Anda di halaman 1dari 4

TEORI TUMBUH KEMBANG

KEPERAWATAN DASAR 2
Dosen Pengampu : Ns. Reni Mareta, M.Kep.

DISUSUN OLEH :

MARSELLA AYUTHIA ANDINI (20.0601.0042)

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
AGUSTUS 2021
TEORI TUMBUH KEMBANG

1. Teori perkembangan kognitif (Pieaget): Tahap sensori motor, pra operasional, kongkret,
operasional

Teori perkembangan kognitif Pieaget menyebutkan empat periode yang berhubungan usia
dan mengemukakan kategori khusus tentang pengenalan dan pemahaman (Santrock, 2007). Dia
membangun teorinya dengan mengamati anak-anak selama bertahun-tahun seperti bagaimana mereka
bereksplorasi,memanipulasi,dan mencoba memahami dunia tempat tinggalnya. Menurut Pieaget
individu berpindah dari satu tempat ketempat lainnya untuk mendapatkan keseimbangan kognitif
atau keseimbangan mental yang stabil (Santrock, 2007). Dalam setiap periode perkembangan
kognitif terdapat tahap-tahap khusus.

a. Tahap Sensori Motor

Motosensorik (lahir sampai usia 2 tahun). Selama masa perkembangan, bayi bayi
membangun pola tindakan atau skema sebagai raksi terhadap lingkungan (Berk,2007). Skema ini
termasuk memukul,melihat,menggeram,atau menendang. Skema merupakan kegiatan yang
diprakarsai diri sendiri.

b. Tahap Pra operasional

Merupakan waktu ketika anak-anak belajar berpikir dengan menggunakan simbol-simbol dan
gambar mental. Pada tahap ini anak masih egosentrik, anak-anak melihat objek dan orang hanya dari
sudut pandangmereka sendiri. Anak-anak percaya bahwa setiap orang menjalani dunianya sama
seperti yang dialami mereka.

c. Kongkret (7-11 tahun)

Anak-anak mulai mempunyai kemampuan untuk melakukan operasi mental. Anak-anak


mulai dapat menggambarkan suatu proses tanpa harus menjalaninya. Pada saat itu mereka dapat
mengkoordinasikan dua pandangan sosial sama baiknya seperti pemikiran ilmu pengetahuan. Selai
itu mereka juga dapat menghargai perbedaan antara pandangan mereka dengan temannya.

d. Operasional Formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

Selama tahap in i pola pikir individu berpindah kepada hal yang bersifat abstrak dan teoritis.
Remaja dan dewasa muda mulai berfikit tentang hal-hal seperti perdamaian dunia, mencari
keadilan,dan makna hidup. Remaja dapat menyusun ide-ide yang terdapat dalam pikirannya . Mereka
mempunyai kemampuan mengungkapkan alasan, tetapi juga meghargai kemungkinan. Peningkatan
kemampuan kognitif memampukan remaja melakukan lebih jauh pencapaian penyeleasaian masalah.
2. teori perkembangan psikosesksual (sigmund freud): tahap oral, tahap anal, tahap oedipal/phalik,
tahap laten, tahap genetal

a. Tahap Oral

Lahir sampai usia 12-18 bulan, awalnya menghisap jari dan kepuasan oral merupakan hal
yang sangat penting, tetapi juga merupakan kesenangan yang aneh. Akhir dari tahap ini, bayi mulai
menyadari bahwa ibu/orangtuanya adalah sesuatu yang terpisah dari dirinya. Gangguan dalam
kemampuan fisik dan emosional orangtua (misalnya ikatan yang tidak adekuat atau penyakit kronis)
akan memengaruhi perkembangan.

b. Tahap Anal

Usia 12-18 bulan samapi 3 tahun. Fokus kesnangan berubah kearea anal. Anak-anak semakin
tertarik pada sensasi kesengana pada dareah anal. Melalui proses toilet-training anak menunda
kepuasan sesuai keinginan orangtua dan masyarakat.

c. Tahap Oedhipal/Phalik

Usia 3-6 tahun. Pada tahap ini organ genital menjadi fokus kesenangan. Menurut Freud, anak
lelaki menjadi tertarik dengan penis: anak wanita menyadari tidak memiliki penis, dikenal dengan
istilah penis envy. Tahap ini merupakan periode dimana anak berfantasi mencintai orangtua yangb
berbeda gender, dikenal dengan Oedipus atau Eleetra complex. Akhir dari tahap ini adalah anak
berusaha mengurangi konflik ini dengan cara lebih mengenali dan menerima orangtua yang sama
gender.

d. Tahap Laten

Usia 6-12 tahun. Freud percaya bahwa pada fase ini keinginan seksual pada tahap Oedipal
dini ditekan dan disalurkan kepada aktivitas sosial yang produktif. Dalam dunia pendidikan dan
sosial anak, banyak yang harus dipelajari dan dikerjakan, dimana anak membutuhkan energi dan
usaha.

e. Tahap Genital

Masa pubertas sampai dewasa. Ini merupakan tahap akhir Freud. Pada periode ini anak mulai
mengalamin ketertarikan seksual.
3. Teori perkembangan psikososial (Erikson): tahap percaya vs tdk percaya, kemandirian vs malu dan
ragu, inisiatif vs bersalah, tahap rajin vs rendah diri, tahap identitas vs kebingungan peran, tahap
keintiman dan pemisahan/isolasi, tehap generasi dan penghentian, tahap integritas dan keputusasaan

a. Kepercayaan vs Ketidak percayaan (lahir sampai usia 1 tahun)

Pembangunan dasar rasa percaya penting untuk perkembangan pribadi yang sehat. Untuk
mencapai keberhasilan tahap ini, dipeerlukan layanan yang konsisten dalam memenuhi kebutuhannya
pada saat bayi. Atas dasar kepercayaan terhadap orangtuanya, bayi dapat memercayai dirinya sendiri
kepada orang lain, dan dalaam dunia (Hockenberry dan Wilson, 2008).
b. Otonomi vs Rasa Malu dab Ragu (1-3 tahun)

Pada tahap ini, pertumbuhan anak lebih disempurnakan dengan aktivitas dasar perawatan diri
termasuk berjalan, pemberian makanan, dan aktivitas dikamar mandi. Ketidak tergantungan ini
merupakan hasil maturasi dan imitasi. Balita membangun otonominya dengan membuat pilihan. Tipe
pilohanpada kelompok balita termasuk aktivitas yang berkaitan dengan hubungan,keinginan,dan alat
bermain. Ini merupakan kesempatan untuk mempelajari apa yang diinginkan orangtua dan
masyarakat dari pilihan tersebut.

c. Inisiatif vs Bersalah (3-6 tahun)

Anak-anak lebih suka berpura-pura dan mencoba peran baru. Fantasi dan khayalan membuat
anak-anak mengekplorasi lingkungannya lebih jauh. Pada saat bersamaan anak-anak
membangunsuperego atau suara hati. Konflik sering terjadi antara eksplorasi keinginan anak dan
ketebatasan menimbulkan rasa frustasi dan bersalah. Rasa bersalah terjadi jika respon pemberi
layannan terlalu keras. Masa pra-sekolah adalah mempelajari mengatasi rasa insiatif tanpa rasa
menhalangi kebebasan orang lain. Keberhasilan tahap ini menghasilan prtunjuk dan tujuan.
Pengajaran yang bertujuan mengontrol dan bekerjasama dengan tingkah laku anak akan membantu
keluarga menghindari resiko terjadinya perubahan perttumbuhan dan perkembangan.

Anda mungkin juga menyukai