Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI


ALAT REPRODUKSI JANTAN ANGIOSPERMAE

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Asri Nur Rahmawati 14304241028


Elisabet Susana Wardani 14304241030
Nurul Rilawati 14304244005
Evi Margiyanti 14304244011
Pendidikan Biologi A

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

ALAT REPRODUKSI JANTAN ANGIOSPERMAE


A. Latar belakang
Tumbuhan melakukan reproduksi untuk kelangsungan hidupnya. Dari suatu
tumbuhan dapat diperoleh tumbuhan baru, dengan cara berkembang biak. Yang dapat
menjadi tumbuhan baru adalah suatu bagian tumbuhan, yang kemudian memisahkan diri
atau oleh manusia dengan sengaja dipisahkan dari tumbuhan yang lama. Bagian tubuh
tumbuhan yang kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru dinamakan alat
perkembangbiakan (Gembong, 2011:120).
Bunga adalah alat perkembangbiakan secara generative dari tumbuhan berbiji
(angiospermae). Hal ini, karena bunga mempunyai alat kelamin betina dan alat kelamin
jantan (Adi Suroso, 1992:181).
Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada bunga. benang sari (stamen)
terdiri dari tangkai sari dan kepala sari (antera). Benang sari pada umumnya terdiri dari
empat ruang yang berisi polen yang disebut dengan mikrosporangium (lokus) dan suatu
tangkai yang mendukung antera disebut filamen (Nugroho, 2006:121)
Tumbuhan dapat bereproduksi dengan menggunakan benang sari dan putik. Hal
ini membuat kami ingin mengetahui lebih dalam tentang alat reproduksi jantan yang
dimiliki oleh benang sari. Oleh karena itu kami melakukan pengamatan terhadap alat
reproduksi jantan angiospermae.
B. Tujuan
1. Mengamati struktur antera
2. Mengamati perkembangan mikrospora
3. Mengamati morfologi serbuk sari
C. Metode
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mikroskop, silet dan objek glass.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan antara lain bunga markisa (Passiflora sp) yang
memiliki ukuran 0,3 cm, 0,4 cm, 0,5 cm, 0,6 cm, 0,7 cm, 0,8 cm, 0,9 cm, 1,0 cm, 1,1
cm, 1,2 cm, 1,3 cm, 1,4 cm, 1,5 cm, 2 cm, 2,5 cm dan bunga mekar.
3. Cara kerja
Pertama-tama dipersiapkan bunga Passiflora sp yang masing-masing berukuran ,3
cm, 0,4 cm, 0,5 cm, 0,6 cm, 0,7 cm, 0,8 cm, 0,9 cm, 1,0 cm, 1,1 cm, 1,2 cm, 1,3 cm,
1,4 cm, 1,5 cm, 2 cm, 2,5 cm dan bunga mekar. Masing-masing bunga dipotong
menggunakan silet secara melintang. Lalu preparat penampang melintang Passiflora
sp diamati dengan mikroskop. Setelah itu, diperhatikan jaringan-jaringan penyusun
dindinga ntera yang meliputi eksotesium, endotesium, lapisan tengah dan tapetum.
Selanjutnya diamati preparat melintang Passiflora sp dan diperhatikan tetrad-tetrad
serbuk sari didalam kantung sari, diamati pula struktur antera yang telah berubah dan
mikrospora yang telah masak didalam kantung sari. Hasil pengamatan difoto dan
diberi keterangan secara lengkap.
D. Hasil dan Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul “Alat Reproduksi Jantan Angiospermae” yang
dilakukan pada Kamis, 10 November 2016 bertujuan untuk mengamati struktur antera,
mengamati perkembangan mikrospora, dan mengamati morfologi serbuk sari. Bunga
adalah alat perkembangbiakan secara generatif dari tumbuhan berbiji. Hal ini, karena
bunga mempunyai alat kelamin betina (carpel) dan alat kelamin jantan (stamen). Bunga
sebenarnya suatu cabang daun-daunnya telah berubah bentuk maupun fungsinya (Suroso
Adi Yudianto, 1992: 181).
Tumbuhan juga melakukan reproduksi untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Pada tumbuhan berbunga, bunga merupakan alat reproduksi seksual. Bunga
dikatakan lengkap apabila mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik,
dan daun buah. Bunga terdiri dari bagian fertil, yaitu benang sari dan daun buah. Benang
sari merupakan alat kelamin jantan pada bunga. Benang sari (stamen) terdiri dari tangkai
sari dan kepala sari (antera). Benang sari pada umumnya terdiri empat ruang yang berisi
pollen yang disebut dengan mikrosporangium dan suatu tangkai yang mendukung antera
disebut filamen atau tangkai sari (Nugroho, 2006: 121).
Benang sari dan putik mengandung sporongia yang berturut-turut adalah ruang
tempat berkembangnya gametofit jantan dan betina. Gametofit jantan adalah serbuk sari
yang mengandung sel sperma yang terbentuk di dalam ruang kepala sari (anther) pada
ujung serbuk sari (Ashari, 2004:55).
Pada praktikum kali ini antera bunga yang diamati yaitu bunga markisa
(Passifloraracemosa). Bunga Passifloraracemosayang diamati ada berbagai macam
ukuran dari yang masih muda hingga mekar yaitu 0,3 cm, 0,4 cm, 0,5 cm, 0,6 cm, 0,7 cm,
0,8 cm, 0,9 cm, 1,0 cm, 1,1 cm, 1,2 cm, 1,3 cm, 1,4 cm, 1,5 cm, 2,0 cm, 2,5 cm, dan
bunga Passifloraracemosayang sudah mekar.
Pada penampang melintang antera Passiflora racemosa pada ukuran bunga 0,3
cm tampak berbentuk rectangular, tersusun atas sel-sel parenkimatis yang homogen dan
dikelilingi oleh epidermis. Epidermis merupakan lapisan terluar kepala sari yang
mengalami pembelahan antiklinal.

0,3 ep 0,4 0,5 tep 0,6


sp m ep kon

kon sp
tap
end ep m
m ep

Keterangan : ep= epidermis, end=endotesium, m= lapisan tengah, tap= tapetum, sp= jaringan sporogen,
kon= konektivus

Dinding antera terdiri dari beberapa lapisan sel yang merupakan turunan sel
parietal primer, kecuali epidermis yang dalam perkembangannya hanya membelah dalam
bidang antiklinal. Dua lapisan penting adalah endotesium (mulai terlihat pada gambar
bunga Passiflora racemosa 0,5 cm ke atas), tepat dibawah epidermis dan
tepatium/tapetum (terlihat dari bunga Passiflora racemosa 0,4 cm, 0,5 cm, 0,6cm, dst)
yang berbatasan dengan lokulus antera.

sp ep 0,7 0,8 0,9 1,0

sp ep kon kon
tap kon sp sp

Keterangan : ep= epidermis, end=endotesium, m= lapisan tengah, tap= tapetum, sp= jaringan
sporogen, kon= konektivus

Tempetatum membantu dalam penyeluran makanan saat perkembangan sel induk


serbuk sari. Mekanisme pembukaan kantong sari diawali pada saat atau selama dehidrasi
antera endotesium kehilangan air. Endotesium membentuk penebalan tak rata, terutama di
dinding radial dan tangensial dalam. Pengerutan diferensial yang terjadi, ketika antera
mengering saat matang, memudahkan terjadinya retakan atau celah pada antera untuk
membebaskan serbuk sari (gambar bunga Passiflora racemosa 1,5 cm, 2,5 cm, dan
mekar). Pada antera bunga Passiflora racemosa yang sudah mekar semua dinding melipat
dan mengkerut, endotesium mengecil sehingga antera terbuka. Sel di daerah sepanjang
antera yang terbuka terbelah memanjang antara kedua kantong sari tiap lobusnya. Untuk
membebaskan serbuk sari, selain lewat celah atau stomium, tumbuhan dapat memiliki
pori disisi lateral atau diujung cuping antera (Estiti B, 1995: 224).

1,1 ep 1,2 tm
tap m
end
ep kon
sp kon
end

Keterangan : ep= epidermis, end=endotesium, m= lapisan tengah, tap= tapetum, sp= jaringan
sporogen, kon= konektivus, tm= tedrad mikrospora, ss= serbuk sari

Gambar bunga mekarPassiflora racemosa


Keterangan :
ep ep= epidermis
ss= serbuk sari
ss

Morfologi serbuk sari dari gambar bunga Passiflora racemosa1,5 cm

1,5
eksin

intin
Serbuk sari mempunyai dua bagian dasar dinding yaitu eksin dan intin. Intin
adalah lapisan bagian dinding dalam yang dibangun dari bahan selulose. Eksin adalah
lapisan bagian dinding dalam yang dibangun dari bahan sporopolenin. Sel sporogen
primer memulai pembelahan mitosis dalam dataran yang berbeda, bersamaan dengan
perkembangan dinding kantong sari (gambar bunga 1,3 cm). Turunan dari prmbelahan ini
adalah sel induk serbuk (mikrosporosit). Tiap sel induk mengalami pembelahan meiosis
membentuk suatu tedrad butir serbuk (gambar bunga Passiflora racemosa dari 1,2 cm),
yaitu empat mikrospora haploid. Tedrad (gambar bunga Passiflora racemosa dari 1,2
cm) diselubungi oleh dinding kalosa. Butir serbuk sari dari setiap tedrad terpisah satu
dengan yang lain dan terletak bebas di dalam kantong sari (terlihat jelas pada bunga
ukuran 1,2 cm, 1,3 cm, 1,4 cm, 1,5 cm, dan 2,5 cm).

m ss
1,2 1,3 1,4 2,5 kon tm
m tm 1,5
tm tap ep
tm m
tap kon kon
tm end ep
ep ep
ep

Keterangan : ep= epidermis, end=endotesium, m= lapisan tengah, tap= tapetum, sp= jaringan
sporogen, kon= konektivus, tm= tedrad mikrospora, ss= serbuk sari

E. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa gametofit jantan
adalah serbuk sari yang mengandung sel sperma yang terbentuk di dalam ruang kepala
sari (anther) pada ujung serbuk sari, dinding antera terdiri dari beberapa lapisan sel yang
merupakan turunan sel parietal primer, kecuali epidermis yang dalam perkembangannya
hanya membelah dalam bidang antiklinal. Serbuk sari mempunyai dua bagian dasar
dinding yaitu eksin dan intin. Intin adalah lapisan bagian dinding dalam yang dibangun
dari bahan selulose. Eksin adalah lapisan bagian dinding dalam yang dibangun dari bahan
sporopolenin.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Suroso Yudianto. 1992. Mengerti Morfologi Tumbuhan. Bandung: Tarsito.

Ashari, S. 2002. Pengantar Reproduksi Biologi Tanaman. Jakarta: Erlangga.

Hidayat, Estiti B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.

Nugroho. 2006. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Jakarta. Penebar Swadaya.

Tjitrosoepomo ,Gembong. 2011. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai