Alda Maharani Yusuf 05 DIIIKBN4-02 TgsSemesterBLK
Alda Maharani Yusuf 05 DIIIKBN4-02 TgsSemesterBLK
2. Bank
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967, jenis perbankan
menurut fungsinya terdiri dari: Bank Umum, Bank Pembangunan, Bank Tabungan,
Bank Pasar, Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pegawai, dan bank lainnya. Namun
setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan
keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998, maka jenis perbankan terdiri
dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Di mana Bank Pembangunan
dan Bank Tabungan berubah fungsi menjadi Bank Umum, sedangkan Bank Desa,
Bank Pasar, Lumbung Desa dan Bank Pegawai menjadi BPR. Berikut pengertiannya
a. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan konvensional dan/atau
berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah
operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah
b. BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lintas pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih kekal jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum
Alda Maharani Yusuf_05_DIIIKBN4-02_TgsSemesterBLK
Pada dasarnya OJK adalah Lembaga independen yang mempunyai fungsi, tugas dan
wewenang pengaturan , pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap
lembaga keuangan bank maupun non bank. OJK dibentuk dengan tujuan agar
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur,
adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang
tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi kepentingan
Konsumen dan masyarakat. Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK
Alda Maharani Yusuf_05_DIIIKBN4-02_TgsSemesterBLK
LPS sebagai entitas resolusi berfungsi dalam memberikan penanganan pada bank
yang tidak berhasil disehatkan atau bank gagal dengan kewenangan sebagai berikut:
● Mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang
saham, termasuk hak dan wewenang RUPS;
● Menguasai dan mengelola aset dan kewajiban bank gagal yang diselamatkan;
● Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau mengubah setiap
kontrak yang mengikat bank gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga
yang merugikan bank;
● Menjual dan/atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur
dan/kewajiban bank tanpa persetujuan kreditur
United Kingdom beberapa kali mengalami perubahan Struktur keuangan. Saat ini
struktur keuangan UK dicirikan sebagai Integrated Regulatory Structure. Berbeda dengan
negara Indonesia, UK menggabungkan Fungsi Pengawasan Makro dan Pengawasan Mikro
Alda Maharani Yusuf_05_DIIIKBN4-02_TgsSemesterBLK
Menteri Keuangan Inggris dan HMT bertanggung jawab dalam hal pengawasan
makro yaitu untuk menentukan kerangka hukum untuk regulasi keuangan. Selain itu
Menteri Keuangan sebagai Chair of the Tripartite Committee, memiliki peranan
penting dalam pengambilan keputusan di saat ada kegagalan perbankan dan
manajemen krisis keuangan. Dalam kasus kegagalan bank di mana dana publik harus
dilakukan, Menteri Keuangan memiliki keputusan akhir dalam menentukan
pemberian pinjaman sebagai suntikan dana kepada bank dari BoE sebagai Lender of
Last Resort
Pada tahun 1997, terjadi reformasi regulasi keuangan di Inggris. Bank of England
(BoE) dijadikan independen dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Hal ini
dikarenakan adanya kekhawatiran akan terjadinya potensi konflik kepentingan dan
prioritas antara fungsi moneter dan regulasi akibat peran pengawasan perbankan
langsung (direct banking supervisory role ) yang berpusat pada BoE. Oleh karena itu
BoE melepaskan tanggung jawabnya dalam pengawasan mikro perbankan. BoE
melaksanakan tugasnya sebagai otoritas moneter dalam mempertahankan stabilitas
keuangan melalui kebijakan moneter dan melalui pengawasan terhadap Important
Payments Systems secara sistemik dengan mempertahankan tinjauan luas sistem
secara keseluruhan dan menyediakan likuiditas ke sistem perbankan sebagai Lender
of Last Resort. Inggris kemudian membentuk lembaga baru yang menggantikan tugas
pengawasan mikro BoE yaitu Financial Supervisory Agency
Sumber :
Muktar, Bustari. (2016). Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta: Kencana
https://www.beritasatu.com/ekonomi/23908-belajar-ojk-dari-inggris-dan-
jepang#:~:text=Kasus%20Northern%20Rock%20pada%20September,Royal%20Bank%20of
%20Scotland%20Lloyds.