Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Matius Dave Rouw

NIM : 2140050115
Tanggal : 29 – 11 - 2021
Tugas Refleksi Pribadi

1. Bagaimana perasaan yang anda alami, apakah sudah sampai pada sebuah tujuan atau
hanya baru pada taraf mencoba merasakan sebuah hubungan untuk kesenangan?
 Perasaan yang saya alami dalam menjalin sebuah hubungan kepada lawan jenis
saya ialah sedih dan senang dimana terkadang ada pertengkaran kecil tetapi kita
dapat mengatasinya, dan kita masih berada dalam tahap memahami satu sama lain
dimana nantinya bertujuan untuk membangun rumah tangga yang baik bila sudah
sampai ke jenjang pernikahan.

2. Sampai sejauh mana kesenangan tersebut dilakukan saat berteman secara khusus atau
berpacaran tersebut?
 Saat berpacaran. Kita sudah banyak melewati masa – masa senang dan sedih
dimana terkadang kita dilanda masalah yang besar mulai dari persetujuan kedua
orang tua hingga bertengkar satu sama lain. Tapi ada juga kesenangan dimana kita
menikmati waktu berdua. Bercengkrama dan masih banyak lagi. Kesenangan yang
kita lakukan baru sampai pada tahap dimana kita belajar untuk mengenal satu
sama lain dan memahami satu sama lain. Dimana yang tujuannya untuk dimasa
yang akan datang tidak lagi tidak mengenal satu sama lain sehingga bisa
membangun rumah tangga yang indah dan hidup di dalam tuhan.

3. Adakah perasaan berdosa saat hubungan berpacaran sudah diluar batas – batas
kebenaran. Berikan argumentasi menurut pemahaman saudara?
 Menurut pemahaman saya apabila seseorang sudah berpacaran diluar batas – batas
kebenaran yang diajarkan tuhan yesus dan tertulis dalam alkitab. Umumnya
seseorang itu tidak merasakan berdosa melainkan perasaan yang bangga. Kenapa?
Karena bila kita ketahui di era globalisasi ini banyak sekali anak muda yang
menjadikan pacarana diluar batas – batas kebenaran itu sudah menjadi hal yang
wajar. Dan banyak anak muda menjadikan itu sebagai bahan patokan dimana
apabila sudah seperti itu berarti dirinya sudah keren atau hebat. Tetapi dengan
pernyaatan seperti itu, itu sangat salah dan sangat amat disayangkan dimana anak
muda sebagai penerus bangasa. Banyak juga Ketika seseorang berpacaran mereka
tidak lagi merasakan dosa yang ada hanya hawa nafsu. Seperti banyak orang
bilang “Jangan berduaan, karna nanti yang ketiga iblis” dan itu menurut saya ada
benarnya apabila seorang yang sudah memiliki hubungan terhadap lawan jenisnya
dan mereka berpacaran berduaan. Umumnya mereka tidak lagi merasakan dosa
atas apa yang mereka perbuat dan mereka hanya memikirkan kepuasaan daging
mereka atau kepuasaan hawa nafsu mereka.
4. Apakah ada harapan – harapan khusus di saat masuk dalam taraf relasi dengan
jenis/proses pacaran?
 Harapan yang bisa saya berikan ialah disaat proses pacaran. Kedua belah pihak
harus lebih dulu memahami pasangan lawan jenisnya dengan begitu mereka akan
menjalin hubungan yang baik. Berikutnya kedua pasangan harus hidup didalam
tuhan dan harus tetap kudus. Dengan begitu mereka akan menjalin hubungan yang
baik dan benar sesuai dengan ajaran kebenaran. Harapan berikutnya ialah
pasangan yang laki – laki harus bisa menahan godaan terhadap lawan jenisnya
dengan begitu ia dapat dikatakan atau bisa menjadi kepala rumah tangga yang
hebat nantinya. Kalau dia menahan godaan disaat proses pacarana saja tidak bisa
bagaimana nanti kalau sudah berkeluarga. Harapan yang terakhir apabila masih
didalam taraf relasi proses pacarana kedua belah pihak harus bisa saling
mengingati, menyadarkan, memaafkan, dan melengkapi satu sama lain. Karena
didalam proses pacaran ini adalah masa dimana kita mengenal baik pasangan kita
sehingga kalau sudah dipersatukan oleh tuhan. Didalam diri mereka tidak ada lagi
penyesalan dalam memilih pasangan.

5. Bagaimana pandangan saudara terhadap pernikahan kedua orangtuamu, dikaitkan


dengan materi pembelajaran tentang pernikahan sesuai prinsip – prinsip kebenaran
tuhan?
 Pandangan saya terhadap pernikahan kedua orang tua saya sangat luar biasa
dimana mereka dapat melewati masa susah Bersama – sama dimana mereka selalu
mengandalkan tuhan didalam hidupnya. Menurut pandangan saya pernikahan
kedua orang tua saya adalah pernikahan yang baik dimana didalamnya ada cinta,
sukacita dan damai sejahtera

Anda mungkin juga menyukai