A. IDENTITAS KLIEN
Agama/Suku : Kristen/Minahasa
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
B. DATA MEDIK
C. KEADAAN UMUM
Pasien tampak sakit sedang, terbaring lemah, posisi tubuh semi fowler, bedrest.
kesadaran compos mentis, GCS : M6V5E4. Tekanan Darah : 87/62 mmHg, frekuensi
nadi : 76x/menit, frekuensi napas : 16x/menit, suhu : 34.40 C, saturasi O2 95%.
D. RIWAYAT KESEHATAN
Pasien rencana menjalani kemoterapi ke tiga, ada keluhan nyeri tekan di perut kiri
atas.
Pasien mengeluh masih agak sesak napas namun berkurang dengan bantuan
oksigen.
Pasien mengeluh sesak napas saat menjalani kemoterapi khususnya pada obat ke
tiga. Kira-kira 30 menit saat obat ke tiga dari kemoterapi masuk, napas terasa sesak,
menggigil dan badan terasa lemah.
Pasien memiliki riwayat TB Paru saat berumur 12 tahun. Terapi medis saat itu
dengan OAT. Pemeriksaan setelah itu dinyatakan sembuh.
Pada bulan Juni 2020, pasien merasa ada benjolan atau massa di leher, terasa nyeri
dan bertambah banyak dengan cepat. Pasien tidak bisa duduk tegak terlalu lama
karena akan terasaa sakit. Pasien kemudian memeriksakan diri ke Rumah Sakit pada
bulan Agustus 2017 dan terdiagnosa menderita Lymphoma Non Hodgkin (LNH)
dengan adanya pembengkakan multiple kelenjar getah bening ± 1.5-4 cm. pasien
juga mengalami penurunan berat badan sebanyak 3 kg selama 1 bulan. Terapi yang
dijalani adalah kemoterapi CHOP. Pada kemoterapi pertama, pasien dinyatakan
alergi terhadap obat kemoterapi jenis mabhtera. Setelah kemoterapi pertama,
benjolan di leher hilang. Setelah itu pasien mengeluh nyeri diperut bagian atas baik
kanan dan kiri namun setelah kemoterapi kedua, nyeri di perut bagian kanan
menghilang. Kemoterapi CHOP kedua menggunakan obat Doxorubicine 80 gr (IVFD),
Vincristine 2 gr (IVFD), Cylovid 1200 gr (IVFD) dan Prednisone 4x5 tablet untuk 5 hari.
Kemoterapi berlangsung lancar.
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita kanker, DM dan hipertensi.
E. PENGKAJIAN
a) Fisiologi
Data Subjektif
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit, pasien merasa sesak bila
berjalan lama dan sesak akan berkurang saat istirahat/duduk. Tidak ada
keluhan batuk ataupun nyeri dada. Saat pengkajian, pasien mengeluh agak
sesak napas namun berkurang dengan bantuan oksigen dan dengan posisi
duduk bersandar di tempat tidur.
Data Objektif
Inspeksi
Perkusi
Batas paru dengan hepar di ICS IV dextra, batas atas jantung di ICS 2-3,
batas kanan jantung di linea sternalis kanan, batas kiri jantung di linea
medioclavicularis sinixtra.
Auskultasi
2. Nutrisi
Data Subjektif
Data Objektif
Inspeksi
Pasien makan bubur kacang hijau habis 1 porsi. BB 52 kg, TB 161 cm, IMT
20.06 (berat badan normal). Kemampuan mengunyah dan menelan baik. tidak
ada sariawan, dan tidak ada tanda-tanda peradangan. Conjungtiva anemis,
abdomen simetris, umbilicus tidak menonjol, tidak ada bayangan vena, tidak
ada benjolan.
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
3. Eliminasi
Data Subjektif
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB setiap hari 1x pada pagi hari,
namun 1 minggu setelah kemoterapi biasanya BAB 2 hari sekali. Tidak ada
kesulitan BAB. BAK 5-6 kali/hari berwarna kuning jernih, tidak ada rasa nyeri
saat BAK. Saat pengkajian pasien mengatakan belum BAB hari ini dan tidak
merasa ingin BAB. BAK 5-6 kali/hari, warna kuning jernih, tidak ada rasa nyeri
saat BAK.
Data Objektif
Inspeksi
Warna urine kuning jernih. Tidak ada haemoroid, tidak ada peradangan
pada anus. Kulit nampak lembab, tidak nampak ada edema.
Palpasi
Auskultasi
Respon Adaptif
4. Aktivitas
Data Subjektif
Data Objektif
Palpasi
Kekuatan otot
5. Istirahat
Data Subjektif
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur pada malam hari 6-8 jam, tiudr
siang jarang. Tidak ada gangguan dalam hal tidur, tidak mempunyai kebiasaan
khusus sebagai pengantar tidur. Saat pengkajian, pasien mengatakan tidak
ada masalah tidur pada malam hari, hanya saja suka terbangun jam 2.00
karena sudah terbiasa bangun untuk sholat lalu bisa tidur lagi. Tidur malam
hari 6-8 jam, pasien mengatakan tidak mengantuk saat siang hari.
Data Objektif
Inspeksi
6. Proteksi
Data Subjektif
Data Objektif
Inspeksi
Suhu tubuh 34.40 C. Pasien nampak pucat, rambut dan kulit kepala
bersih, pina simetris, membrane timpani utuh, mulut bersih, tidak berbau,
lidah berwarna merah muda, tidak ada peradangan. Kulit tidak ada lesi, akral
teraba hangat.
Palpasi
Respon Adaptif
7. Sense
Data Subjektif
Data Objektif
Inspeksi
Suhu: 34,4ºC , kedua mata tampak simetris, kornea tampak jernih, pupil
isokor, sklera tidak ikterik. Tidak ada peradangan, luka atau lesi.
Respon Adaptif
Data Subjektif
Pasien mengatakan sebelum sakit minum air putih biasanya 6 - 8 gelas
seshari ditambah susu ensure sehari. saat di rumah sakit pasien mengatakan
minum air putih biasanya 6 - 8 gelas.
Data Objektif
Inspeksi
Pasien terpasang IVFD NaCl 0.9% 500 ml/8 jam. Urine output 2020 ml,
balance cairan 24 jam (-) 493 ml, tidak ada edema.
Perkusi
Respon Adaptif
9. Fungsi Neurologis
Data Subjektif
Data Objektif
Inspeksi
Kesadaran compos mentis, GCS : M6V5E4. Pupil isokor, reflex cahaya (+)
kiri dan kanan. Pasien dapat melihat tulisan dengan baik, mendengar dengan
baik, tidak ada kelainan pengecapan dan penghiduan. Kemampuan berbahasa
dan keseimbangan emosional klien tidak menujukkan adanya kelainan. Klien
kooperatif dengan program pengobatan dan perawatan. Tidak tampak adanya
kelainan neurologis pada klien. Pasien nampak meringis saat di beri tekanan di
abdomen kiri atas.
10. Endokrine
Data Subjektif
b) Konsep Diri
Pasien mengatakan sebelum sakit merasa puas dengan apa yang dikerjakannya
serta memiliki keluarga yang sangat mendukung dirinya dalam berkarya. Pasien juga
sering menyiapkan waktu untuk memenuhi kegemarannya jalan-jalan (traveling) ke
tempat yang baru. Sejak sakit pasien mengatakan keluarganya selalu mendampingi
dan memberi dukungan. Teman-teman pasien juga memberi semangat. Sehingga
pasien merasa dirinya berarti bagi keluarga dan sahabat-sahabatnya. Pasien merasa
bahwa penyakitnya pasti sembuh.
Respon Adaptif
c) Fungsi Peran
Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya segala aktivitas yang mampu dia
lakukan sendiri akan dia lakukan sendiri, namun beberapa hal juga butuh bantuan
orang lain. Pasien bahkan mengaku senang jalan-jalan (solo travelling) dan berani
melakukannya. Sejak sakit pasien mengaku beberapa hal yang biasanya bisa
dilakukan sendiri sekarang perlu adanya bantuan orang lain, contohnya adalah
keberadaan ibu pasien yang selalu menjagapasien dan membantu pasien melakukan
beberapa aktivitas sehari-hari. Seperti mengambilkan makanan dari meja ketika
pasien bedrest. Saat pengkajian, pasien bedrest dan aktivitas dibantu perawat dan
keluarga. Pasien mengatakan bahwa bantuan perawat dan keluarga membuat asien
dapat melakukan beberapa aktivitas sehari-hari.
Respon Adaptif
• Hasil negative
• CD 20 : Positif
• CD 3 : Negatif
• CD 10 : Negatif
• CyclinD1 : Negatif
• Sediaan dan kelenjar getah bening leher mengandung tumor yang seluler.
• Sel tumor berinti bulat, vesicular, kromatin kasar, kadang-kadang
mempunyai anak inti.
• Sitoplasma tak jelas
Terapi Medis
4 4