TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH
DAERAH KABUPATEN
KOLAKA, PROVINSI
SULAWESI TENGGARA.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas segala karunia dan ridho serta rahmat dari-NYA sehingga
Naskah Akademik yang berjudul “Pengelolaan Sampah" di Kabupaten
Kolaka ini dapat diselesaikan. Penyusunan Naskah Akademik ini
disusun untuk digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam
mengatasi seluruh urusan tentang pengelolaan sampah itu secepatnya di
realisasikandi Daerah Kabupatenkolaka.
Dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan maupun pustaka
yang ditinjau, kami menyadari bahwa penyusunan Naskah Akademik
ini masih jauh dari sempurna dan perlu pengembangan lebih lanjut
sehingga masih membutuhkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan penyusunan Naskah Akademik ini serta sebagai
masukan bagi penulis untuk penyusunan Naskah Akademik yang
akandatang.
Akhir kata, semoga Naskah Akademik ini dapat memberi manfaat
dan tujuan yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan
pertimbangan untuk lebih memperhatikan dan mengatasi segala
kebijakan tentang pengelolalan sampah yang berada di Daerah
Kabupaten Kolaka dan kami mohon maaf jika masih terjadi kesalahan
dan kekurangan didalamnya.
Kolaka , November2021
Tim penyusun Naskah Akademik
Pusat Studi Sosial Mahasiswa
(PSM KOLAKA)
Pengelolaan Sampah
DAFTAR PUSTAKA
i
HALAMANSAMPUL ii
KATAPENGANTAR iii
DAFTARISI 1
1
BAB IPENDAHULUAN
5
A. LatarBelakang
B. IdentifikasiMasalah 6
C.Tujuan dan Manfaat 8
KegiatanPenyusunanNaskahAkademik
D.Metode
BAB II KAJIAN TEORITIS DANEMPIRIS---------------------------- 10
A. KajianTeoritis 10
B. Kajian empiris-------------------------------------------------- 22
BABIV PENUTUP 76
A. Kesimpulan 76
B. Saran 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
1
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanankesehatan.
6
D.METODE
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
A. Kajian Teoritis
1.PengelolaanSampah
Barang atau bahan yang sudah tidak berguna didaur ulang dan
diolah menjadi produk lain yang bermanfaat dan punya nilai
ekonomi.Pada umumnya upaya ini membutuhkan peran serta
produsen dari sektor industri untuk mengolah sampah menjadi
produk baru dalam skala besar.Terdapat beberapa jenis sampah
yang dapat didaur ulang sendiri oleh masyarakat, salah satu
diantaranya adalah sampah organik yang dapat diubah menjadi
arang briket dan kompok.
BAB III
LANDASAN FILOSOFI, SOSIOLOGI DAN YURIDIS
A. LandasanFilosofis
Pola pikir modernis yang begitu kuat mengilhami teori pembangunan telah
menempatkan manusia sebagai aktor utama dalam proses pembangunan. Manusia
dipandang dengan sangat optimis, sehingga akan mampu mengatasi setiap persoalan yang
mungkin muncul dalam strategi yang diambilnya, hal ini berlaku sama untuk setiap
persoalan yang terkait dengan pembangunan. Dengan rasionalitasnya maka manusia akan
semakin tertantang untuk maju dan mampu menaklukkan alam. Pola pikir yang
antroposentris tersebut telah menjadikan alam hanya sebagai objek, alat, sekaligus sarana
yang didaya gunakan untuk kepentingan dan kemanfaatan manusia semata (Keraf,
2005:33). Hal ini dapat dipahami karena dalam sudut pandang modernitas yang menjadi
tujuan utama adalah tercapainya suatu kondisi yang sustainable secara ekonomi dan bukan
ekologi.
Fakta inilah yang menyebabkan munculnya berbagai kritik terhadap teori modernis,
karena sesungguhnya pembangunan tidak sematamata dapat diukur dari sisi pertumbuhan
ekonomi saja. Kenyataan menunjukkan bahwa teori modernisasi yang diterapkan dalam
model pembangunan sekarang ini telah menyisakan banyak persoalan. Salah satu
diantaranya adalah persoalan yang terkait dengan masalah ekologi, dimana contoh riil
untuk problem ini adalah sampah. Maka sengaja dalam tulisan ini “sampah” dijadikan
sebagai tema utama untuk menelaah secara lebih jelas keterbatasan modernitas yang
kemudian coba dijawab lewat transformasinya ke arah model pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development).
Dari latar belakang persoalan tersebut di atas dapat dilihat betapa modernitas telah
menyisakan banyak persoalan, diantaranya tentang sampah tadi. Maka dari limitasi
modernitas ini juga tulisan ini akan dikembangkan untuk menjawab beberapa pertanyaan
sebagai berikut : Apakah yang menjadi sumber utama dari persoalan persampahan yang
ada sekarang? Bagaimana sudut pandang sustainable development dalam menyikapi
problem tentang persampahan? Serta solusi seperti apa yang dapat ditawarkan oleh
sustainable development untuk mengatasi problem tersebut?
Sampah secara definitif berarti bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Namun jika
diteliti lebih dalam lagi, setidaknya ada beberapa sumber sampah yaitu pemukiman,
perkantoran, pertanian dan perkebunan, industri dan sumber-sumber lainnya. Dan
diantara beberapa sumber sampah tadi industri ternyata masih menempati porsi tertinggi
dalam menghasilkan sampah. Karena itu dapat dikatakan bahwa meskipun setiap aktivitas
konsumsi manusia akan menghasilkan residu berupasampah, namun setidaknya hal ini
bukanlah penyebab tunggal dari semakin parahnya problem persampahan yang terjadi di
dunia.
Dalam asumsi penulis, aktivitas manusia yang semakin tinggi untuk mengkonsumsi
barang-barang ini berkorelasi positif dengan semakin canggihnya teknologi produksi. Ini
berarti tingginya tingkat konsumsi masyarakat dan industrialisasi memberikan pengaruh
yang sama besar terhadap semakin meningkatnya volume sampah dan lebih jauh terhadap
semakin menurunnya kualitas dan daya dukung alam. Dalam masyarakat modern,
industrialisasi memang dijadikan sebagai motor utama penggerak ekonomi untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Karena itu industrialisasi memegang peran
yang sangat sentral dalam proses pembangunan. Agar perekonomian masyarakat dapat
digenjot secara cepat maka industri dikembangkan sampai ke pelosok-pelosok negeri.
Tanpa disadari bahwa sebenarnya keberadaan industri itu sendiri memberikan double
effect bagi masyarakat.
Seperti yang dilaporkan oleh Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (World
Commissions on Environment and Development) yang menyebutkan bahwa industri dan
produk yang dihasilkannya memberi dampak pada basis sumber daya alam melalui
keseluruhan daur eksplorasi dan ekstraksi barang mentah, transformasi menjadi produk,
konsumsi energi, limbah produksi, dan pemakaian produk beserta pembuangan sampah
yang dihasilkan dari produk tersebut oleh konsumen (World Commissions on Environment
and Development, 1988 : 285). Sehingga di satu sisi keberadaan industri tersebut memang
memberikan dampak positif berupa perpanjangan kemanfaatan atas sumber daya alam dan
inilah yang dinikmati oleh konsumen (manusia), tetapi di sisi lain industrialisasi juga
memberikan dampak negatif. Industrialisasi telah memaksa alam untuk menampung
seluruh residu hasil aktifitasnya yang berupa sampah dan limbah. Akibatnya alam menjadi
tercemar dan kualitas lingkungan menjadi semakin turun.
Memang sejauh ini motif ekonomi masih tetap mendominasi dalam setiap kebijakan
industri. Banyak contoh kasus misalnya dalam hal pembuangan sampah (tepatnya-limbah)
industri yang tidak dikelola dengan baik sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan
yang sangat fatal.
B. LandasanSosiologis
Sampah dengan pemikiran singkat dianggap bukanlah sesuatu yang genting untuk
dipermasalahkan oleh masyarakat pada umumnya. Sampah dipandang sebagai sesuatu
yang tidak memiliki nilai dan dalam pengelolaannya hanyalah diserahkan sepenuhnya
kepada petugas kebersihan saja, dengan hal tersebut sampah dianggap tidak menimbulkan
masalah lagi. Namun, seiring dengan perkembangannya sampah mulai terasa
menimbulkan permasalahan, baik dari segi kesehatan, lingkungan, maupun pada nilai-nilai
estetika atau keindahan.
Kolaka sebagai salah satu kota besar Sulawesi Tenggara dengan angka penduduk
yang tinggi, yang secara kasat mata diperhadapkan pada persoalan sampah, seperti yang
biasa dijumpai di selokan, pinggir jalan, tempat-tempat keramaian, pemukiman warga
bahkan sampai pada lokasi tempat pembuangan akhirnya. Membahas persoalan sampah di
Kolaka.
Pengelolaan secara umum adalah suatu proses kegiatan yang menggambarkan
fungsi-fungsi dapat berjalan secara terus menerus meliputi kegiatan merencanakan,
mengorganisir, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi, dan membuat laporan.11
Berbicara mengenai pengelolaan, sangat berkaitan dengan pendekatan manajemen.
Pendekatan manajemen bertumpu pada kemampuan menata sistem yang berada dalam
sistemtersebut.
Berkaitan dengan pengelolaan, khususnya pada rana pengelolaan lingkungan hidup
dengan pendekatan filosofis melakukan perubahan paradigma dari Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1982 ke Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997. Pada Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1982, filosofinya bertumpu pada hukum lingkungan.
C. LandasanYuridis
seperti yang tertuang dalam Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa negara memberikan hak
kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Sampah
merupakan salah satu permasalahan dalam lingkungan hidup, yang dalam UU No. 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (UU Pengelolaan Sampah), mengamanatkan
pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan pelayanan publik dalam
pengelolaan sampah. Seperti juga yang tertuang dalam UUD Tahun 2021 No. 22 Pasal (2)
HURUF (j) “pengenaan sanksi administratif”
[
Untuk meminimalisir permasalahan sampah maka harus ada pengelolaan sampah sejak
dari sumbernya. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan
sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar
memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan
serta dapat mengubah perilaku masyarakat.
Oleh karena itu, sesuai dengan keluhan dari pada masyarakat setempat yang ada di daerah
Kec. Kolaka, Kel. Balandete, Kab. Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara, untuk
mengantisipasi terjadinya bencana banjir lagi maka seharusnya dinas lingkungan hidup
untuk segera melakukan pembersihan sampah dan untuk Dinas PU membongkar kembali
hasil proyek penayring sampah yg diduga sudah dibangun Sejak 2 tahun yang lalu.
Maka demi kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mempertimbangkan keselamatan
dan keberlanjutan ekosistem, demi kepentingan generasi saat ini maupun yang akan
datang. bahwa berbagai kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang ada telah
terjadi secara masif, berlangsung lama, dan telah meningkatkan kerentanan bencana
hingga pada taraf mengancam keselamatan warga serta pencapaian tujuan pembangunan
daerah. Berbagai ancaman tersebut diakibatkan oleh lemahnya tata kelola Dinas terkait yg
ada di kab. Kolaka.
BAB IV
EVALUSI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGANTERKAIT
BAB IVPENUTUP
A. Simpulan
B. Saran