Anda di halaman 1dari 20

Jalu Lintang Y.

A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan


Kehidupan Kota

 Jalu Lintang Y.A


Universitas Gadjah Mada

Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di


Tengah Tantangan Kehidupan Kota
ABSTRACT

The important role of youth as an agent of change in the society is questioned.


Seeing the modern society that has new challenge which is the capitalist society
culture impacts in alienation. The capitalist culture that occurs in urban society is
considered as a change that gives impact at youth role and it becomes the dominant
culture. Seeing this phenomena, this article will answer how youth do the counter
culture toward the dominant culture. This dominant culture is seen as a culture that
can alienate the youth from their surrounding and this will weaken the youth role in
society. Counter culture is defined as a culture that can counter the dominant
culture in the society. While alienantion is defined as someone’s clutter from certain
thing that alienates him or her from himself or herself, others, or the surrounding
where she or he lives like in fromm concept. This article will present the life pattern
of nature lovers. This article will begin by describing the life of nature lovers from
how it is formed, the daily life of nature lovers and their value or view as a form
counter culture toward the dominant culture which is the capitalist culture that
alienates youth from their environment. This article is written based on descriptive
analysis of interview, observation, and literature review in nature lovers
organisation in university level which is often called Mapala.

Keywords: nature lovers, alienation, counter culture

PENDAHULUAN

Peristiwa besar bangsa kita menjadi bagiannya. Prediksi dari BPS


seperti hari kebangkitan nasional, pada tahun 2035 66,6% masyarakat
sumpah pemuda, proklamasi Indonesia akan tinggal di kota. Dari
kemerdekaan, pergantian rezim 66,6% tersebut 51% nya adalah
Soekarno dan Soeharto menunjukan penduduk kalangan anak muda. Tentu
peran besar pemuda. Berkaca dari dengan latar seperti itu akan ada
peristiwa besar tersebut stigma pemuda pengaruh dan perubahan pada
sebagai agen perubahan pun muncul di kehidupan pemuda. Beberapa orang
masyarakat umum. Seiring berjalannya kemudian mulai mempertanyakan
waktu banyak terjadi perubahan sosial apakah dengan kehidupan perkotaan
di masyarakat, salah satu sebabnya yang cenderung mengarah pada budaya
adalah modernisasi pada masyarakat. konsumi ini akan berdampak pada
Kota sebagai pusat modernisasi pemuda, akankah pemuda masih dapat
membuat orang berbondong-bondong melakukan perannya sebagai agen
datang kesana. Perkembangan perubahan?
masyarakat kota semakin besar, tidak Deskripsi tentang kota dapat
terkecuali generasi muda kota yang dilihat dengan ciri ekonomi yang

447 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

bertumpu pada sektor industri hubungan antar orang. Aktivitas


(sekunder) dan sektor jasa (tersier), ekonomi di kota memicu timbulnya
sedang secara sosial jumlah sebuah kapitalisme. Kondisi
penduduknya besar dengan susunan kapitalisme di perkotaan membuat
penduduk yang heterogen dan relasi sosial tidak terjadi antar personal,
wilayahnya padat penduduk (Schoorl, namun hubungan ini terjadi melalui
1984:264). Menurut Wirth dalam perantara pasar dalam sebuah kegiatan
(Schorl 1984:275) kehidupan dan konsumsi ( Rahmadian, 2012:31). Pada
kebudayaan urban ini akan membuat tulisan yang sama menurut Lasch :
adanya segmentasi hubungan-

“masyarakat kapitalis menempatkan mereka dalam posisi yang


bertentangan satu sama lain di dalam lingkungan kompetitif tingkat tinggi
dalam mencari pekerjaan dan keabsahan. Sementara itu pada saat yang
bersamaan, orang dibebaskan dari ikatan-ikatan institusi (agama) dan
kekeluargaan, yang pada akhirnya meninggalkan perasaan-perasaan
kesepian serta terisolasi. Hal ini kemudian memunculkan implus-implus
narsistik. Untuk melawan perasaan terisolasi itu, lanjut Lasch, kapitalisme
menawarkan konsumsi sebagai penyembuh” ( Rahmadian, 2012:31).

Bila keadaan kota seperti apa yang ada empat unsur yaitu teralienasi dari
digambarkan diatas, dan kehidupan aktivitas produksi, teralienasi dari tujuan-
masyarakat Indonesia kedepan mayoritas tujuan produksi, teralienasi pada sesama
akan berada di kota tentu akan terjadi pekerja dan teralienasi dari potensi
alienasi yang cukup besar dikalangan kemanusiaan. Melihat hal tersebut dari
masyarakat. Perilaku individualis konteks kehidupan pemuda kota
merupakan ciri utama sifat kehidupan menunjukan bahwa mereka telah
kota, perilaku tersebut merupakan salah teralienasi. Banyak pemuda bekerja
satu dampak permasalahan perkotaan, bukan atas kesadaran ide-ide mereka
dengan demikian perilaku tersebut sangat namun digerakan oleh hal-hal yang
sulit untuk dihilangkan (Sumardjito, dasarnya adalah uang, pasar, tren, dan
1999:135). Menurut Kuntowijoyo budaya sarana kapitalis lainnya. Pada akhirnya
massa adalah akibat dari masifikasi. Ini menghilangkan tujuan dari aktivitas
disebabkan karena dalam sektor budaya mereka sendiri. Contoh terdekat adalah
terjadi industrialisasi dan komersialisasi, kehidupan mahasiswa di kampus.
sekalipun industrialisasi dan Mahasiswa kebanyakan belajar bukan
komersialisasi tidak selalu negatif bagi lagi untuk pengembangan kualitas
budaya. Bintarto dalam (Sumardjito, kapasitas diri, namun mereka kuliah
1999:133) menerangkan, bahwa semata-mata untuk mengejar ijazah
kesibukan setiap warga kota dalam tempo sarjana saja. Fokus belajar kemudian
yang cukup tinggi dapat mengurangi semakin mengasingkan mereka dari
perhatian terhadap sesamanya. Apabila kehidupan kampus, bahkan dengan
hal ini berlebihan akan menimbulkan teman-teman kuliah. Kemudian pada
sifat acuh tak acuh atau kurang akhirnya yang semakin parah adalah
mempunyai toleransi sosial. mereka kehilangan esensi makna dari
Alienasi sendiri menurut Marx mahasiswa sendiri. Keadaan seperti ini
dalam (Ritzer & Goodman, 2013: 37-40) dari sudut padang Fromm dapat

448 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

dikatakan alienasi dimana seseorang kebanyakan tersebut juga terhindar dari


mengalami dirinya sebagai sosok yang dampak budaya kota yang kapitalis?
terasing. Orang tidak lagi melakukan Tentu hal ini menjadi pertanyaan sendiri
sesuatu berdasarkan kehendaknya sendiri yang menarik untuk dibahas. Kemudian
tetapi disetir oleh sesuatu di luar dirinya. seberapa besar kontribusi Mapala
(Nadhiroh, 2015:8) berperan sebagai agen perubahan di
Muncullah kebudayaan tengah alienasi yang dianggap mengikis
mainstream mahasiswa yang peran pemuda? Tentu hal tersebut perlu
mengalienasikan mereka karena dampak dan penting dijawab untuk bahan refleksi
kebudayan kapitalis kota. Ditengah dan evaluasi pemuda saat ini.
kebudayaan utama tersebut masih Tulisan ilmiah mengenai pencinta
terdapat beberapa komunitas-komunitas alam dapat dilihat pada jurnal-jurnal
mahasiswa yang dianggap tidak wajar seperti yang ditulis oleh Hendra Saputra,
karena tidak melakukan aktivitas seperti Silvia Kristanti T.F, dan Sukma Noor
mahasiswa pada umumnya. Semakin Akbar. Mereka melihat bagaimana peran
lama komunitas tersebut semakin pencinta alam terhadap perilaku anggota
berkembang dan bertentangan. Mapala terhadap lingkungan. Tulisan
Perkembangan ini kemudian dapat dilihat tersebut menyebutkan bahwa pada
sebagai counter culture. Counter culture organisasi Pencinta Alam Piranha
adalah budaya tandingan sebagai terdapat peran kepemimpinan dalam
penolakan terhadap nilai-nilai membentuk prilaku posistif pro
masyarakat (Pickles, 200:6). Perlawanan lingkungan (Saputra dkk, 2016). Tulisan
pemuda pada dasarnya karena pemuda tentang Pencinta Alam lebih banyak lagi
terbentuk dalam suatu artikulasi ganda dapat dibaca pada karya berupa skripsi.
yaitu dalam perlawanan dengan Konsep diri pada Mahasisiwa Pencinta
kebudayaan orang tua dan kebudayaan Alam dibahas pada skripsi yang ditulis
dominan. (Soleh, 2014:2). Salah satu oleh Lasro Bonaventura Situmorang.
komunitas yang tampak adalah organisasi Konsep diri yang digambarkan oleh
pencinta alam yang sering disebut Situmorang adalah hasil penelitian
Mapala. psikologi sosial. Pada tulisanya tersebut
Ditengah pemuda lainnya yang Situmorang menjelaskan bahwa anggota
lebih memilih menghabiskan waktu Mapala Sanata Dharma mempunyai
untuk kuliah atau mencari hiburan di mal, konsep diri yang tinggi. Konsep diri yang
warung-warung kopi dan tempat tergambarkan baik positif seperti
semacamnya mereka justru lebih memilih mahasiswa yang peduli lingkungan
untuk pergi ke alam terbuka yang jauh maupun negatif yakni mahasiswa yang
dari kata nyaman dan mapan. Tak heran kuliahnya lama (Situmorang, 2009).
kemudian ada beberapa orang yang Pada karya-karya tersebut
mengidentikkan anak Mapala dengan menunjukan masih sangat minimnya
orang-orang anti kemapanan atau pembahasan mengenai organisasi
mahasiswa paling lama. Kehidupan pencinta alam, khususnya dalam ranah
mereka yang terkesan semaunya sendiri sosial. Pembahasan bagaimana posisi
menjadi pembeda yang jelas dari dan peran pencinta alam kurang
mahasiswa yang dianggap lurus-lurus menggambarkan dinamika ataupun posisi
saja. Jika demikian apakah kehidupan mereka dalam ranah sosial yang lebih
Mapala yang berbeda dari mahasiswa luas secara ilmiah. Jika kita melihat dari

449 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

sejarah dan aktivitas yang dilakukan, kita organisasi pencinta alam dilengkapi
tidak dapat menganggap remeh peran dengan melakukan studi pustaka baik
pencinta alam sebagai sebuah gerakan pada jurnal, buku, dan web yang
komunitas pemuda. Gambaran yang lebih berkaitan dengan organisasi pencinta
kerap muncul, pencinta alam sebagai alam.
kelompok anak muda yang hanya suka
naik gunung dan urakan. (Situmorang, SEJARAH MUNCULNYA
2009:26) Masyarakat umum terkadang PENCINTA ALAM
tidak melihat kegiatan lain pencinta alam
seperti kegiatan pelestarian alam, Kelompok pencinta alam mulai
kampanye-kampanye hijau, kegiatan bermunculan pada sekitar tahun 50an.
SAR atau kegiatan pemberdayaan di Kata pencinta alam sendiri mulai muncul
masyarakat. Di beberapa organisasi pada 18 oktober 1953. Nama pencinta
pencinta alam kampus bahkan alam pertama di usulkan oleh Awibowo
mempunyai penekanan pada tri darma pada tahun tersebut sekaligus dipakai
perguruan tinggi yang sangat jelas. Tentu menjadi nama perkumpulannya yakni
dengan latar belakang seperti itu perlu Perkumpulan Pencinta Alam (PPA).
kita melihat lebih seksama lagi. Maksud dari berdirinya perkumpulan
Sedangkan tulisan ini adalah hasil tersebut adalah untuk mewadahi hobi
dari penelitian singkat di lingkungan positif dan suci anak muda, dalam arti
pencinta alam tingkat Universitas. tidak maniak yang semata-mata
Tulisan ini akan menunjukan bagaimana melepaskan nafsu dalam hal negatif.
latar belakang, kehidupan sehari-hari Tujuan berdirinya kelompok ini adalah
yang menunjukan bentuk-bentuk untuk memperluas dan meningkatkan
perlawanan dari hegemoni budaya kecintaan terhadap alam seisinya didalam
dominan dan peran pencinta alam pada kalangan anggotanya dan masyaraat
masyarakat umum khusunya kampus. umum (Duri, 2015:20). Perkumpulan ini
Penelitian yang dilakukan merupakan beberapa tahun kemudian bubar karena
penelitian kualitatif yaitu menggunakan kondisi politik yang tidak stabil.
teknik wawancara mendalam, observasi Kemunculannya kembali di tandai
partisipasi dan studi pustaka untuk dengan adanya komunitas-komunitas
mengumpulkan data. Informan yang pencinta alam di Jakarta dan Bandung.
dipilih adalah penggiat aktif pada sebuah Setelah itu baru ada organisasi
mapala Universitas di Jogja yang kepencintaalaman seperti MAPALA UI
memiliki latar belakang berbeda-beda. dan Wanadri. Kedua organisasi tersebut
Penggiat ini ada yang sejak sekolah dulu mulai muncul pada tahun 1960an. Mapala
sudah ikut dalam kegiatan pencinta alam UI yang awalnya merupakan kumpulan
dan yang baru saja ikut pada mapala mahasiswa sastra diantaranya terdapat
tingkat Universitas. Data-data tentang tokoh seperti Soe Hok Gie.
sejarah dan hasil-hasil kegiatan dari

Masih dalam perbincangan soal kesertaan tiga “anak luar” Mapala FS-UI,
yaitu saya, Freddy dan Idhan, Maman menerangkan sikap Mapala FS-UI
yang terkenal sebagai organisasi mahasiswa intern yang sangat ekslusif.
Didirikan tahun 1964, kelompok inilah yang mencetuskan istilah pencinta
alam untuk organisasi internal mahasiswa UI yang beraktifitas di bidang

450 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

luar ruang (outdoor life) berupa perkemahan, perjalanan, dan pendakian


gunung, termasuk kegiatan konservasi alam lestari. Organisasi kecil itu pun
merupakan penampungan mahasiswa yang sudah jenuh, juga trauma,
dengan prilaku organisasi kemahasiswaan yang bernaung di bawah parpol
yang berkuasa di zaman orde lama.( Badil, 2009:3).

Pada awal mula perkembangan diundang adalah perhimpunan-


kegiatan kepencintaalaman masih perhimpunan pencinta alam di Jawa.
berkisar tentang kegiatan-kegiatan Kemudian kegiatan ini berkembang
konservasi dan penjelajahan hutan dan tidak hanya menjadi wadah untuk
gunung. Kegiatan seperti susur goa, latihan bersama namun juga
panjat tebing, dan arung jeram pada mempertemukan organisasi-organisasi
waktu itu masih jarang bahkan belum pencinta alam yang ada di Indonesia1.
ada. Jika dibandingkan dengan Seiring berjalannya waktu gladian ini
kegiatan pencinta alam sekarang jauh berlangsung terus menerus hingga
lebih berkembang. Alasan utama belum terakhir tahun 2009.
berkembangnya kegiatan lainya yakni Dari sekian banyak gladian salah
keterbatasan alat dan pengetahuan dari satu yang terpenting adalah gladian
anggota pencinta alam dengan kegiatan nasional ke IV di Ujung Pandang. Pada
lainnya tersebut. Kegiatan naik gunung gladian Ke-IV ini disepakati sebuah
yang mempunyai sejarah lebih panjang kode etik. Kode etik ini kemudian
dari kegiatan yang lainnya ini membuat disebut kode etik Pencinta alam. Kode
kesan bahwa pencinta alam adalah Etik Pencinta Alam Indonesia
“anak gunung”. dicetuskan pertama kali pada Januari
Dari kedua organisasi ini mulai tahun 1974. Kode Etik menjadi acuan
bermunculan organisasi-organisasi dan pegangan teguh bagi para pencinta
kepencintaalaman baik dikalangan alam se-Indonesia dalam bersikap dan
masyarakat umum maupun di berperilaku dalam segala kegiatan di
lingkungan kampus-kampus. Seiring alam bebas. Gladian ini
berjalannya waktu kemudian munculah diselenggarakan oleh Badan Kerja
sebuah kegiatan yang bernama Gladian Sama Club Antarmaja pencinta alam
yang dipelopori oleh Wanadri pada se-Ujung Pandang dan diikuti oleh 44
tanggal 25-29 Februari 1970. Gladian perhimpunan pencinta alam se-
sendiri diambil dari kata “Gladi” dalam Indonesia (Fitrianingsih, 2016:14).
bahasa Jawa yang berarti berlatih. Dari Kode etik tersebut hingga sekarang
kata tersebut kegiatan ini merupakan masih berlaku dan di gunakan oleh para
suatu wadah untuk berlatih bersama. penggiat Pencinta alam. Isi dari kode
Pada waktu itu perhimpunan yang etik itu sendiri sebagai berikut :

KODE ETIK PENCINTA ALAM INDONESIA

PENCINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA ALAM BESERTA ISINYA


ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA.

1Lih tulisan secara lengkapa pada“Sejarah Gladian


Nasional Pencinta Alam” majalah MAC: Adventure
& Culture Magazine edisi 3

451 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

PENCINTA ALAM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT


INDONESIA SADAR AKAN TANGGUNG JAWAB KAMI KEPADA TUHAN,
BANGSA DAN TANAH AIR.

PENCINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA PENCINTA ALAM


ADALAH SEBAGAI MAKHLUK YANG MENCINTAI ALAM SEBAGAI
ANUGERAH TUHAN YANG MAHA ESA.
Sesuai dengan hakikat diatas kami dengan kesadaran menyatakan :
1. Mengabdi kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai
dengan kebutuhanya.
3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air.
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta
menghargai manusia dan martabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara sesama pencinta alam
sesuai dengan azaz pencinta alam.
6. Berusaha saling membantu dalam pelaksanaan pengabdian terhadap
tuhan,bangsa dan tanah air.
7. Selesai.
(Disahkan pada Gladian IV Ujung Pandang)
Bermula dari kesamaan kesenangan alam sesuai dengan asas pencinta
dan hobi ditambah dengan tidak alam.” Sehingga sangat wajar dan
nyamannya orang-orang pada keadaan normal ketika seorang pencinta alam
lingkungan mereka baik di kampus saling berhubungan hangat meski
maupun di kota akhirnya terbentuklah sebelumnya belum pernah kenal atau
kelompok-kelompok seperti yang bertemu. Keadaan seperti ini membuat
diterangkan diatas. Kelompok ini saling terikatnya ikatan pencinta alam.
semakin mapan dengan tujuan dan Ikatan ini kemudian dapat dilihat pada
aturan yang mereka buat. Aturan dan wujud-wujud seperti forum yang
tujuan sendiri secara jelas dapat dirujuk terbentuk antara kelompok pencinta
dari kode etik pencinta alam tersebut. alam baik secara regional maupun
Kode etik ini kemudian menjadi kunci segmentasi lain seperti Temu Wicara
bagi kehidupan pencinta alam, dan Kenal Medan (TWKM). TWKM
sehingga kode etik yang dibuat pada ini sebuah forum untuk pencinta alam
tahun 1974 begitu penting dalam tingkat universitas se-Indonesia.
sejarah pencinta alam Indonesia. Forum ini mengagendakan
Ikatan pertemanan ini dilandasi pembahasan isu-isu lingkungan terkini
selain dari nilai turun-temurun yang dan latihan teknik-teknik petualangan
selalu diwarisi dari kakak angkatan yang langsung dipraktekan di lapangan.
kepada juniornya, dan sistem informal Kondisi-kondisi solidaritas yang terjadi
seperti norma yang sudah tercipta di di gunung atau kegiatan-kegiatan
lingkungan pencinta alam. Secara lapangan lain terbawa hingga dalam
formal hal ini juga dipengaruhi dari kehidupan keseharian pencinta alam.
kode etik pencinta alam sendiri seperti Ikatan ini biasanya timbul karena ada
yang tertulis pada butir ke lima yakni suatu kegiatan yang diadakan bersama
“Berusaha mempererat tali sehingga saling kenal, atau karena
persaudaraan antara sesama pencinta ketidaksengajaan kenal di lapangan

452 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

saat naik gunung bersama, menyusuri dalamnya terdapat interaksi-interaksi


goa, atau manjat, rafting dan lain berupa keakraban, solidaritas,
sebagainya, atau memang pertemanan pemenuhan kebutuhan, perbedaan
itu timbul dari perjumpaan di sekre pendapat, perselisihan, problem
(tempat berkumpul) ketika ada yang solving yang dilakukan di lapangan,
bertamu. juga di sekretariat mereka. Interaksi
Sejarah terbentuknya pencinta tersebut mulai dari yang formal seperti
alam sendiri selain berdampak pada rapat anggota, perencanaan,
tumbuhnya budaya solidaritas yang pelaksanaan kegiatan, evaluasi setelah
kuat, juga memberikan corak yang kegiatan, pendaftaraan dan penerimaan
cukup kuat pada kegiatan-kegiatan anggota baru. Secara tidak formal
yang dilakukannya hingga saat ini. sekretariat juga tempat berkumpulnya
Pencinta alam yang tumbuh diakhir anggota pencinta alam sendiri
orde lama dimana suasana politk begitu melakukan berbagai aktivitas
kuat dan kemiskinan sangat tinggi, (Situmorang, 2009:27). Kehidupan
membuat orang-orang sangat jenuh anggota pencinta alam khususnya
dengan politik dan kegiatan ini menjadi MAPALA banyak menghabiskan
salah satu pilihan untuk mengimbangi waktu mereka di sekretariat. Banyak
keadaan yang penuh politik tersebut, dari mereka yang memiliki rumah atau
dalam kata lainnya sebagai katarsis. kos-kosan sendiri lebih memilih
Mereka juga menjadi sangat interes menginap dan bermalam di sekretariat.
pada kehidupan masyarakat kecil Sekretariat akhirnya menjadi
terutama orang-orang disekitar gunung. rumah kedua bagi para anggota
Kemiskinan yang sangat tinggi pencinta alam. Berbagai alasan muncul
membuat mereka tergerak untuk kenapa mereka banyak menghabiskan
menjalin sebuah hubungan dengan waktu di sekretariat. Jawaban setiap
masyarakat sehingga kegiatan mereka personal anggota pencinta alam bisa
tidak hanya soal petualangan. Dari berbeda dan subjektif, namun secara
situlah muncul berbagai bentuk garis besar terdapat beberapa alasan
kegiatan pengabdian pada ekspedisi- yang latar belakang mereka banyak
ekspedisi yang dilakukan pencinta alam menghabiskan hidup di sekretariat.
hingga sekarang. (Badil, 2005:136) Pertama kegiatan Mapala yang
berlangsung hingga larut malam.
KESEHARIAN PENCINTA ALAM Kegiatan-kegiatan ini seperti latihan,
Kehidupan anggota pencinta rapat, persiapan sebuah pengembaraan
alam sering digambarkan dengan dan masih banyak lainnya sehingga
kehidupan yang bebas, penuh mereka malas untuk pulang ke kosan
petualangan, dan sibuk dengan atau rumah. Kedua adalah alasan
kegiatan luar ruang. Masyarakat pada kenyamanan, alasan ini timbul karena
umumnya melihat pencinta alam hanya rasa solidaritas yang tinggi dari para
sebatas dari sisi kegiatan di alam saja. anggota yang mendorong adanya rasa
Mereka jarang melihat kehidupan nyaman tersebut, sebab di sekretariat
keseharian anak pencinta alam. mereka akan banyak menjumpai teman
Dinamika anggota pencinta alam tidak untuk mengobrol, nongkrong bareng
jauh berbeda degan interaksi kehidupan dan kegiatan sejenisnya. Ditambah
sehari-hari pada umumnya. Di dengan kehidupan bebas yang

453 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

terkadang terlihat seperti maunya diri mahasiswa. Adanya stereotip


sendiri. Mapala adalah mahasiswa paling lama
Gambaran kehidupan keseharian menunjukan jika masyarakat melihat
pencinta alam dapat sangat mudah Mapala sebagai organisasi yang tidak
ditemui pada organisasi-organisasi sewajarnya mahasiswa.
pencinta alam di kampus. Di tengah Kehidupan keseharian di Mapala
kehidupan kampus akan terlihat kontras membuat timbulnya sikap komunal
antara para mahasiswa pencinta alam pada anggotanya, mereka tak jarang
ini. Di sekretariat Mapala terlihat saling mengandalkan untuk berbagai
mereka sering nongkrong hingga larut hal aktivitas. Sering antar anggota
malam, kemudian mereka tidur di sekre meminta dijemput disuatu tempat
setelah larut malam. Akhirnya siang dengan cuma-cuma, atau minta
hari baru bangun, sedangkan “direscue” bahasa mereka untuk
mahasiswa lain kebanyakan sudah meminta pertolongan baik yang remeh
masuk ke ruang kuliah atau melakukan temeh seperti kehabisan bensin dijalan,
aktivitas lainnya. Tak heran bila banyak ban bocor, tidak membawa uang,
orang yang mengecap Mapala adalah sampai sakit atau benar-benar pada
kepanjangan dari mahasiswa paling kondisi yang genting. Berbagi rasa
lama. Anggota Mapala dicap jarang lapar sudah menjadi hal yang sangat
masuk kuliah kemudian nilai mereka wajar apalagi ketika tanggal tua mereka
jelek dan banyak mengulang mata tak jarang untuk makan bersama.Cara
kuliah. Di lingkungan Mapala sendiri mereka makan bersama ini dengan
terkadang tabu membicarakan masalah menggelar kertas minyak kemudian
perkuliahan, apalagi sampai nasi dituang merata begitu pula dengan
menanyakan angkatan kuliah, kapan sayur dan lauknya, setelah itu mereka
lulus dan pertanyaan semacamnya mengkrubuti makanan itu secara
seputar akademis. Seorang Mapala bersama. Barang-barang milik pribadi
yang memasuki semester akhir ketika menjadi seperti barang bersama karena
mereka ditanyai masalah seputar pinjam-meminjam sangat wajar.
akademis biasanya dia akan menjawab Ditambah keterbatasan ekonomi
berbohong atau mengalihkan topik maupun hal-hal lain pada anggota
dengan candaan-candaan. Fenomena menambah rasa komunal tersebut.
ini menunjukan sisi counter coulter Kehidupan yang dijalankan oleh para
mereka. Aktivitas di sekretariat anggota Mapala di atas menunjukan
merupakan bentuk kebosanan mereka rasa kekeluargaan yang intim sehingga
akan aktivitas pada umumnya. Mereka membongkar sekat-sekat batasan
merasa tidak puas hanya mencari ilmu pribadi. Sudah tidak ada gengsi lagi
di bangku kelas, mereka juga ingin antar anggota atas keadaan diri mereka
mencari pengalaman lainnya. Mereka masing-masing, justru keadaan yang
sadar jika kegiatan Mapala ini akan kurang dari individu terkadang jika
banyak berbenturan dengan dapat dibantu ditutup oleh individu
perkuliahan, namun bagi mereka kuliah yang mampu membantunya. Sikap
bukan hanya soal rajin masuk kelas dan individualis dalam iklim lingkungan
mendapat IPK tinggi. Bagi mereka ada yang seperti ini akan sulit untuk
ilmu-ilmu yang juga harus dicari di luar muncul.
bangku kuliah sebagai pengembangan

454 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

Solidaritas yang digambarkan itu hingga yang belum pernah ia dengar


tidak sebatas hanya pada anggota intern nama Mapalanya bahkan kampusnya.
pada suatu kelompok pencinta alam, Mereka pada akhirnya terbiasa ringan
namun juga antar kelompok pencinta tangan untuk menolong orang asing
alam lainnya di Indonesia. Ada sebuah yang membutuhkan meskipun
cerita menurut informan, seorang sebelumnya belum ia kenal sama
penggiat pencinta alam dari Bandung sekali. Tentu hal ini membantu para
melakukan sebuah perjalanan ke anggota untuk tetap mempertahankan
Maluku. Setelah dari Maluku ia pergi eksistensi mereka sebagai mahluk
ke Nusa Tenggara Barat untuk mendaki sosial sesuai kodrat manusia.
gunung Rinjani, pada saat perjalanan Anggota-anggota baru pada
uang dia habis dan hanya bisa untuk organisasi ini tak luput dari doktrin
beli tiket pulang sampai Jogja saja. kehidupan komunal. Mereka didoktrin
secara tidak langsung dengan cara
akhirnya orang ini memutuskan untuk
menuntut anggota baru untuk menjadi
pulang sampai di Jogja. Sesampainya di pesuruh menjamu tamu. Sebagai junior
Jogja ia menyambangi salah satu mereka sering disuruh untuk
organisasi pencinta alam disana. “ya membuatkan minuman seperti teh atau
kan saya bingung udah gak punya uang kopi untuk para tamunya. Anggota-
nih yaudah cuma kepikiran ke Jogja aja anggota baru ini juga kerap disuruh
nanti numpang makan di sana, pulang untuk pergi beli makanan yang
kemudian dimakan bersama-sama
nya nanti gak tau”2 ungkap orang
dengan tamu atau menjadi guide di kota
tersebut. Ketika di Jogja oleh tuan tersebut. Hal ini menjadi salah satu
rumah yaitu anggota Mapala setempat tugas pokok para anggota baru dengan
ia diberikan makan juga dijamu dalih agar belajar bagaimana
beberapa hari sampai akhirnya memperlakukan tamu dengan benar.
mendapat kiriman uang untuk beli tiket Bagi para anggota baru mereka baru
pulang ke Bandung. Masalah jamu- masuk pada tahapan internalisasi nilai
pencinta alam. Disini menunjukan
menjamu pada kehidupan pencinta
bahwa Mapala mempunyai nilai dan
alam memang tidak asing dan sangat sistem pengkontrolan nilai, sehingga
wajar. Sudah menjadi sebuah etika Mapala sebagai organisasi tidak hanya
ketika kita kedatangan seorang tamu diatur oleh individu-individu yang ada
untuk menjamunya dan menolong didalamnya namun juga dapat
mereka dengan baik dan layak. mengatur atau membudayakan individu
yang ada didalamnya sehingga
Hubungan ini sangat erat diseluruh
memiliki nilai yang menjadi tujuan
Indonesia, bahkan ketika ada organisasi pencinta alam. Disisi lain terdapat
yang kurang baik memperlakukan tamu kehidupan bebas anggota Mapala.
dapat menjadi bahan gunjingan, bahkan Kehidupan yang bebas ini jika diamati
sampai terbuka menjadi omongan hampir sama dengan kehidupan bebas
umum. Kebiasaan ini menumbuhkan para seniman-seniman. Hal ini terjadi
keterbukaan dan rasa sosial anggota karena banyak anak-anak pencinta
alam yang “nyeni”, baik suka musik,
Mapala. Organisasi Mapala menjadi
berpuisi, atau melukis. Di sekretariat
sangat sering menerima tamu dari pencinta alam hampir selalu dapat
Mapala di seluruh Indonesia dari ditemui sebuah gitar. Alat ini menjadi
Mapala yang memang sudah ia kenal salah satu pengisi aktivitas di tempat

2
Keterangan adalah hasil wawancara dengan
informan anggota salah satu Mapala di Jogja.

455 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

itu. Di sekretariat ketika obrolan sudah kegiatan-kegiatan yang dilakukan di


membosankan maka biasanya mereka alam bebas seperti pendakian gunung,
akan beralih dengan gitaran dan menghabiskan waktu cukup lama di
bernyanyi bersama. Bermain gitar dan gunung, bisa berkisar tiga hari sampai
bernyanyi hingga larut bukan saja satu minggu maka diri fisik pun akan
menjadi aktivitas rutin di sekretariat terkena imbas dengan kegiatan tersebut
namun juga saat camping. Ditemani (Situmorang, 2009:26).
dengan api unggun sambil melakukan Selain itu dengan siklus hidup
bakar-bakaran atau hanya sekedar mereka yang kebanyakan beraktivitas
melingkar mengelilingi api unggun di malam hari dan baru bangun di siang
mereka bernyanyi bersama. Adanya
hari membuat mereka hanya mandi
perkembangan teknologi juga membuat
suatu perubahan di kalangan pencinta sekali dalam sehari. Mandi saat siang
alam. Jika dulu ingin mendengarkan atau menjelang sore telah mewakili
musik diatas gunung mereka harus mandi pada pagi hari sekaligus sore
membawa gitar, sekarang mereka lebih hari. Penampilan dan perilaku Mapala
sering menggunakan HP dengan tersebut menunjukan sebuah citra atau
dilengkapi sound sistem kecil portable. bisa disebut konsep diri. Konsep diri
Penampilan seorang pencinta
mengorganisasikan persepsi di dalam
alam juga dapat menggambarkan
kehiduapn mereka yang bebas. Rambut suatu sistem kerja otak kemudian
gondrong, dekil, anti kemapanan, diaplikasikan dalam bentuk prilaku,
berpakaian lusuh kumal memakai artinya pelaku individu dipengaruhi
gelang tali perusik, banyak ditangan oleh persepsi dari konsep diri yang
dan kalung menjadi salah satu dimiliki menurut Choney konsep diri
gambaran umum yang banyak memiliki peran pada pembentukan
digambarkan masyarakat. Penampilan
perilaku. Dengan teori looking glass
ini terkesan semakin santai ditambah
gaya anak-anak pencinta alam yang self menyatakan konsep diri
santai, hangat dan terlihat “selo”. mempengaruhi perilaku yang
Namun ada juga yang memandang merupakan hasil dari penilaian atau
anak-anak pencinta alam itu evaluasi terhadap diri sendiri dan
menakutkan dan liar. Memang sudah pendapat orang lain. (Situmorang,
menjadi setengah candaan dan
2009:30). Peran konsep diri dengan
kenyataan bagi mereka saling
mengolok “mandi dulu sana”, “ih demikian penting untuk Mapala,
gembel banget lu”, “ heh buluk” dan terutama dalam mengkonstruksi
candaan semacamnya. Kebiasaan saat tindakan mereka seperti yang
di gunung tidak mandi memang sering disebutkan :
terbawa pada keseharian anak-anak
pencinta alam. Berhubungan dengan
“Konsep diri adalah gambaran atau pandangan secara menyeluruh
mengenai diri oleh individu yang bersangkutan, dari konsep diri ini akan
menentukan bagaimana individu tersebut berperilaku, merasakan dan
merespon lingkungannya. Individu yang memilki konsep diri yang positif
menghasilkan bentuk prilaku yang mandiri, menghargai diri sendiri dan
orang lain serta percaya diri yang tinggi, dalam artian konsep diri yang
positif mempengaruhi perilaku yang konstruktif. (Situmorang, 2009:50)”

Kebiasan-kebiasan ini justru membuat mereka. Ketika ada salah satu anggota
yang normal pada masyarakat umum yang menggunakan baju secara rapi justru
menjadi tidak normal bagi kelompok menjadi pertanyaan bagi mereka dan

456 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

451

kadang juga berujung cemoohan dan kegiatan. Manajemen kegiatan disusun


candaan. Kondisi ini tidak hanya berlaku hingga sangat detail, bahkan untuk
bagi anak laki-laki saja namun termasuk kegiatan-kegiatan tertentu yang sifatnya
juga pada perempuan. Bagi perempuan pendidikan mereka diwajibkan untuk
terkadang justru candaan untuk mereka mempresentasikan kesiapan mereka.
lebih parah dari pada kepada anak laki- Presentasi inilah kemudian menjadi forum
laki. Ketika anak perempuan memakai untuk anggota yang akan berangkat dan
rok, make up atau bahkan gincu saja yang tidak berangkat baik dari anggota
permasalahan bisa lebih panjang dan aktif hingga senior memberikan masukan.
bullyan akan lebih parah. Budaya seperti Forum tersebut menjadi ajang cek and
yang digambarkan diataslah yang sering control bagi organisasi. Bagi anggota
dianggap bebas oleh masyarakat umum, yang akan berangkat hal ini bukan sekedar
dan bagi anggota sendiri justru menjadi presentasi biasa karena mereka harus juga
sekat pembatas. siap untuk berargumen kenapa mereka
memilih kegiatan, tempat dan hasil
KEGIATAN LAPANGAN SEORANG kegiatan tersebut. Mereka harus dapat
PENCINTA ALAM mepresentasikan tujuan kegiatan mereka.
Kegiatan outdoor menjadi motor utama Saat aktivitas di lapangan anggota
dari organisasi ini. Kegiatan outdoor dilatih untuk siap menghadapi segala
merupakan sarana menjalankan organisasi kondisi. Tidak ada perbedaan gender
pencinta alam, baik untuk menjaring ketika dilapangan baik perempuan
minat anggota baru maupun sebagai alat maupun laki-laki mereka memiliki
transfer nilai-nilai kepencintaalaman tanggung jawab yang sama. Anggapan
(Situmorang, 2009:27). Pencinta alam bahwa alam tidak akan memperlakukan
bahkan bisa dikatakan bukan pencinta berbeda pada perempuan maupun laki-laki
451
alam jika tidak terdapat kegiatan outdoor menjadi dasarnya. Ketika naik gunung
didalamnya. Hal tersebut karena sejarah perempuan sama-sama harus membawa
panjang pencinta alam yang kemudian carier dengan ketentuan-ketentuan
telah membuat citra yang begitu melekat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
pada masyarakat bahwa pencinta alam telah disyaratkan, mempersiapkan fisik
adalah organisasi berbasis petualangan. sesuai standar-standar minimum, tidur
Dibalik kegiatan outdoor terselip nilai- sama-sama di tenda yang sama. Sebegitu
nilai yang ditanamkan seperti lebih peduli berbedanya kondisi antara kehidupan
dengan alam dan sekitarnya, lebih sehari-hari dengan di lapangan hingga
menghayati dan lain sebagainya. anggota mempunyai suatu anggapan
Pada kegiatan alam ini pencinta bahwa kamu akan tahu sifat asli temanmu
alam sangat menekankan pada saat di gunung. Mereka berpendapat pada
pengetahuan mereka dalam berkegiatan di kondisi yang minim itu lah kemudian
alam terutama bagaimana melihat resiko orang-orang tidak lagi bisa berpura-pura
dari aktivitas mereka. Para anggota untuk menghadapi keadaan. Jika ada
pencinta alam pada akhirnya akan orang yang egois, manja tidak mau repot,
dituntun mempunyai persiapan yang tidak disiplin dan lain sebaginya akan
matang ketika hendak mengadakan terlihat begitupun sifat-sifat sebaliknya.
kegiatan di alam. Hal ini sangat utama dan Sifat-sifat asli ini kemudian
penting bagi mereka. Mereka sering perlahan dirubah dengan nilai-nilai yang
menyebut ini dengan manajemen ada di organisasi terutama yang dianggap

457 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

penting seperti egosi, disiplin, dan tidak alam benar-benar menekankan pentingnya
mau repot. Penggeseran nilai ini melalui kegiatan di luar petualangan tersebut,
kegiatan-kegiatan persiapan, kegiatan di terutama kegiatan konservasi. Kegiatan
lapangan ataupun saat proses pendidikan. konservasi menjadi bentuk aktualisasi dari
Bentuk dari penanaman ini bisa berupa kecintaan dan kepedulian pencinta alam
dari SOP kegiatan maupun aturan terhadap lingkungan. Bentuk dari kegiatan
organisasi yang ditetapkan atau atauran ini sangat bermacam-macam mulai dari
yang tidak tertulis langsung dan kegiatan menanam pohon bersama,
disampaikan dengan lisan. kegiatan bersih sungai, bersih sampah di
Pada praktiknya kemudian seperti lingkungan tertentu. Beberapa organisasi
kegiatan pendakian gunung anggota pencinta alam kegiatan konservasi dalam
Mapala akan membagi tugas pada setiap struktur kelembagaan menjadi suatu divisi
anggota yang mengikuti pendakian. Tugas tersendiri sama halnya dengan naik
itu menjadi tanggung jawab orang yang gunung, susur goa, panjat tebing, arung
telah ditetapkan, sehingga tim tidak akan jeram, dan lainnya. Tentu ini menegaskan
berjalan jika ada salah satu bagian tidak bahwa pencinta alam bukan hanya
berjalan. Secara tidak langsung orang seorang penikmat alam, namun benar-
tersebut diajak untuk berpikir bahwa benar mencintai alam dan isinya.
keberlangsungan tim tidak bisa Adapun kondisi alamiah yang
dibebankan pada satu orang tapi bertumpu kemudian ‘menggembleng’ secara natural
pada ke semua orang dengan tanggung anggota. Seperti keterbatasan fasilitas di
jawab pada bagian yang ia pegang. gunung, gua, ataupun sungai. Mereka
Berangkat bersama pulang juga bersama tidak dapat membawa baju banyak-
menjadi prinsip dari mereka.Tidak banyak dan ganti setiap saat, tidak dapat
dibenarkan jika saat naik gunung, mereka tidur nyaman di kasur empuk, penerangan
jalan masing-masing mementingkan tidak ada setiap saat. Kenyamanan yang
kepentingannya tidak memperhatikan bisa dibilang jauh dari kehidupan sehari-
teman rombongannya. Dari itu kemudian hari membuat mereka mudah beradaptasi
muncul istilah saling backup, dalam artian dengan berbagai keadaan lingkungannya
bahwa setiap anggota kelompok harus maupun pribadi dalam tim. Penanaman
memperhatikan dan menjamin keadaan rasa kesadaran untuk tidak merusak alam
temannya. Sangat pantang bagi anggota diterapkan pada setiap kegiatan seperti
pencinta alam pulang duluan tanpa tahu tidak meninggalkan jejak sampah di alam.
keadaan anggota lainnya, tanpa Misalnya di gunung tidak membuang
kesepakatan sebelumnya. sampah sembarang, menyimpan puntung
rokok hingga benar-benar memastikan
PENCINTA ALAM DAN meninggalkan bekas perapian padam
KELESTARIAN ALAM sempurna. Para aktivis penelusur gua juga
Kegiatan Mapala selain naik gunung atau mempunyai semboyan yang cukup
susur goa, panjat tebing, arung jeram, dan terkenal “take nothing but picture, leave
kegiatan petualangan lainya ternyata ada nothing but footprint, kill nothing but
kegiatan yang bisa di kategorikan non time”. Beberapa contoh dari aspek tingkah
petualangan. Pencinta alam juga sering laku lainnya sebagai seorang anggota
melakukan kegiatan seperti penelitian, pencinta alam yang memiliki kepedulian
atau pengabdian masyarakat dan terhadap lingkungan hidup, dalam
konservasi. Beberapa organisasi pencinta aplikasinya mereka adalah orang-orang

458 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

yang tidak membuang sampah maupun diskusi prihal masalah lingkungan dan
puntung rokok sembarangan, namun yang satunya lagi adalah kegiatan
mengantonginya terlebih dahulu sebelum lapangan bersama. Acara ini disebut
menemukan tempat sampah lalu dibuang dengan TWKM yakni kepanjangan dari
(Situmorang, 2009:51-52). Pada intinya temu wicara dan kenal medan. Pada acara
kegiatan ini memberikan beberapa garis inilah kita dapat melihat secara langsung
besar yaitu penggemblengan mental bagaimana kelompok pencinta alam
pribadi, kepedulian kelestarian dan membuat kegiatan dalam
kepedulian sekitar. mengembangkan wacana peduli terhadap
Dari sekian banyak bentuk kegiatan lingkungannya terutama pada bagian
konservasi tersebut dapat digolongkan diskusinya atau disebut temu wicara. Pada
menjadi kegiatan yang bentuknya wacana, temu wicara ini setiap delegasi akan
aksi nyata yang terbatas pada intern membawa isu atau masalah lingkungan
kelompok dan aksi nyata melibatkan yang ada di wilayahnya. Kemudian pada
pihak luar. Bentuk dari kegiatan yang forum itu akan dipilih beberapa isu yang
bersifat wacana ini seperti diskusi, dapat diangkat sebagai isu nasioanal, atau
membuat tulisan atau membuat sebuah dipilih sebagai isu yang krusial untuk
kampanye. Harapan dari kegiatan tersebut didiskusikan. Hasil dari temu wicara dari
adalah timbul penyadaran akan tahun ketahun berbeda-beda bisa hanya
pentingnya kepedulian orang terhadap sebuah petisi atau kampanye nyata,
lingkungan. Ide yang dibawa biasanya tergantung forum pada saat diskusi.
bisa dari hal yang kecil-kecil hingga Kegiatan lainnya adalah pembuatan
sebuah ide terhadap isu besar. Bentuk tulisan yang di publikasikan dimasing-
lainnya yakni aksi nyata namun terbatas masing media organisasi yang tentunya
hanya pada intern kelompok, maksudnya memuat berbagai isu lingkungan. Konten
adalah bahwa kegiatan semacam ini dari tulisan sangat bermacam baik dari
biasanya dilakukan bukan lagi hanya pada isunya maupun pendekatan yang
tataran ide seharusnya bagaimana tapi digunakan, hal itu sangat dipengaruhi latar
sudah pada tahapan tindakan. Tindakan organisasi dan individu yang menulis.
yang mereka lakukan namun belum Contoh lain adalah mengadakan workshop
melibatkan pihak di luar kelompok, tentang pengelolaan sampah bersama
sehingga kegiatan yang dilakukan masih dinas terkait, pemutaran film-film yang
sebatas pengimplementasian ide pada bertemakan pemanasan global
kelompok tersebut. Bentuk yang terakhir (Situmorang, 2009:51-52).
adalah aksi nyata yang sudah melibatkan Akhir-akhir ini isu yang
pihak di luar kelompok ini. Ide atau dikembangkan oleh pencinta alam
gagasan yang dikembangkan pada bentuk ternyata tidak hanya sebatas isu
ini ditransfer pihak pencinta alam pada lingkungan saja, namun juga berkembang
orang-orang di luar kelompoknya, tentu pada isu-isu standar keamanan
pada tahapan ini ada tindakan dan berkegiatan di alam. Isu ini muncul karena
interaksi nyata oleh pihak luar. pesatnya wisata alam seperti pendakian
Setiap tahunnya mahasiswa gunung. Mereka melihat banyak pendaki-
pencinta alam pada tingkat perguruan pendaki yang melakukan aktifitas ini
tinggi selalu melakukan pertemuan tanpa pengetahuan akan resiko pendakian
ditingkat nasional. Pada rangkaian ini gunung dan persiapan-persiapan yang
dibagi menjadi dua kegiatan utama yakni minim. Efek dari tren mendaki ini

459 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

berakibat pada banyaknya kasus di tandus dengan tujuan dari kegiatan ini
gunung. Akhirnya mereka tergerak untuk adalah untuk menjaga kelestarian
berbagi pengetahuan berkegiatan di alam lingkungan hidup. (Situmorang, 2009:51-
bebas agar tidak berujung pada keadaan 52)
yang tidak diinginkan. Bagi Mapala hal itu Pada akhirnya yang lebih riil mereka
merupakan tanggung jawab mereka untuk melakukan kegiatan yang dapat
mengedukasi masyarakat luas sebagai membantu kelestarian lingkungan sekitar
pihak yang sering melakukan kegiatan meski dengan kegiatan kecil seperti
alam bebas. membuat kebun di sekretariat mereka,
Penanaman pohon, bersih sungai membuat ecobrick dari sampah di sekre
adalah kegiatan nyata yang sering (panggilan untuk ruang sekretariat). Di
dilakukan oleh pencinta alam sebagai belakang kantor sekretariat mapala
bentuk dari kegiatan konservasi. Kegiatan mitapasa terdapat beberapa bibit pohon
semacan ini dilakukan pada tingkatan yang sekarang sulit dijumpai karena
intern organisasi saja. Kegiatan ini kelangkaanya, hasil penyelamatan
dilakukan untuk menunjukan kontribusi anggota. Yang nantinya akan ditanam di
nyata organisasi pencinta alam terhadap beberapa titik sekitar kampus, untuk
lingkungan. Pada kegiatan ini ada sebuah mengupayakan kampus tetap hijau
penanaman nilai pada anggotanya untuk (Fitrianingsih, 2016: 58). Pada intinya
peduli dengan lingkunganngya. Seiring peningkatan kesadaran lingkungan
berkembangnya waktu isu tentang dikembangkan tidak hanya secara
lingkungan berkembang. Kelompok monoton dan klasik dengan parameter
pencinta alam tidak hanya dituntut untuk lebatnya hutan dan bersihnya sungai yang
melihat hutan atau sungai yang jauh dari ada jauh di lingkungan keseharian. Di
kehidupan keseharian. Mereka juga mulai daerah perkotaan pun ada masalah dan
diajak untuk melihat lingkungan tanggung jawab yang harus mereka
sekitarnya yang paling dekat. Contoh selesaikan mulai dari hal terkecil. Seperti
nyatanya adalah ketika para anggota pada kasus diskusi pembuatan wacana isu
berkegiatan di alam bebas seperti permasalahan dampak kegiatan wisata
pendidikan gunung dan penelusuran gua, alam bebas juga muncul dan ramai
sampah-sampah seperti sampah plastik, dibicarakan.
puntung rokok, kaleng bekas, botol, batu Beberapa kelompok juga membuat
baterai, dan sampah-sampah tidak bisa edukasi berkegiatan yang ramah
diuraikan oleh alam tidak ditinggal begitu lingkungan secara nyata. Seperti yang
saja atau dibuang sembarangan melainkan dilakukan oleh PALAWA UNPAD
5 dibawa kembali pulang dan dibuang mereka tahun lalu melakukan ekspedisi ke
ditempat sampah Tingkah laku seperti ini puncak Cartenz. Selain melakukan
menjadi kebiasaan bagi sebagian anggota pendakian mereka membawa misi
dan diterapkan dalam kehidupan di kota mengkampanyekan Zero Waste
(Situmorang, 2009: 30). Contoh lain Mountaineering dan melakukan
adalah dengan mengadakan workshop pendataan faktor penghambat upaya
tentang pengelolaan sampah bersama literasi di desa yang letaknya tak jauh dari
dinas terkait, pemutaran film-film yang puncak yakni di Desa Ugimba. “Ekspedisi
bertemakan pemanasan global dan Padjadjaran Nemangkawi 2016”
pengadaan penanaman bibit pohon di diharapkan mampu mengulas banyak
daerah-daerah yang mengalami krisis dan tentang Fenomena Petualangan dan

460 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

Pendidikan di Tanah Papua. Wujud nyata kepedulian mereka terhadap orang lain
yang diharapkan adalah dihasilkannya ketika berkegiatan.
buku dan film tentang Zero Waste Pencarian warga yang hanyut di
Mountaineering serta fenomena Sungai Ciliwung Depok menjadi salah
pendidikan di Desa Ugimba.3 Dari satu bagaimana peran Pencinta Alam dan
kegiatan ini seperti membangun berbagai lembaga terkait melakukan
perpustakaan, mengajar di sekolah- operasi SAR. Tim SAR merupakan
sekolah terpencil selama ekspedisi. gabungan dari Mapala UI, Basarnas,
Dengan kampanye seperti diatas dapat Komunitas Ciliwung Depok, Mapa
diharapkan para wisatawan sadar akan Gunadarma, Tagana, Sekber Sahabat
dampak keberadaan mereka di alam Ciliwung, Tagana, PMI Depok, I-Deru,
bebas. dan PGI Jabodetabek. Tim gabungan
tersebut menunjukan bagaimana peran
SAMBUNG RASA LEWAT pencinta alam dalam kegiatan
KEGIATAN PENCINTA ALAM 4
kemanusiaan . Adapun Regu khusus
Search and Rescue kemudian lebih penyelamat Korpala Unhas melakukan
popular dengan SAR menjadi bukti evakuasi korban yang terjatuh di Gua
bentuk kepedulian Pencinta alam terhadap Dinosaurus Kabupaten Maros Sulawesi
rasa kemanusiaan. Pada pendidikan dasar Selatan pada hari minggu 15 Mei 2016
materi SAR menjadi materi utama. Hal ini pukul 10.15 WITA5. Kedua kegiatan
menunjukan bagaimana nilai-nilai tersebut menunjukan bahwa kemampuan
kemanusian SAR ditanamkan oleh mereka dalam hal berpetualang dapat juga
organisasi pencinta alam. Nilai-nilai SAR digunakan untuk membantu proses-proses
ini tidak secara eksplisit dikatakan seperti SAR, dan tentu yang paling penting juga
penanaman nilai-nilai kemanusian, kemauan mereka untuk memanfaatkan
mereka lebih membahasakan dengan kemampuan mereka dalam SAR. Adapun
tanggung jawab kita terhadap lingkungan bentuk kegiatan kemanusiaan lainnya
kita, dan merupakan peran mereka sebagai dapat berbentuk seperti tanggap bencana.
organisasi Pencinta alam. Muatan SAR ini Tanggap bencana ini bisa seperti
juga menjadikan tolak ukur mereka untuk penggalangan bantuan seperti saat ini
membedakan antara komunitas atau yang dilakukan untuk para pengungsi
orang-orang yang hanya naik gunung Gunung Agung di Bali.6
6 sebagai hobi atau hiburan. Pemupukan Pernah suatu ketika mahasiswa dari
kepedulian ini pada akhirnya sering perguruan tinggi di Jogja mendaki
dipraktekan secara kecil-kecilan saat naik Gunung Sindoro. Pendaki tersebut
gunung, semisal menolong orang yang kemudian mengalami sebuah kecelakaan
kakinya terkilir, berbagi bekal, diantaranya kemudian terpisah.Tim SAR
memberikan informasi ketika kondisi nasional dan gabungan sukarelawan yang
medan atau cuaca buruk. Tindakan kecil terdiri dari gabungan mahasiswa pencinta
itu merupakan turunan dari rasa alam dan unsur lain akhirnya membuka

3Lih 5
uraian berita secara lengkap padaTika Amanda Lih uraian berita secara lengkap pada, Korpala
“Ekspedisi Padjadjaran Nemangkawi 2016 pada” UNHAS “Korpala Bantu Tuntaskan Evakuasi Korban
http://palawa.unpad.ac.id/2016/07/21/ekspedisi- Jatuh di Goa Dinasaurus”
padjadjaran-nemangkawi-2016/ http://www.korpala.org/2016/05/korpala-tuntaskan-
4 Lih uraian berita secara lengkap pada ISVK, M-920- evakuasi-korban-jatuh.html
UI “Operasi SAR Waraga Depok di Sungai 6Lih uraian berita secara lengkap
Ciliwung”http://mapala.ui.ac.id/2017/03/operasi-sar- padahttps://astacala.org/2017/09/yasta-galang-bantuan-
warga-depok-di-sungai-ciliwung untuk-pengungsi-bencana-alam-gunung-agung/

461 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

posko dan melakukan Serch and rescue. lainnya peran pencinta alam di
Pencarian dilakukan selama beberapa masyarakat.7Pandangan masyarakat pada
hari, namun naas korban tidak ditemukan. umumnya tentang pencinta alam yang
Pada batas hari tertentu akhirnya SAR tidak utuh hanya melihat dari sisi
menutup poskonya atas pertimbangan negatifnya. Pandangan seperti ini
SOP dan tidak adanya kemungkinan membuat mereka tidak mengira bahwa
korban selamat. Setelah posko ditutup selain kegiatan-kegiatan naik gunung,
para mahasiswa yang tergabung di mapala susur goa, panjat tebing, arung jeram,
ini pada akhirnya membuka posko sendiri paralayang dan kegiatan outdoor lainnya
dan melanjutkan pencarian korban. Hal itu juga sering melakukan kegiatan yang
didorong atas rasa empati terhadap positif di mata masyarakat umum.
keluarga korban yang sangat berharap Kurangnya gambaran masyarakat tentang
ditemukan tubuh korban apapun kegiatan positif juga karena masih jarang
keadaannya. Atas dasar empati itulah terpublikasinya kegiatan pencinta alam
teman-teman pencinta alam tetap sendiri. Peran pencinta alam juga
melakukan pencarian walaupun secara menunjukan kepedulian terhadap
prosedur korban bukan lagi tanggungan lingkungan dengan cara pengabdian di
sebuah tim SAR dan kemungkinan- masyarakat. Kegiatan yang dilakukan di
kemungkinan korban masih bertahan daerah sulit terjangkau membuat anak-
hidup. Tentu peristiwa ini menunjukan anak pencinta alam secara tidak langsung
bagaimana anak-anak pencinta alam dapat melihat kehidupan masyarakat kecil
tergerak bukan atas dasar prosedur- tersebut. Interaksi dengan masyarakat
prosedur standar. Mereka terkadang juga sekitar mendorong adanya sebuah
tergerak karena rasa kepedulian atas dasar kegiatan untuk membantu mereka sebagai
kemanusiaan atau rasa empati terhadap rasa empati. Berkembangnya wisata di
sesama di luar tanggung jawab mereka Indonesia juga menjadi bentuk salah satu
secara formal. Mereka mau peran organisasi-organisasi pencinta alam
mengenyampingkan perhitungan untung untuk membuat sebuah kegiatan
rugi yang selama ini mendasari pengabdian. Keahlian pencinta alam
lingkungan hidup mereka yang lebih dalam teknik-teknik berpetualang dapat
makro seperti di masyarakat era sekarang. dimanfaatkan untuk menunjang
SAR benar-benar dilakukan untuk perkembangan wisata alam tersebut.
pencarian korban yang hilang atau Mereka sering dimanfaatkan sebagai
meninggal baik digunung maupun tempat tenaga ahli untuk mensurvei potensi-
lainnya. Operasi ini benar-benar potensi yang ada disuatu wilayah tertentu.
dilakukan dengan hati yang tulus dan Bahkan ada beberapa daerah yang justru
tanpa pamrih serta tanpa mengharapkan dikembangkan mulai dari nol oleh para
imbalan apapun, walaupun terkadang penggiat alam. Seperti contoh kasus
yang menjadi taruhanya adalah nyawa wisata arung jeram di sungai Elo dimana
mereka sendiri. (Situmorang, 2009 :52) kegiatan pengarungan pencinta alam
Pengangkatan air di gua Bribin yang disana telah membuat masyarakat sekitar
dilakukan beberapa lembaga termasuk dilibatkan dalam kegiatan ini yang
ASC yaitu kelompok penelusur gua yang berujung pada berkembangnya wisata
berada di Jogja juga menjadi contoh arung jeram di sungai Elo ini. Begitu pula

7Lih
uraian berita secara lengkap pada Asc Yogyakarta http://asc.or.id/asc-jogja/water-for-people-with-energy-
“ Water For People With Energy Form Water” from-water/

462 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

seperti beberapa wisata gua di Gunung salah satu faktor yang menumbuhkan
Kidul seperti Gua Jomblang, Kali Suci8, kesadaran diri mereka. Kegiatan mereka
Pindul dan lainnya. Tentu dengan adanya memberikan efek sehingga benar-benar
wisata ini dapat membantu meningkatkan menumbuhkan kesadaran dari dirinya
taraf ekonomi penduduk sekitar. akan apa yang akan ia lakukan. Pada saat
itu justru mereka menemukan hakekat dari
AUTO KRITIK PENCINTA ALAM kita menjadi manusia. Ketika kesadaran
SEBAGAI CERMINAN DUNIA itu timbul pada dasarnya berarti mereka
PEMUDA melepaskan diri dari alienasi, karena salah
satu unsur alienasi adalah bahwa kita
Berkembangnya modernisasi dan merasa asing dengan diri kita sendiri, kita
kapitalisasi tidak hanya merambah pada kehilangan potensi kemanusian dan
masyarakat umum. Pada dunia pencinta merasa kurang menjadi manusia (Ritzer &
alam khususnya outdoor juga mulai Goodman, 2013:40). Ketika budaya
tersentuh. Masuknya kapitalisasi ini mulai counter culture itu melemah berarti akan
dari banyaknya foto-foto di media sosial semakin beresiko untuk mereka terjerat
hingga film di TV dan layar lebar yang pada arus alienasi yang pada akhirnya
menunjukan kegiatan petualangan alam mengikis peran mereka sebagai pemuda
bebas. Ditambah semakin berkembangnya khususnya mahasiswa pada masyarakat
industri mode outdoor yang menjadi tren luas.
kalangan muda. Hal ini mendorong Di dalam internal organisasi pun
banyaknya orang berbondong-bondong juga memiliki tantangan tersendiri
ikut bergabung dengan kegiatan outdoor kesenangan mereka pada kegiatan alam
tersebut. Efeknya adalah calon anggota pun dapat membuat lupa hakekat dari
yang ingin ikut semakin banyak namun pencinta alam sendiri, bahwa pencinta
kebanyakan hanya ingin menikmati alam bukan hanya urusan bermain di
kegiatan alam seperti di film atau media alam. Nilai penting dari pencinta alam
sosial. Mereka enggan untuk mengikuti antara lain adalah mencintai alam
aturan dan SOP yang telah ditetapkan seisinya, yang berarti meliputi semuanya.
organisasi. Pada akhirnya ada anggota Petualangan di alam adalah sarana bukan
yang tidak menjalankan aturan organisasi, menjadi objek pentingnya. Bagaimana
ia hanya ikut sebatas ingin main saja. kita hidup berdampingan dengan semua
ketika sudah masuk tren inilah nilai-nilai mahluk hidup dan biotanya 459 secara
8
yang sesungguhnya harus dipegang seimbang menjadi titik utama.
menjadi terlupakan. Kecanggihan alat, informasi, dan
Belum lagi pada kasus Mapala pengetahuan yang memungkinkan untuk
persoalan batas kuliah yang semakin semakin mudah mengakses segala
pendek. Aturan itu membuat Mapala harus petualangan disegala medan termasuk
memberikan toleransi yang lebih longgar faktor yang mendorong kesenangan
pada aturan-aturannya. Tentu hal ini Mapala yang tak terbatas. Perlombaan
menjadi tantangan tersendiri bagi Mapala, menjadi orang pertama atau menjelajahi
dalam artian pertentangan yang terjadi belahan benua lain menjadi salah satu
atas budaya dominan semakin kuat. indikator tersebut. Seakan kegiatan
Budaya counter culture mereka adalah

8Lih uraian berita secara lengkap pada,


http://kalisucicavetubing.blogspot.co.id/2011/09/profil-
pokdawis-kalisuci.html

463 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

menjadi candu yang dapat membuai Nilai-nilai yang berkembang seperti


mereka pada keasikan mereka sendiri solidaritas, toleran terhadap sesama,
yang pada akhirnya berujung pada kepekaan pada lingkungan dan
alienasi. Kegiatan konservasi pengabdian masyarakat. Nilai tersebut akhirnya dapat
di masyarakat akan terlupakan jika hanya mendorong Mapala menjadi salah satu
fokus pada keasyikan petualangan. bagian agen perubahan. Perubahan yang
Sehingga pencinta alam yang telah berada dilakukan oleh Mapala terutama pada
di kondisi itu tidak akan berbeda jauh bidang konservasi dan masyarakat desa.
dengan aktivitas hiburan lainnya. Kontribusi mereka melalui kegiatan tidak
Tentu semua ini bermuara diragukan lagi, meski dengan berjalannya
bagaimana pencinta alam menghayati dan kegiatan tersebut banyak yang mereka
menerapkan kode etik pencinta alam korbankan seperti kehidupan normal
sendiri. Kode etik ini jika dilaksanakan mahasiswa lainnya. Mereka akhirnya
dengan baik maka anggota Mapala akan untuk berkegiatan tersebut harus
terasah secara jasmani dan rohani. Tentu melanggar aturan-aturan kampus seperti
juga akan berdampak pada masyarakat pada perkuliahan, disinilah kemudian
dimana poin empat dan lima menunjukan muncul budaya counter culture yang
tanggung jawab kontribusi anggota pada berperan banyak dalam pengembangan
masyarakat khususnya bangsa Indonesia. kesadaran diri anggota dari arus alienasi
Aturan-aturan dan budaya pada organisasi yang menggerus mereka dari perannya.
Mapala pun juga memiliki kontribusi yang Namun semakin berkembangnya
penting dimana menurut informan, dari waktu Mapala mempunyai tantangan yang
kebiasaan-kebiasaan itu mereka merasa semakin berkembang juga. Modernisasi
menjadi pribadi yang berbeda dalam dan kapitalis mulai menjamah seluruh
artian positif. Perubahan itu dirasakan bagian masyarakat termasuk pada Mapala.
pada sikap dalam tim yang lebih toleran, Mapala ditantang oleh keadaan tersebut
adaptif pada segala kondisi, muncul jiwa untuk lebih adaptif dan tetap melawan
kepemimpinan, perhatian dengan orang hegemoni budaya dominan yang berakibat
lain, kritis, dan dapat memanajemen pada alienasi. Sebab ketika Mapala telah
waktu. Perubahan pada pribadi Mapala masuk ke jurang alienasi maka kode etik
tersebut sangat menunjang untuk dapat hanya menjadi semboyan, yang
menjadikan ia sebagai seorang agen pada akhirnya membuat tanggung jawab
perubahan. Hal itu semua tentu harus terhadap lingkungan dan rasa empati
diadaptasikan dengan tantangan baru terhadap sesama akan luntur. Tentu
dimana tantangan baru yang mereka dengan lunturnya nilai tersebut maka
hadapi sekarang lebih menekan mereka. peran pemuda akan terkikis. Meski
terdapat indikasi yang mengarah kesana
KESIMPULAN namun Mapala pada hari ini masih
Fenomena pencinta alam di era kita menunjukan konsitensinya terhadap kode
sekarang dapat menjawab keresahan etik dan nilai-nilai pencinta alam.
tentang persoalan pemuda. Pencinta alam
dapat menunjukan bagaimana stigma *****
peran pemuda pada masyarakat secara
umum masih dapat kita temui. Kode etik Daftar Pustaka
pencinta alam sebagai falasafah organisasi
membantu penanaman nilai Mapala.

464 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

Alfitri, 2007. Budaya Konsumerisme Rahmadian, Gaffari. 2012. “Jejaring


Masyarakat Perkotaan. Emperika Sosial: Memupus Sekaligus
vol.XI: 1-9. Mengalienasi”. Ranah 2:30-38.
Badil, Rudy(ed). 2005. Jejak Kampus di Ritzer, George & Douglas J.
Jalan Alam: 40 Tahun Mapala UI. Goodman.2013.Teori Marxis dan
Depok: BP Mapala UI, 2005. Berbagai Ragam Teori-Teori Neo-
Badil, Rudy.2009. “Antar Hok-gie dan Marxian. Bantul: Kreasi Wacana.
Idhan ke Atas”, dalam Soe Hok- Saputra, Hendra; Silvia Kristanti T.F,
Gie…Sekali Lagi, Rudy Badil, Luki &Sukma Noor Akbar. 2016.
Sutrisno Bekti & Nessy Luntungan Pengaruh Peran Kepemimpinan
R (ed). Jakarta: KPG, halaman 1- Terhadap Perilaku Pro-Lingkungan
83. Pada Anggota Organisasi
Duri, Fitri Faradesa. 2015. Prilaku Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala)
Penemuan Informasi (Information Piranha. Jurnal Ecopsy Vol 3:155-
Seeking Behavior) Mahasiswa 159.
Pencinta Alam, sebagai Skripsi Schoorl. 1984. Modernisasi: Pengantar
Program Studi Ilmu Informasi dan Sosiologi Pembangunan Negara-
Perpustakaan, S1 Fakultas Ilmu Negara Sedang Berkembang.
Sosial dan Politik, UNAIR. Jakarta: PT. Gramedia.
Fitrianingsih, Nurul. 2016. Implementasi Situmorang, Lasro Boneventura. 2009.
Kode Etik Pecinta Alam Indonesia Konsep Diri Pada Mahasiswa
Dalam Pendidikan Islam: Studi Mapasadha ( Mahasiswa Pencinta
Kasus Organisasi Mahasiswa Alam Sanata Dharma), sebagai
Pecinta Alam Mitapasa Institut Skripsi Program Sarjana Psikologi,
Agama Islam Negeri Salatiga Tahun Fakultas Psikologi Universitas
2016, sebagai Skripsi Program Studi Sanata Dharma.
Pendidikan Agama Islam, S1 Soleh, Ady Mat. 2014. Metalhead : Studi
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu deskriptif Gaya Hidup Pendukung
Keguruan, IAIN Salatiga. Subkultur Metalhead Di Kota
Nadhiroh, Nufi Ainun. 2015. Konsep Surabaya. Antropologi Fisip Unair.
Alienasi Menurut Erich Fromm. Sumardjito. 1999. Permasalahan
sebagai Skripsi Sarjana Filsafat Perkotaan Kecenderungan Perilaku
Islam, Jurusan Filsafat Agama, Individualis Penduduknya.
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Cakrawala no.3:131-135.
Islam, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Pickles, Joana Margaret. 2000. Dari
Subkultur Ke Budaya Perlawanan:
Aspirasi Dan Pemikiran Sebagian Arsip :
Dari Kaum Punk, Hardcore dan Data dari Badan Pusat Statistik Tabel
Skinhead di Yogyakarta dan “Presentase Penduduk Daerah
Bandung, sebagai Skripsi Program Perkotaan Menurut Provinsi, 2010-
ACICIS, Fakultas Ilmu Sosial dan 2015”
Politik, UMM. Makalah Lembaga Demografi Fakultas
Ekonomi UI “Grand Design dan
Proyeksi Rencana Nasionla dan

465 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016


Jalu Lintang Y.A, Pencinta Alam Sebagai Bentuk Peran Pemuda Di Tengah Tantangan
Kehidupan Kota

Rencana Aktifitas Daerah


Kepemudaaan Tingkat Nasional
dan Provinsi Tahun 2013.

Website :
Amanda, Tika. 2016. Ekspedisi
Padjadjaran Nemangkawi 2016.
Diambil dari
http://palawa.unpad.ac.id/2016/07/2
1/ekspedisi-padjadjaran-
nemangkawi-2016/.
ASC. 2013. Water for People with Energy
from Water. Diambil dari
http://asc.or.id/asc-jogja/water-for-
people-with-energy-from-water/.
Astacala. 2017. Yasta Galang Bantuan
Untuk Pengungsi Bencana Alam
Gunung Agung. Diambil dari
https://astacala.org/2017/09/yasta-
galang-bantuan-untuk-pengungsi-
bencana-alam-gunung-agung/.
Kalisuci Cave Tubing. 2011. Profil
Kalisuci. Diambil dari
http://kalisucicavetubing.blogspot.c
o.id/2011/09/profil-pokdawis
kalisuci.html.
Korpala. 2016. Korpala Membantu
Tuntaskan Evakuasi Korban Jatuh
di Gua Dinosaurus. Diambbil dari
http://www.korpala.org/2016/05/ko
rpala-tuntaskan-evakuasi-korban-
jatuh.html .
MAPALA UI. 2017. Operasi SAR Warga
Depok di Sungai Ciliwung. Diambil
darihttp://mapala.ui.ac.id/2017/03/o
perasi-sar-warga-depok-di-sungai-
ciliwung.

466 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 5 , NO. 2 , SEPTEMBER 2016

Anda mungkin juga menyukai