Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Kurniawan

NPM : B1A016315
MatKul : HPPA

ANALISA TENTANG ASIMILASI YANG DIBERIKAN


TERHADAP ANAK DALAM RANGKA PENCEGAHAN COVID
19 BERDASARKAN PERMENKUMHAM NO.10 TAHUN 2020

Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran  dan


penularan Coronavirus Disease (Covid-19) Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan mengusulkan puluhan ribu  narapidana atau anak untuk
menjalani asimilasi dan hak integrasi. Ditjen PAS mencatat, lebih dari 30
ribu narapidana dan anak yang sedang menjalani pidana di lembaga
pemasyarakatan, rumah tahanan atau lembaga pemasyarakatan khusus
anak seluruh Indonesia akan menghirup udara bebas

Pengeluaran dan pembebasan tersebut didasarkan pada peraturan


Menteri Hukum dan HAM RI No. 10 Tahun 2020 tentang Syarat
Pemberian Asimilasi dan Hak Integrasi bagi Narapidana dan Anak dalam
rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran COVID-19. Serta
Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No.M.HH-19 PK.01.04.04 Tahun
2020 tentang Pengeluaran dan Pembebasan Narapidana dan Anak
melalui Asimilasi dan Integrasi dalam Rangka Pencegahan dan
Penanggulangan Penyebaran Covid-19.

Hal tersebut juga tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal


Pemasyarakatan No.: PAS-497.PK.01.04.04 Tahun 2020 tentang hal yang
sama.
Untuk, Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor M.HH-19.PK.01.04.04 Tahun
2020, pengeluaran Narapidana dan Anak melalui asimilasi harus
dilakukan dengan berbagai ketentuan.

1. Narapidana yang 2/3 masa pidananya jatuh sampai dengan tanggal 31


Desember,2020;
2. Anak yang 1/2 masa pidananya jatuh sampai dengan tanggal 31
Desember,2020;
3. Narapidana dan Anak yang tidak terkait dengan PP Nomor 99 Tahun
2012
4. Tidak sedang menjalani subsidair dan bukan warga negara asing
(WNA).
Mereka yang mendapatkan asimilasi dipastikan tidak terkait dengan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 99 Tahun 2019 yakni kasus terorisme,
narkotika psikotropika, korupsi, kejahatan HAM berat, dan kejahatan
transnasional terorganisasi warga negara asing dan bukan warga negara
asing.

Kebijakan pembebasan narapidana dalam upaya menekan laju


penyebaran virus corona adalah wewenang Pemerintah Indonesia melalui
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Hal tersebut didasar atas
kekhawatiran pemerintah akan penyebaran virus corona di dalam lapas.
Overcrowded atau kelebihan kapasitas dalam lapas memperlihatkan
kekhawatiran tersebut bukan hal yang main-main.

Saya menyambut positif program asimilasi pemerintah terlebih


bukan napi kasus korupsi, narkotika dan pelanggaran HAM berat yang
dibebaskan, terlebih lagi memberikan itu napi anak. Dalam penekanan
angka penyebaran covid-19 yang semakin pesat tentu menimbulkan
kecemasan juga terhadap nasib napi yang berada dalam lembaga
pemasyarakatan. Indonesia juga mengadopsi kebijaka-kebijakan dari
negara lain juga, bukan serta merta tanpa adanya studi terlebih dahulu.

Dari informasi diatas dapat kita lihat asimilasi yang didapatkan anak
berbeda dengan napi biasa, anak yang 1/2 masa pidananya jatuh sampai
dengan tanggal 31 Desember 2020 adalah yang mendapatkan
pembebasan. Jika kembali melihat overcrowded yang terjadi dalam lapas
di Indonesia, kemungkinan penyebaran virus corona dalam lapas akan
terjadi dengan sangat terjadi. Anak yang dibebaskan juga selayaknya
mendapat penjaminan kehidupan dan pendidikannya juga dan juga
diinformasikan tentang program asimilasi dengan sangat jelas mengingat
anak masih perlu bimbingan dari keluarga.

Mengapa perihal anak yang dibebaskan ini menjadi concern karena


mengingat juga beberapa program pemerintah dalam pendidikan dan juga
pembukaan dari program kartu prakerja juga sangat diperlukan bagi anak,
mungkin ini bisa jadi momentum perubahan bagi anak yang sebelumnya
yang terkena pidana.

Dan perbedaan kondisi lingkungan di dalam lapas juga sangat


berbeda dengan diluar lapas. Maka bagi anak sangat penting untuk
membiasakan dengan lingkungan luar agar anak dapat mengerti lagi
dengan lingkungannya. Karena kembali lagi anak masih memerlukan
banyak bimbingan dari orang sekitar apabila sudah berada diluar lapas.

Pro kontra memang akan ada tapi momentum dan kesempatan


mungkin tidak dapat diulang.
Link sumber :

https://jakarta.kemenkumham.go.id/berita-pas/syarat-pemberian-asimilasi-
dan-hak-integrasi-bagi-narapidana-dan-anak-didik-dalam-rangka-
pencegahan-dan-penanggulangan-penyebaran-covid-19

https://republika.co.id/berita/q83q65396/narapidana-dan-anak-diusulkan-
asimilasi-dan-hak-integrasi

Anda mungkin juga menyukai