Anda di halaman 1dari 3

Natuna Lautan dendam

Matahari mulai menyongsong pagi


Kala itu dunia tak berbicara bungkam tanpa suara
Menggumam memaki pada keadaan yang tak bersepadan
Lagit pagi berbicara pada tepian karang yang diselimuti lumut menaun lamanya

Ditepian laut natuna ku terdiam menatap kaki langit yang menjulang


Ada dendam ku bersama ombak yang membelai tubuhku hingga basah
Burung burung berkicau berbicara membujuk rayu padaku
Adakah setetes maaf yang tersisakan kepada dendam yang bertuan

Pohon menari-nari mengajak ku pergi meninggalkan luka bersama dendam


Namun karang-karang ditepian mengajakku untuk menetap hingga kelam malam
Mengenang dendam yang belum terbalaskan padamu wahai tuan
Pasir-pasir terpekik menjerit tak bernafas dibunuh kenyataan injakan kakiku ditepian laut
natuna ku yang penuh dendam menghujam

Rintik hujan menemani ku berbicara pada karang-karang yang mulai lelah melayani
lumut-lumut yang menjijikan
Akankah dendam ini terbalaskan kepada mu wahai tuan
Biodata penulis

Nurzuha herman adalah seorang gadis kepulauan, , ia lahir pada 19 oktober 1997 di kepulauan
meranti . ia mengenyam pendidikan dasar hingga sekolah mengengah kejuruan di kepulauan
tempat ia lahir, dan kini ia sedang menempuh pendidikan tinggi di universitas lancang kuning
riau. Ia hobi menulis sejak dibangku SD hingga sekarang. Ia tercatat sebagai penulis terpilih
Indonesia pada tahun 2019 dan salah satu karyanya di buku antologi puisi menenun rinai hujan
jilid 17 bersama eyang sapardi djoko damono. Beliau aktif di UKM kelas sastra fakultas ilmu
budaya , ia juga tercatat sebagai anggota PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
dan juga UKM UNILAK ARCHERY di universitas lancang kuning riau. Hobi menulis beliau
diiringi dengan hobi photograph dan editing sehingga karya puisinya disajikan dengan tampilan
video di media social milik nya . biasa nikmati karya beliau di ig, @nurzuhahermans .

Anda mungkin juga menyukai