JEMBER
OLEH :
NIM.
LEMBAR PERSETUJUAN
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
....................................
Asuhan Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada
Praktek Klinik Keperawatan III
.................................... ............................................
Kepala Ruangan
.....................................
LEMBAR PERSETUJUAN
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
....................................
Laporan pendahuluan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada
Praktek Klinik Keperawatan III
.................................... ............................................
LEMBAR KONSULTASI
Nama :
Ruangan : Adenium
A. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan
fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini
terjadi bila laju filtrasi glomerator kurang dari 50 ml/menit. (Suryono RF, 2001 dalam
Rendi, 2012)
Gagal ginjal kronis merupakan penyakit ginjal tahap akhir. Progresif dan
ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk memepertahankan metabolisme
dan keseimbangan cairan dan elektrolik yang menyebabkan uremia (Bararah, 2013)
Penyakit ginjal kronik adalah penyakit ginjal yang tidak dapat pulih ditandai
dengan penurunan fungsi ginjal progresif, mengarah pada penyakit ginjal tahap akhir
dan kematian. (Padila, 2012)
B. ETIOLOGI
Penyebab dari gagal ginjal kronis adalah :
1. Infeksi saluran kemih/pielonefritis kronis
2. Penyakit peradangan glumerulonefriti
3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri)
4. Gangguan jaringan penyambung (SLE poliarterites nodus sklerosi sistemik)
5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik,asidosis
tubulus ginjal)
6. Penyakit metabolik (DM, gocit, hiperparatiroirisme)
7. Netropati toksik
8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
(price dan wilson, 1994 dalam rendi, 2012)
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Kardiovaskular.
- Hipertensi.
- Pitting edema.
- Edema periorbital.
- Pembesaran vena leher.
- Friction rub perikardial.
2. Pulmoner.
- Krekel
- Napas dangkal
- Kusmaul.
- Sputum kental dan liat.
3. Gastrointestinal.
- Anoreksia, mual dan muntah.
- Pendarahan saluran Gl.
- Ulserasi dan pendarahan pada mulut.
- Konstipasi/diare.
- Napas berbau amonia.
4. Muskuloskeletal.
- Kram otot.
- Kehilangan kekuatan otot.
- Fraktur tulang.
- Foot drop.
5. Integumen.
- Warna kulit abu-abu mengkilat.
- Kulit kering, bersisik.
- Pruritus.
- Ekimosis
- Kuku tipis dan rapuh.
- Rambut tipis dan kasar
6. Reproduksi
- Amenore
- Atrofi testis (Bararah, 2013).
D. PATOFISIOLOGI
Diabetes Melitus
Kerusakan
nefron
GFR
menurun
CKD
Penurunan Kulit
Angiostensin
eritropiel pH menurun
I
Ureum pada
jaringan Angiostensin
CO2 II
Produksi sel darah
Kulit kering menurun
merah menurun
dan pecah Sekresi
pCO2 aldosteron
Gangguan
meningkat
Perfusi Perifer integritas
Anemia Reab Na, air
Tidak Efektif
Pernafasan
kusmaul
Metabolisme Cairan menumpuk
sel menurun Gangguan dalam jaringan
Pola Nafpas
Energi
Kelebihan volume
cairan
Intoleransi
Aktivitas
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urine
Volume
Warna
Sendimen
Berat jenis
Kreatinin
Protein
2. Darah
BUN/ kreatinin
Hitung darah lengkap
Sel darah merah
Natrium serum
Kalium
Magnesium fosfat
Osmolaritas serum
3. Pielografi intravena
Menunjukan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
Pielografi dilakukan bila di curigai adanya obstruksi yang refersibel
Arteriogram ginjal
4. Sistouretrogram berkemih
Menunjukkan ukuran kandung kemih, refluks kedalaman,ureter,
5. Retensi Ultrasono ginjal
Menunjukan ukuran kandung kemih dan adanya massa, kista, obstruksi
pada saluran kemih bagian atas
6. Biopsi ginjal
Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menemukan sel jaringan untuk
diagnosis histology
7. Endoskopi ginjal nefroskopi
Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal keluar batu, hematuria dan
pengangkatan tumor efektif
8. EKG
Mungkin abnormal menunjukan ketidakseimbangan elektrolit dan asam
basa, aritmia, hipertropi ventrikel dan tanda-tanda pericarditis (Rendi,
2012)
F. PENATALAKSANAAN
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien :
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal, dan jam masuk rumah sakit, nomor register, dan
diagnosa medis.
2) Identitas Penanggung Jawab :
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan hubungan.
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama :
Keluhan utama yang di dapat biasanya bervariasi, mulai dari lemas, gelisah
sampai penurunan kesadaran, pengeluaran urine sedikit, tidak dapat BAK,
tidak selera makan (anoreksia), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah,
napas berbau amonia, dan gatal pada kulit.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya pasien mengalami penurunan frekuensi urine, penurunan kesadaran,
perubahan pola napas, edema, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit,
adanya nafas berbau amonia, rasa sakit kepala, dan perubahan pemenuhan
nutrisi.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya pasien berkemungkinan mempunyai riwayat penyakit gagal ginjal
akut, infeksi saluran kemih, payah jantung, penyakit batu saluran kemih,
infeksi sistem perkemihan yang berulang, penyakit diabetes mellitus, dan
hipertensi.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Gagal ginjal kronis bukan penyakit menular dan menurun, sehingga silsilah
keluarga tidak terlalu berdampak pada penyakit ini. Namun pencetus sekunder
seperti DM dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap kejadian penyakit
gagal ginjal kronis, karena penyakit tersebut bersifat herediter.
f. Fokus Pengkajian
Aktifitas /istirahat
Gejala:
Kelelahan ekstrem, kelemahan malaise
Gangguan tidur (insomnis/gelisah atau somnolen)
Tanda:
Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
Sirkulasi
Gejala:
Riwayat hipertensi lama atau berat
Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda:
Anemia
Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki, telapak
tangan.
Disritmia jantung
Nadi lemah halus, hipotensi ortostatik
Friction rub perikardial
Pucat pada kulit
Kecenderungan perdarahan
Integritas ego
Gejala:
Faktor stress contoh finansial, hubungan dengan orang lain
Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekakuan
Tanda:
Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian
Eliminasi
Gejala:
Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)
Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
Tanda:
Perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah,coklat, berawan
Oliguria, dapat menjadi anuria
Makanan/cairan
Gejala:
Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi)
Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut
(pernafasan amonia)
Tanda:
Distensi abdomen/ansietas, pembesaran hati (tahap akhir)
Perubahan turgor kuit/kelembaban
Edema (umum, tergantung)
Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah
Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga
Neurosensori
Gejala:
Sakit kepala, penglihatan kabur
Kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada telapak
kaki
Kebas/kesemutandan kelemahan khususnya ekstrimitas bawah (neuropati
perifer)
Tanda:
Gangguan status mental, contohnya penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan konsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan
tingkat kesadaran, stupor, koma
Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang
Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis
Nyeri/kenyamanan
Gejala:
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki
Tanda:
Perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
Pernapasan
Gejala:
Nafas pendek, dispnea nokturnal paroksismal, batuk dengan/tanpa Sputum
Tanda:
Takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul
Batuk produktif dengan dengan sputum merah muda encer (edema paru)
Interaksi sosial
Gejala:
Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran dalam keluarga
Penyuluhan
Riwayat DM keluarga (resti GGK), penyakit pokikistik, nefritis herediter,
kalkulus urinaria
Riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan
Penggunaan antibiotik nr\efrotoksik saat ini/berulang (Doenges, E
Marilynn, 2000 dalam Rendi, 2012)
2. Diagnosa Keperawatan
a. D.0005 Pola Napas Tidak Efektif
Definisi :
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
Penyebab :
Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
Gejalan dan Tanda Mayor :
Subjektif :
1. Dispnea
Objektif :
1. Penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Fase ekspirasi memanjang.
3. Pola napas abnormal (mis. takipnea. bradipnea, hiperventilasi kussmaul cheyne-
stokes).
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif :
1. Ortopnea
Objektif :
1. Pernapasan pursed-lip.
2. Pernapasan cuping hidung.
3. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
b. D.0056 Intoleransi Aktivitas.
Definisi :
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari hari
Penyebab :
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif :
1. Mengeluh lelah
Objektif :
1. Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi sehat
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif :
1. Dispnea saat/setelah aktivitas
2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3. Merasa lemah
Objektif :
1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
2. Gambaran EKG menunjukan aritmia saat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukan iskemia
4. Sianosis
Kondisi Klinis Terkait :
1. Anemia
2. Gagal jantung kongesif
3. Penyakit jantung koroner
4. Penyakit katup jantung
5. Aritmia
6. Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
7. Gangguan metabolik
8. Gangguan musculoskeletal
c. D.0129 Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
Definisi :
Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea,
fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan /atau ligamen
Penyebab :
Kelebihan/kekurangan volume cairan
Gejala dan tanda mayor :
Objektif :
1. Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit
Gejala dan tanda minor
Objektif :
1. Nyeri
2. Perdarahan
3. Kemerahan
4. Hermatoma
Kondisi klinis terkait :
1. Imobilisasi
2. Gagal jantung kongestif
3. Gagal ginjal
4. Diabetes melitus
5. Imunodefisiensi (mis. AIDS)
d. D.0009 Perfusi Perifer Tidak Efektif.
Definisi :
Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme
tubuh.
Penyebab :
Penurunan konsentrasi hemoglobin
Gejala dan Tanda Mayor :
Objektif :
1. Pengisian kapiler >3 detik.
2. Nadi perifer menurun atau tidak teraba.
3. Akral teraba dingin.
4. Warga kulit pucat.
5. Turgor kulit menurun.
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif :
1. Parastesia.
2. Nyeri ekstremitas (klaudikasi intermiten).
Gejala dan Tanda Minor :
Objektif :
1. Edema.
2. Penyembuhan luka lambat.
3. Indeks ankle-brachial < 0,90.
4. Bruit femoral.
Kondisi Klinis Terkait :
1. Tromboflebitis.
2. Diabetes melitus.
3. Anemia.
4. Gagal Jantung kongenital.
5. Kelainan jantung kongenital/
6. Thrombosis arteri.
7. Varises.
8. Trombosis vena dalam.
9. Sindrom kompartemen.
e. D.0022 Hipervolemia.
Definisi :
Peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan / atau intraselular.
Penyebab :
1. Gangguan mekanisme regulasi
2. Kelebihan asupan cairan
3. Kelebihan asupan natrium
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif :
1. Ortopnea
2. Dispenea
3. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
Objektif :
1. Ederma anasarka dan/atau ederma perifer
2. Berat badan meningkat dalam waktu singkat
3. Jugular Venous Pressure (JVP) dan/atau Cental Venous Pressure (CVP)
meningkat
4. Refleks hepatojugular positif
Gejala dan Tanda Minor
Objektif
1. Ditensi vena jugularis
2. Terdengar suara nafas tembahan
3. Hepatomegali
4. Kadar Hb/Ht turun
5. Oliguria
6. Intake lebih banyak dari output (balans cairan positif)
7. Kongesti paru
Kondisi Klinis Terkait :
1. Penyakit ginjal : gagal ginjal akut/kronis, sindrome nefrotik
2. Hipoalbuminemia
3. Gagal jantung kongestif
4. Kelainan hormon
5. Penyakit hati (mis. sirosis, asites, kanker hati)
6. Penyakit vena perifer (mis. varises vena, trombus vena, plebtis)
7. Imobilitas
3. Intervensi Keperawatan
a. Pola Napas Tidak Efektif
SLKI : Pola Napas
Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang memberikan ventilasi adekuat.
1. Dispnea (5) menurun
2. Kapasitas vital (5) meningkat
3. Frekuensi napas (5) membaik
4. Pernapasan cuping hidung (5) menurun
RENCANA INTERVENSI RASIONAL
Manajemen jalan napas 1. Mengetahui frekuensi, kedalaman, dan
1. Monitor pola napas irama pernapasan
2. Monitor bunyi napas tambahan 2. Mengetahui ada tidaknya bunyi napas
3. Posisikan semi fowler / fowler tambahan
4. Berikan oksigen jika perlu 3. Membantu memaksimalkan ekspansi
paru
4. Memaksimalkan pernafasan
b. Intoleransi Aktivitas
SLKI : Toleransi aktivitas
Definisi : Respon fisiologis terhadap aktivitas yang membutuhkan tenaga.
1. Frekuensi nadi (5) meningkat
2. Saturasi oksigen (5) meningkat
3. Dispnea saat aktivitas (5) menurun
4. Keluhan lelah (5) menurun
RENCANA INTERVENSI RASIONAL
Manajemen Energi 1. Mengetahui hal yang mengakibatkan
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh kelelahan
yang mengakibatkan kelelahan 2. Lingkungan yang nyaman membuat
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional pasien rileks
3. Sediakan lingkungan nyaman dan 3. Meningkatkan kenyamanan istirahat
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara, serta dukungan fisiologis
kunjungan) 4. Meningkatkan kemampuan pasien
4. Lakukan latihan rentang gerak pasif dalam bergerak
atau aktif 5. Mempercepat proses penyembuhan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
Clevo, RM. & Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam, Yogyakarta: Nuha Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi danIndikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Implementasi Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI