Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

“MANUSIA DAN PERADABAN”

Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Nur, M.S.

Disusun Oleh:

1. Mutiara Indah Pertiwi 1911216001


2. Harsha Gestrina 1911216003
3. Nike Ramadayani 2011211005
4. Saffanah Muthi` 2011212017
5. Fani Rahmi Aulia 2011212060
6. Ratu Qhaisya Desma 2011212070

PRODI ILMU KESEHATAN MASYRAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang selalu


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini yang berjudul “Manusia dan Peradaban” diajukan untuk memenuhi
sebagian persyaratan perkuliahan Ilmu Sosial Dasar tahun ajaran 2020/2021.
Proses penulisan makalah ini dapat terlaksana atas bantuan dan bimbingan
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Mhd. Nur, M.S. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dan
rekan-rekan yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi perbaikan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Padang, 06 Februari 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR

DAFTAR ISI

BAB 1 ......................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................2

BAB 2 ......................................................................................................................3

PEMBAHASAN ......................................................................................................3

2.1 Pengertian adab dan peradaban .................................................................3

2.2 Pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat beradab ..5

2.3 Evolusi dan tahapan-tahapan peradaban ...................................................7

2.4 Peradaban dan perubahan sosial ..............................................................10

2.5 Wujud peradaban .....................................................................................12

2.6 Tradisi, modernisasi dan masyaraat madani ............................................13

2.7 Dinamika peradaban global .....................................................................16

BAB 3 .................................................................................................................19

PENUTUP ..............................................................................................................19

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................19

3.2 Saran .............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan
merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dengan kemampuan cipta (akal) nya, manusia dapat menghasilkan ilmu
pengetahuan. Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan
manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda.
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi daya manusia, baik cipta,
karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beradab artinya
pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi
pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manusia. Manusia beradab adalah
manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata, rasa, dan karsa. Kaelan (2002)
menyatakan manusi yang beradab adalah manusi yang mampu melaksanakan
hakikatnya sebagai manusia (Monopluraris secara optimal).
Manusia dan peradaban adalah hal yang tidak bisa terpisahkan karena
manusia itu memiliki cipta, rasa dan karsa. Cipta, rasa dan karsa itu akan
menimbulkan perkembangan pengetahuan yang berasal dari suatu budaya. Dari
hal itulah kebudayaan akan mengalami kemajuan sehingga dikatakan sebagai
peradaban.
Pendidikan sebagai lembaga sosial yang berfungsi dalam pembentukan
karakter manusia yang berbudaya dan melakukan proses pembudayaan nilai-nilai.
Antara pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan ketergantungan yang
mengandung pengertian bahwa kualitas pendidikan akan menunjukkan kualitas
budaya. Demikian juga selanjutnya, kualitas kebudayaan akan menunjukkan
kualitas manusia yang berperadaban. Dengan demikian pendidikan karakter yang
berbudaya yang mampu menciptakan peradaban yang beradab tercermin dari
nilai-nilai yang dianut oleh bangsanya sendiri.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian dari adab dan peradaban?
1.2.2 Apakah pengertian dari manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat
beradab?
1.2.3 Bagaimanakah evolusi dan tahapan-tahapan peradaban?
1.2.4 Apa pengertian dari peradaban dan perubahan sosial?
1.2.5 Bagaimanakah wujud dari peradaban?
1.2.6 Apa pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani?
1.2.7 Bagaimankah terjadinya dinamika peradaban global?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui tentang pengertian dari adab dan peradaban
1.3.2 Untuk mengetahui tentang pengertian dari manusia sebagai makhluk
beradab dan masyarakat beradab
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimanakah evolusi dan tahapan-tahapan peradaban?
1.3.4 Untuk mengetahui tentang peradaban dan perubahan sosial Untuk
mengetahui bagaimana wujud dari peradaban
1.3.5 Untuk mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani
1.3.6 Untuk mengetahui terjadinya dinamika peradaban global

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Adab dan Peradaban


Istilah peradaban dalam bahasa inggris disebut civili-zation. Peradaban asal
kata adab artinya akhlak, kesopanan, atau kehalusan budi pekerti.
Peradaban=berkata dengan konsep nilai moral, etika, estetika di masyarakat
dipakai untuk menyebut bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang
halus dan indah misalnya: kesenian, ilmu pengetahuan, adat, sopan santun,
pergaulan, kepandaian menulis. Organisasi kenegaraan atau sistem teknologi, seni
bangunan.
Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian
kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan
mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah,
tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan
tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Dengan batasan-batasan pengertian diatas maka istilah peradaban sering
dipakai untuk hasi-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan, dan
teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis,
organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Huntington mendefinisikan peradaban sebagai the highest social grouping
of people and the broadest level of cultural identity people have short of that
which distinguish humans from other species. Menurut Damono sebagaimana
dikutip oleh Oman Sukmana, kata “adab” berasal dari bahasa Arab yang berarti
akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
Adab erat hubungannya dengan:
1) Moral yaitu nilai-nilai dalam masyarakat yang hubungannya dengan
kesusilaan.
2) Norma yaitu aturan, ukuran atau pedoman yang dipergunakan dalam
menentukan sesuatu yang baik atau salah.
3) Etika yaitu nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang

3
menjadi pegangan dalam mengatur tingksh laku manusia.
4) Estetika yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
keindahan, kesatuan, keselarasan dan kebalikan.
Menurut Bierens De Hans “peradaban” adalah seluruh kehidupan sosial,
ekonomi, politik dan teknik. Jadi, peradaban adalah bidang kehidupan untuk
kegunaan yang praktis, sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari
hasrat dan gairah yang lebih murni diatas tujuan yang praktis hubungannya
dengan masyarakat.
Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat “peradaban” adalah bagian-bagian
kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian. Dengan demikian “peradaban”
adalah tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah
mencapai kebudayaan tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang
dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.
Masyarakat tersebut dapat dikatakan telahmengalami proses perubahan sosial
yang berarti, sehingga taraf kehidupannya makin kompleks.
Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial
manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah
(group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok
manusia yang mengatasi Negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya
dari yang lain, tetapi tidak menelitik dengan sendirinya.
Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan
organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk
sistem IPTEK dan pemerintahnya. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa
sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan.
Sedangkan wujud peradaban moral adalah:
1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
2. Norma: aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan
sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
3. Etika: nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang
menjadi pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan

4
sebagai etiket, sopan santun.
4. Estetika: berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
keindahan, mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan
(contrast).
Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le Roy Sims (H P Fairchild:
1964: 41) menyatakan Civilization is the cultural development, the distinctly
human attributes and attain-ments of a particular society. In a ordinary usage, the
term imolies a fairly high stage on the culture evolutionary scale .Reference is
made to ‘civilized peoples’. More civilized usage would refer to more highly and
less highly civilized peoples, the refer to more highly and less highly civilized
peoples, the determinative characteristics being intellectual, aesthetic,
technological, and spiritual attainments.
Sedangkan menurut The Third Wave Alvin Tofler (1981: 10-14)
gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai
kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. (revolusi agraris)
gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energy
listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri). Gelombang
ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan
computer atau alat komunikasi digital.

2.2 Pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab


Manusia disamping sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk individu juga
sebagai makhluk sosial budaya, dimana saling berkaitan satu dengan yang lain.
Sebagai makhluk Tuhan manusia memiliki kewajiban mengabdi kepada Sang
Kholik, sebagai makhluk individu manusia harus memenuhi segala kebutuhan
pribadinya dan sebagai makhluk sosial budaya manusia harus hidup
berdampingan dengan manusia lain dalam kehidupan yang selaras dan saling
membantu.
Manusia sebagai makhluk sosial disini merupakan anggota masyarakat yang
tentunya mempunyai tanggungjawab seperti anggota masyarakat lain, agar dapat
melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, manusia

5
yang bertanggungjawab adalah manusia yang dapat menyatakan bahwa
tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus
menjunjung tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan
wejangan atau nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan
dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan sosial, sehingga dalam
kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman
dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia beradab.
Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu
kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam
suatu masyarakat yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut
sifat dasarnya dianggap paling cocok bagi setiap orang tersebut, yang tentunya
perlu adanya keselarasan dan keharmonisan.
Manusia dalam menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan pribadinya
tidak boleh melampaui batas atau merugikan kepentingan orang lain. Sebagai
suatu anggota masyarakat yang beradab manusia harus bisa menciptakan adanya
keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jadi, perlu
adanya suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan
umum.
Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi karkat, martabat,
serta potensi Kemanusiaan yang tinggi. Konsep masyarakat adab berasal dari
konsep civil society, dari asal kata cociety civilis. Istilah masyarakat adab dikenal
dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani.
Pada mulanya, civil society berasal dari dunia barat. Adalah Datao Answar
Ibrahim (Mantan Wakil Perdana Mentri Malaysia) yang pertama kali
memperkenalkan istilah masyarakat madani sebagai istilah lain dari civil society.
Nurcholish madjid mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat
madani.
Oleh banyak kalangan, istilah civil society dapat diterjemahkan dalam
Bahasa Indonesia dengan berbagai istilh antara lain :

6
1. Civil society diterjemahkan dengan istilah masyarakat sipil, civil artinya
sipil sedangkan society artinya masyarakat.
2. Civil society diterjemahkan dengan masyarkat beradap atau keberadaban,
ini merupakan terjemahan dari civilizet(beradab) dan society (masyarakat)
sebagai lawan dari masyarakat yang tidak beradab(uncivilzet society)
3. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani
merujuk pada kata Madinah, kota tempat kelahiran Nabi Muhammad
SAW. Madinah berasal dari kata madaniyah yang berati peradaban
4. Berkaitan dengan nomor 3, Civil society diartikatikan masyarakat kota.
Dal ini dikarnakan Madinah adalah sebuah negara kota (city-state) yang
mengigakan kita kepada polis dizaman yunani kuno . masyarakat kota
sebagai model masyarakat beradab.
5. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau
kewarganegaraan. Masyarakat disini adalah pengelompokan masyarakat
yang bersifat otonom dari negara

2.3 Evolusi dan tahapan-tahapan peradaban


Evolusi diajukan sebagai faktor kebudayaan pada sekitar pertengahan abad
ke – 19 dan dengan segera pula menjadi kategori budaya yang sangat populer.
Mereka yang menerapkan gagasan evolusi pada pertumbuhan kebudayaan tidak
begitu melukiskan proses yang sungguh-sungguh terjadi, melainkan hanya
menyusun sebuah artificial selection diantara ratusan peristiwa dan kejadian yang
laludiurutkan menurut skema evolusi. Menurut JWM Baker SJ, mereka tidak
sampai menerangkan jalan kebudayaan dengan teori evolusi, tetapi mencoba
membuktikan evolusi dengan data budaya yang ada.
Proses evolusi kebudayaan hanya dipandang dari jauh, yakni dengan
mengambil jangka waktu yang panjang, misalnya beberapa ribu tahun yang lalu,
maka akan menampakkan perubahan-perubahan besar yang seolah menentukan
arah (directional) dari sejarah perkembangan kebudayaan yang bersangkutan.
Perubahan – perubahan tersebut direkonstruksi dengan menganalisa sisa-sisa dari
benda hasil kebudayaan manusia pada jaman dahulu yang antara lain digali dari

7
lapisan bumi diberbagai tempat.
Menurut Alfin Tofler tahapan peradaban dapat dibagi atas tiga tahapan,
yaitu :
1. Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai
kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam (revolusi
agraris).
2. Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin
uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang (revolusi
industri).
3. Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan
teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dengan komputer atau alat
komunikasi digital.
Menurut John Naisbitt mengemukakan bahwa era informasi menimbulkan
gejala mabuk teknologi, yang ditandai dengan beberapa indikator, yaitu :
1. Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat.
2. Masyarakat takut sekaligus memuja teknologi.
3. Masyarakat mengaburkan perbedaan antar yang nyata dan yang semu.
4. Masyarakat menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar.
5. Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan, dan
6. Masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.

Kebudayaan itu telah mengalami proses perkembangan secara bertahap dan


berkeseimbangan yang kita konsepkan sebagai evolusi kebudayaan. Evolusi
kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budidaya atau akal
pikiran dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu atau kewaktu. Masa dalam
kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum
manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarah
(masa manusia telah mengenal tulisan).
Mengenai masa prasejarah ini, terdapat dua pendekatan untuk membagi
zaman prasejarah, yaitu
1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua

8
(palaeolitikum), zaman batu tengah/ madya (mesolitikum), dan zaman
batu baru.
2. Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi atau mata pencaharian
hidup yang terdiri atas :
a) Masa berburu dan mengumpulkan makanan,meliputi masa berburu
sederhana (tradisi paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut ( tradisi
Epipaleolitik).
b) Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan megalitik.
c) Masa kemahiran teknik atau perundingan, meliputi tradisi semituang
perunggu dan tradisi semituang besi.

Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R.Soekmono (1973),


membagi menjadi empat masa yaitu :
1) Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan
sampai kira-kira abad ke-5 Masehi.
2) Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama
Masehi sampai dngan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
3) Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh islam menjelang akhir
kerajaan Majapahit sampai dengan akhir abad ke-19.
4) Zaman baru / Modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat ( Eropa) dan
teknik Moder kira-kira tahun 1900 sampai sekarang.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan
bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap
tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol,
meliputi tingkat ilmu pengatahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi.
Lahirnya peradaban barat di Eropa dimulai dengan adanya revolusi
pemikiran. Masyarakat adab ingin keluar dari abad gelap (dart ages) mulai
renaissance. Melalui revolusi pemikiran inilah lahir sains dan teknologi.
Penemuan kompas magnetik menyebabkan kapal laut dapat melintasi lautan
atlantik dan akhirnya menemukan amerika. Peradaban kuno di lembah sungai Nil

9
tidak hanya menghasilkan kemajuan dibidang teknologi, tetapi jaga bidang sosial,
misalnya dalam mata pencaharian hidup.
Peranan sungai nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak
perahu-perahu dagang yang melintasi sungai nil. Dalam hal budaya tulis,
masyarakat mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut hieroglif bentuk gambar.
Tulisan hieroglif ditemukan didinding piramida, tugu obelisk maupun daun
papirus. Tulisan hieroglif berkembang menjadi lebih sederhana yang kemudian
dikenal dengan tulisan hieratik dan demotik.

2.4 Peradaban dan perubahan sosial


2.4.1 Pengertian dan cakupan kebudayaan sosial
Perubahan sosial merupakan gejala yang akan menimbulkan
ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang ada didalam masyarakat, sehingga
menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat
yang bersangkutan. Willbert Moore memandang perubahan sosial sebagai
“perubahan struktur sosial, pola perilaku, dan interaksi sosial”. Perubahan sosial
berbeda dengan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada
perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada.
William F. Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-
perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materiil maupun
immateriil. Gillin dan Gillin mengatakan bahwa perubahan – perubahan sosial
untuk sesuatu variasi dari cara hidup yang lebih diterima yang disebabkan baik
karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, kompetisi penduduk,
ideologi maupun karena adanya difusi ataupun peubahan-perubahan baru dalam
masyarakat tersebut.
Menurut Selo Sumardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi
pada lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosial, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku
diantaranya kelompok dalam masyarakat. Menurutnya antara perubahan sosial
dan perubahan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama, yaitu keduanya
bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara –cara baru atau suatu perbaikan

10
cara masyarakat memenuhi kebutuhannya.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam
hubungan interaksi yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Cara yang paling
sederhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah
membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat
sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang dianalisis dari
berbagai segi :
a. Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (derection of change)
meninggalkan faktor yang diubah. Setelah meninggalkan faktor tersebut,
perubahan itu bergerak kepada sesuatu yang baru sama sekali, akan tetapi
mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah ada pada waktu yang
lampau.
b. Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang
terjadi dalam masyarakat.

2.4.2 Teori dan Bentuk Perubahan Sosial


a. Teori Sebab – Akibat (Causation Problem)
Beberapa faktor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan sebab-
sebab perubahan sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut :
1) Analisis Dialektika
Analisis perubahan sosial yang menelaah syarat-syarat dan keadaan
yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam suatu sistem
masyarakat. Hal ini dirumuskan oleh Hegell Marx sebagai dialektika
artinya thesis antisynthesis.
2) Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial
Teori tunggal menerangkan sebab-sebab perubahan sosial, atau pola
kebudayaan dengan menunjukkan kepada satu faktor penyebab. Teori
tunggal maupun deterministik menurut Soerjono Soekanto (1983) tidak
bertahan lama, timbulnya pola analisis yang lebih cermat dan lebih
didasarkan fakta.

11
b. Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
Kebudayaan teori – teori mengenai arah perubahan sosial mempunyai
kecenderungan yang bersifat kumulatif atau evolusioner.
1) Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal)
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami
perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu semula dari bentuk
sederhana kemudian yang kompleks sampai pada tahap yang
sempurna.
2) Teori Multilinier
Teori ini pada artinya menggambarkan suatu metodologi didasarkan
pada suatu asumsi yang menyatakan bahwa perubahan sosial atau
kebudayaan yang didapatkan gejala keteraturan yang nyata dan
signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum atau skema apriori, tetapi
teori ini lebih memperhatikan tradisi dalam kebudayaan dan dari
berbagai daerah menyeluruh meliputi bagian-bagian tertentu.

2.5 Wujud Peradaban


Peradaban adalah wujud kebudayaan sebagai hasil kreatifitas manusia baik
yang bersifat materiil berupa benda-benda yang kasat mata dan dapat diraba.
Contoh Candi Borobudur, bangunan gedung atau rumah, mobil, perlatan kerja,
dan sebagainya, sedangkan yang bersifat non materiil dalam bentuk nilai, moral,
norma, dan estetika. Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non
materiil, seperti adat sopan santun pergaulan dalam menjalani hidup dan
kehidupan ini manusia senantiasa memegang teguh nilai-nilai yang ada, baik
berupa moral, norma, etika, dan estetika.
Menurut Ki Hajar Dewantara, etika adalah ilmu yang mempelajari segala
soal kebaikan dan keburukan didalam hidu manusia semuanya, teristimewa yang
mengenai gerak – gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan
perasaan, sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan. Etika
merupakan suatu ajaran yang melakukan refleksi kritis atas norma ajaran moral.
Tugas etika adalah mencari ukuran baik buruknya bagi tingkah laku manusia.

12
Menurut Th. L. Vanhoeven (dalam Oman Sukmana), norma berasal dari
kata “normalis”, yang berarti menurut petunjuk, kaidah, kebiasaan, kelaziman,
patokan, standart, ukuran. Norma – norma mempunyai kekuatan mengikat yang
berbeda – beda, yaitu :
1) Folkways, yakni norma-norma yang berdasar kebiasaan atau kelaziman dalam
tradisi, dan apabila dilanggar tidak ada sanksinya, tetapi hanya dianggap aneh
dan menjadi sasaran pembicaraan umum saja.
2) Mores (tata kelakuan), yakni norma moral yang menentukan suatu kelakuan
tergolong benar atau salah, baik atau buruk. Individu yang melanggar mores
akan dihukum.

Moral adalah nilai – nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan


kesusilaan. Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana seseorang harus
hidup secara baik sebagai manusia, dan sekaligus merupakan petunjuk kongkrit
yang siap pakai tentang bagaimana seseorang itu harus hidup. Dalam realitas
budaya pengembangan kebudayaan dikembangkan melalui nilai – nilai estetika
yang tidak terlepas dari nilai – nilai etika, moral, norma dan hukum yang berlaku.

2.6 Tradisi, Modernisasi dan Masyarakat Madani


a. Tradisi
Adat adalah merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu
bangsa, merupakan satu penjelmaan daripada jiwa bangsa yang
bersangkutan dari abad ke abad. Oleh karena itu, maka tiap bangsa didunia
ini memiliki adat kebiasaan sendiri – sendiri yang satu dengan yang
lainnya berbeda satu sama lain.
Adat istiadat yang hidup serta yang berhubungan dengan tradisi rakyat
yang merupakan adat kebiasaan turun-temurun yang masih dijalankan di
masyarakat karena adanya penilaian bahwa cara – cara yang telah ada
merupakan cara yang paling baik dan benar, serta hal ini merupakan
sumber yang mengagumkan bagi kekayaan budaya bangsa.

13
Didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, adat yang dimiliki oleh
daerah-daerah suku-suku bangsa adalah berbeda-beda, meskipun demikian
dasar dan sifatnya adalah satu, yaitu keindonesiaannya. Oleh karena itu,
maka adat bangsa Indonesia itu dikatakan ber“bhinneka”. Adat bangsa
Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika” ini tidak mati, melainkan selalu
berkembang.
b. Modernisasi
1) Konsep Modernisasi.
Modernisasi dimulai di Italia abad ke-15 dan tersebar di sebagian
besar ke dunia Barat dalam lima abad berikutnya. Manifesto proses
modernisasi pertama kali terlihat di Inggris dengan meletusnya
revolusi industri pada abad ke-18, yang mengubah cara produksi
tradisional ke modern.
Pendapat para ahli tentang modernisasi, yaitu :
1. Menurut Kentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha
penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu
berarti bahwa untuk mencapai tingkat modern harus berpedoman
kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan.
2. Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam semua segi kehidupan
manusia dengan tingkat yang berbeda – beda tetapi tujuan
utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman
dalam arti yang seluas – luasnya.
3. Smith (1973), mengatakan bahwa modernisasi adalah proses yang
dilandasi dengan seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang
disadari untuk mengubah masyarakat ke arah kehidupan
masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian lebih maju
dalam derajat kehormatan tertentu.
2) Syarat-syarat Modernisasi.
Modernisasi bersifat preventif, dan kontraktif agar proses tersebut
tidak mengarah pada angan – angan. Modernisasi dapat terwujud

14
melalui beberapa syarat, yaitu :
1. Cara berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa
maupun masyarakat.
2. Sistem administrasi negara yang baik yang benar – benar
mewujudkan birokrasi.
3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang
terpusat pada suatu atau lembaga tertentu.
4. Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap
modernisasi dengan cara penggunaan alat komunikasi masa.
5. Tingkat organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi
pihak lain di pihak pengurangan kepercayaan.
6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.
3) Ciri-ciri Modernisasi.
a. Keutuhan materi dan ajang kebutuhan manusia.
b. Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi,
sekularisasi, diferensasi, dan akulturasi.
c. Modernisasi banyak menberikan kemudahan bagi manusia.
d. Berkat jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.
e. Modernisasi juga memberikan dan melahirkan teori baru
f. Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika
ekonomi serta orientasi kebendaan yang berlebihan.
g. Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk
bekerja dan menumpuk kekayaan.
c. Masyarakat Madani
Menurut Wirutomo (2002), di Indonesia kata “civil society”
diterjemahkan sebagai masyarakat sipil, masrakat warga, masyarakat
madani, atau masyarakat adab. Apapun bentuk tindakannya yang pasti
konsep itu menyangkut sutu ruang gerak masyarakat yang berada di luar
negara.
Karena bidang politik pada masa lalu selalu dikaitkan dengan
negara, maka muncul konsep civil society sebagai arena bagi warga

15
negara yang aktif dalam politik. Tetapi lebih luas lagi konsep ini sering
juga dikaitkan dengan peradaban masyarakat, yaitu suatu kualitas
kebudayaan masyarakat yang ditandai oleh supremasi hukum.

2.7 Dinamika peradaban global


Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit
untuk dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke
seluruh belahan dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia,
termasuk di dalamnya bangsa Indonesia.
Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi atau tidak
punya norma atau heteronmy atau banyak norma sehingga terjadi kompromisme
sosial terhadap hal-hal yang sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal
masyarakat. Selain itu juga terjadinya diorientasi atau alienasi. Kemajuaan bidang
teknologi, komunikasi dan informasi yang demikian pesat sebagai sebuah
perkembangan peradaban manusia kadang kala menimbulkan problematika bagi
kehidupan manusia. Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai fasilitas yang
ada didalamnya, dapat memberikan manfaat yang sangan besaar kalau digunakan
secara baik, tetapi sebaliknya jika digunakan secara tidak baik akan menimbulkan
dampak negatif.
Pertumbuhan dan perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan
problematika bagi adab dan peradaban manusia. Jumlah penduduk yang
berkembang, dengan cepat jika tidak diimbangi dengan tersediannya lapangan
pekerjaan yang cukup justru akan menciptakan gelombang pengangguran.
Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan agar kita mampu
membangunan bangsa agar tetap eksis di tengah-tengah arus modernisasi dan
globalisasi yang semakin kuat, adalah dengan meningkat peran lembaga
pendidikan untuk terus mengali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi
tanpa menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian nilai – nilai dan moral
bangsa Indonesia.
Alvin toffler menganalisis agar meningkatkan efesiensi dan pembaharuan
dan peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya

16
the third wave (1981), ia menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban
umat manusia sampai saat ini mengalami tiga gelombang yaitu :
1) Gelombang I, peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 SM-1500
M
2) Gelombang II, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 M-1970
M. Muncul revolusi industri terutama di dunia barat yang dimulai dengan
revolusi industri yaitu kira-kira tahun 1700 M-1970 M. masa ini dimulai
dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712
3) Gelombang III, peradaban teknologi informasi berlangsung mulai 1970 M-
sekarang, yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang
memudahkan manusia untuk mempermudah manusia berkomunikasi dalam
berbagai bidang, gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi.

Globalisasi memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat
internasional. Pangaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan
semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam parpolitikan negara-negara
berkembang yang ditandai dengan menguatnya ide kebebasan dan demokrasi.
Pengaruh globalisai terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai-nilai peradaban
lain. Globalisasi bagi Indonesia telah memberi pengaruh besar dalam kehidupan,
baik pengaruh positif maupun pengaruh. Pengaruh tersebut selamanya mempunyai
dua sisi, yaitu sisi negatif dan positif.
Adapun aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut.
1) Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia
dalam berinteraksi.
2) Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia untuk
berhubungan dengan manusia lain.
3) Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan
efisiensi.

17
Sedangkan aspek negatif globalisasi antara lain :
1) Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu
bangsa dan identitas suatu bangsa.
2) Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan
yang makin membesar.
3) Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme dan
individual yang menggeser nilai-nilai masyrakat.
4) Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai
karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.

18
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial adalah bagian dari anggota masyarakat
yang mempunyai tanggungjawab untuk dapat melangsungkan hidupnya dalam
masyarakat tersebut, yang dinyatakan dalam tindakan baik menurut norma dan
diwujudkan dengan menaati berbagai aturan sosial Sehingga dalam kehidupan di
masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan
kedamaian.
Pendekatan terhadap peradaban dilakukan dengan melalui organisasi sosial,
kebudayaan, termasuk sistem IPTEK dan pemerintahnya. Tinggi rendahnya
peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Peradaban merupakan tahapan dari evolusi
budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan dan dapat berwujud
materil dan non materil.
Manusia dan peradaban adalah hal yang tidak bisa terpisahkan karena
manusia itu memiliki cipta, rasa dan karsa. Mempelajari antara manusia dan
peradaban sangat dibutuhkan, sehingga akan menambah pengetahuan dengan
pertumbuhan teknologi yang semakin pesat. Upaya yang harus dilakukan agar kita
mampu membangun bangsa agar tetap eksis di tengah-tengah arus modernisasi
dan globalisasi yang semakin kuat adalah dengan meningkatkan peran lembaga
pendidikan untuk terus mengali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi.

3.2 Saran
Dengan makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa
mengenai hubungan antara manusia dan peradaban. Makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, dan semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dikembangkan
dengan referensi yang lebih baik lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jat/article/download/1796/1195 diunduh
pada Jum`at 06 Februari 2021 pukul 17.30 WIB
https://www.kompasiana.com/psikologiunm/551002eea33311ce39ba7e61/manusi
a-dan-peradaban
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar oleh Suratman, SH., M.Hum, Drs. MBM Munir,
MH dan Umi Salamah, S.Pd.
Mulyono. Buku Ajar Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar. Semarang. 2018, halaman
14-22. Diakses pada
https://www.google.com/url?q=http://stikeswh.ac.id/tem/files/isbd.pd
f&sa=U&ved=2ahUKEwipzorF88zuAhXlzjgGHfjRA6sQFjABegQI
BRAB&usg=AOvVaw2_0OLtlKnURIFMCdRxek-l pukul 00.05
Nursyid Sumaatmaja, Pendidikan Pemanusiaan, Manusia dan Manusiawi,
Penerbit Alfabeta, Bandung, 2002, halaman 67.
Oman Sukmana, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Manusia dan Peradaban)
Diktat Kuliah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Muhammadiyah Malang, 2008, halaman 2.
Puspita Ratna. 2017. Modul Manusia dan Peradaban. Diakses pada
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_1
0CD0500330.pdf pukul 15.41
Suratman, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Manusia dan Peradaban), Hand Out,
Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Malang (Unisma), 2009, halaman 6

Anda mungkin juga menyukai