0852b Modul 2 - Analisa Lalu Lintas
0852b Modul 2 - Analisa Lalu Lintas
MODUL 2
ANALISA LALU LINTAS JALAN
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya Modul
Diklat Perencanaan Teknik Perkerasan Jalan ini dapat diselesaikan. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
modul ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta pendidikan dan
pelatihan (Diklat) Perencanaan Teknik Perkerasan Jalan dalam rangka
meningkatkan kemampuan aparatur sipil negara (ASN) khususnya yang tupoksinya
berkaitan dengan Analisa Lalu Lintas. Dengan mengikuti seluruh modul dalam ini,
para peserta akan dibekali dengan kemampuan untuk menganalisis dan
merencanakan kegiatan yang berkaitan perencanaan teknik perkerasan jalan.
Kemampuan ini diharapkan akan membantu ASN dalam menjalankan perannya
dalam merancang, membangun, dan merehabilitasi jalan di Indonesia.
Modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Bandung, 2016
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 - Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) Minimum untuk Desain ...................... 4
Tabel 2 - Faktor Distribusi Lajur (DL) .......................................................................... 5
Tabel 3 - Ketentuan Cara Pengumpulan Data Beban Lalu Lintas ............................... 7
Tabel 4 – VDF Gabungan ............................................................................................ 7
Tabel 5 - Perkiraan Lalu Lintas untuk Jalan dengan Lalu Lintas Rendah .................. 10
Tabel 6 - Klasifikasi Kendaraan dan Nilai VDF Standar............................................. 11
iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
iv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memperhitungkan/ merancang Tebal Perkerasan Jalan, diperlukan hitungan
perancangan volume lalulintas pada periode waktu tertentu yang dinyatakan
dalam istilah lalulintas rancangan (Design Traffic.). Pertimbangan-pertimbangan
yang harus diperhatikan, mencakup besarnya beban gandar, konfigurasi dan
jumlah pengulangan beban atau jumlah beban gandar total.
Dalam perancangan perkerasan jalan baru, estimasi volume lalulintas pada saat
jalan dibuka pertama kali sangat penting, untuk ini dibutuhkan data survey
lalulintas yaitu pencatatan kendaraan yang lewat untuk arah yang berbeda dengan
memperhatikan jenis kendaraannya.
Data dan parameter lalulintas yang diperlukan untuk perancangan tebal
perkerasan meliputi : Volume Lalu Lintas, Jenis Kendaraan, Faktor Pertumbuhan
Lalu Lintas, Pengaruh Alihan Lalu Lintas (Traffic Diversion), Faktor Distribusi Lajur
dan Kapasitas Lajur, Perkiraan Faktor Ekivalen Beban (Vehicle Damage Factor),
Pengendalian Beban Sumbu, Beban Sumbu Standar, Sebaran Kelompok Sumbu
Kendaraan niaga, Perkiraan Lalu Lintas Volume Rendah.
Rancangan lalu lintas tersebut akan mempengaruhi tebal perkerasan jalan karena
beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas akan dipikul oleh perkerasan jalan yang
harus diperhitungkan sehingga kontruksi jalan tersebut kuat menahan beban lalu
lintas yang terjadi.
B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat ini menjelaskan tentang analisa lalulintas untuk perhitungan
perkerasan jalan, meliputi , Volume Lalu Lintas, Jenis Kendaraan , Faktor
Pertumbuhan Lalu Lintas , Pengaruh Alihan Lalu Lintas (Traffic Diversion), Faktor
Distribusi Lajur dan Kapasitas Lajur, Perkiraan Faktor Ekivalen Beban (Vehicle
Damage Factor), Pengendalian Beban Sumbu, Beban Sumbu Standar, Sebaran
Kelompok Sumbu Kendaraan niaga, Perkiraan Lalu Lintas Volume Rendah.
1
C. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan mampu memahami
analisa lalulintas untuk perhitungan perkerasan jalan.
E. Pokok Bahasan
a. Volume Lalu Lintas,Jenis Kendaraan,Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas
b. Pengaruh Alihan Lalu Lintas (Traffic Diversion)
c. Faktor Distribusi Lajur dan Kapasitas Lajur
d. Perkiraan Faktor Ekivalen Beban (Vehicle Damage Factor)
e. Pengendalian Beban Sumbu, Beban Sumbu Standar
f. Sebaran Kelompok Sumbu Kendaraan niaga
g. Perkiraan Lalu Lintas Volume Rendah.
F. Estimasi Waktu
6 jam pelajaran x 45 menit = 270 menit
2
1 KEGIATAN BELAJAR 1
membuat survey secara independen untuk memverifikasi data lalu lintas jika
terdapat keraguan terhadap data.
Untuk menghitung pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana dihitung sebagai
berikut:
(1+0,01i)UR -1
R=
0,01i
Keterangan
R : faktor pengali pertumbuhan lalu lintas
I : tingkat pertumbuhan tahunan (%)
UR : umur rencana (tahun)
Penambahan beban sumbu pada single axle dual wheel menjadi 2 kali Beban
Standar, akan mengakibatkan pertambahan daya rusak sebanyak 16 kali. Jika
Beban sumbu menjadi 3 kali, maka daya rusak menjadi 81 kali
Perhitungan beban lalu lintas yang akurat sangatlah penting. Beban lalu lintas
tersebut diperoleh dari :
1. Studi jembatan timbang (timbang statis) lainnya khusus untuk ruas jalan yang
didesain;
2. Studi jembatan timbang yang pernah dilakukan sebelumnya dan dianggap
cukup representatif untuk ruas jalan yang didesain;
3. Menggunakan Tabel 6
4. Data WIM Regional yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Teknik.
Ketentuan untuk cara pengumpulan data beban lalu lintas dapat dilihat dalam
Tabel 3.
Spesifikasi Penyediaan
Sumber Data Beban Lalu Lintas
Prasarana Jalan
Jalan Bebas Hambatan 1 atau 21
Jalan Raya 1 atau 2 atau 4
Jalan Sedang 1 atau 2 atau 3 atau 4
Jalan Kecil 1 atau 2 atau 3 atau 4
Sumber : Manual desain perkerasan jalan Nomor 02/M/BM/2013
Data yang diperoleh dari metode 1,2 atau 4 harus menujukkan konsistensi dengan
data pada Tabel 6.
Jika survey beban lalu lintas menggunakan sistem timbangan portable, maka
sistem tersebut harus mempunyai kapasitas beban satu pasangan roda minimum
18 ton atau kapasitas beban satu sumbu minimum 35 ton.Data yang diperoleh dari
sistem Weigh in Motion hanya bisa digunakan bila alat timbang tersebut telah
dikalibrasi secara menyeluruh terhadap data jembatan timbang.
LAMPIRAN B memberikan prosedur sederhana untuk menentukan karakteristik
nilai rata – rata faktor ekivalen beban (VDF) untuk setiap kendaraan niaga.
Dengan menggunakan MDP 2013 Revisi maka untuk menetapkan VDF dapat
menggunakan VDF gabungan seperti terlihat pada tabel 4 yang berdasarkan dari
hasil penelitian dari beberapa daerah yang tersebar di Indonesia yaitu ; Jawa,
Sumatra, Kalimatan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Tabel 4 – VDF Gabungan
1
Untuk kasus alinyemen baru dimana tidak ada jalan eksisting.
Desain Teknik Perkerasan Jalan 7
Modul Analisa Lalu Lintas
Keterangan :
ESATH-1 : lintasan sumbu standar ekivalen (equivalent standard axle)
rata-rata per hari pada tahun pertama
(1+0,01i)UR -1
R=
0,01i
Keterangan
R : faktor pengali pertumbuhan lalu lintas
I : tingkat pertumbuhan tahunan (%)
UR : umur rencana (tahun)
1.11 Perkiraan Lalu Lintas untuk Jalan dengan Lalu Lintas Rendah
Untuk jalan dengan lalu lintas rendah, jika data lalu lintas tidak tersedia atau
diperkirakan terlalu rendah untuk mendapatkan desain yang aman, maka nilai
perkiraan dalam Tabel berikut dapat digunakan :
Tabel 5 - Perkiraan Lalu Lintas untuk Jalan dengan Lalu Lintas Rendah
Akses lokal
daerah
500 8 20 3.5 28,2 2,3 473.478 3,16 1,5 x 106
industri atau
quarry
6b1.1 7.1 Truk 2 sumbu–cargo sedang 1.2 muatan umum 2 0.7 0.7
- -
KENDARAAN NIAGA
6b1.2 7.2 Truk 2 sumbu- sedang 1.2 tanah, pasir, besi, semen 2 1.6 1.7
6b2.1 8.1 Truk 2 sumbu- berat 1.2 muatan umum 2 0.9 0.8
3.8 5.50
6b2.2 8.2 Truk 2 sumbu- berat 1.2 tanah, pasir, besi, semen 2 7.3 11.2
7a1 9.1 Truk 3 sumbu - ringan 1.22 muatan umum 3 7.6 11.2
3.9 5.60
7a2 9.2 Truk 3 sumbu - sedang 1.22 tanah, pasir, besi, semen 3 28.1 64.4
7a3 9.3 Truk 3 sumbu - berat 1.1.2 3 0.1 0.10 28.9 62.2
7b 10 Truk 2 sumbudan trailer penarik 2 sumbu 1.2-2.2 4 0.5 0.70 36.9 90.4
7c3 14 Truk 6 sumbu- trailer 1.22 - 222 6 0.3 0.50 41.6 93.7
Catatan : Data didasarkan pada survey beban lalu lintas Arteri Pulau Jawa – 2011. Lihat hasil survey WIM 2011 untuk informasi lebih lanjut
Sumber : Manual desain perkerasan jalan Nomor 02/M/BM/2013
2
Perhitungan lalu lintas untuk desain perkerasan harus meliputi semua kelas kendaraan dalam daftar dengan sub kelompok muatan seperti yang dicantumkan.
Desain Teknik Perkerasan Jalan 11
Modul Analisa Lalu Lintas
( )
Keterangan
Lij : beban pada sumbu atau kelompok sumbu
SL : beban standar untuk sumbu atau kelompok sumbu (nilai SL mengikuti
ketentuan dalam pedoman desain Pd T-05-2005).
( )
Keterangan
RF = tingkat kepercayaan (diambil nilai 1 untuk reliabilitas 95%)
Vb = volume bitumen
Smix = kekakuan aspal
μɛ = regangan
Kerusakan yang diakibatkan oleh lalu lintas yang dinyatakan dalam ESA4
memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan kerusakan akibat kelelahan
lapisan aspal (asphalt fatigue) akibat overloading yang signifikan. Traffic multiplier
(TM) digunakan untuk mengoreksi ESA4 akibat kelelahan lapisan aspal:
Kerusakan lapisan aspal = ESAaspal = ESA5
= TMlapisan aspal x ESA4
Keterangan
Untuk mengetahui jumlah lalu lintas harian rata rata tahunan diperoleh
dari survey lalu lintas aktual dengan durasi 7 x 24 jam dan mengacu Manual
Pd T-19-2004-B, bisa juga dari hasil-hasil survey lalulintas sebelumnya, melalui
survey lalu lintas tersebut akan diperoleh lalu lintas harian rata-rata (LHR).
Dalam melakukan survey lalu lintas harus membagi jenis-jenis kendaraan
dan muatannya seperti tabel.
Selajutnya untuk menghitung pertumbuhan lalu lintas selama umur
rencana dihitung dengan rumus :
(1+0,01i)UR -1
R=
0,01i
Keterangan
R : faktor pengali pertumbuhan lalu lintas
I : tingkat pertumbuhan tahunan (%)
UR : umur rencana (tahun)
Menentukan i (tingkat pertumbuhan tahunan ) bisa diambil dari tabel. 1,
sedangkan umur rencana di tetapkan sesuai dengan rencana konstruksi perkerasan
jalan. Faktor pengali pertumbuhan lalu lintas diatas akan digunakan menghitung
besaran ESA dengan rumus :
Keterangan :
ESATH-1 : lintasan sumbu standar ekivalen (equivalent standard axle)
rata-rata per hari pada tahun pertama
LHRT : lintas harian rata – rata tahunan untuk jenis kendaraan
niaga tertentu pada lajur rencana
VDFJK : Vehicle Damage Factor untuk jenis kendaraan tertentu
DL : Faktor distribusi lajur Adapun untuk menghitung CESA
Keterangan :
CESA : Kumulatif beban sumbu standar ekivalen selama umur
rencana
R : faktor pengali pertumbuhan lalu lintas
Diketahui :1. Suatu jalan dua lajur - dua arah akan dibangun di Pulau Sumatera;
2. Lintas Harian rata-rata jalan tersebut adalah seperti ditunjukkan didalam tabel dibawah ini;
ua arah akan dibangun di Pulau Sumatera;
3. Angka pertumbuhan lalu lintas adalah 3% per tahun. Selama 5 tahun pertama diperkirakan
lan tersebut adalah seperti ditunjukkan didalam tabel dibawah ini;
masih berlaku
lintas adalah 3% per tahun. Selama kelebihan
5 tahun muatan
pertama kendaraan (Overload);
diperkirakan
uatan kendaraan (Overload); 4. Mulai tahun ke-6 diperkirakan peraturan mengenai batasan beban kendaraan dapat
ditegakkan
rakan peraturan mengenai batasan sepenuhnya
beban sehingga
kendaraan secara umum kasus kelebihan muatan tidak terjadi;
dapat
5. Jalan terletak
ingga secara umum kasus kelebihan muatanpada medan
tidak yang rata dengan gesekan samping (side friction) sedang, lebar jalur
terjadi;
an yang rata dengan gesekan samping (side friction) sedang, lebar jalur
lalu lintas 7 m dan bahu jalan 2 x 1,5 m.
an 2 x 1,5 m.
6. Data Lalu Lintas
T : 500 KendaraanKendaraan ringan 2T : 500 Kendaraan
: 100 KendaraanBus 8T : 100 Kendaraan
: 50 Kendaraan
Truk 2 As 13 T : 50 Kendaraan
: 30 Kendaraan
: 20 KendaraanTruk 3 As 20 T : 30 Kendaraan
ung kepasiran. Truk 5 As 30 T : 20 Kendaraan
00 mm 7. Tanah dengan jenis lempung kepasiran.
8. Finish Surface Level < 1000 mm
Umur Rencana 20 Tahun;
Penyelesaian :
Bali, Nusa
Tenggara,
Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi
Maluku dan
Papua
VDF 4
VDF 5
VDF 4
VDF 5
VDF 4
VDF 5
VDF 4
VDF 5
VDF 4
VDF 5
Normal MST 12T 3.4 4.4 4.5 5.9 3.6 5.0 3.3 4.3 2.6 3.1
Beban berlebih 5.4 8.8 7.2 12.0 5.2 9.2 6.0 10.0 3.1 4.2
Beban sangat
8.6 18.9 10.0 18.5 7.5 15.2 7.5 14.5 - -
berlebih*
Langkah – 3: Hitung Kumulatif ESA pada tahun pertama dan tahun ke-6
•ESAth 1 = LHRT x 365 x 0.5 x PKN x VDF5
= 700 x 365 x 0,5 x 0,29 x 8.8
= 326,018
Langkah – 4: Hitung factor pertumbuhan, R, untuk 5 tahun pertama (periode beban berlebih) dan 15
tahun berikutnya dengan angka pertumbuhan i = 3% per tahun.
I.3 Periksa nisbah volume terhadap kapasitas jalan (V/C) pada akhir umur rencana (20 th)
Langkah – 6: Tentukan kapasitas jalan (C). Rujuk MKJI untuk menentukan:
(i) kapasitas dasar jalan dua arah (C0) ; (ii) Satuan Mobil Penumpang (EMP) dari masing-masing golongan
kenderaan; (iii) Faktor penyesuaian lebar (FCw); (iv) Faktor penyesuaian arah lau lintas (FCSP); (v) Faktor
penyesuaian gesekan samping (FCSF). Sejumlah tabel yang diperlukan untuk menghitung kapasitas (luar
kota) dapat dilihat di dalam Lampiran I-1.
C0 = 3100 SMP (tabel c-1-2) Datar : FCw = 1.0 ( tabel C-2:1) ; FCSP = 1.0 ( tabel C-3:1);
FCSF = 0,94 ( tabel C-:1)
C = C0 x FCW x FCSP x FCSF = 3100 x 1 x 1 x 0,94 = 2914 SMP
Langkah – 8: Tentukan arus lalu lintas pada jam sibuk pada tahun ke 20.
Dengan asumsi bahwa arus lalu lintas pada jam sibuk sama dengan 10% LHRT -->
= 1524 x 10% = 153 kendaraan per jam
Langkah – 9: V/C ratio pada tahun ke-20 = 153/2914 = 0.05 < 0.85 --> Ok, kapasitas belum terlampaui pada tahun ke-20.
LAMPIRAN A
340 - 350
350 - 360 0.4
360 - 370
370 - 380 0.9 0.13
380 - 390 0.4
390 - 400 0.26
400 - 410 0.26
410 - 420 0.13
420 - 430
430 - 440
440 - 450 0.40
450 - 460 0.13
460 - 470
470 - 480 0.13
480 - 490
490 - 500
500 - 510
510 - 520 0.13
520 - 530
530 - 540
540 - 550
550 - 560 0.13
Catatan :
STRT : Sumbu tunggal roda tunggal
STRG : Sumbu tunggal roda ganda
STdRT : Sumbu tandem roda tunggal
STdRT : Sumbu tandem roda ganda
STrRG : Sumbu tridem roda ganda
LAMPIRAN B