PERCOBAAN OSMOSIS
Mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
Dosen pembimbing :
Sugianto, M.Pd
Disusun Oleh :
Atit Suhati (842050120013)
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulisan makalah tentang “
OSMOSIS “ ini dapat diselesaikan. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi Laporan praktikum Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan Semester 3 pada
program studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Wiralodra.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Tujuan ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3 Kajian Teori........................................................................................1
BAB II : BAHAN DAN CARA KERJA................................................................3
2.1 Alat & Bahan......................................................................................3
2.1 a. Alat..................................................................................................3
2.1 b. Bahan..............................................................................................3
2.2 Cara kerja............................................................................................4
BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................6
3.1 Hasil...................................................................................................6
3.2 Pembahasan........................................................................................7
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................11
4.1 Kesimpulan.......................................................................................11
4.2 Saran.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa bisa menggunakan mikroskop elektron
dengan baik dan mampu mencari protozoa yang berada di air kolam, air sawah,
dan air selokan.
Memenuhi Laporan praktikum biologi
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian protozoa
2. Pengertian Osmosis
3. Pengertian Plasmolisis
1.3 Kajian Teori
a. Difusi adalah penyebaran molekul-molekul zat secara lebar, baik zat padat, zat
cair maupun gas, ke segala arah yang digerakkan oleh energi kinetik yang
menyebabkan molekul zat selalu dalam keadaan bergerak. Molekul-molekul zat
itu saling tarik-menarik atau saling tolak-menolak. Difusi berlangsung dari
larutan yang berkadar tinggi ke larutan yang berkadar rendah, sehingga kadar
larutan tersebut merata. Kecepatan difusi tergantung pada tekanan, konsentrasi
zat terlarut dan suhu (Kimball, 1992).
b. Osmosis adalah proses berpindahnya molekul-moslekul air dari larutan yang
mengandung molekul air tinggi menuju ke larutan yang molekul airnya rendah
melalui selaput semipermeabel. Dengan kata lain osmosis adalah peristiwa
berpindahnya molekul-molekul air dari larutan yang berkonsentrasi rendah
(hipotonis) menuju larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis). Tekanan
osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari
daerahdimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit. Osmosis
sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang
1
menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi.
Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada
volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per
unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut
potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan
konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak
dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial
kimia lebih kecil (Ismail, 2006). Tumbuhan mengambil bahan makanan berupa
air dan garam mineral yang terlarut di dalamnya serta O2 dan CO2 dari
lingkungannya. Pengambilan dan pengangkutan bahan makanan terjadi melalui
proses difusi, osmosis, dan transpor aktf. Zat-zat yang berupa air dan bahan
kimia masuk melalui akar, sedangkan gas O2 dan CO2 masuk melalui daun. Zat
yang diperlukan dan sisa-sasa metabolisme perlu ditransportasikan. Sistem
transportasi sangat penting bagi tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan
massa organisme tersebut. Transportasi yang terjadi dalam tubuh hewan
maupun tumbuhan berlangsung secara aktif maupun pasif (Dwidjoseputro,
1986).
c. Plasmolisis adalah proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang
disebabkan oleh air yang berada dalam vakoula merembes keluar dari sel, yaitu
bila tumbuhan berada pada lingkungan yang kadar airnya rendah, maka
tumbuhan akan sulit menyerap air. Pada kasus tertentu, air di dalam sel juga
akan keluar. Bila terjadi terus-menerus, maka selaput plasma akan lepas dari
dinding sel. Bila plasmolisis berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati dan
untuk mengembalikannya diperlukan proses sebaliknya. Keadaan ini dapat
kembali ke keadaan semula apabila sel tersebut diletakkan di lingkungan dengan
kadar air yang lebih tinggi (hipotonis). Peristiwa kembalinya protoplasma ini
disebut dengan deplasmolisis.
BAB II
BAHAN DAN ALAT
2
2.1 Alat & Bahan
a. Alat :
Beker glass
Pipet tetes
Kaca benda
Kaca penutup
Sampel/kertas penanda
Mikroskop elektron
b. Bahan
Air kolam
Air sawah
Air selokan
Tisu
3
Siapkan larutan glukosa, larutan garam, larutan isotonik, dan larutan biasa
masing-masing 200 ml
Lalu Masukan potongan kentang dengan ukuran 1cm dan 1/2 masing-masing 2
potong kentang yang berbeda ukuran
Diamkan kira-kira 20-30 menit untuk hasil yang maksimal
Kemudian ambil dengan pinset lalu timbang kembali potongan kentang tersebut
Catat perubahan kentang dalam tabel, bandingkan dengan berat kentang
sebelumnya(awal)
2.2.c. Cara kerja eksperimen Plasmolisis
Buatlah sayatan tipis dari daun Rhoeo discolor (bagian ungunya)
Lalu letakan sayatan tersebut di atas objek glass
Teteskan dengan air/larutan gula secukupnya
Tutup dengan cover glass (jangan biarkan menggelembung)
Letakkan di atas meja preparat
Lalu amati sel tersebut dan mencari stomata nya
4
BAB III
Hasil dan Pembahasan
1.Larutan
dengan air
panas
2.Larutan
dengan air
dingin
3.Larutan
dengan air
biasa.
Gambar di atas ialah gambar eksperimen Difusi dengan menggunakan air panas, air
dingin, dan air biasa.
5
Setelah
diangkat
dari
berbagai
macam
larutan
kentang
tersebut
ada yang
terlihat
pucat dan
ada yang
Gambar diatas merupakan eksperimen Osmosis pada kentang dengan menggunakan tetap
larutan glukosa, larutan garam, larutan isotonik, dan larutan air biasa. seperti
semula.
Daun
Rhoeo
discolor,
terlihat
jelas
berwarna
ungu dan
terdapat
beberapa
stomata
3.2 Pembahasan
6
1. Pada Eksperimen Difusi telihat sekali perbedaan pergerakan tinta yang diteteskan
pada masing-masing larutan.
Larutan air panas
Gelas yang berisi air panas lebih cepat terjadi proses difusinya karena suhu air panas
lebih tinggi dibandingkan air dingin dan air biasa. Proses ini sangat cepat sehingga
air yang tadi nya bening seketika berubah menjadi warna biru dengan cepat.
Larutan air dingin
Proses difusi di air dingin terjadi sangat lambat sekali karena adanya pembekuan
tinta(menggumpal). Proses difusi menggunakan air dingin lebih lambat dari pada
menggunakan air biasa.
Larutan air biasa
Tinta mulai menyebar di air perlahan karena proses difusi sedang berlangsung.
Molekul zat dari tinta berpindah secara spontan mengikuti gradient konsentrasi dari
konsentrasi zat tinggi (tinta) ke konsentrasi rendah (air biasa)
2. Pada eksperimen Osmosis kentang berukuran 1/2cm
Larutan Berat awal Berat Akhir
Isotonik 4,0 3,8
Biasa 3,5 3,8
Garam 3,4 2,9
Gula 3,3 3,5
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, kentang mengalami perubahan. Dari
hasil pengamatan dapat kita ketahui bahwa sel – sel kentang mengalami perubahan
ukuran dan berat, dan warnanya. Ada yang mengalami pertambahan ukuran maupun
pengurangan ukuran sesuai dengan medianya sendiri. Hal ini terjadi karena sifat larutan
yang hipertonis maupun hipotonis terhadap kentang.
7
Pada larutan garam kentang menjadi lembek dan terjadi pengurangan ukuran. Ini
disebabkan karena kentang yang hipotonis terhadap larutan garam. Sehingga air yang
ada pada kentang keluar dari sel – sel kentang yang menyebabkan kentang menjadi
lembek dan mengalami pengurangan ukuran.
Kentang yang telah dimasukkan ke dalam larutan garam mengalami penyusutan
berat dari berat semula karena air bergerak dari larutan yang konsentrasinya rendah ke
larutan yang konsentrasinya tinggi. Dimana hasil dari praktik yang telah dilakukan
bahwa air garam yang terdapat di dalam gelas tersebut memiliki kerapatan tinggi,
sedangkan kentang memiliki kerapatan yang rendah. Setelah kentang dimasukkan ke
dalam air garam selama kurang lebih 30 menit, kentang tersebut menjadi lebih ringan
serta warnanyapun lebih kusam. Semakin hipertonis larutannya, maka semakin lembek
kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.
Sel-sel kentang kekurangan air (isi sel) akibatnya terjadi plasmolisis yang
mengakibatkan penurunan tekanan turgor. Jika tekanan turgor menurun
akibatnya kentang menjadi empuk dan lembek.
Terjadi penurunan berat kentang akibat perpindahan air dari sel-sel kentang ke
laruberatnnya
Kelunakan kentang dan pengurangan berat bergantung pada konsentrasi larutan.
Semakin hipertonis larutannya, maka semakin lembek kentangnya, juga semakin
banyak pengurangan beratnya.
Untuk kentang yang direndam dalam air biasa, peristiwa yang berkebalikan
terjadi. Air dari larutan masuk kedalam sel-sel kentang, karena sel-sel kentang
hipertonis dibandingkan air. Akibatnya ialah isi sel bertambah. Inilah yang
menyebabkan kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.
8
Larutan Garam. Larutan air biasa, isotonik, dan
gula
9
BAB IV
Kesimpulan
4.1 Kesimpulan
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah
dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit. Tekanan osmosis
ditentukan oleh 4 faktor yaitu molaritas atau konsentrasi zat terlarut, konstanta ionisasi,
konstanta gas, dan temperatur absolut larutan.
Dari data yang didapat, dapat disimpulkan bahwa kentang yang mengalami
penambahan berat terjadi karena larutan bersifat hipotonis terhadap kentang. Sedangkan
jika terjadi pengurangan berat karena larutan bersifat hipertonis terhadap kentang. Keras
lunaknya kentang bergantung pada konsentrasi larutan. Semakin hipertonis larutannya,
maka semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.Untuk
kentang yang direndam dalam air biasa, peristiwa yang berkebalikan terjadi. Air dari
larutan masuk kedalam sel-sel kentang, karena sel-sel kentang hipertonis dibandingkan
air. Akibatnya ialah isi sel bertambah. Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras
dan beratnya bertambah. Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa maka semakin
banyak sel epidermis Rhoe discolor yang terplasmolisis.
10
4.2 Saran
Untuk lebih menyempurnakan makalah ini ada baiknya jika para pembaca
memberi masukan dan kritikan perihal kekurangan dan ketidaksempurnaan makalah ini.
Dengan ini penulis dan pembaca bisa saling berbagi ilmu mengenai apa yang
disampiakan terkhusus pada materi inti pada makalah ini. Diharapkan juga agar
kedepannya tulisan-tulisan yang berkaitan dengan osmosis dapat diperbanyak
lagi,mengingat masih minimnya informasi mengenai proses osmosis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/260984670/Plasmolisis-Rhoeo-discolor
http://praktikumbiologi.blogspot.com/2011/07/osmosis-pada-kentang.html?m=1
11