1 SM
1 SM
PENDAHULUAN
Bila keadaan kota seperti apa yang ada empat unsur yaitu teralienasi dari
digambarkan diatas, dan kehidupan aktivitas produksi, teralienasi dari tujuan-
masyarakat Indonesia kedepan mayoritas tujuan produksi, teralienasi pada sesama
akan berada di kota tentu akan terjadi pekerja dan teralienasi dari potensi
alienasi yang cukup besar dikalangan kemanusiaan. Melihat hal tersebut dari
masyarakat. Perilaku individualis konteks kehidupan pemuda kota
merupakan ciri utama sifat kehidupan menunjukan bahwa mereka telah
kota, perilaku tersebut merupakan salah teralienasi. Banyak pemuda bekerja
satu dampak permasalahan perkotaan, bukan atas kesadaran ide-ide mereka
dengan demikian perilaku tersebut sangat namun digerakan oleh hal-hal yang
sulit untuk dihilangkan (Sumardjito, dasarnya adalah uang, pasar, tren, dan
1999:135). Menurut Kuntowijoyo budaya sarana kapitalis lainnya. Pada akhirnya
massa adalah akibat dari masifikasi. Ini menghilangkan tujuan dari aktivitas
disebabkan karena dalam sektor budaya mereka sendiri. Contoh terdekat adalah
terjadi industrialisasi dan komersialisasi, kehidupan mahasiswa di kampus.
sekalipun industrialisasi dan Mahasiswa kebanyakan belajar bukan
komersialisasi tidak selalu negatif bagi lagi untuk pengembangan kualitas
budaya. Bintarto dalam (Sumardjito, kapasitas diri, namun mereka kuliah
1999:133) menerangkan, bahwa semata-mata untuk mengejar ijazah
kesibukan setiap warga kota dalam tempo sarjana saja. Fokus belajar kemudian
yang cukup tinggi dapat mengurangi semakin mengasingkan mereka dari
perhatian terhadap sesamanya. Apabila kehidupan kampus, bahkan dengan
hal ini berlebihan akan menimbulkan teman-teman kuliah. Kemudian pada
sifat acuh tak acuh atau kurang akhirnya yang semakin parah adalah
mempunyai toleransi sosial. mereka kehilangan esensi makna dari
Alienasi sendiri menurut Marx mahasiswa sendiri. Keadaan seperti ini
dalam (Ritzer & Goodman, 2013: 37-40) dari sudut padang Fromm dapat
sejarah dan aktivitas yang dilakukan, kita organisasi pencinta alam dilengkapi
tidak dapat menganggap remeh peran dengan melakukan studi pustaka baik
pencinta alam sebagai sebuah gerakan pada jurnal, buku, dan web yang
komunitas pemuda. Gambaran yang lebih berkaitan dengan organisasi pencinta
kerap muncul, pencinta alam sebagai alam.
kelompok anak muda yang hanya suka
naik gunung dan urakan. (Situmorang, SEJARAH MUNCULNYA
2009:26) Masyarakat umum terkadang PENCINTA ALAM
tidak melihat kegiatan lain pencinta alam
seperti kegiatan pelestarian alam, Kelompok pencinta alam mulai
kampanye-kampanye hijau, kegiatan bermunculan pada sekitar tahun 50an.
SAR atau kegiatan pemberdayaan di Kata pencinta alam sendiri mulai muncul
masyarakat. Di beberapa organisasi pada 18 oktober 1953. Nama pencinta
pencinta alam kampus bahkan alam pertama di usulkan oleh Awibowo
mempunyai penekanan pada tri darma pada tahun tersebut sekaligus dipakai
perguruan tinggi yang sangat jelas. Tentu menjadi nama perkumpulannya yakni
dengan latar belakang seperti itu perlu Perkumpulan Pencinta Alam (PPA).
kita melihat lebih seksama lagi. Maksud dari berdirinya perkumpulan
Sedangkan tulisan ini adalah hasil tersebut adalah untuk mewadahi hobi
dari penelitian singkat di lingkungan positif dan suci anak muda, dalam arti
pencinta alam tingkat Universitas. tidak maniak yang semata-mata
Tulisan ini akan menunjukan bagaimana melepaskan nafsu dalam hal negatif.
latar belakang, kehidupan sehari-hari Tujuan berdirinya kelompok ini adalah
yang menunjukan bentuk-bentuk untuk memperluas dan meningkatkan
perlawanan dari hegemoni budaya kecintaan terhadap alam seisinya didalam
dominan dan peran pencinta alam pada kalangan anggotanya dan masyaraat
masyarakat umum khusunya kampus. umum (Duri, 2015:20). Perkumpulan ini
Penelitian yang dilakukan merupakan beberapa tahun kemudian bubar karena
penelitian kualitatif yaitu menggunakan kondisi politik yang tidak stabil.
teknik wawancara mendalam, observasi Kemunculannya kembali di tandai
partisipasi dan studi pustaka untuk dengan adanya komunitas-komunitas
mengumpulkan data. Informan yang pencinta alam di Jakarta dan Bandung.
dipilih adalah penggiat aktif pada sebuah Setelah itu baru ada organisasi
mapala Universitas di Jogja yang kepencintaalaman seperti MAPALA UI
memiliki latar belakang berbeda-beda. dan Wanadri. Kedua organisasi tersebut
Penggiat ini ada yang sejak sekolah dulu mulai muncul pada tahun 1960an. Mapala
sudah ikut dalam kegiatan pencinta alam UI yang awalnya merupakan kumpulan
dan yang baru saja ikut pada mapala mahasiswa sastra diantaranya terdapat
tingkat Universitas. Data-data tentang tokoh seperti Soe Hok Gie.
sejarah dan hasil-hasil kegiatan dari
Masih dalam perbincangan soal kesertaan tiga “anak luar” Mapala FS-UI,
yaitu saya, Freddy dan Idhan, Maman menerangkan sikap Mapala FS-UI
yang terkenal sebagai organisasi mahasiswa intern yang sangat ekslusif.
Didirikan tahun 1964, kelompok inilah yang mencetuskan istilah pencinta
alam untuk organisasi internal mahasiswa UI yang beraktifitas di bidang
2
Keterangan adalah hasil wawancara dengan
informan anggota salah satu Mapala di Jogja.
Kebiasan-kebiasan ini justru membuat mereka. Ketika ada salah satu anggota
yang normal pada masyarakat umum yang menggunakan baju secara rapi justru
menjadi tidak normal bagi kelompok menjadi pertanyaan bagi mereka dan
451
penting seperti egosi, disiplin, dan tidak alam benar-benar menekankan pentingnya
mau repot. Penggeseran nilai ini melalui kegiatan di luar petualangan tersebut,
kegiatan-kegiatan persiapan, kegiatan di terutama kegiatan konservasi. Kegiatan
lapangan ataupun saat proses pendidikan. konservasi menjadi bentuk aktualisasi dari
Bentuk dari penanaman ini bisa berupa kecintaan dan kepedulian pencinta alam
dari SOP kegiatan maupun aturan terhadap lingkungan. Bentuk dari kegiatan
organisasi yang ditetapkan atau atauran ini sangat bermacam-macam mulai dari
yang tidak tertulis langsung dan kegiatan menanam pohon bersama,
disampaikan dengan lisan. kegiatan bersih sungai, bersih sampah di
Pada praktiknya kemudian seperti lingkungan tertentu. Beberapa organisasi
kegiatan pendakian gunung anggota pencinta alam kegiatan konservasi dalam
Mapala akan membagi tugas pada setiap struktur kelembagaan menjadi suatu divisi
anggota yang mengikuti pendakian. Tugas tersendiri sama halnya dengan naik
itu menjadi tanggung jawab orang yang gunung, susur goa, panjat tebing, arung
telah ditetapkan, sehingga tim tidak akan jeram, dan lainnya. Tentu ini menegaskan
berjalan jika ada salah satu bagian tidak bahwa pencinta alam bukan hanya
berjalan. Secara tidak langsung orang seorang penikmat alam, namun benar-
tersebut diajak untuk berpikir bahwa benar mencintai alam dan isinya.
keberlangsungan tim tidak bisa Adapun kondisi alamiah yang
dibebankan pada satu orang tapi bertumpu kemudian ‘menggembleng’ secara natural
pada ke semua orang dengan tanggung anggota. Seperti keterbatasan fasilitas di
jawab pada bagian yang ia pegang. gunung, gua, ataupun sungai. Mereka
Berangkat bersama pulang juga bersama tidak dapat membawa baju banyak-
menjadi prinsip dari mereka.Tidak banyak dan ganti setiap saat, tidak dapat
dibenarkan jika saat naik gunung, mereka tidur nyaman di kasur empuk, penerangan
jalan masing-masing mementingkan tidak ada setiap saat. Kenyamanan yang
kepentingannya tidak memperhatikan bisa dibilang jauh dari kehidupan sehari-
teman rombongannya. Dari itu kemudian hari membuat mereka mudah beradaptasi
muncul istilah saling backup, dalam artian dengan berbagai keadaan lingkungannya
bahwa setiap anggota kelompok harus maupun pribadi dalam tim. Penanaman
memperhatikan dan menjamin keadaan rasa kesadaran untuk tidak merusak alam
temannya. Sangat pantang bagi anggota diterapkan pada setiap kegiatan seperti
pencinta alam pulang duluan tanpa tahu tidak meninggalkan jejak sampah di alam.
keadaan anggota lainnya, tanpa Misalnya di gunung tidak membuang
kesepakatan sebelumnya. sampah sembarang, menyimpan puntung
rokok hingga benar-benar memastikan
PENCINTA ALAM DAN meninggalkan bekas perapian padam
KELESTARIAN ALAM sempurna. Para aktivis penelusur gua juga
Kegiatan Mapala selain naik gunung atau mempunyai semboyan yang cukup
susur goa, panjat tebing, arung jeram, dan terkenal “take nothing but picture, leave
kegiatan petualangan lainya ternyata ada nothing but footprint, kill nothing but
kegiatan yang bisa di kategorikan non time”. Beberapa contoh dari aspek tingkah
petualangan. Pencinta alam juga sering laku lainnya sebagai seorang anggota
melakukan kegiatan seperti penelitian, pencinta alam yang memiliki kepedulian
atau pengabdian masyarakat dan terhadap lingkungan hidup, dalam
konservasi. Beberapa organisasi pencinta aplikasinya mereka adalah orang-orang
yang tidak membuang sampah maupun diskusi prihal masalah lingkungan dan
puntung rokok sembarangan, namun yang satunya lagi adalah kegiatan
mengantonginya terlebih dahulu sebelum lapangan bersama. Acara ini disebut
menemukan tempat sampah lalu dibuang dengan TWKM yakni kepanjangan dari
(Situmorang, 2009:51-52). Pada intinya temu wicara dan kenal medan. Pada acara
kegiatan ini memberikan beberapa garis inilah kita dapat melihat secara langsung
besar yaitu penggemblengan mental bagaimana kelompok pencinta alam
pribadi, kepedulian kelestarian dan membuat kegiatan dalam
kepedulian sekitar. mengembangkan wacana peduli terhadap
Dari sekian banyak bentuk kegiatan lingkungannya terutama pada bagian
konservasi tersebut dapat digolongkan diskusinya atau disebut temu wicara. Pada
menjadi kegiatan yang bentuknya wacana, temu wicara ini setiap delegasi akan
aksi nyata yang terbatas pada intern membawa isu atau masalah lingkungan
kelompok dan aksi nyata melibatkan yang ada di wilayahnya. Kemudian pada
pihak luar. Bentuk dari kegiatan yang forum itu akan dipilih beberapa isu yang
bersifat wacana ini seperti diskusi, dapat diangkat sebagai isu nasioanal, atau
membuat tulisan atau membuat sebuah dipilih sebagai isu yang krusial untuk
kampanye. Harapan dari kegiatan tersebut didiskusikan. Hasil dari temu wicara dari
adalah timbul penyadaran akan tahun ketahun berbeda-beda bisa hanya
pentingnya kepedulian orang terhadap sebuah petisi atau kampanye nyata,
lingkungan. Ide yang dibawa biasanya tergantung forum pada saat diskusi.
bisa dari hal yang kecil-kecil hingga Kegiatan lainnya adalah pembuatan
sebuah ide terhadap isu besar. Bentuk tulisan yang di publikasikan dimasing-
lainnya yakni aksi nyata namun terbatas masing media organisasi yang tentunya
hanya pada intern kelompok, maksudnya memuat berbagai isu lingkungan. Konten
adalah bahwa kegiatan semacam ini dari tulisan sangat bermacam baik dari
biasanya dilakukan bukan lagi hanya pada isunya maupun pendekatan yang
tataran ide seharusnya bagaimana tapi digunakan, hal itu sangat dipengaruhi latar
sudah pada tahapan tindakan. Tindakan organisasi dan individu yang menulis.
yang mereka lakukan namun belum Contoh lain adalah mengadakan workshop
melibatkan pihak di luar kelompok, tentang pengelolaan sampah bersama
sehingga kegiatan yang dilakukan masih dinas terkait, pemutaran film-film yang
sebatas pengimplementasian ide pada bertemakan pemanasan global
kelompok tersebut. Bentuk yang terakhir (Situmorang, 2009:51-52).
adalah aksi nyata yang sudah melibatkan Akhir-akhir ini isu yang
pihak di luar kelompok ini. Ide atau dikembangkan oleh pencinta alam
gagasan yang dikembangkan pada bentuk ternyata tidak hanya sebatas isu
ini ditransfer pihak pencinta alam pada lingkungan saja, namun juga berkembang
orang-orang di luar kelompoknya, tentu pada isu-isu standar keamanan
pada tahapan ini ada tindakan dan berkegiatan di alam. Isu ini muncul karena
interaksi nyata oleh pihak luar. pesatnya wisata alam seperti pendakian
Setiap tahunnya mahasiswa gunung. Mereka melihat banyak pendaki-
pencinta alam pada tingkat perguruan pendaki yang melakukan aktifitas ini
tinggi selalu melakukan pertemuan tanpa pengetahuan akan resiko pendakian
ditingkat nasional. Pada rangkaian ini gunung dan persiapan-persiapan yang
dibagi menjadi dua kegiatan utama yakni minim. Efek dari tren mendaki ini
berakibat pada banyaknya kasus di tandus dengan tujuan dari kegiatan ini
gunung. Akhirnya mereka tergerak untuk adalah untuk menjaga kelestarian
berbagi pengetahuan berkegiatan di alam lingkungan hidup. (Situmorang, 2009:51-
bebas agar tidak berujung pada keadaan 52)
yang tidak diinginkan. Bagi Mapala hal itu Pada akhirnya yang lebih riil mereka
merupakan tanggung jawab mereka untuk melakukan kegiatan yang dapat
mengedukasi masyarakat luas sebagai membantu kelestarian lingkungan sekitar
pihak yang sering melakukan kegiatan meski dengan kegiatan kecil seperti
alam bebas. membuat kebun di sekretariat mereka,
Penanaman pohon, bersih sungai membuat ecobrick dari sampah di sekre
adalah kegiatan nyata yang sering (panggilan untuk ruang sekretariat). Di
dilakukan oleh pencinta alam sebagai belakang kantor sekretariat mapala
bentuk dari kegiatan konservasi. Kegiatan mitapasa terdapat beberapa bibit pohon
semacan ini dilakukan pada tingkatan yang sekarang sulit dijumpai karena
intern organisasi saja. Kegiatan ini kelangkaanya, hasil penyelamatan
dilakukan untuk menunjukan kontribusi anggota. Yang nantinya akan ditanam di
nyata organisasi pencinta alam terhadap beberapa titik sekitar kampus, untuk
lingkungan. Pada kegiatan ini ada sebuah mengupayakan kampus tetap hijau
penanaman nilai pada anggotanya untuk (Fitrianingsih, 2016: 58). Pada intinya
peduli dengan lingkunganngya. Seiring peningkatan kesadaran lingkungan
berkembangnya waktu isu tentang dikembangkan tidak hanya secara
lingkungan berkembang. Kelompok monoton dan klasik dengan parameter
pencinta alam tidak hanya dituntut untuk lebatnya hutan dan bersihnya sungai yang
melihat hutan atau sungai yang jauh dari ada jauh di lingkungan keseharian. Di
kehidupan keseharian. Mereka juga mulai daerah perkotaan pun ada masalah dan
diajak untuk melihat lingkungan tanggung jawab yang harus mereka
sekitarnya yang paling dekat. Contoh selesaikan mulai dari hal terkecil. Seperti
nyatanya adalah ketika para anggota pada kasus diskusi pembuatan wacana isu
berkegiatan di alam bebas seperti permasalahan dampak kegiatan wisata
pendidikan gunung dan penelusuran gua, alam bebas juga muncul dan ramai
sampah-sampah seperti sampah plastik, dibicarakan.
puntung rokok, kaleng bekas, botol, batu Beberapa kelompok juga membuat
baterai, dan sampah-sampah tidak bisa edukasi berkegiatan yang ramah
diuraikan oleh alam tidak ditinggal begitu lingkungan secara nyata. Seperti yang
saja atau dibuang sembarangan melainkan dilakukan oleh PALAWA UNPAD
5 dibawa kembali pulang dan dibuang mereka tahun lalu melakukan ekspedisi ke
ditempat sampah Tingkah laku seperti ini puncak Cartenz. Selain melakukan
menjadi kebiasaan bagi sebagian anggota pendakian mereka membawa misi
dan diterapkan dalam kehidupan di kota mengkampanyekan Zero Waste
(Situmorang, 2009: 30). Contoh lain Mountaineering dan melakukan
adalah dengan mengadakan workshop pendataan faktor penghambat upaya
tentang pengelolaan sampah bersama literasi di desa yang letaknya tak jauh dari
dinas terkait, pemutaran film-film yang puncak yakni di Desa Ugimba. “Ekspedisi
bertemakan pemanasan global dan Padjadjaran Nemangkawi 2016”
pengadaan penanaman bibit pohon di diharapkan mampu mengulas banyak
daerah-daerah yang mengalami krisis dan tentang Fenomena Petualangan dan
Pendidikan di Tanah Papua. Wujud nyata kepedulian mereka terhadap orang lain
yang diharapkan adalah dihasilkannya ketika berkegiatan.
buku dan film tentang Zero Waste Pencarian warga yang hanyut di
Mountaineering serta fenomena Sungai Ciliwung Depok menjadi salah
pendidikan di Desa Ugimba.3 Dari satu bagaimana peran Pencinta Alam dan
kegiatan ini seperti membangun berbagai lembaga terkait melakukan
perpustakaan, mengajar di sekolah- operasi SAR. Tim SAR merupakan
sekolah terpencil selama ekspedisi. gabungan dari Mapala UI, Basarnas,
Dengan kampanye seperti diatas dapat Komunitas Ciliwung Depok, Mapa
diharapkan para wisatawan sadar akan Gunadarma, Tagana, Sekber Sahabat
dampak keberadaan mereka di alam Ciliwung, Tagana, PMI Depok, I-Deru,
bebas. dan PGI Jabodetabek. Tim gabungan
tersebut menunjukan bagaimana peran
SAMBUNG RASA LEWAT pencinta alam dalam kegiatan
KEGIATAN PENCINTA ALAM 4
kemanusiaan . Adapun Regu khusus
Search and Rescue kemudian lebih penyelamat Korpala Unhas melakukan
popular dengan SAR menjadi bukti evakuasi korban yang terjatuh di Gua
bentuk kepedulian Pencinta alam terhadap Dinosaurus Kabupaten Maros Sulawesi
rasa kemanusiaan. Pada pendidikan dasar Selatan pada hari minggu 15 Mei 2016
materi SAR menjadi materi utama. Hal ini pukul 10.15 WITA5. Kedua kegiatan
menunjukan bagaimana nilai-nilai tersebut menunjukan bahwa kemampuan
kemanusian SAR ditanamkan oleh mereka dalam hal berpetualang dapat juga
organisasi pencinta alam. Nilai-nilai SAR digunakan untuk membantu proses-proses
ini tidak secara eksplisit dikatakan seperti SAR, dan tentu yang paling penting juga
penanaman nilai-nilai kemanusian, kemauan mereka untuk memanfaatkan
mereka lebih membahasakan dengan kemampuan mereka dalam SAR. Adapun
tanggung jawab kita terhadap lingkungan bentuk kegiatan kemanusiaan lainnya
kita, dan merupakan peran mereka sebagai dapat berbentuk seperti tanggap bencana.
organisasi Pencinta alam. Muatan SAR ini Tanggap bencana ini bisa seperti
juga menjadikan tolak ukur mereka untuk penggalangan bantuan seperti saat ini
membedakan antara komunitas atau yang dilakukan untuk para pengungsi
orang-orang yang hanya naik gunung Gunung Agung di Bali.6
6 sebagai hobi atau hiburan. Pemupukan Pernah suatu ketika mahasiswa dari
kepedulian ini pada akhirnya sering perguruan tinggi di Jogja mendaki
dipraktekan secara kecil-kecilan saat naik Gunung Sindoro. Pendaki tersebut
gunung, semisal menolong orang yang kemudian mengalami sebuah kecelakaan
kakinya terkilir, berbagi bekal, diantaranya kemudian terpisah.Tim SAR
memberikan informasi ketika kondisi nasional dan gabungan sukarelawan yang
medan atau cuaca buruk. Tindakan kecil terdiri dari gabungan mahasiswa pencinta
itu merupakan turunan dari rasa alam dan unsur lain akhirnya membuka
3Lih 5
uraian berita secara lengkap padaTika Amanda Lih uraian berita secara lengkap pada, Korpala
“Ekspedisi Padjadjaran Nemangkawi 2016 pada” UNHAS “Korpala Bantu Tuntaskan Evakuasi Korban
http://palawa.unpad.ac.id/2016/07/21/ekspedisi- Jatuh di Goa Dinasaurus”
padjadjaran-nemangkawi-2016/ http://www.korpala.org/2016/05/korpala-tuntaskan-
4 Lih uraian berita secara lengkap pada ISVK, M-920- evakuasi-korban-jatuh.html
UI “Operasi SAR Waraga Depok di Sungai 6Lih uraian berita secara lengkap
Ciliwung”http://mapala.ui.ac.id/2017/03/operasi-sar- padahttps://astacala.org/2017/09/yasta-galang-bantuan-
warga-depok-di-sungai-ciliwung untuk-pengungsi-bencana-alam-gunung-agung/
posko dan melakukan Serch and rescue. lainnya peran pencinta alam di
Pencarian dilakukan selama beberapa masyarakat.7Pandangan masyarakat pada
hari, namun naas korban tidak ditemukan. umumnya tentang pencinta alam yang
Pada batas hari tertentu akhirnya SAR tidak utuh hanya melihat dari sisi
menutup poskonya atas pertimbangan negatifnya. Pandangan seperti ini
SOP dan tidak adanya kemungkinan membuat mereka tidak mengira bahwa
korban selamat. Setelah posko ditutup selain kegiatan-kegiatan naik gunung,
para mahasiswa yang tergabung di mapala susur goa, panjat tebing, arung jeram,
ini pada akhirnya membuka posko sendiri paralayang dan kegiatan outdoor lainnya
dan melanjutkan pencarian korban. Hal itu juga sering melakukan kegiatan yang
didorong atas rasa empati terhadap positif di mata masyarakat umum.
keluarga korban yang sangat berharap Kurangnya gambaran masyarakat tentang
ditemukan tubuh korban apapun kegiatan positif juga karena masih jarang
keadaannya. Atas dasar empati itulah terpublikasinya kegiatan pencinta alam
teman-teman pencinta alam tetap sendiri. Peran pencinta alam juga
melakukan pencarian walaupun secara menunjukan kepedulian terhadap
prosedur korban bukan lagi tanggungan lingkungan dengan cara pengabdian di
sebuah tim SAR dan kemungkinan- masyarakat. Kegiatan yang dilakukan di
kemungkinan korban masih bertahan daerah sulit terjangkau membuat anak-
hidup. Tentu peristiwa ini menunjukan anak pencinta alam secara tidak langsung
bagaimana anak-anak pencinta alam dapat melihat kehidupan masyarakat kecil
tergerak bukan atas dasar prosedur- tersebut. Interaksi dengan masyarakat
prosedur standar. Mereka terkadang juga sekitar mendorong adanya sebuah
tergerak karena rasa kepedulian atas dasar kegiatan untuk membantu mereka sebagai
kemanusiaan atau rasa empati terhadap rasa empati. Berkembangnya wisata di
sesama di luar tanggung jawab mereka Indonesia juga menjadi bentuk salah satu
secara formal. Mereka mau peran organisasi-organisasi pencinta alam
mengenyampingkan perhitungan untung untuk membuat sebuah kegiatan
rugi yang selama ini mendasari pengabdian. Keahlian pencinta alam
lingkungan hidup mereka yang lebih dalam teknik-teknik berpetualang dapat
makro seperti di masyarakat era sekarang. dimanfaatkan untuk menunjang
SAR benar-benar dilakukan untuk perkembangan wisata alam tersebut.
pencarian korban yang hilang atau Mereka sering dimanfaatkan sebagai
meninggal baik digunung maupun tempat tenaga ahli untuk mensurvei potensi-
lainnya. Operasi ini benar-benar potensi yang ada disuatu wilayah tertentu.
dilakukan dengan hati yang tulus dan Bahkan ada beberapa daerah yang justru
tanpa pamrih serta tanpa mengharapkan dikembangkan mulai dari nol oleh para
imbalan apapun, walaupun terkadang penggiat alam. Seperti contoh kasus
yang menjadi taruhanya adalah nyawa wisata arung jeram di sungai Elo dimana
mereka sendiri. (Situmorang, 2009 :52) kegiatan pengarungan pencinta alam
Pengangkatan air di gua Bribin yang disana telah membuat masyarakat sekitar
dilakukan beberapa lembaga termasuk dilibatkan dalam kegiatan ini yang
ASC yaitu kelompok penelusur gua yang berujung pada berkembangnya wisata
berada di Jogja juga menjadi contoh arung jeram di sungai Elo ini. Begitu pula
7Lih
uraian berita secara lengkap pada Asc Yogyakarta http://asc.or.id/asc-jogja/water-for-people-with-energy-
“ Water For People With Energy Form Water” from-water/
seperti beberapa wisata gua di Gunung salah satu faktor yang menumbuhkan
Kidul seperti Gua Jomblang, Kali Suci8, kesadaran diri mereka. Kegiatan mereka
Pindul dan lainnya. Tentu dengan adanya memberikan efek sehingga benar-benar
wisata ini dapat membantu meningkatkan menumbuhkan kesadaran dari dirinya
taraf ekonomi penduduk sekitar. akan apa yang akan ia lakukan. Pada saat
itu justru mereka menemukan hakekat dari
AUTO KRITIK PENCINTA ALAM kita menjadi manusia. Ketika kesadaran
SEBAGAI CERMINAN DUNIA itu timbul pada dasarnya berarti mereka
PEMUDA melepaskan diri dari alienasi, karena salah
satu unsur alienasi adalah bahwa kita
Berkembangnya modernisasi dan merasa asing dengan diri kita sendiri, kita
kapitalisasi tidak hanya merambah pada kehilangan potensi kemanusian dan
masyarakat umum. Pada dunia pencinta merasa kurang menjadi manusia (Ritzer &
alam khususnya outdoor juga mulai Goodman, 2013:40). Ketika budaya
tersentuh. Masuknya kapitalisasi ini mulai counter culture itu melemah berarti akan
dari banyaknya foto-foto di media sosial semakin beresiko untuk mereka terjerat
hingga film di TV dan layar lebar yang pada arus alienasi yang pada akhirnya
menunjukan kegiatan petualangan alam mengikis peran mereka sebagai pemuda
bebas. Ditambah semakin berkembangnya khususnya mahasiswa pada masyarakat
industri mode outdoor yang menjadi tren luas.
kalangan muda. Hal ini mendorong Di dalam internal organisasi pun
banyaknya orang berbondong-bondong juga memiliki tantangan tersendiri
ikut bergabung dengan kegiatan outdoor kesenangan mereka pada kegiatan alam
tersebut. Efeknya adalah calon anggota pun dapat membuat lupa hakekat dari
yang ingin ikut semakin banyak namun pencinta alam sendiri, bahwa pencinta
kebanyakan hanya ingin menikmati alam bukan hanya urusan bermain di
kegiatan alam seperti di film atau media alam. Nilai penting dari pencinta alam
sosial. Mereka enggan untuk mengikuti antara lain adalah mencintai alam
aturan dan SOP yang telah ditetapkan seisinya, yang berarti meliputi semuanya.
organisasi. Pada akhirnya ada anggota Petualangan di alam adalah sarana bukan
yang tidak menjalankan aturan organisasi, menjadi objek pentingnya. Bagaimana
ia hanya ikut sebatas ingin main saja. kita hidup berdampingan dengan semua
ketika sudah masuk tren inilah nilai-nilai mahluk hidup dan biotanya 459 secara
8
yang sesungguhnya harus dipegang seimbang menjadi titik utama.
menjadi terlupakan. Kecanggihan alat, informasi, dan
Belum lagi pada kasus Mapala pengetahuan yang memungkinkan untuk
persoalan batas kuliah yang semakin semakin mudah mengakses segala
pendek. Aturan itu membuat Mapala harus petualangan disegala medan termasuk
memberikan toleransi yang lebih longgar faktor yang mendorong kesenangan
pada aturan-aturannya. Tentu hal ini Mapala yang tak terbatas. Perlombaan
menjadi tantangan tersendiri bagi Mapala, menjadi orang pertama atau menjelajahi
dalam artian pertentangan yang terjadi belahan benua lain menjadi salah satu
atas budaya dominan semakin kuat. indikator tersebut. Seakan kegiatan
Budaya counter culture mereka adalah
Website :
Amanda, Tika. 2016. Ekspedisi
Padjadjaran Nemangkawi 2016.
Diambil dari
http://palawa.unpad.ac.id/2016/07/2
1/ekspedisi-padjadjaran-
nemangkawi-2016/.
ASC. 2013. Water for People with Energy
from Water. Diambil dari
http://asc.or.id/asc-jogja/water-for-
people-with-energy-from-water/.
Astacala. 2017. Yasta Galang Bantuan
Untuk Pengungsi Bencana Alam
Gunung Agung. Diambil dari
https://astacala.org/2017/09/yasta-
galang-bantuan-untuk-pengungsi-
bencana-alam-gunung-agung/.
Kalisuci Cave Tubing. 2011. Profil
Kalisuci. Diambil dari
http://kalisucicavetubing.blogspot.c
o.id/2011/09/profil-pokdawis
kalisuci.html.
Korpala. 2016. Korpala Membantu
Tuntaskan Evakuasi Korban Jatuh
di Gua Dinosaurus. Diambbil dari
http://www.korpala.org/2016/05/ko
rpala-tuntaskan-evakuasi-korban-
jatuh.html .
MAPALA UI. 2017. Operasi SAR Warga
Depok di Sungai Ciliwung. Diambil
darihttp://mapala.ui.ac.id/2017/03/o
perasi-sar-warga-depok-di-sungai-
ciliwung.