; setelah 6 minggu postnatal, serviks menutup.

f. Vulva dan alat kelamin wanita – Vulva dan alat kelamin wanita

mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama

proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama setelah

proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.

Setelah 3 minggu, vulva dan alat kelamin wanita kembali kepada

keadaan tidak hamil dan rugae dalam alat kelamin wanita kembali

kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam alat kelamin wanita

secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia

menjadi lebih menonjol.

g. Perineum – Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur

karena sebelumnya teregang oleh karena tekanan kepala bayi yang

bergerak maju. Pada postnatal hari ke 5, perineum sudah mendapat

kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari

pada keadaan sebelum melahirkan.

h. Payudara – Payudara mencapai maturasi yang penuh selama masa

nifas kecuali jika laktasi disupresi, payudara akan menjadi lebih besar,

lebih kencang dan mula – mula lebih nyeri tekan sebagai reaksi

terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi.


i. Traktus urinarius – Buang air kecil sering sulit selama 24 jam

pertama. Kemungkinan terdapat spasme (kontraksi otot yang

mendadak diluar kemaluan) sfingter dan edema leher buli – buli

sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang

pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah yang besar akan

dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan. Setelah

plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat menahan

air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini

menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal

dalam tempo 6 minggu.

2. Tanda – tanda vital

Suhu pada hari pertama (24 jam pertama) setelah melahirkan

meningkat menjadi 380C sebagai akibat pemakaian tenaga saat melahirkan

dehidrasi maupun karena terjadinya perubahan hormonal, bila diatas 380C

dan selama dua hari dalam sepuluh dari pertama post partum perlu

dipikirkan adanya infeksi saluran kemih, endometriosis dan sebagainya.

Pembengkakan buah dada pada hari ke 2 atau 3 setelah melahirkan dapat

menyebabkan kenaikan suhu atau tidak.

3. System kardiovaskuler

a. Tekanan darah – Tekanan darah sedikit berubah atau tetap. Hipotensi

ortostatik, yang diindikasikan oleh rasa pusing dan seakan ingin

pingsan segera berdiri, dapat timbul dalam 48 jam pertama.

b. Denyut nadi – Nadi umumnya 60 – 80 denyut permenit dan segera

setelah partus dapat terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi dan badan
tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada penyakit

jantung. Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil dibanding

suhu. Pada minggu ke 8 sampai ke 10 setelah melahirkan, denyut nadi

kembali ke frekuensi sebelum hamil.

c. Komponen darah – Hemoglobin, hematokrit dan eritrosit akan

kembali kekeadaan semula sebelum melahirkan.

4. Sistem endokrin

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormone –

hormone yang diproduksi oleh organ tersebut. Kadar estrogen dan

progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, kadar

terendahnya tercapai kira – kira satu minggu pascapartum. Pada wanita yang

tidak menyusui kadar estrogen mulai meningkat pada minggu kedua setelah

melahirkan dan lebih tinggi dari pada wanita yang menyusui pada

pascapartum hari ke 17 (bowes ,1991)

Kadar prolaktin meningkat secara progresif sepanjang masa hamil. Pada

wanita menyusui, kadar prolaktin tetap meningkat sampai minggu keenam

setelah melahirkan (Bowes, 1991). Kadar prolaktin serum dipengaruhi oleh

kekerapan menyusui, lama setiap kali menyusui, dan banyak makanan

tambahan yang diberikan.

5. Sistem perkemihan

Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut

menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid

setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi

ginjal selama masa pascapartum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu
satu bulan setelah wanita melahirkan. Diperlukan kira – kira 2 sampai 8

minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis

ginjal kembali kekeadaan sebelum hamil. (Cunningham, dkk; 1993) pada

sebagian kecil wanita, dilatasi traktus urinarius bisa menetap selama tiga

bulan.

6. Sistem gastrointestinal

Ibu biasanya lapar setelah melahirkan, sehingga ia boleh

mengkonsumsi makan – makanan ringan. penurunan tonus dan mortilitas

otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.

Kelebihan analgesia dan anestesi bisa memperlambat pengembalian tonus

dan motilitas keadaan normal. Buang air besar secara spontan bisa tertunda

selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa

disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan

pada awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum

melahirkan, kurang makan atau dehidrasi. Ibu sering kali sudah menduga

nyeri saat defekasi karena nyeri yang dirasakannya diperineum akibat

episiotomy, laserasi atau hemoroid.

7. Sistem muskuloskletal

Adaptasi ini mencakup relaksasi dan hipermobilitas sendi dan

perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi sendi

lengkap pada minggu ke 6 sampai ke 8 setelaj melahirkan.

8. Sistem integument

Kloasma yang muncul pada masa kehamilan biasanya menghilang

saat kehamilan berakhir. Hiperpigmentasi diareola dan linea nigra tidak


menghilang seluruhnya. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen,

paha dan panggul mungkin memudar tapi tidak hilang seluruhnya.

C. Adaptasi psikologis

Rubin (2011) membagi menjadi 3 fase :

1. Fase taking in yaitu fase ketergantungan, hari pertama sampai dengan hari

ketiga post partum, fokus pada diri sendiri, berperilaku pasif dan

ketergantungan, menyatakan ingin makan dan tidur, sulit membuat

keputusan.

2. Fase taking hold yaitu fase transisi dari ketergantungan kemandiri, dari

ketiga sampai dengan kesepuluh post partum, fokus sudah ke bayi, mandiri

dalam perawatan diri, mulai memperhatikan fungsi tubuh sendiri dan bayi,

mulai terbuka dalam menerima pendidikan kesehatan.

3. Fase letting go yaitu fase dimana sudah mengambil tanggung jawab peran

yang baru, hari kesepuluh sampai dengan enam minggu post partum, ibu

sudah melaksanakan fungsinya, ayah berperan sebagai ayah dan

berinteraksi dengan bayi.

D. Penatalaksanaan medis

1. Tes diagnostik

a. Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht)

b. Urinalisis; kadar urin, darah.

2. Therapi

a. Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia

b. Memberikan antibiotik bila ada indikasi


PENGKAJIAN

I.    DATA DEMOGRAFI

Nama klien                  : Ny. DN

Umur klien                  : 25 tahun

Jenis kelamin               : perempuan

Nama suami                 : Tn. B

Umur suami                 : 27 tahun

Alamat                         : Jalan Waringin Megang Kec. Lubuklinggau Utara I

Status perkawinan        : Menikah

Agama                         : Islam

Suku                            : Jawa

Pendidikan                   : S1

Pekerjaan                     : Guru

Diagnosa medik           : Post partum

Tgl masuk RS              : 22 April 2018

No RM                         : 01.20.50.39

Tgl pengkajian             : 23 April 2018

II.     KELUHAN UTAMA SAAT INI

Nyeri pada luka jalan lahir dan Payudara terasa sakit dan bengkak

III.   RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Klien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya, klien juga

mengatakan tidak pernah menderita penyakit Diabetes, Jantung, hipertensi

ataupun hepatitis.
IV.   RIWAYAT PERSALINAN DAN KELAHIRAN SAAT INI           

Bayi lahir  tgl  jam  WIB.

Lama persalinan :

Kala I         : 26 jam 30 menit

Kala II       : 1   jam  20 menit

Kala III      : 10 menit

Jumlah       : 28 jam 48 menit

Jumlah perdarahan :

Kala I         :   0 cc

Kala II       :   0 cc

Kala III      : 100 cc

Kala IV      : 100 cc

Jumlah       : 200 cc

Posisi fetus : presentasi kepala,

Type persalinan : partus spontan dengan vakum ekstraksi

Penggunaan analgesik dan anestesi : tidak ada

Masalah selama persalinan : Partus tak maju kala II karena hejan kurang

V.      DATA BAYI SAAT INI

-          Jenis kelamin            : Laki-laki

-          Berat badan lahir      : 3.350 gram

-          Lingkar kepala          : 32 cm


-          Lingkar dada             : 32 cm

-          Lingkar perut            : 31 cm

-          Panjang badan          : 50 cm

-          Lingkar lengan atas   : 11 cm

APGAR SCORE 1 Menit 5 menit


Denyut jantung 2 2

Pernafasan 2 2

Tonus otot 1 1

Peka rangsang 1 2

Warna kulit 1 2
Jumlah 7 9

VI.    KEADAAN PSIKOLOGIS IBU

Klien mengatakan merasa senang dan sangat bahagia atas kelahiran anak

pertama dengan selamat.

VII.  RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Klien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan

atau mengidap penyakit jantung, DM, hipertensi.

VIII.    RIWAYAT GINEKOLOGI

Riwayat penyakit kelamin dan penyakit menular seksual tidak ada.

IX.    RIWAYAT OBSTETRI

Usia menarche                : 15 tahun


Siklus menstruasi            : 28 hari

Lamanya menstruasi       : 7 hari

G1 PO A0                      

Umur kehamilan             : 41 minggu

Riwayat pemakaian kontrasepsi : klien belum pernah menggunakan alat

kontrasepsi.

X.   PEMERIKSAAN FISIK

Penampilan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Tinggi badan : 155 cm

Berat badan : 51 kg

Vital sign :

TD : 110/70 mmHg    N : 80 x/menit   S : 36,5 o C      RR : 24 x/menit

Komponen Review of sistem Pemeriksaan fisik


Kulit, rambut, Klien mengatakan Kulit bersih tak ada lesi,

kuku selama ini tidak ada turgor kulit baik, elastis,

masalah pada kulit, rambut hitam lurus,

kuku dan rambut distribusi merata, kuku

pendek dan bersih,

capilarry refil  time baik.


Kepala, mata, Klien mengatakan tidak Bentuk kepala normal

dan leher mengalami gangguan simetris, konjungtiva tak

penglihatan, kepala anemis, sclera tak ikterik,

tidak pusing. pupil isokor, leher tidak


ada pembesaran kelenjar

tiroid dan distensi vena

jugularis.
Telinga Klien mengatakan Daun telingan simetris,

telinga tidak ada tidak ada kelainan

masalah. anatomis, pendengaran

baik, kebersihan baik.


Mulut, Klien mengatakan tidak Bentuk bibir simetris,

tenggorokan ada masalah pada membaran mukosa

dan hidung mulut dan hidung lembab, tidak ada lesi dan

karies, gigi lengkap, tidak

ada nyeri dan hiperemis

di tenggorokan. Hidung

tidak ada kelainan

anatomis, sekret tidak

ada, hidung bersih.


Thoraks dan Klien mengatakan tidak Bentuk dada simetris,

paru mengalami sesak nafas tidak ada ketinggalan

gerak, tidak ada retraksi

otot dinding dada, suara

nafas vesikuler, vokal

fremitus baik kanan dan

kiri, suara nafas tambahan

seperti ronchi dan

wheezing tidak

ditemukan.
Payudara Klien mengatakan ASI Bentuk payudara simetris,

belum keluar kedua puting menonjol.

Areola mammae

menghitam, tidak teraba

adanya massa, tampak

keluar Asi sedikit bila di

pijat.
Jantung Klien mengatakan tidak Terdengar suara S1-S2

pernah merasakan ada murni tidak ada suara

kelainan jantung jantung tambahan.

Abdomen Klien mengatakan  Terdapat striae gravidaru

tidak mengalami nyeri, pada kulit perut, teraba

mual, kembung fundus uteri 2 jari di

bawah pusat, tidak ada

distensi, peristaltik usus

baik, tidak teraba

pembesaran limpa dan

hati, tidak terdapat nyeri

tekan.
Genetalia Klien mengatakan Tampak lochea rubra

darah yang keluar (berwarna merah) pada

berwarna merah dan pembalut. Klien

kadang ada yang mengatakan terasa nyeri

bergumpal pada jalan lahir dengan

skala 4 – 5.
Anus dan Pasien mengatakan Tidak ada hemorhoid,

rektum daerah kemaluannya perineum terlihat ada

dijahit. jahitan episiotomi, tidak

ada tanda-tanda infeksi.


Muskuloskeleta Pasien mengatakan Tidak ada paralise dan

l tidak ada masalah plegia pada ekstremitas.

dalam pergerakan

tangan dan kaki.

XI.   RIWAYAT KESEHATAN

Komponen Hasil
Pola persepsi Pasien mengatakan setelah melahirkan anak

kesehatan. yang pertama ini klien merasa sangat senang

karena melahirkan dengan selamat.


Pola nutrisi dan Klien mengatakan tidak ada masalah dengan

metabolik makan dan minum, makanan yang diberikan di

RS dihabiskan (3x sehari sebanyak 1 porsi

ditambah snack dan buah) minum kira-kira 3 – 5

gelas (air teh, air putih).


Pola eliminasi Klien mengatakan BAK 4-6 x perhari berwarna

kuning jernih berbau khas, setelah habis

melahirkan belum BAB.


Pola aktivitas Klien mengatakan untuk bergerak saya bisa

latihan tetapi saya merasa lemah dan nyeri pada jalan

lahir. ADL klien dapat dilakukan secara mandiri

oleh pasien.
Pola istirahat dan Klien mengatakan, setelah melahirkan saya bisa
tidur tidur, kebiasaan tidur siang jarang.
Pola persepsi- Klien mengatakan, “apakah anak saya perlu

kognitif perawatan yang khusus dan bagaimana tentang

perawatan ibu setelah melahirkan?”


Pola persepsi diri Klien mengatakan, “ saat ini saya sudah

mempunyai anak dan menjadi seorang ibu yang

akan merawat anak saya dengan sebaik-baiknya.

“ Klien merasa senang dan bangga atas kelahiran

anaknya.
Pola hubungan - Klien mengatakan, “ hubungan dengan suami

peran dan keluarga serta orang disekitar sangat baik

tidak ada masalah”.


Pola seksualitas - Klien mengatakan “ untuk melakukan hubungan

reproduksi suami istri biasanya 1 – 2 x seminggu, belum

pernah menggunakan kontrasepsi tetapi setelah

melahirkan ini saya dan suami merencanakan

ikut KB spiral atau IUD. “


Pola stress - koping Klien mengatakan, “ bila ada masalah selalu

didiskusikan dan dibicarakan dengan suami dan

kadang juga dibantu oleh orang tua untuk

mencari jalan keluarnya.


Pola kepercayaan Klien beragama islam, menjalankan ibadah

dan nilai-nilai menurut agama islam.

XII.   PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tgl 19/9/2005

Laboratorium darah Nilai Normal


WBC    : 8,1         x 1023/uL 4,00 – 11,00

RBC     : 3,77      Lx 1016/uL 4,50 –  6,50

HGB    : 11,5      L g/dL 13,0 –  18,0

HCT     : 30,5      L% 40,0 –  54,0

MCV    : 80,8      fL 76,0 –  96,0

MCH    : 30,5      PG 27,0 – 32,0

MCHC : 37,8      H  g/dL 30,0 – 35,0

PLT      : 162       x 1013 uL 150 – 450

GOL DARAH : O

BT       : 2 1–6

CT       : 7 5 – 15
XIII.  TERAPI MEDIS

Tgl Jenis terapi Rute dosis


23/4 Amoxilin Oral 3 x 500

Asam Mefenamat Oral 3x1

Cataflam Oral 3x1

Emimeton Oral 3x1


24/4 Amoxilin Oral 3 x 500

Asam Mefenamat Oral 3x1

Cataflam Oral 3x1

Emimeton Oral 3x1


KLASIFIKASI  DATA

DATA SUBYEKTIF DATA OBJEKTIF


“Ibu mengatakan nyeri pada Nampak meringis pada saat

daerah bekas robekan perineum. memindahkan badannya.

TFU                 :  2 jari dibawah

pusat.

Posisi               :  Ditengah-tengah

Kontraksi        :  Baik

“Ibu mengeluh nyeri pada kedua Tampak kedua payudara tegang dan

payudara. keras.

Ibu mengeluh bayinya  menolak Anak menolak untuk disusui karena

disusui, karena ASI tidak ada. ASI belum ada.

Ibu sering bertanya bagaimana Tampak ibu bertanya-tanya tentang

cara merawat payudara adan perawatan ibu post partum dengan


bagaimana cara meneteki yang cara merawat bayi.

baik. -Rawat gabung

Ibu mengeluh sakit kepala -uka perineum derajat II, sudah

dijahit

Ibu mengeluh sangat lelah Dan di rawat dengan kompres

bethadine.

Ibu bertanya bagaimana cara Ibu nampak pucat

merawat bayi dirumah. Ibu nampak lelah

Ibu mengatakan bahwa ada luka Tanda-tanda vital :

bekas robekan perineum. TD : 120/80 mmHg

N    :  80 x/menit

Ibu mengeluh jam tidurnya P     :  28x/menit

kurang hanya 5 jam/24 jam. S     :  37 ° C

Ibu mengeluh sering terbangun Nampak banyak pengunjung yang

pada malam hari, karena datang.

anaknya sering terbangun untuk Kelahiran anak pertama

disusui atau karena popoknya

basah.

Ibu menanyakan tentang Ibu tampak cemas

keadaannya dan bayinya


Ibu berharap cepat kembali

kerumah

ANALISA  DATA

N
DATA ETIOLOGI MASALAH
O

1. DS : Post Partum Gangguan Rasa

Ibu mengatakan nyeri nyaman : Nyeri

pada daerah bekas Robekan Perineum

robekan perineum. ( Terputusnya

Ibu mnegeluh sakit continuitas jaringan

kepala perineum )

DO :

Ada bekas luka robekan Pelepasan Mediator

perineum kimia

Luka perineum derajat (Bradikinin ,

II, sudah dijahit dan di histamin,

rawat dengan kompres prostaglandin )


bethadin.

Nampak meringis pada Merangsang saraf

saat memindahkan sensoris

badannya.   

TFU     :  2 jari dibawah Melalu proses

pusat :Transmisi

Posisi   :  Ditengah- Transduksi modulsi

tengah  

Kontraksi  :  Baik Dipersepsikan

Tanda-tanda vital  : sebagai Nyeri di

TD  :  110/80 mmHg CortekCerebri

N     :  80 x/menit

P     :  20x/menit

S     :  37,3 ° C

2. DS : Post partum Ketidak nyamanan

Ibu mengeluh nyeri    payudara : Nyeri

pada kedua payudara. Peningkatan

Ibu mengeluh bayi vaskularisasi

menolak disusui karena payudara

ASI tidak ada.  

Ibu sering bertanya Duktus alveolar aktif

bagaimana cara / terisi Asi

merawat payudara dan


bagaimana cara Pemanfaatan yang

meneteki yang baik. tidak adekuat

DO :   

Tampak kedua Penumpukan Asi

payudara tegang dan pada duktus

keras. Alveolar

Anak menolak

untuk  disusui karena Penekanan syaraf

ASI belum ada, sensoris

sehingga diberi susu   

formula. Ketidaknyamanan

Payudara

3. DS : Post Partum Kurangnya

Ibu bertanya bagaimana    pengetahuan tentang

cara merawat bayi Perubahan peran cara merawat Bayi

dirumah   

DO : Kebutuahnan

Tampak ibu bertanya- dukungan meningkat

tanya tentang Sumber stress

perawatan ibu post meningakat

partum dengan cara   

merawat bayi. Ketidak lengkapan

informasi tentang
proses post partum

  

Kurangnya

pengetahuan tentang

proses post partum

4. DS : Post partum Perubahan pola

Ibu mengeluh jam    istirahat (Tidur).

tidurnya kurang yaitu Perubahan psikis

hanya 5 jam/24 jam.

Ibu mengeluh sering Peran baru sebagai

terbangun pada malam ibu

hari, karena anaknya   

sering terbangun untuk Stress psikologis

disusui atau karena   

popoknya basah. Merangsang Asi

DO  : Keluar

Klien nampak pucat   

Klien nampak lelah. Perubahan pola

Nampak banyak istirahat (Tidur)

pengunjung yang

datang.
Ibu tampak lelah

5. DS Post Partum anak Kecemasan

Ibu menanyakan pertama

tentang keadaannya dan   

bayinya Perubahan peran

Ibu berharap cepat   

kembali kerumah Kebutuahnan

DO dukungan meningkat

Kelahiran anak pertama Sumber stress

Ibu tampak cemas meningakat

  

Ketidak lengkapan

informasi tentang

proses post partum

  

Kecemasan

I M P L E M  E N T A S I

DP HARI JAM

TGL IMPLEMENTASI PARAF

1. Jumat 09.001.   -Mengkaji derajat ketidak nyamanan

23-05- melalui  isyarat verbal dan non verbal

2018 pada respon nyeri  :


 -Klien mengatakan nyeri masih

dirasakan

09.05 -Susah bergeser karena sakit pada

bagian perineum

-Tidak ditemukan adanya tanda-tanda

REEDA

2.   -Mengajarkan klien dalam penggunaan

tekhnik pernafasan atau relaksasi yang

tepat.

09.10     -Klien mulai mengerti  cara melakukan

tehnik pernafasan yang benar

     -Mampu memposikan duduk santai

09.253.   -Melakukan tehnik Distraksi

     -Klien mau melakukan anjuran

     -Klien memfokuskan  untuk menyusui

bayinya.

4.   

0935 -Melakukan perawatan luka  ruptur

perineum

09.45    -Luka tidak menunjukkan tanda-tanda

infeksi, luka agak kering

10.00 -Menjelaskan fisiologi after Pain

    -Klien mengerti keadaan nyeri yang


2. Jumat 10.05 dialaminya.

23-05- 6.  -Mengatur posisi berbaring dengan

2018 10.10 posisi miring

    -Klien banyak melakukan posisi

10.20 miring  kiri

7.  -Mengobsevasi tanda – tanda  vital :

TD,N,P,S.

    -TD : 120/ 80, N : 80 x/i, P : 28 x/i,

10.30 T : 37 0 C

-Mengkaji tingkat nyeri

10.40     Nyeri masih dirasakan, namun agak

berkurang

    -Payudara tidak setegang semula

2.    Menganjurkan untuk mengompres

payudara dengan handuk basah lebih

kurang 15-30 menit

3.   -Mengajarkan Masase pada payudara

10.20 agar Asi bisa keluar lancar

  “Asi mau keluar, anak bisa disusui

dengan baik pada kedua payudara.”

4.    –Menganjurkan pemberian

3. Jumat kompres  Air Hangat pada payudara

23-05- yang Bengkak


2018 “ -Payudara tidak terlalu bengkak seperti

sebelumnya”

5.  -Menganjurkan penggunaan  Bra yang

tepat

    -Ibu mengetahui manfaatnya dan mau

melaksanakan anjuran

-Mengajarkan perawatan payudara

yang baik dan benar.

Alat dan bahan  :

           Handuk 2 buah.

           Minyak kelapa atau baby oil.

           Kapas.

           Waslap 2 buah

           Air hangat dalam tempatnya.

           Pompa (Tapple cuts).

"       Kapas dalam air hangat (untuk

membersihkan putting susu pada

saat sebelum dan sesudah

menyusui.

Cara kerja :

10.50       -Mencuci tangan.


      -Berdiri dibelakang ibu.

      -Membuka baju ibu.

      -1 handuk dibelakang ibu dan 1

handuk lagi dibawah payudara.

     -Ambil minyak, ratakan pada telapak

tangan, berdiri dibelakng ibu, mulai

dari tengah samping 2 x dan dilepas

10-15 kali.

     -Melakukan pengurutan dengan sisi

tangan, jika payudara kanan tangan kiri

yang menahan dan tangan kanan yang

mengurut kebawah dan sebaliknya

pada payudara kiri.

    -Menggunakan ruas tangan, caranya :

sama dengan diatas.

    -Dilakukan sebelum mandi, Diberi

waslap yang sudah dibasahi air hangat

dan diusap melingkar, kemudian

dengan air dingin, caranya sama untuk

tiap payudara. 5 x untuk tiap payudara

dengan menggunakan air dingin dan iar

hangat.

    -Membersihkan putting :

     Kapas + minyak dioleskan pada


putting susu secara berputar.

    -Jika sudah dikeringkan dan ibu

dirapihkan, dapat langsung menyusui

bayinya.

    -Perawat mencuci tangan.

2.  - Mendemonstrasikan cara menyusui

yang baik dan benar.

Alat :

"      Kursi

"      Bantal atau selimut

Cara Kerja :

Pasien Duduk

-Ibu harus duduk dikursi dengan santai

dalam posisi tegak.

   - Supaya bayi bias ditidurkan diatas

topangan tangan ibunya dengan enak,

maka perlu diganjal dengan bantal atau

selimut yang dilipat. Tangan sebelah

yang lain memegang buah dada secara

mengapit dipangkal areola

mammaedengan 2 jari, yaitu jari

telunjuk dan ibu jari. Jagalah supaya

bayi dapat memasukkan papilla


mammae sampai dengan daerah areola

mammae menutup hidung bayi.

    -Lama menyusui sebelah mammae dan

dilakukan kompres air hangat 5-10

menit.

    -Selanjutnya agar bayi sendawa, bayi

didudukkan  setengah duduk diatas

pangkuan ibu atau didepan bahu kiri

dengan menyandarkan dada bayi

kemudian ditepuk-tepuk dengan miring

kekanan atau kekiri.

    -Sebelum dan sesudah menyusukan ibu

harus mencuci tangan dan

membersihkan mulut bayi dan buah

dada.

Berbaring pada ibu yang

lemah/sesudah melahirkan :

    

-Ibu berbaring pada sebelah mammae

11.00 yang akan disusukan dan punggung ibu

diganjal dengan bantal.

   -Lengan ibu pada sebelah mammae

11.05 yang disusukan menopang bayi mulai

dari leher bayi, leher bayi terletak


disendi siku lengan bawah, kedudukan

11.10 mulut bayi diatas dan disesuaikan

dengan papilla mammae.

   -Tangan ibu yang lain memambantu

11.15 memasukkan papilla mammae secara

menjepit dengan telunjuk dan ibu jari

agar supaya hidung bayi tidak melekat

11.30 pada mammae ibu.

4. Jumat     -Lama menyusui 5-10 menit lalu

23-05- diganti pada mammae sebelah.

2018    -Kemudian bayi ditidurkan dengan

posisi miring kekanan.

13.00     -Sebelum dan sesudah menyusui ibu

mencuci tangan. 

   -Menekankan pentingnya  diet /

nutrisi  yang seimbang

   

-Klien mampu menyebutkan makanan

13.05 yang bergizi yang dapat dikonsumsi.

4.   -Menjelaskan perlunya

pembersihan  perianal serta

13.10 penggantian balutan

   -Klien mengungkapkan mengerti cara

perawatan perianal.
5.  -Waspadakan klien untuk menghindari

5. Jumat 13.25 konstipasi , Bab teratur , laksative

23-05- ringan,  dan pelunak faeces bila perlu.

2018     -Klien sudah bisa BAB secara normal

6.  -Berdiskusi tentang lochea sampai 4

minggu

    -Klien mulai mengerti  tentang

prubahan – perubahan pengeluaran

cairan selama nifas.

7.  -Menjelaskan ambulasi dini : bangkit

dan berjalan.

Klien mengerti - manfaat latihan ambulasi dini

-Menekankan pentingnya rawat jalan,

pasca post partum

   -Klien cukup kooperatif, dan punya

keingintahuan yang cukup tinggi

bagaimana cara merawat dirumah.

1.  -Mengkaji tingkat perubahan pola

istirahat klien. “Ibu mengatakan

istirahatnya berubah setelah kelahiran

bayinya.

2.   -Menganjurkan kepada klien untuk

tidur pada siang hari dan disaat bayi

tidur. “Ibu mengangguk-anggukkan


kepala tanda setuju.

3.  -Menganjurkan kepada klien untuk

mengkonsumsi makanan kecil pada

dan susu hangat pada malam hari

sebelum tidur. “Ibu mengatakan akan

mencobanya”.

4.   -Menganjurkan pada ibu untuk

menyusui bayinya pada sore atau

malam hari sebelum bayi tidur. “Ibu

mengatakan akan mengikuti anjuran

tersebut.”

5.   -Membatasi pengunjung yang datang,

dengan memberi waktu kunjungan.

“Ibu mengatakan akan memberi

pengertian kepada keluarganya agar

dating pada jam-jam besuk yang sudah

ditetapkan.”

    -Kaji tingkat kecemasan klien

     -Klien mengatakan kecemasannya

karena belum mengetahui kondisi

bayinya.

     -Bertanya-tanya tentang kondisi

bayinya mengapa anaknya tidak mau

menetek dan badannya terasa hangat


(37,60C)

2.  - Menjelaskan tentang kondisi bayinya

sekarang

    -Bayi anda dirawat terasa hangat karena

belum menetek secara adekuat .

3.  -Beri mental support dari petugas dan

dari keluarga

    -Memberi dukungan bahwa klien tidak

sendiri dalam masalah ini

4.   -Beritahu hasil pemeriksaan yang

didapatkan.

    -Tidak ada hal yang terlalu serius yang

berkenaan dengan kondisi ibu dan

bayi.
CATATAN  PERKEMBANGAN

HARI
TGL JAM E  V  A  L  U  A  S  I PARAF
DP

1. Sabtu 08.00 S:

24-05     Nyeri masih dirasakan

         Susah bergeser  karena sakit pada

daerah perineum

O:

         Tidak ditemukan adanya tanda-

tanda REEDA.

         Klien mulai mengerti cara

melakukan tehnik pernafasan yang

benar.

         Klien mampu melakukan duduk

secara normal (santai).

A : Nyeri persisten

P : Lanjutkan intervensi 4,6,7

2. Sabtu 08.05 S:
24-05-          Nyeri masih dirasakan, namun agak

2018 berkurang.

         Payudara tidak setegang semula.

O:

3.          Asi sudah keluar, anak sudah bisa

disusui dengan baik pada kedua

payudara ibu.

         Ibu mengetahui manfaat ASI dan

mau melaksanakan anjuran petugas.

A : Nyeri pada kedua payudara berkurang,

dan tidak setegang sebelumnya ,

sebagian masalah teratasi.

 :  Lanjutkan intervensi 2,3,4.

Sabtu 0825 S  : Ibu mengatakan mengerti tentang

24-05- apa yang sudah dijelaskan

2018 "       Ibu mengatakan akan

melaksanakan anjuran dari petugas.

O:

4.          Mampu memperagakan cara

perawatan dan pengurutan payudara.

         Sudah bisa BAB secara normal.

         Mengerti cara perawatan perineum,

cukup kooperatif, dan punya


keingintahuan yang cukup tinggi

bagaimana cara merawat di rumah.

: Kemampuan intelektual klien cukup

tentang perawatan post partum

meningkat.

  -

5. Sabtu 08.30 S : "         Ibu mengatakan jam

24-05- tidurnya sudah mencukupi yaitu 6-8

2018 jam sehari.

    Ibu sudah jarang terbangun pada

malam hari, sebab ada suaminya dan

keluarga yang menemani

bergantian  untuk mengganti popok

pada malam hari.

O:

         Klien tidak pucat lagi.

         Klien nampak segar

         Pengunjung datang sesuai jam

besuk.

A  :  Gangguan pola istirahat (tidur)

Sabtu 08.40 dapat teratasi.

24-05- P  : -

2018
S  :  Klien mengatakan kecemasannya

berkurang karena telah mengetahui

keadaannya dan bayinya.

Ibu mengetakan senang karena

bayinya sudah mulai menetek

O :  Keadaan baik

Ekspresi wajah ceria

Sementara harus dilakukan observasi

A :  Kecemasan teratasi

P  :  - .

Anda mungkin juga menyukai