Anda di halaman 1dari 21

ANIESA SAMIRA BAFADHAL, S.AB, M.

AB

HUKUM DAN ETIKA BISNIS:


TEORI ETIKA DAN HUKUM BISNIS
TEORI
ETIKA SEKILAS TEORI ETIKA
■ Teori etika membantu kita menilai keputusan etis.
■ Teori etika menyediakan kerangka yang memungkinkan kita
memastikan benar tidaknya keputusan moral kita.
■ Teori etika menyediakan justifikasi untuk keputusan moral
kita karena telah memberikan keputusan yang tahan uji jika
ditanya dasarnya.
■ Berikut beberapa teori etika yang paling penting :
■ 1) Utilitarianisme
■ 2) Deontologi
■ 3) Teori Hak
■ 4) Teori Keutamaan
TEORI
ETIKA TEORI UTILITARIANISME
■ “Utilitarianisme” berasal dari kata Latin yg berarti “bermanfaat”.
■ Menurut teori ini, “suatu perbuatan dikatakan baik jika
memiliki konsekuensi/akibat membawa manfaat, manfaat ini
harus menyangkut bukan saja satu dua orang tapi
masyarakat sebagai keseluruhan”.
■ Salah satu cara menentukan baik buruknya suatu perbuatan
adalah “the greatest happiness of the greatest number”.
■ Utilitarianisme menemui banyak kritik krn tidak berhasil
menampung dua paham etis yg penting yaitu keadilan dan hak.
■ Jika suatu perbuatan membawa manfaat yg sebesar-besarnya
untuk jumlah orang terbesar maka harus dianggap baik.
■ Namun bagaimana jika perbuatan itu tidak adil bagi kelompok
atau individu tertentu maka apa masih disebut baik?
TEORI
ETIKA TEORI DEONTOLOGI
■ Filsuf yang memberi pendasaran filosofis teori deontologi adalah
Imanuel Kant (1724-1804).
■ Istilah deontologi berasal dari bahasa Yunani “deon” yang berarti
“kewajiban”.
■ Suatu perbuatan dianggap baik jika dilakukan karena harus
dilakukan atau jika dilakukan karena merupakan kewajiban.
■ Satu perbuatan dikatakan baik jika dilakukan berdasarkan
“imperatif kategoris” dimana mewajibkan kita begitu saja, tidak
ada syarat apapun.
■ Konsekuensi perbuatan atau apa yang dihasilkan oleh
perbuatan tidak berperan sedikitpun dalam dalam menentukan
kualitas etisnya.
■ Pertentangan antara deontologis dan utilitarian dapat terjadi.
TEORI
ETIKA TEORI HAK
■ Dewasa ini, teori hak merupakan pendekatan yang paling
banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya perilaku.
■ Teori etika dulu banyak menekankan pada kewajiban
(deontologi) sekarang berubah dimana segi hak banyak
ditonjolkan.
■ Teori hak didasarkan pada hak atas martabat manusia dan
martabat semua manusia itu sama.
■ Karena itu manusia individual siapapun tidak pernah boleh
dikorbankan demi tercapainya suatu tujuan yang lain.
■ Immanuel Kant menyatakan “manusia merupakan suatu
tujuan, karena itu manusia harus selalu dihormati sebagai
suatu tujuan sendiri dan tidak pernah boleh diperlakukan
semata-mata sebagai sarana demi mencapai tujuan lain”.
TEORI TEORI KEUTAMAAN
ETIKA
■ Teori Keutamaan (Virtue) tidak menyoroti norma atau moral
tetapi memfokuskan pada manusia sebagai pelaku moral.
■ Teori Keutamaan memandang sikap atau akhlak seseorang.
■ Teori ini dimulai dari filsuf Yunani kuno seperti Aristoteles
(384-322 SM).
■ Teori Keutamaan disebut juga kesalehan atau kebajikan
■ Keutamaan adalah disposisi watak yang telah diperoleh
seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku
baik secara moral.
■ Misal: Keutamaan yang harus dimiliki pebisnis adalah
kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan.
■ Teori Keutaamaan lebih dekat ke pendekatan naratif-konkrit
dan bukan teoritis
PERAN
ETIKA 1) BISNIS BERLANGSUNG DALAM KONTEKS MORAL
DALAM
BISNIS■ Jika perusahaan ingin mencatat sukses dalam bisnis menurut
Richard De George (1993) maka dibutuhkan tiga hal yaitu:
produk yang baik, manajemen yang mulus dan etika.
■ Hampir semua orang terlibat dalam bisnis dan hampir tidak ada
kelompok yang berdikari sehingga tidak butuh produk dan jasa
orang lain.
■ Sebagai suatu fenomena sosial, maka bisnis tidak dapat
dilepaskan dari aturan main (termasuk aturan moral) yg selalu
harus diterima dalam pergaulan sosial
■ Pebisnis/perusahaan dikatakan tidak mempunyai integritas
jika mengumpulkan kekayaan tanpa pertimbangan moral.
■ Sehingga Aristoteles mengatakan “ia akan lebih atau
kurang dari manusia”. Selama ia manusia ia tidak dapat
dipisahkan dari moralitas
PERAN
ETIKA 2) ETIKA BISNIS JADI KODE ETIK PERUSAHAAN
DALAM
BISNIS■ Patrick Murphy (1998) menggunakan istilah ethics statement
dan membaginya menjadi tiga.
■ 1) Pernyataan Nilai (Value Statement) yang berisi visi misi dan nilai
nilai yang dianut perusahaan.
■ 2) Kredo Perusahaan (Corporate Credo) yang berisi rumusan
tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholder.
■ 3) Kode Etik (Code of Conduct) yang berisi kebijakan etis perusahaan
■ Pembuatan kode etik merupakan cara ampuh untuk
melembagakan etika dalam struktur & kegiatan perusahaan.
■ Kode etik meningkatkan kredibilitas perusahaan karena
dijadikan corporate culture
■ Kode etik dapat menjelaskan bagaimana perusahaan menilai
tanggung jawab sosialnya
■ Kode etik menyediakan perusahaan suatu self regulation.
PERAN
ETIKA 2) GOOD ETHICS, GOOD BUSINESS
DALAM
BISNIS
■ Moral integrity pays! Ethics pays! You don’t have to
chaet to win
■ Pada umumnya perusahaan yang etis adalah
perusahaan yang mencapai sukses juga.
■ Ada pula yang berpendapat perusahaan yang sukses
mempunyai perhatian pada etika
■ Jika tidak mudah membuktikan bahwa perusahaan yang
berlaku etis pasti sukses maka akan lebih mudah
menunjukkan besarnya bahaya perusahaan jika secara
sistemik tidak belaku etis
PERUSAHAA
N SEBAGAI
SHAREHOLDER KE STAKEHOLDER
ORGANISASI
STAKEHOLD
ER
■ Istilah stakeholder pertama kali muncul pada tahun 1963.
■ Stakeholder (Pemangku Kepentingan) adalah orang atau
instansi yg berkepentingan dgn suatu bisnis/perusahaan.
■ R. Edward Freeman menyatakan “stakeholder adalah
individu-individu & kelompok-kelompok yang dipengaruhi
oleh tercapainya tujuan organisasi & pada gilirannya dpt
mempengaruhi tercapainya tujuan tsb”
■ Stakeholder terbagi jadi stakeholder internal & eksternal.
■ “orang dalam” suatu instansi yg terlibat langsung dlm
kegiatan perusahaan seperti investor, manajer & karyawan
■ “orang luar” suatu instansi yg tidak terlibat langsung seperti
konsumen, masyarakat, pemerintah & lingkungan hidup.
■ Perusahaan harus mampu memenuhi stakeholder’s benefit
untuk pemenuhan etika bisnisnya
PRINSI
P
MORAL 1) PRINSIP KEHENDAK BAIK
DASAR
■ Immanuel Kant menegaskan terdapat 5 (lima) prinsip
moral dasar.
■ Prinsip moral dasar yg pertama dan paling dasar adalah
Prinsip Kehendak Baik (The Principle of Benevolence)
■ Prinsip ini mendahului dan mendasari semua prinsip moral
lain yg ada.
■ Tanpa adanya sikap atau kehendak baik sebagai dasar,
seluruh moralitas menjadi tidak mungkin.
■ Menurut prinsip ini manusia memiliki kewajiban moral
dasariah untuk berkehendak melakukan dan
mengusahakan berbuat yg baik dan menghindarkan
melakukan sesuatu yg jahat
PRINSI
P
MORAL 2) PRINSIP TIDAK MELAKUKAN YG JAHAT
DASAR
■ Prinsip kedua, Prinsip Tidak Melakukan yg Jahat (The
Principle of Non-Maleficence) merupakan perwujudan
minimal dari prinsip yg pertama.
■ Menurut prinsip ini, jika tidak dapat secara positif
melakukan tindakan yang mendukung, memajukan dan
mengembangkan kebaikan yg ada, maka
sekurang-kurangnya kita wajib tidak berbuat atau
menghindarkan diri dari tindakan jahat, merusak atau
merugikan.
■ Merupakan kewajiban minimal dari setiap manusia untuk
menghindarkan diri dari perbuatan jahat
PRINSI
P
MORAL 3) PRINSIP MELAKUKAN YG BAIK
DASAR
■ Prinsip Melakukan yg Baik (The Principle of
Beneficence) menyatakan bahwa sikap baik perlu tidak
hanya diwujudkan secara minimal dengan tidak melakukan
atau menghindarkan perbuatan jahat, tapi juga secara positif
melakukan dan mengusahakan perbuatan yg baik.
■ Secara moral manusia wajib meningkatkan kebaikan dan
mengurangi kejahatan.
■ Menurut prinsip ini, manusia berkewajiban untuk
memaksimalisasikan jumlah total akibat baik mengatasi
akibat buruk.
■ Meskipun kewajiban ini “terbatas” pada kemampuan
manusia menentukan akibat faktual suatu tindakan.
PRINSI
P
MORAL 4) PRINSIP KEADILAN
DASAR
■ Prinsip Keadilan (The Principle of Justice), prinsip ini
berbeda dengan prinsip sebelumnya dimana prinsip-prinsip
tersebut tidak menjelaskan bagaimana membagikan
kebaikan dan keburukan atau keuntungan dan kerugian.
■ Prinsip keadilan berpendapat bahwa setiap orang adalah
seorang pribadi yg sama hak dan sama derajat, maka
dalam situasi yg sama harus diperlakukan secara
sebanding dan agar padanya diberikan apa yg menjadi
haknya.
■ Prinsip ini terkait dengan keadilan distributif (pembagian
wajar dari keuntungan atau kerugian yg ada) dan keadilan
retributif (pemberian hukuman atau balasan yg seimbang
dgn perbuatannya)
PRINSI
P
MORAL
5) PRINSIP OTONOMI
DASAR■ Prinsip Otonomi (The Principle of Autonomy) adalah
prinsip menghormati kebebasan manusia untuk memilih,
menentukan diri dan bertindak tanpa paksaan.
■ Immanuel Kant berpendapat bahwa “sikap moral sejati
adalah sikap moral otonom”.
■ Sebagai pribadi manusia mempunyai pikiran, kehendak
bebas dan hati nurani yg wajib dihormati sehingga sebagai
pribadi manusia merupakan tujuan pada dirinya sendiri dan
tidak pernah dapat diperlakukan melulu sebagai sarana.
■ Prinsip otonomi mewajibkan manusia untuk tidak lari
dari tanggung jawabnya untuk menentukan diri.
■ Masyarakat modern cenderung ikut arus massal & tunduk
pada opini publik dll. Prinsip ini secara sosial dpt dilanggar
jika hidup dlm kondisi tidak aman/ paksaan
KRITIK
TERHADAP
KRITIK TERHADAP ETIKA BISNIS
ETIKA BISNIS

■ Sebagai suatu keilmuan “baru” menghadapi beberapa kritik


yg membangun antara lain:
■ 1) Etika Bisnis Mendiskriminasi
Peter Drucker ahli manajemen mengkritik bahwa etika
bisnis menjalankan semacam diskriminasi. Kritiknya berasal
dari salah paham besar terhadap maksud etika bisnis.
Ducker berpendapat “perbuatan yg tidak bersifat imoral/ilegal
pada orang biasa jadi imoral/ilegal jika dilakukan pebisnis”
■ Etika Bisnis menjawab bahwa justru tidak ada
pengecualian untuk bisnis krn pebisnis jg merupakan pelaku
moral sama seperti orang biasa dimana bisnis harus
diperlakukan seperti semua kegiatan manusiawi lain. Etika
Bisnis adalah penerapan prinsip moral yg umum atas suatu
bidang khusus.
KRITIK
TERHADAP
KRITIK TERHADAP ETIKA BISNIS
ETIKA BISNIS

■ 2) Etika Bisnis itu Kontradiktif


■ Kritik ini berasal dari banyak kalangan populer yg meluas.
Kritik ini merupakan skeptisme dimana orang menilai
etika bisnis sebagai suatu usaha yg naif. “Masa mau
memikirkan etika dalam menjalankan bisnis!”. Dunia bisnis
ibarat rimba raya dimana tidak ada tempat untuk etika. Bagai
minyak dan air tidak meresap satu yg lain (kontradiktif).
■ Etika Bisnis menjawab pentingnya bisnis untuk berlaku etis
seperti yg telah dijelaskan pada point sebelumnya mengenai
“Peran Etika Bisnis”
KRITIK
TERHADAP
KRITIK TERHADAP ETIKA BISNIS
ETIKA BISNIS

■ 3) Etika Bisnis Tidak Praktis


■ Kritik ini berasal dari Andrew Stank (1993) yg salah paham
dengan maksud dan hakikat etika bisnis sebagai ilmu.
■ Stank menyatakan bahwa etika bisnis “too general, too
theoritical, too impratical”.
■ Etika Bisnis menjawab bahwa Etika Bisnis sebagai ilmu
selalu bergerak pada taraf refleksi dan akibatnya pada taraf
teoritis juga. Walaupun etika bisnis berbicara ttg hal hal yg
praktis tp pembicaraannya berlangsung pada taraf teoritis.
Dalam metode kasus apapun jarak antara praktis dan teoritis
akan selalu ada.
KRITIK
TERHADAP
KRITIK TERHADAP ETIKA BISNIS
ETIKA BISNIS

■ 4) Etikawan Tidak Bisa Mengambil Alih Tanggung Jawab


■ Kritik ini salah paham dengan menyatakan bahwa setiap
manusia merupakan pelaku moral yg bertanggung jawab
atas perbuatannya sendiri. Pebisnis tidak membutuhkan
etika bisnis yg datang menjelaskan apa yg harus kita
perbuat dan apa yg tidak boleh kita perbuat. Kita sendiri
yg harus mengambil keputusan di bidang moral.
■ Etika Bisnis menjawab bahwa sama sekali tidak
bermaksud mengambil tanggung jawab etis dari para
pebisnis. Etika bisnis dapat membantu untuk mengambil
keputusan moral yg dapat dipertanggungjawabkan dan
menyusun argumentasi moral yg tepat
■ “You can lead the horse to the water but you cant make him
drink”
BAHAN DISKUSI
■ SEORANG MANAJER SDM DI SUATU PERUSAHAAN
MELAKUKAN PHK MASSAL UNTUK MENYELAMATKAN
PERUSAHAAN DAN KARYAWAN LAINNYA DI MASA
PANDEMI.
■ BAGAIMANA ANDA MEMANDANG TINDAKAN TERSEBUT
DARI SEGI TEORI UTILITARIAN, TEORI DEONTOLOGI
DAN TEORI HAK, APAKAH TINDAKAN TERSEBUT
MENDUKUNG ATAU BERLAWANAN DENGAN
MASING-MASING TEORI TERSEBUT ?

■ JELASKAN DI GOOLGE CLASSROOM


Reference:
K. Bertens, 2013, Pengantar Etika Bisnis, Kanisisius, Yogyakarta.
Manuel G. Velasquez, 2002, Business Ethics, Pearson Education Inc.
New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai