Anda di halaman 1dari 8

RESUME KEPERAWATAN PALIATIF

SISTEM PERKEMIHAN, RESPIRATORY, SIROSIS HEPATIS DAN STROKE

WIYAH
1018031132
PSIK 3C

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG
TAHUN 2020

RESUME
PALIATIVE PADA PASIEN GAGAL GINJAL
Kenapa pasien gagal ginjal mendapatkan keperawatan paliatif ?? Karena penyakit gagal
ginjal merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan yang sudah terjadi kerusakan pada
ginjal, pada pasien gagal ginjal harus mendapatkan bantuan dari keluarga dan perawat dan
pasien gagal ginjal itu kemungkinan tingkat kesembuhannya sangat kecil sekali, karena
pasien gagal ginjal harus melakukan cuci darah setiap bulannya untuk memperpanjang
umurnya dan harus melakukan transplantasi ginjal, maka dari itu pasien gagal ginjal itu harus
mendapatkan perawatan paliatif, agar pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

A. Pengertian
Penyakit gagal ginjal tahap akhir, merupakan sindroma yang ditandai dengan kehilangan
fungsi ginjal secara progresif dan ireversibel, kemampuan tubuh gagal dalam
mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi
uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009). Pada pasien gagal ginjal lebih sering mengalami
kegagalan atau masalah dengan tingkat emosional.
Pada pasien gagal ginjal di akhir dari penyakitnya biasanya dapat menimbulkan beberapa
stress emosional diantaranya ketika organ sudah mengalami kegagalan fungsi, pasien
akan menimbulkan stress secara sendiri dan keluar dengan sendirinya diakibatkan dengan
beberapa hal karena kerusakan pada ginjal tersebut contohnya pasien gagal ginjal cepat
lelah karena kegagalan fungsi ginjal dan urinnya tidak keluar. Jika urin tidak keluar, maka
akan banyak urin yang tertahan dan tidak bermetabolisme dengan benar akhirnya pasien
mengalami pembengkakan pada tubuhnya. Jika sudah mengalami pembengkakan akan
ada respon fisiologis seperti timbulnya sesak serta ada bau yang tidak sedap keluar dari
kulitnya, karena bentuk racun yang harus dikeluarkan melalui urin dan akhirnya
menyerap ke bagian intesisial sehingga mengeluarkan aroma amonia. Jika pasien hanya
beraktifitas seperti biasa akan mengalami kelelahan dan akan menimbulkan distress,
pasien juga akan mengalami ketidakberdayaan, dan pasien akan mengalami
ketidakberfungsian sebagai manusia mengakibatkan pasien akan berfikiran menjadi
manusia yang tidak berguna. Keperawatan paliatif akan mulai berfungsi ketika pasien
terdiagnosa gagal ginjal kronik dan keperawatan paliatif masuk dengan tujuannya untuk
meningkatkan kualitas hidup dari pasien, perawat juga akan mengintervensi dan
memberikan pelayanan yang baik untuk memandirikan pasien, membangkitkan semangat
pasien, sehingga pasien mampu beradaptasi dari kualitas hidupnya agar lebih baik dengan
cara menambah pengetahuan pasien, mengubah sikapnya sampai dengan memberikan
keterampilan yang bisa dilakukan oleh pasien secara mandiri.

B. Adapun tahapan penyakit gagal ginjal, yaitu :


 Stadium 1: kerusakan masih normal (GFR >90 mL/min/1.73 m2)

 Stadium 2: ringan (GFR 60-89 mL/min/1.73 m2)

 Stadium 3: sedang (GFR 30-59 mL/min/1.73 m2)

 Stadium 4: gagal berat (GFR 15-29 mL/min/1.73 m2)

 Stadium 5: gagal ginjal terminal (GFR)


PALIATIVE PADA PASIEN TUBERCULOSIS
A. Pengertian
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi yang menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis, penyebarannya lewat udara yang akan terhirup nukleus
droplet berisikan organisme basil tuberkel dari seseorang yang terinfeksi. Bakteri ini
menyerang paru-paru parenkim serta menyerang organ lainnya.

B. Tanda gejala nya yaitu :


• Demam

• Mengalami nekrotik

• Tidak ada nafsu makan

• Berkeringat

• Batuk berdahak

C. Proses penularan TBC


Yaitu melalui droplet nuclei yang dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam
fase aktif. Penularan umumnya terjadi didalam ruangan dimana droplet nuclei dapat
tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Kemungkinan pada pasien untuk terinfeksi
TBC, tergantung pada kepadatan droplet nuclei yang infersius per volume udara.
Lamanya kontak dengan droplet nuclei tersebut kedekatan dengan orang penderita TB.

D. Prinsip dasarnya terintegrasi pada model perawatan paliatif


Yang meliputi Menghormati serta menghargai pasien dan keluarganya, Kesempatan atau
hak mendapatkan kepuasan dan perawatan paliatif yang pantas, Mendukung pemberi
perawatan (caregiver), Pengembangan profesi dan dukungan sosial untuk perawatan
paliatif .

E. Peran perawat dalam penatalaksanaan proses perawatan paliatif pada pasien TB


Perawat dan anggota tim berbagai keilmuan mengembangkan dan mengimplementasikan
rencana perawatan secara menyeluruh, Pendidik Perawat memfasilitasi filosofi yang
komplek,etik dan diskusi tentang penatalaksanaan keperawatan di klinik,mengkaji pasien
dan keluarganya serta semua anggota tim menerima hasil yang positif, Peneliti Perawat
menghasilkan ilmu pengetahuan baru melalui pertanyaanpertanyaan penelitian dan
memulai pendekatan baru yang ditunjukan pada pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Perawat dapat meneliti dan terintegrasi pada penelitian perawatan paliatif, Bekerja sama
(collaborator) Perawat sebagai penasihat anggota/staff dalam mengkaji bio-psiko-
sosialspiritual dan penatalaksanaannya, Penasihat (Consultan) Perawat berkolaborasi dan
berdiskusi dengan dokter, tim perawatan paliatif dan komite untuk menentukan tindakan
yang sesuai dalam pertemuan/rapat tentang kebutuhan-kebutuhan pasien dan keluarganya.
PALIATIVE PADA PASIEN SIROSIS HEPATIS
A. Pengertian
Sirosis hepatis merupakan suatu kondisi peradangan hati yang lebih serius di mana
jaringan parut yang benar-benar menggaggu fungsi hati mereka.

B. Ciri-Ciri Fisik
Pada pasien yang terdiagnosa Sirosis hepatis mempunyai ciri-ciri fisik yaitu urin akan
mengalami perubahan warna kuning gelap akibat dari hati bermasalah atau ada gangguan
saluran empedu, mata akan berubah menjadi kuning karena bilirubin terakumulasi di
kornea mata dimana bilirubin ini dibawa darah menuju seluruh tubuh, tak hanya mata,
kulit pun menguning juga, urin menjadi kuning dan tinja menjadi terang ini terjadi ketika
ada sebuah penyumbatan atau masalah kesehatan lainnya yang mencegah bilirubin
dibuang melalui tinja, menyebabkan jumlah lebih bilirubin dihilangkan melalui urin, mata
kuning dan badan gatal-gatal disebabkan karena ketika kadar bilirubin yang tinggi, ada
enzim penghambat kerja ketika empedu memetabolis sebagian mereka, menghasilkan
produk sampingan berupa racun,

C. Patofisiologi dari sirosis hepatis yaitu


Virus hepatitis, penyalahgunaan alkohol, obat atau kimia, infeksi jangka panjang,
dan/atau gangguan empedu dan menginfiltrasi dari sel-sel inflamasi sebagai pemicu
perkembangan fibrosis dalam menanggapi kerusakan masif tersebut, kemudian
menciptakan jaringan parut yang semakin meningkat dan meluas membentuk jaringan
fibrosa hingga seluruh lobulus hati, jaringan parut mengisolasi daerah hati yang masih
mempertahankan kapasitas regeneratif mereka dan membentuk benjolan-benjolan yang
abnormal, setelah itu hasil dari bentukan nodul dan fibrosis pada permukaan hati inilah
sebagai konsep yang mengawali proses terjadinya sirosis hepatis.

D. Perawat melakukan paliatif care pada pasien sirosis hepatis untuk :


Mengubah distress emosional pasien, dengan meningkatkan kualitas hidup pasien,
perawat juga akan mengintervensi dan memberikan pelayanan yang baik untuk
memandirikan pasien, membangkitkan semangat pasien, sehingga pasien mampu
beradaptasi dari kualitas hidupnya agar lebih baik dengan cara menambah pengetahuan
pasien, mengubah sikapnya sampai dengan memberikan keterampilan yang bisa
dilakukan oleh pasien secara mandiri.
PALIATIVE PADA PASIEN STROKE
A. Pengertian
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang
akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

B. Macam-Macam Stroke
 Stroke iskemik adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai
darah ke area otak terhalang oleh bekuan darah.
 Stroke hemoragik terjadi saat pembuluh darah di otak mengalami kebocoran atau
pecah.
 Transient ischemic attack (TIA) atau sering disebut stroke ringan adalah kekurangan
darah pada sistem saraf yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari 24 jam atau
bahkan hanya dalam beberapa menit.

C. Tanda dan Gelaja Stroke


 Sakit kepala tiba-tiba

 Kehilangan keseimbangan, bermasalah dengan berjalan

 Kelelahan

 Kehilangan kesadaran atau koma

 Vertigo dan pusing

 Penglihatan yang buram dan menghitam

 Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi bagian tubuh di wajah, tangan, kaki

 Adanya masalah dengan berbicara dan pendengaran.

D. Faktor Risiko Stroke


1. Faktor risiko gaya hidup:
 Berat badan berlebihan atau obesitas
 Tubuh yang tidak aktif bergerak

 Sering dan banyak mengonsumsi alkohol

 Pengguna obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin.

2. Faktor risiko medis:


 Tekanan darah yang tinggi

 Perokok aktif maupun yang terpapar asap rokok Kolesterol yang tinggi Diabetes
Sleep apnea

 Penyakit jantung, termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung, atau
ritme jantung yang tidak normal

E. Prinsip Dasar Perawatan Paliatif


 Menjadikan pasien sebagai IndividU
 Hak Memilih Tempat Perawatan
 Mengedepankan Komunikasi Efektif
 Melakukan Perawatan Berkelanjutan
 Mempertimbangkan Budaya
 Terdapat Prosedur Persetujuan

Anda mungkin juga menyukai