Pengertian Persediaan Persediaan adalah pos – pos aktiva yang dimiliki perusahaaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal FUNGSI PERSEDIAAN
Mendecouple atau memisahkan barang
produksi Mendecouple perusahaan dari fluktuasi permintaaan dan menyediakan persediaan barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan Mengambil keuntungan diskon kuantitas TUJUAN PERSEDIAAN
Menghilangkan risiko keterlambatan barang
tiba Untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan Menjaga keberlangsungan produk agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi JENIS JENIS PERSEDIAAN
Persediaan bahan baku
Persediaan barang setengah jadi Persediaan pemeliharaan,perbaikan, dan operasi Persediaan barang jadi SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG
1) Metode Periodic Inventory System
Pada akhir periode akuntansi dengan menggunakan sistem pencatatan periodik harus melakukan pengecekan fisik terhadap persediaan dengan cara mengukur dan meghitung berapa jumlah barang yang ada digudang. Contoh Soal Pada tanggal 20 mei 2015 perusahaan menjual barang dagangan secara kredit sebesar Rp.200.000. harga pokok penjualan persediaan barang dagangan sebesar Rp.160.000. bagaimana transaksi tersebut dicatat dengan menggunakan metode periodik tanggal keterangan Re debet kredit f 20 mei 2015 Piutang usaha Rp.200.000 penjualan Rp.200.000 2) Metode Perpetual System Sistem pencatatan perpetual selalu membuat catatan setiap terjadinya mutasi persediaan (pembelian, penjualan, ataupun retur) CONTOH SOAL
Pada tanggal 20 mei 2015 perusahaan menjual barang dagangan
secara kredit sebesar Rp.200.000.harga pokok penjualan persediaan barang dagangan sebesar Rp.160.000 bagaimana transaksi tersebut dicatat dengan menggunakan metode perpetual Tanggal Keterangan Re Debet Kredit f 20 Mei 2015 Piutang Usaha Rp. 200.000 Penjualan Rp. 200.000 Harga Pokok Rp. 160.000 penjualan Penjualan Rp. 160.000 Perbandingan Metode Perpetual dan Metode Periodik
Keterangan Periodik Perpetual
Pembelian Kredit Pembelian xx Persediaan Barang Dagang xx Utang Usaha xx Utang Usaha xx Biaya angkut pembelian Biaya angkut pembelian Persediaan barang tunai xx dagangan Kas xx Kas xx Retur pembelian kredit Utang Usaha xx Utang Usaha xx Retur pembelian xx Persediaan barang dagangan xx Pembayaran potongan Utang Usaha xx Utang usaha xx tunai Potongan pembelian xx Persediaan barang dagangan xx Perbandingan Metode Perpetual dan Metode Periodik
Keterangan Periodik perpetual
Penjualan kredit Piutang usaha xx Piutang usaha xx Penjualan xx Penjualan xx Harga pokok penjualan xx Persediaan barang dagang xxx Retur penjualan kredit Retur penjualan xx Retur penjualan xx Piutang usaha xx Piutag usaha xx Persediaan barang dagang xx Harga pokok penjualan xx Penerimaan kas dari Kas xx Kas xx Harga Pokok Persediaan dengan menggunakan metode FIFO Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan pertama masuk akan dijual terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk (dibeli) Metode ini cenderung menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan. Metode First In First Out (FIFO) Seperti namanya first in first out yang artinya masuk pertama keluar pertama. Maka pada metode ini unit persediaaan yang pertama kali masuk kegudang perusahaan akan dijual pertama. Misalnya anda menjalankan bisnis penjualan roti, maka roti yang terlebih dahulu dijual adalah roti yang pertama kali masuk ketoko anda. Kelebihan Kekurangan Nilai Persediaan disajikan Pajak yang harus secara relevan dilaporan dibayarkan perusahaan posisi keuangan. kepada pemerintah menjadi lebih besar Menghasilkan laba yang Laba yang dihasilkan lebih besar kurang akurat Harga Pokok Persediaan dengan menggunakan metode LIFO Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk, akan dijual terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan persediaan yang pertama masuk (dibeli) Metode ini cenderung menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan. Metode Last In First Out
LIFO artinya yang masuk terakhir keluar pertama. Metode ini
mengasumsikan unit persediaan yang dibeli pertama akan dikeluarkan diakhir. Artinya unit yang dijual pertama adalah unit persediaan yang terakhir masuk kegudang. Jadi biasanya persediaan barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang pertama atau awal Kelebihan Kekurangan masuk. Mudah membandingkan Bertolak belakang cost saat ini dengan dengan aliran fisik pendapatan sekarang persediaan sesungguhnya Apabila harga naik maka harga barang jadi Biaya pembukuan konservatif menjadi lebih mahal karena metode ini lebih Laba operasional tidak rumit terpengaruh oleh untung atau rugi dari fluktuasi Laba ata rugi yang harga dhasilkan lebih rendah Harga Pokok Persediaan menggunakan METODE RATA – RATA TERTIMBANG
Metode ini persediaan akhir akan
menghasilkan nilai antara nilai persediaan FIFO dan nilai persediaan LIFO method Metode ini juga akan berdampak pada nilai harga pokok penjualan dan laba kotor. CARA MENGHITUNG HARGA POKOK PENJUALAN A. Unsur unsur harga pokok penjualan :
1) Persediaan Awal Barang Dagangan
persediaan barang dagangan yang sudah tersedia pada awal periode tahun buku berjalan.saldo persediaan awal barang dagangan bisa dilihat pada neraca saldo periode berjalan atau pada neraca awal perusahaan atau neraca tahun sebelumnya. 2) Persediaan Akhir Barang Dagangan Persediaan barang dagangan yang tersedia diakhir periode tahun buku berjalan. Saldo persediaan ini bisa diketahui pada data penyesuaian perusahaan pada akhir periode. 3) Pembelian Bersih Seluruh pembelian barang dagang, baik pembelian secara tunai maupun pembelian secara kredit yang B. MANFAAT HARGA POKOK PENJUALAN
• Sebagai patokan untuk menentukan harga jual
• Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Harga jual yang lebih besar dari harga pokok penjualanya akan memperoleh laba, dan sebaliknya harga jual yang lebih rendah dari harga pokok penjualan akan mengalami kerugian C. CARA MENGHITUNG HARGA POKOK PENJUALAN Penghitungan HPP merupakan perbandingan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang yang dijual dengan hasil dari barang – barang yang di jual ( nilai – nilai dan harga jual).
Unsur yang mempengaruhi laporan harga pokok penjualan adalah
• Persediaan awal barang dagangan (+) • Pembelian barang dagangan (+) • Beban angkut pembelian (+) • Retur pembelian dan pengurangan harga (-) • Potongan pembelian (-) • Persediaan akhir barang dagangan (-) 1) MENGHITUNG PEMBELIAN BERSIH Pembelian bersih merupakan transaksi pembelian baik secara kredit maupun tunai. yang termasuk didalamnya : • Pembelian kotor • Biaya angkut pembelian • Retur pembelian dan pengurangn harga • Retur pembelian • Potongan pembelian RUMUS PEMBELIAN BERSIH Pembelian Bersih = (pembelian + ongkos angkut pembelian) - (return pembelian + potongan pembelian) Pada tahun 2021 Usaha CITRA AKL mencatat laporan persediaanya sebagai berikut : • Melakukan pembelian sebesar Rp.162.500.000 • Beban angkut pembelian sebesar Rp.6.100.000 • Potongan pembelian Rp.3.400.000 • Retur Pembelian Rp.5.200.000 2. MENGHITUNG BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL (BTUD) Barang tersedia untuk dijual adalah persediaan barang perusahaan dagang yang siap untuk dijual. Barang tersedia untuk dijual ini merupakan penggabungan dari persediaan barang awal dengan pembelian bersih.
RUMUS BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
BTUD = Persediaan awal + pembelian bersih
Cara menghitung barang tersedia untuk dijual
Laporan neraca saldo pada PD AKL mencatat bahwa persediaan pada 1
maret20212 adalah sebesar Rp. 6.000.000 Kemudian perusahaan melakukan pembelian dipertengahan maret sebesar Rp. 24.000.000 3. MENGHITUNG HARGA POKOK PENJUALAN Unsur – unsur harga pokok penjualan diantaranya adalah : • Persediaan awal barang dagangan • Pembelian • Biaya angkut pembelian • Retur pembelian dan pengurangan harga • Potongan pembelian
RUMUS HARGA POKOK PENJUALAN
HPP = persediaan barang – persediaan akhir
Contoh harga pokok penjualan pada PD AKL bulan maret 2021
• PD AKL memiliki persediaan barang dagangan sebesar Rp.10.000.000 • PD AKL melakukan pembelian sebesar RP.15.000.000 dengan ongkos angkut pembelian sebesar Rp.500.000 • PD AKL melakukan pengembalian barang (retur pembelian) karena ada kerusakan barang yang dibeli sebesar Rp.2.000.000 dan