Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH AKUNTANSI FORENSIK & AUDIT INVESTIGATIF

INVESTIGASI PENGADAAN

Disusun:

Aditia Syahputra (185310984)

Rizky Wahyudi Pratama (185310460)

Sultan Noor Huda (185310455)

Salsabila Atika Hendra (185310885)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU 2021
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji dan syukur penulis ucapakan


rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Dan tak lupa pula shalawat beserta salam tercurah kepada Nabi Muhammad
Salallahualaihiwassalam, yang telah membimbing umatnya hingga sampai pada zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Makalah ini penulis buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akutansi Forensik
dan Audit Investigatif, yang membahas tentang “Investasi Pengadaan”. Penulis menyadari
bahwa masih banyaknya kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
penulis harapkan segala tegur sapa, kritik, koreksi dan saran yang diberikan akan penyusunan
sambut dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan datang.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Kami juga berharap semoga makalah ini
dapat memberikan motivasi bagi siapa saja yang membaca dan memanfaatkannya

Pekanbaru, Maret 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pengantar....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengadaan publik—sumber utama kebocoran negara..................................... 7

2.2 Sistem pengadaan indonesia tidak berfungsi................................................... 8

2.3 Mengapa kerangka akuntabilitas untuk pengadaan gagal................................ 10

2.4 Beberapa kasus yang dilaporkan Bank Dunia................................................... 12

2.5 Ketentuan perundang-undangan..................................................................... 14

2.6 Pedoman dan petunjuk................................................................................... 18

2.5 Investigasi pengadaan.................................................................................... 18

2.6 Diagram.......................................................................................................... 22

2.7 Contoh-contoh kasus...................................................................................... 25


BAB I

PENDAHULUAN

PENGANTAR

Pengadaan merupakan salah satu sumber korupsi terbesar dalam sektor keuangan
publik. Setiap tahun, BPK dan BPKP melaporkan kasus pengadaan yang mengandung unsur
tindak Pidana korupsi.Tidak banyak yang masuk ke persidangan pengadilan.Beberapa kasus
Pengadaan yang berhasil diselesaikan di pengadilan,membuyarkan legenda bahwa mark up
“hanya” 30%. Ungkapan “korupsi 30%” sering dikaitkan dengan Prof.Dr.Soemitro
Djojohadikusumo. Pesan yang disampaikannya pada Kongres ISEI bulan nopember 1993
adalah terjadi kebocoran sebesar 30% (atau setara dengan Rp12 trilliun) dari dana
pembangunan untuk Pelita ke –V (1989-1993),dikorupsi. Dalam pidato pembukaan Reuni
Alumni FEUI, ia membandingkan ICOR(Incremental Capital Output Ratio) Indonesia
sebesar 5, ICOR tertinggi untuk Asean. Negara asean lainnya mempunyai ICOR 3,5. Dari hal
tersebut, ia menyimpulkan angka Korupsi sebesar 30%. Berikut ini data pengeluaran tertentu
yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Realisasi Belanja Negara di
tingkat Pemerintah Pusat (dalam triliun Rupiah).

Bagian III --- Tekhnik-tekhnik audit investigasi

Pengeluara
Tahun
n Penjelasan tentang Pengeluaran
2000 42,9 Pengeluaran pembangunan
2001 41,6 Pengeluaran pembangunan
2002 37,2 Pengeluaran pembangunan
2003 69,2 Pengeluaran pembangunan
2004 90,6 Belanja barang,modal,dan lain-lain
2005 94,9 Belanja barang,modal,dan lain-lain
2006 145,4 Belanja barang,modal,dan sosial
2007 194,1 Belanja barang,modal,dan sosial
2008 128,7 Belanja barang dan modal
2009 158,8 Belanja barang dan modal
2010 189,2 Belanja barang dan modal
Bahkan, bantuan untuk korban Tsunami di NAD dan Nias dalam rangka pengadaan ikut
dikorupsi.FORUM keadilan melaporkan hal-hal berikut.

1. Aceh seperti sebuah lahan”bisnis” yang menggiurkan untuk didatangi. Semua


Proyek infrastruktur, terutama pembangunan rumah bagi korban bencana,
Memerlukan material yang tidak sedikit dimana tidak cukup satu perusahaan
Bisa menyuplai bahan-bahannya. Jangan heran bila BRR kebanjiran pengaduan
Dari masyarakat soal tender yang dianggap tidak terbuka.
2. Puluhan bahkan ratusan proyek lain sedang berjalan disana. Dari membangun
gedung rusak,sekolah,pertanian,pengadaan perahu bagi nelayan,sampai
pengusuran surat-surat identitas diri yang sudah lenyap. Dari kertas paku
adalah proyek
3. Namun, yang menjadi keprihatinan adalah kasus itu melibatkan beberapa lembaga
Donor dan mitra lokalnya. Ada yang menduga,kasus ini tidak saja dilakukan oleh
Kelompok aktivis setempat,tetapi juga oleh pihak asing yang memanfaatkan situasi.
Apalagi, beberapa kelompok anti korupsi di Aceh mengaku tidak pernah diberi
Akses untuk tahu dana-dana yang dibawa termasuk peruntukannya disana.
4. Dari berbagai kasus dengan penyelewengan yang masuk saat ini, satuan anti korupsi
Dibawwah BRR sudah menerima 513 laporan penyelewengan dana bantuan .Rata-
Rata laporan berkaitan dengan proses lelang bermasalah biasanya berkaitan
dengan tender untuk proyek pembangunan infrastruktur disana. Angka laporan
yang masuk ini membengkak dibandingkan dengan sebulan silam ketika Kuntoro
membeberkan kepada FORUM telah menerima laporan sebanyak 380 laporan
dan sudah sekitar 30-an yang memiliki dasar kuat. Semuanya dilakukan lewat
investigasi. Kuntoro juga meyakini bahwa ketua satuan anti korupsi BRR bekerja
sangat profesional karena dipimpin oleh Kevin Evans dengan penasihat Bertrand
de Speville, yang kini menjabat sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi di
Hong-Kong.
Majalah tempo melaporkan dugaan korupsi di BUMN per 17 oktober 2005. Dari 17
BUMN dengan 30 dugaan kasaus korupsi,10 BUMN dengan 15 kasus diantaranya
merupakan kasus pengadaan barang dan jasa.

Kerugian Negara
NO BUMN Kasus Modus
RP US$
pengadaan barang dan
1. PT BRI, Tbk Manipulasi harga
jasa
IT 70
Pembangunan kapal
2. PT ASDP Rekayasa proses kerja sama,
Cina
mark-up harga 24
3. PT ASDP Pembelian kapal korea Rekayasa proses pengadaan
kapal, mark-up harga 2,2
4. PT PLN, Tbk Pengadaan customer Pelanggaran terhadap
information system prosedur pengadaan barang
&jasa, mark-up harga 337
Pembelian gedung
5. PT Pupuk Kaltim, Tbk Pelanggaran terhadap
siemens
kebon Sirih prosedur pengadaan barang
&jasa, mark-up harga 55
pengadaan barang dan
6. PT Indofarma, Tbk pelanggaran ketentuan
jasa
pengadaan barang 45
Penyimpangan kerja
7. PT PELINDO II pelanggaran atas ketentuan
sama
pengoperasian pengadaan barang dan
1,8
container jasa
8. PT PELINDO II Pengadaan 2 unit kapal Pelanggaran terhadap
Tunda prosedur pengadaan barang
&jasa, mark-up harga 0,1
Pekerjaan docking
9. PT PELINDO II Pelanggaran terhadap
kapal
Tunda prosedur pengadaan barang
& jasa 2
Mark-up pembangunan
10. Perum Bulog Penyimpangan prosedur
unit
pengelolaan gabah
pengadaan 2
beras
11. PT Jakarta Lyod Manipulasi dalam Pelanggaran terhadap
pengadaan kapal
prosedur pengadaan barang
Caraka
Jaya Niaga III mark-up harga 1
12. PT Petrokimia Gresik Dugaan mark-up dalam Pelanggaran terhadap 4,8
impor KCI prosedur pengadaan barang
barang&jasa,
pengadaan
dilakukan melebihi
kebutuhan
13. PT Petrokimia Gresik Proyek .rehabilitasi dan Dugaan mark-up
fleksibilitas operasai
pabrik
pupuk fosfat 6
PT Pembangkit Jawa
14. Penyelewengan dalam Pelanggaran terhadap
Bali
pengadaan pembangkit prosedur pengadaan barang
PLTU Cilacap barang&jasa
PT Pembangkit Jawa
15. Penyelewengan dalam Pelanggaran terhadap
Bali
pengadaan pembangkit prosedur pengadaan barang
PLTU Muara Tawar barang&jasa 540
  Jumlah     8.232 8,9

Catatan: Kerugian negara dalam rupiah dinyatakan dalam miliar dan Rupiah, sedangkan
angka U.S. dolar dinyatakan dalam jutaan.

Ketika persidangan kasus KPU dengan terdakwa Daan Dimara berlangsung, Tempo
menyarikan kasus-kasus korupsi dalam bidang pengadaan barang dan jasa yang sudah
mendapat keputusan pengadilan.

DARI PROYEK MENUJU BUI


Mereka sukses mengawal pesta demokrasi 2004, tetapi kini meringkuk di penjara. Berbagai
proyek
Pengadaan barang yang di lakukan KPU dinilai sarat korupsi. Ada yang sudah di vonis, ada
pula
Yang belum diperiksa.
Kasus pengadaan Pertanggung jawaban keterangan
Asuransi Petugas Pemilu Nazaruddin sjamsuddin Divonis tujuh tahun penjara di
Pengadilan tindak pidana
korupsi
(TPK) tingkat pertama. Negara
rugi
Rp5,03 miliar. Vonis itu
diperkuat
Pengadilan tinggi TPK. Sedang
Menunggu kasasi. Kini,
mendekam di
Tahanan Polda Metro Jaya
Buku Safder M. Yussac Divonis empat tahun penjara oleh
Pengadilan TPK. Negara rugi
Rp20,076
Miliar. Kini Safder banding.
Tinta Pemilu Rusadi Kanta Prawira Divonis empat tahun penjara oleh
Pengadilan TPK. Kini
mendekam di
Tahanan Polda Metro Jaya.
Segel Pemilu 2004 Daan Dimara Sedang dalam proses penyidikan.
Daan di tahan di Polda Metro
Jaya
Sebagai tahanan KPK. Untung,
Sastrawijaya, pemilik Royal
standard
Yang pelaksana proyek, juga
ditahan
Di KPK keduanya dituduh
bersekutu
Melakukan mark-up
Kotak suara Mulyana W. Kusumah Sebelumnya, Mulyana sudah
divonis 2
Tahun 7 bulan karena menyuap
auditor
BPK. Kini,ia juga menjadi
tersangka
Dalam dugaan korupsi
pengadaan kotak
Suara.

Harian Kompas (sabtu,13 februari 2010) menyajikan kembali fakta fakta dari sidang
Pengadilan Hengky Samuel Daud yang meliputi 22 pemda dengan pengeluaran APBN
sebesar
RP 223.936 juta dan “mark-up” Rp80.934 juta (Tabel 17.1)

Tabel 17.1
Korupsi dalam Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran
Keuntungan
karena
Penggelembunga
NO. Daerah Pembayaran n
1 Riau 13,6 miliar 4 miliar
2 Makassar 8,8 miliar 3 miliar
3 Kota Medan 10,7 miliar 2,4 miliar
Pemprov Kalimantan
4 Timur 42 miliar 14 miliar
5 Pemprov Jawa Barat 67,6 miliar 23 miliar
6 Bengkulu 4,5 miliar 2,3 miliar
7 Lampung Tengah 894 juta 485 juta
8 Bali 2,6 miliar 1,4 miliar
9 Jawa Tengah 2 miliar 813 juta
10 Kota Jambi 2,1 miliar 1,2 miliar
11 Kota Batanghari 1 miliar 651 juta
Kab Tanjung Jabung
12 Timur 1 miliar 651 juta
13 Provinsi Sumatra Utara 34 miliar 13 miliar
14 Kab Tanggamus 894 juta 473 juta
15 Kab Tebo 1,7 miliar 945 juta
16 Otorita Batam 8 miliar 2 miliar
17 Kota Kendari 664 juta 248 juta
18 Provinsi Sulawesi Utara 3,2 miliar 1,7 miliar
19 Kab Minahasa 3,3 miliar 1,3 miliar
Kab Bolaang
20 Mongondow 784 juta 368 juta
21 Kab Telaud 2,6 miliar 1,3 miliar
22 Maluku Utara 12 miliar 5,7 miliar

Data kompas diolah kembali dalam tabel 17.2. Secara menyeluruh, besarnya mark-
Up 36%, tetapi mark-up dalam setiap pemda bervariasi. Mark-up untuk setiap pemda
Dikelompokkan dalam lima golongan (secara arbitrer) sebagai berikut. Kolom terakhir dalam
Tabel 17.2 menunjukkan persentase mark-up untuk setiap golongan.

Tabel 17.2
Mark-up dalam Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran

Rentang mark- Jumlah Persentas


Gol up Pemda e
A >20%-30% 3 14
B >30%-40% 6 27
C >40%-50% 4 18
D >50%-60% 7 32
E >60%-70% 2 9
  Jumlah 22 100%

Dalam sidang pengadilan, pada hari Kamis, 14 Januari 2010, Hengky Samuel Daud
(Direktur PT Istana Sarana Raya) dituntut 10 tahun penjara, denda Rp 200 juta (atau
hukuman
Pengganti selama enam bulan penjara), dan uang ganti kerugian negara (atau subsider penjara
Tiga tahun). Jumlah uang pengganti, Rp82,65 miliar, dikurangi 29 unit mobil pemadam keba-
Karan yang disita dan bakal dlelang setelah putusan berkekuatan hukum tetap.

Majelis hakim pengadilan tindak pidana korupsi memvonis Hengky Samuel Daud,15
Tahum penjara,denda sebesar Rp500 juta (Subsider enam bulan penjara),dan uang pengganti
Sebesar Rp82,6 miliar pada persidangan kamis,4 februari 2010.

Pengadilan tinggi tindak pidana korupsi pada pengadilan tinggi DKI Jakarta menambah
Vonis penjara 3 tahun menjadi 18 tahun,denda Rp 500 juta(Subsider enam bulan penjara),
Dan diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp82 miliar dikurangi nilai 10 unit mobil
pemadam kebakaran jenis V80 ASM yang sudah disita. Jika uang pengganti itu tidak
dibayarkan, Pada keputusan pengadilan tingkat pertama. Putusam itu diambil dalam sidang
pada 14 April 2010.

Pembahasan selanjutnya diambil dari suatu studi Bank dunia. Salah satu bab dalam dalam
Studi tersebut berjudul Pengadaan Publik –Sumber Utama Kebocoran Negara. Laporan Bank
Dunia itu juga menyajikan beberapa kasus korupsi dalam pengadaan barang dan jasa disektor
Publik.

Ini tidak berarti bahwa Fraud dalam pengadaan barang dan jasa, tidak terjadi di sektor
Swasta atau bisnis. Fraud semacam ini juga terjadi di sektor swasta, misalnya pada perseroan
Tbk. Pola ini sering digunakan dalam PT Tbk yang menjual sebagian (kecil) sahamnya
kepada
Masyarakat, dan melakukan transaksi jual beli dengan perusahaan lain yang dikuasai oleh
Pemegang saham pengendali di PT Tbk tersebut.

Studi Bank Dunia menunjukkan kelemahan proses pengadaan di Indonesia, termasuk


Juga kelemahan keputusan presiden di bidang pengadaan. Dari kelemahan ini, kita sekaligus
Dapat mengetahui bagaimana seharusnya proses pengadaan yang baik.
Bab ini akan diakhiri dengan tekhnik investigasi di bidang pengadaan yang disarikan dari
Berbagai sumber.

BAB II
PEMBAHASAN

Pengadaan Publik—Sumber Utama Kebocoran Negara


Secara luas, sistem pengadaan publik di Indonesia diyakini merupakan sumber utama
bagi Kebocoran anggaran yang memungkinkan korupsi dan kolusi yang memberikan
sumbangan Besar terhadap kemerosotan pelayanan jasa bagi masyarkat miskin Indonesia.
Besarnya pengadaan Mengesankan skala potensial masalah tersebut. Berdasarkan tingkat-
tingkat pengeluaran Publik pada masa prakrisis, suatu kajian Bank Dunia memperkirakan
bahwa pemerintah dan BUMN-BUMN mengadakan sekitar US$10 miliar setahun secara
bersama-sama. Sekarang, Dengan pengeluaran pembangunan berjumlah sekitar US$7 miliar,
tingkat-tingkat pengadaan Barangkali lebih rendah.
Namun, suatu sistem pengadaan efektif harus dipusatkan pada upaya untuk
memastikan Bahwa dana publik dibelanjakan dengan baik guna meningkatkan efektivitas
pembangunan. Apabila suatu sistem pengadaan berfungsi dengan baik, dipastikan pembelian
barang akan Bersaing dan efektif. Melihat kedepan, suatu sistem pengadaan publik kelas
dunia dan bukannya Sistem dengan reputasi global untuk mendorong korupsi akan menjadi
semakin penting bagi Indonesia dengan munculnya zona perdagangan bebas Asia dan
pelaksanaan ketentuan-ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization)
pada waktunya,yang mewajibkan pada negara-negara anggotanya memberi akses kepada
pengadaan pemerintah bagi perusahaan- Perusahaan dari mitra-mitra dagang.
Apa yang membuat sistem pengadaan menjadi baik?Supaya berfungsi, suatu rezim.
Pengadaan perlu mencakup ciri-ciri berikut:
1. Kerangka hukum yang jelas, komprehensif,dan transparan yang antara lain
Mewajibkan pemasangan iklan yang luas tentang kesempatan-kesempatan
Penawaran,pengungkapan sebelumnya tentang semua kriteria untuk mendapatkan
Kontrak, pemberian pemberian kontrak yang didasarkan atas kriteria yang objektif
Bagi penawar yang dinilai paling rendah, pemaparan publik bagi penawaran-penaaran
Itu, akses terhadap mekanisme peninjauan untuk keluhanpenawar, pengungkapan
Publik dari hasil-hasil proses pengadaan, dan pemeliharaan catatan lengkap tentang
Seluruh proses tersebut.

2. Kejelasan tentang tanggung jawab-tanggung jawab dan akuntabilitas fungsional,


Termasuk penunjukkan tanggung jawab yang jelas atas pengelolaan proses
pengadaan, Memastikan bahwa aturan-aturan ditaati, dan mengenakan sanksi-sanksi
jika aturan-aturan itu dilanggar.
3. Suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk kebijakan pengadaan dan
Pengawasan penerapan tepat dari kebijakan tersebut. Secara ideal, badan ini jangan
Bertanggung jawab pula untuk mengelola proses pengadaan. Badan tersebut harus
Memiliki wewenang dan independensi untukbertindak tanpa takut atau pilih kasih
Dalam menjalankan tanggung jawabnya.
4. Suatu mekanisme penegakan.Tanpa penegakan,kejelasan aturan,dan fungsi tidak
Ada artinya.Badan Audit pemerintah harus dilatih untuk mengaudit pengadaan
Publik dan memulai tindakan terhadap mereka yang melanggar aturan.
5. Staff pengadaan yang terlatih baik, kunci untuk memastikan sistem pengadaan
Yang sehat.

SISTEM PENGADAAN INDONESIA TIDAK BERFUNGSI


Kajian pengadaan Nasional Bank Dunia untuk Indonesia menyimpulkan bahwa
sistem Pengadaan tidak berfungsi dengan baik.”Ia tidak dipacu oleh pasar, rentan terhadap
Penyalahgunaa dan penyelewengan, dan menurunkan nilai yang dibayar dari dana-dana
Publik”.Belum lama ini, suatu tinjauan fidusier Bank Dunia terhadap proyek pembangunan
Perkotaan Sulawesi 2 mengungkapkan cacat-cacat sistematik dan kolusi berada antara
Perkotaan di Sumatra Utara yang dibiayai oleh Bank Pembangunan Asia.Penyelidikan
-penyelidikan terhadap suatu proyek buku pelajaran Bank Dunia mengikuti keluhan-keluhan
Dan suatu laporan investigatif dalam majalah mingguan Tempo juga mengungkapkan
Pengaturan-pengaturan kolusif, dalam bentuk lingkaran penawar yang terorganisasi rapi,
Yang menimbulkan kerugian-kerugian substansial bagi bendahara Pemerintah.

Kotak 17.1
Suatu tinjauan fidusier Bank Dunia atas Pembangunan Proyek perkotaan Sulawesi 2 telah memeriksa
Proses pengadaan untuk 26 kontrak secara terinci dan menyimpulkan bahwa proses tersebut telah
Dimanipulasi supaya tampak seperti ada persaingan.Pada kebanyakan kasus para pemenang
Tampaknya telah diseleksi lebih dulu.Tinjauan fidusier tersebut, yang diadakan di empat tempat
Proyek itu diadakan, menghasilkan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut.
Para penawar terdiri dari sejumlah besar perusahaan dari satu kelompok kepemilikan tunggal
Yang tampaknya konsisten dengan penciptaan perusahaan”kerangka” yaitu perusahaan yang
Mengangkat direksi nominal tanpa kuasa atau fungsi organisasi sebenarnya hanya menandatangani
Dokumen atas nama perusahaan.
Ada kesamaan antara usulan penawaran para penawar yang menang maupun yang kalah,
Konsisten dengan kemungkinan bahwa para pemenang kontrak pemerintah telah diatur lebih dulu.
Semua penawar adalah anggota dari asosiasi perusahaan nasional Gapensi dan sertifikasi dari Gapensi
merupakan syarat untuk ikut berpartisipasi dalam penawaran untuk kontrak pemerintah.
Kesamaan-kesamaan yang dicatat dalam dokumen-dokumen penawaran mengesankan bahwa
Tidak semua penawar diwakili secara perorangan pada rapat pra-kualifikasi atau seleksi penawaran.
Satu wakil tunggal mungkin bertindak untuk sejumlah perusahaan,konsisten dengan temuan bahwa
Perusahaan-perusahaan dari kelompok kepemilikan yang sama menyampaikan penawaran yang
Menang maupun penawaran yang kalah untuk kontrak yang sama.
Pada beberapa kejadian penawaran yang paling kompetitif dikeluarkan dari penilaian lebih lanjut,
konsisten dengan kemungkinan bahwa alasan kelemahan administrasi atau teknis digunakan
Untuk mengeluarkan para penawar bersaing dari proses seleksi.

Aturan-aturan kolusif ini terjadi dengan keterlibatan aktif pejabat-pejabat pemerintah.


Kolusi tersebut merupakan bagian dari proses pengadaan,menggunakan tekhnik-tekhnik
Seperti spesifikasi-spesifikasi yang membatasi, pemilahan paket kontrak,prosedur penawaran
Tidak bersaing, pemasangan iklan secara terbatas,masa pengajuan penawaran yang
dipersingkat, Dan pelanggaran kerahasiaan selama proses pengadaan. Selama pelaksaan
kontrak,para pelaku Bisa berkolusi melalui administrasi kontrak yang buruk, perubahan-
perubahan yang tidak dibenarkan,tagihan lebih atau tagihan kurang,sertifikat penyelesaian
fiktif, pengungkapan- Pengungkapan yang tidak akurat, serta praktik-praktik
serupa.Penawarr-penawar lain yang bukan Merupakan bagiam dari lingkungan tersebut bisa
ikut diambil bagian dalam penawran untuk Menghindari mencoloknya kolusi,dengan
menerima upah partisipasi dari lingkaran tersebut.

Mekanisme-mekanisme pemberian kontrak berbeda-beda.Para penawar dalam lingkaran


Kolusif bisa bergilir memperoleh kontrak,atau mereka bisa mengambil bagian di dalam
Suatu lelang dimana perushaan menawarkan persentase dari nilai kontrak untuk dibagi
dengan Perushaan-perusahaan lain dari lingkaran tersebut.Perusahaan yang menawarkan
potongan Terbesar menang, memperoleh kembali jumlah tersebut melalui kontrak yang
diberi harga Lebih atau dengan merugikan.Pemerintah melalui mutu rendah,jumlah jumlah
yang tidak Cukup,atau perubahan-perubahan kontrak yang tidak dibenarkan.Proses
penawaran Direkayasa sehingganmenguntungkan perusahaan yang sudah deseleksi lebih dulu
dengan Membatasi partisipasi dalam penawaran melalui cara-cara yang diuraikan di atas atau
dengan Menggunakan pra-registrasi perusahaan (lazim di Indonesia) untuk menghilangkan
mereka Yang tidak ikut main.Bila orang luar berhasil mengajukan penawaran,penawaran itu
akan di Tolak.Asosiasi-asosiasi bisnis seperti Gapensi, yang dituduh telah berperan dalam
pengeluaran-Pengeluaran kolusif seperti diungkapkan oleh penyelidikan-penyelidikan belum
lama ini,menggunakan pengaruh mereka untuk proses praregistrasi.

MENGAPA KERANGKA AKUNTABILITAS UNTUK PENGADAAN GAGAL


Kerangka akuntabilitas untuk pengadaan publik di Indonesia cacat dalam
beberapa hal.
 Kerangka hukum cacat
Para eksekutif dari legislatif pemerintah telah gagal menyediakan kerangka
hukum efektif
Untuk pengadaan publik.Tidak ada undang-undang pengadaan nasional selain
undang-Undang konstruksin(UU No. 18/1999).Keputusan presiden yang mengatur
pengadaan di Luar konstruksi (Keppres No. 18/2000)—walaupun merupakan
perbaikan besar dibanding Kebijakan-kebijakan sebelumnya—tetap membatasi
persaingan dengan menuntut”persaingan Adil” antara perusahaan-perusahaan
yang”setara”.Hal ini memungkinkan peluang dalam Interprestasi tentang perusahaan-
perusahaan yang setara.Peraturan pelaksananya juga mencoba Mementingkan usaha
kecil dan menengah lokal untuk kontrak-kontrak dibawah nilai tertentu (yaitu
perusahaan-perusahaan di kabupaten atau provinsi yang bersangkutan), yang
melanggar prinsip”satu negri,satu pasar” dan menghilangkan manfaat-manfaat bagi
pemerintah dari Persaingan nasional.Lagi pula, perusahaan-perusahaan diwajibkan
untuk melakukan praregistrasi untuk berkualifikasin mengajukan penawaran.

1. Anggota-anggota panitia lelang tidak mempunyai pelatihan untuk melakukan tugas


mereka dengan baik. Akibatnya, tinjauan penawaran berfokus pada persyaratan
administratif ketimbang pada persyaratan teknis.
2. Tidak ada jenjang karir jelas bagi pimpro dan spesialis penggandaan.
3. Pemerintah gagal memberikan sumber daya-sumber daya kepada panitia lelang
untuk melakukan tugasnya dengan baik. Anggaran anggaran untuk iklan,
mengetik, dan mencetak dokumen-dokumen penawaran tidak memadai atau tidak
ada dan tidak dipungut biaya untuk membayar biaya penyusunan dan pencetakan
dokumen penawaran.
4. Tidak adanya aturan dan undang-undang jelas yang memperkecil kebijaksanaan
memudahkan kolusi.

 Pengadaan Dilakukan di Balik Pintu Tertutup

Pengungkapan publik terbatas terhadap proses pengadaan memperkuat insentif-


insentif buruk tersebut. Sebagian besar proses tersebut berlangsung di balik pintu tertutup.
Hasil-hasil penawaran berikut pembenaran yang sesuai dengan pemenangan penawaran
tidak diumumkan. Mengikuti usul Bank Dunia, pemerintah telah menyetujui informasi ini
diumumkan bagi semua proyek Bank Dunia yang baru dan akan mencerminkan di dalam
perjanjian-perjanjian sah dengan Bank Dunia. Bila masyarakat-masyarakat terlibat di
dalam pengawasan pengadaan publik, hasil-hasilnya akan jauh lebih efektif. Pemantauan
LSM atas pengadaan juga bisa menciptakan tekanan terhadap pegawai negeri untuk
mematuhi undang-undang pengadaan dan tidak menipu warga.  Namun, LSM-LSM di
Indonesia tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan sumber daya-sumber daya untuk
melakukan tugas itu secara efektif.

 Pengauditan Lemah

Sebagian besar proses audit- satu-satunya instrumen yang tersedia untuk


menegakkan aturan main dan ketentuan-ketentuan seperti telah dicatat- tidak efektif.
Efektivitas untuk menegakkan praktik-praktik pengadaan yang baik lebih lanjut
disesuaikan oleh auditor pemerintahan yang kurang mengenal aturan dan prinsip
pengadaan. Walaupun sekiranya pengauditan itu efektif, sektor peradilan yang tidak
berfungsi memastikan bahwa mereka yang menyalahgunakan proses pengadaan tidak akan
memikul akibat-akibatnya. Untuk menerapkan sanksi sanksi administratif terhadap
pegawai negeri yang ketahuan berkolusi dengan lingkaran-lingkaran penawar berarti
bahwa secara efektif tidak ada mekanisme Penegak.

 Beberapa Kasus Yang dilaporkan Bank Dunia12

Di bawah ini disajikan 3 kasus pengadaan yang diungkapkan dalam studi Bank
Dunia.Ketiga kasus ini sangat tipikal dalam proyek-proyek yang dibiayai Bank Dunia dan
Bank Pembangunan Asia, serta sumber pinjaman dan bantuan luar negeri lainnya. Kasus-
kasus ini dan kasus-kasus lain yang dilaporkan dalam studi Bank Dunia ini dapat kita
gunakan untuk memperkayaperbendaharaan tipologi frauddi Indonesia.

Dapat dilihat pada kotak 17.2, kasus ini menunjukkan tipologi dari indikasi fraud
melalui “kelemahan” dalam dokumentasi proses tender dan pembayaran. Bayangkan kalau
temuan pemeriksa berhenti pada: “dokumentasi proyek pengadaan lemah”. Para akuntan
forensik dari Bank Dunia mendokumentasikan hanya merupakan “kelemahan
dokumentasi” dan mendalaminya sampai menemukan indikasi fraud.Kemudian, Bank
Dunia memberitahukannya kepada Inspektur Jenderal (dari departemen yang
bersangkutan), BPKP (di masa lalu), dan/atau BPK (akhir-akhir ini) untuk di tindak
lanjuti. 

Kotak 17.2
Suatu tinjauan fidusier Bank Dunia terhadap proyek pengembangan perkotaan Sulawesi 2
belum lama ini menggambarkan kurangnya pengelolaan dokumentasi yang wajar serta
implikasi implikasinya atas pengendalian keuangan yang memadai:
Tinjauan (fidusier) …. terhambat oleh tiadanya dokumentasi dalam jumlah yang
sangat banyak untuk paket-paket pengadaan. Ketiadaan dokumentasi berkaitan dengan
administrasi proses pengadaan dan pembayaran-pembayaran kepada kontraktor-kontraktor
serta informasi keuangan berkaitan dengan proyek lainnya. Masalah ini memustahilkan
analisis yang lebih lengkap oleh tim peninjauan fidusier itu, maka sampel kontrak-kontrak
beresiko tinggi hanya bisa diseleksi dari sebagian kecil dari seluruh paket pengadaan yang
secara substansial lengkap, sebab tidak satupun paket di salah satu di antara 4 kota memiliki
sebuah informasi yang diperlukan ….  sekitar dua pertiga dan lebih dari paket-paket yang
didaftarkan
Kasus di masing-masing
kedua (kotak kota tidak
17.3)  seolah-olah mempunyai
menunjukkan usulan penawaran
kelemahan termasuk
dokumentasi. Yang dari
penawaran yang kalah. Demikian pula, bagian yang sangat besar dari paket-paket tersebut
sebenarnya bisa membantu investigator adalah arus dana. Para pelaku menggunakan
tidak mencakup rincian dokumen seperti laporan evaluasi penawaran, lembar absensi
rekening-rekening bank untuk
pembukaan penawaran, menampung
lembar pembacaanhasil jarahan
harga yang lazim
penawaran, dikenal pemilik,
perkiraan dengan istilah
harga
dana taktis
harga (terjemahan
penawaran, dari pra-kualifikasi,
rincian istilah Belanda,dan
tactieshe fonds).
spesifikasi teknis serta gambar-gambar yang 
mengindikasikan lingkup pekerjaan.

Kotak 17.3

Pada suatu proyek pembuangan sampah padat di luar Jawa, suatu kontrak diterbitkan untuk
pengadaan 3 buah truk. Tinjauan manajemen keuangan belum lama ini mencatat bahwa rekaman-
rekaman pembayaran menunjukkan bahwa sebagian pembayaran untuk kontrak tersebut
dilakukan (tepat) kepada suatu rekening bank pribadi atas nama penyuplai. Tapi sebagian lainnya
masuk ke rekening pada cabang lokal dari suatu Bank Pembangunan Daerah yang dimiliki dan
dioperasikan oleh pemerintah daerah. Atas nama seorang petugas proyek, bukan penyuplai.
Dalam kasus lain surat kuasa yang tersedia di kantor proyek mengotorisasikan pencaharian
sebagian pembayaran berdasarkan kontrak pada suatu rekening Bank Pembangunan Daerah di
kota yang sama, tapi memungkinkan pencairan dan bagian yang didanai oleh pinjaman kepada
suatu bank swasta di Jakarta. Penghapus cair digunakan untuk mengubah nomor rekening bank
yang disebut disurat kuasa. Berdasarkan penelitian terhadap bank tersebut, terungkap bahwa
rekening bank di Jakarta atas nama bendahara daerah, bukan kontraktor.
Prosedur-prosedur administrasi yang buruk mudah saja dapat dilihat sebagai hanya
masalah lemahnya disiplin dalam memelihara dokumen dan pengecekan catatan, yang
mencerminkan kurangnya ketekunan atau pendidikan diantara pegawai-pegawai bergaji kecil,
akan tetapi ada garis yang sangat tipis di ntara kesalahan administrasi semata-mata, dan
manipulasi prosedur demi manfaat pribadi. Bila kesalahan-kesalahan tersebut mulai membentuk
pola, seperti terjadi di Indonesia, seharusnya lonceng alarm mulai berbunyi karena resiko korupsi
itu tinggi. Karena alasan-alasan inilah manajer keuangan profesional memandang pemeliharaan
catatan yang baik dan prosedur administrasi yang sehat sebagai alat mutlak untuk memastikan
hasil-hasil pembangunan. Bila instansi-instansi pelaksanaan secara memadai mendokumentasikan
proses pembuatan keputusan mereka serta rasional bagi keputusan-keputusan mereka, mereka
tidak saja memastikan transparansi tapi juga mendorong kepercayaan akan integritas mereka, dan
 Kasus ketiga (kotak 17.4)  menarik. Kasus semacam ini seringkali mencerminkan
cara untuk  “ mempertanggungjawabkan proyek”  pada akhir tahun anggaran. Dengan
perkataan lain, ini murni masalah sistem anggaran dan turunnya dana. Namun, alasan ini
dapat disalahgunakan untuk “ fasilitas” pembayaran lebih cepat kepada penyuplai dengan
siapa pejabat itu berkolusi dan/ atau menempatkan dana proyek dalam tabungan atau
deposito atas nama pimpinan proyek atau perorangan lainnya

Kotak 17.4

Infleksibilitas sistem anggaran Indonesia tampaknya menciptakan insentif-insentif yang tidak


wajar bagi staf proyek. Menghadapi prospek kehilangan dana pada akhir tahun anggaran,
proyek tampaknya memalsukan dokumen dokumen yang mensertifikasikan kemajuan proyek-
proyek, menciptakan risiko penyalahgunaan dana pemerintah dan dana donor. Belum lama
berselang, misi-misi pengawasan Bank Dunia terhadap suatu proyek pembangunan di suatu kota
di Indonesia menemukan bahwa untuk 16 kontrak pekerjaan sipil, kantor-kantor
perbendaharaan pemerintah telah memproses pembayaran kepada kontraktor-kontraktor
terkait pada bulan Desember, hanya beberapa hari sebelum akhir tahun anggaran, bahkan
seringkali juga di hari terakhir kontrak. Misi itu mencatat pola sebagai berikut:
1. Berita acara yang dilampirkan pada kuitansi pembayaran, dan ditandatangani oleh
manajer proyek, menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai 100 persen. Tapi mereka
seringkali tidak memiliki kalkulasi pendukung yang terinci atau, jika kalkulasi tersebut
dilampirkan, tidak ada sertifikasi oleh konsultan teknis independen. Kunjungan
-kunjungan lapangan menunjukkan bahwa ternyata kemajuannya jatuh di bawah 100
persen.
2. Pembayaran pendanaan imbangan (pemerintah), lazimnya mewakili 20% dari biaya
proyek, rekening-rekening bank pada Bank Pembangunan Daerah yang dimiliki oleh
pemerintah daerah. Sisa 80% biasanya dibayarkan kepada rekening bank kontraktor
pada bank swasta.
3. Wakil-wakil kantor perbendaharaan negara mengakui bahwa dana-dana sering digeser
ke perbendaharaan daerah pada akhir tahun anggaran, untuk melindungi sisa yang
belum dibelanjakan tapi telah ditetapkan untuk proyek-proyek yang dianggarkan dari
pusat. Tidak jelas bagaimana dana-dana “ yang dilindungi”  tersebut, yang kini berada di
KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN

Ketentuan perundang-undangan mengenai pengadaan barang dan jasa yang


dibiayai dengan APBN dan APBD terdapat dalam Keputusan Presiden Nomor 80 tahun
2003.Keputusan Presiden ini telah diubah beberapa kali sebagai berikut:  Keputusan
Presiden Nomor 61 tahun 2004, Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2005, Peraturan
Presiden nomor 70 tahun 2005.

Sehubungan dengan berlakunya undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang


keuangan negara dan undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara,
pemerintah merasa perlu untuk menyesuaikan beberapa ketentuan dan istilah dalam
keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tadi. Sehubungan dengan hal tersebut, pada
tanggal 20 Maret 2006, ditetapkan Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2006.

Para auditor keuangan negara dan investigator yang mendalami kasus-kasus


pengadaan barang dan jasa perlu mengetahui dan menguasai ketentuan perundang-undang
ini. Beberapa pikiran, konsep dan istilah dalam ketentuan perundang-undangan ini akan
disajikan di bawah. Seperti diungkapkan dalam studi Bank Dunia diatas, ketentuan-
ketentuan ini masih perlu disempurnakan.Namun, yang terutama adalah penegakannya,
enforcement-nya.

  Tujuan dikeluarkannya ketentuan perundangan ini tentunya sangat jelas. Namun,


karena banyaknya penyimpangan yang terjadi, tidak ada salahnya menguntip kembali
konsiderans dalam Keppres 80/2003: “ agar pengadaan barang atau jasa pemerintah yang
dibiayai dengan anggaran pendapatan dan belanja negara/ anggaran pendapatan dan
belanja daerah (APBN/APBD) dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan
prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka, dan perlakuan yang adil bagi semua pihak,
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisisk, keuangan maupun
manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintah dan pelayanan masyrakat”.

Dalam proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yang


memerlukan penyedia barang/jasa dibedakan menjadi empat cara berikut.

1. Pelelangan umum
2. Pada prinsipnya, pelelangan terbatas sama dengan proses pelelangan umum,
kecuali dalam pengumuman dicantumkan kriteria peserta dan nama-nama
penyedia barang/jasa yang akan diundang. Apabila setelah diumumkan ternyata
ada penyedia barang/jasa yang tidak tercantum dalam pengumuman dan berminat
serta memenuhi kualifikasi, maka wajib untuk diikutsertakan dalam pelelangan
terbatas.
3. Pemilihan langsung.
4. Penunjukan langsung.

Dua istilah yang muncul berulang-ulang dala proses pelelangan umum:


prakualifikasi dan pascakualifikasi. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan
kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa
sebelum memasukkan penawaran.

Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta


pemenuhan persyaratab tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa setelah memasukkan
penawaran.

Secara umum, proses prakualifikasi meliputi pengumuman prakualifikasi,


pengambilan dokumen prakualifikasi, pemasukan dokumen prakualifikasi, evaluasi
dokumen prakualifikasi, penetapan calon peserta pengadaan yang lulus prakualifikasi, dan
pengumuman hasil prakualifikasi.
Secara umum, proses pasca-prakualifikasi meliputi pemasukan dokumen
kualifikasi bersamaan dengan dokumen penawaran dan terhadap peserta yang diusulkan
untuk menjadi pemenang serta cadangan pemenang dievaluasi dokumen kualifikasinya.
Metode pelelangan umum dapat diperinci lebih jauh kedalam prosedur berikut.

1. Dengan prakualifikasi
a) Pengumuman prakualifikasi.
b) Pengambilan dokumen prakualifikasi.
c) Pemasukan dokumen prakualifikasi.
d) Evaluasi dokumen prakualifikasi.
e) Penetapan hasil prakualifikasi.
f) Pengumuman hasil prakualifikasi.
g) Masa sanggah prakualifikasi.
h) Undangan kepada para peserta yang lulus prakualifikasi
i) Pengambilan dokumen lelang.
j) Penjelasan.
k) Penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan perubahannya.
l) Pemasukan penawaran.
m) Pembukaaan penawaran.
n) Evaluasi penawaran.
o) Penetapan pemenang.
p) Pengumuman pemenang.
q) Masa sanggah.
r) Penunjukan pemenang.
s) Penandatanganan kontrak.
2. Dengan Pascakualifikasi
a) Pengumuman pelelangan umum,
b) Pendaftaran untuk mengikuti pelelangan,
c) Pengabilan dokumen lelang umum,
d) Penjelasan,
e) Penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan perubahannya,
f) Pemasukan penawaran,
g) Pembukaan penawaran,
h) Evaluasi penawaran termasuk evaluasi kualifikasi,
i) Penetapan pemenang,
j) Pengumuman pemenang,
k) Masa sanggah,
l) Penunjukkkan pemenang,
m) Penandatangan kontrak.

  Salah satu kewajiban dalam pengadaan barang dan jasa adalah penyusunan harga
perkiraan sendiri (HPS).Pengguna barang atau jasa yang dihitung dengan pengetahuan dan
keahlian mengenai barang atau jasa yang ditenderkan dan berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Berikut data yang digunakan sebagai dasar penyusunan hps.

1.  Harga pasar setempat menjelang dilaksanakannya pengadaan.


2.  Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat
Statistik, asosiasi terkait, dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
3.  Daftar biaya/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh agen tunggal/pabrikan.
4.  Biaya kontrak sebelumnya yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan
faktor perubahan biaya Apabila terjadi perubahan biaya.
5. Yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

HPS disusun oleh panitia atau pejabat pengadaan dan ditetapkan oleh pengguna
barang atau jasa. HPS digunakan sebagai alat untuk menilai kewajaran harga penawaran
termasuk perinciannya dan untuk menetapkan besaran tambahan nilai jaminan
pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai terlalu rendah, tetapi tidak dapat dijadikan dasar
untuk menggugurkan penawaran.

Nilai total HPS terbuka dan tidak bersifat rahasia.Nilai total HPS diumumkan sejak
rapat penjelasan lelang/aanwijzing.Namun, perincian HPS tidak boleh dibuka dan bersifat
rahasia. HPS merupakan salah satu acuan dalam menentukan tambahan nilai jaminan.

 Pelanggaran terhadap ketentuan pengadaan barang dan jasa ini bisa berupa sanksi
administrasi, tuntutan ganti rugi atau gugatan perdata, dan memproses pesan secara
pidana.
Berikut perbuatan atau tindakan penyedia barang/jasa yang dapat dikenakan
sanksi.

1.  Berusaha mempengaruhi panitia pengadaan atau pejabat yang berwenang


dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung guna
memenuhi keinginannya bertentangan dengan ketentuan dan prosedur yang
ditetapkan dalam dokumen pengadaan atau kontrak, dan/atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Melakukan persekongkolan dengan penyediaan barang atau jasa lain untuk
mengatur harga penawaran di luar prosedur pelaksanaan pengadaan barang
atau jasa sehingga mengurangi atau menghambat atau memperkecil dan
atau meniadakan persaingan yang sehat dan atau merugikan pihak lain.
3. Membuat dan atau menyampaikan dokumen dan atau keterangan lain yang
tidak benar untuk memenuhi persyaratan pengadaan barang atau jasa yang
ditentukan dalam dokumen pengadaan.
4. Mengundurkan diri dengan berbagai alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan dan atau tidak dapat diterima oleh panitia
pengadaan.
5. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan kontrak secara 
bertanggung jawab.

 Pedoman dan Petunjuk

Pemerintah menerbitkan banyak pedoman dan petunjuk mengenai pengadaan


barang dan jasa, baik berupa Keputusan Presiden (Keppres) dan peraturan presiden
(Perpres) maupun berupa petunjuk atau pamflet dan pelatihan oleh Bappenas. Pedoman
dan petunjuk ini dimaksudkan untuk mengamankan proses pengadaan barang dan jasa di
sektor publik. Banyak praktek dalam pedoman dan petunjuk ini yang dapat dimanfaatkan
oleh sektor swasta.

 Investigasi Pengadaan

Uraian di muka, yang disertai contoh-contoh kasus, memberikan gambaran


kepada kita mengenai maraknya fraud dalam proses pengadaan barang dan jasa. Proses
tidak akan dapat menghalangi fraud karena kolusi antara pejabat atau pegawai dari
lembaga yang bersangkutan dengan pihak penyuplai atau supplier.

Bahkan, dokumentasi yang rapi sering kali berhasil mengelabuI auditor.Ia


mungkin mulai curiga ketika melihat, membaca, atau mendengar berita bahwa gedung
perkantoran atau sekolah ambruk, jalan bebas hambatan berulang kali jebol dalam waktu
yang singkat, obat-obatan yang tidak dapat digunakan, dan seterusnya.

Defisiensi dalam mutu produk atau jasa yang dibeli, apalagi kalau terjadi dalam
masa pengelolaan pimpro tertentu atau pengadaannya dipasok oleh penyuplai yang itu
juga, patut diwaspadai.Namun, ada petunjuk awal lainnya yang seharusnya membuat
auditor menerapkan profesional caption-nya rasa skeptis yang profesional.

Cara-cara Investigasi yang dijelaskan di bawah, diterapkan dalam pengadaan yang


menggunakan sistem tender atau penawaran secara terbuka.Dalam sistem ini, lazimnya
ada tiga tahapan besar berikut.

1. Tahap pratender (presolicitation phase)


2. Tahap penawaran dan negosiasi (  Solicitation and negotiation phase)
3. Tahap pelaksanaan dan penyelesaian administrasi ( performance and
administration phase)

 Tahap Pratender

Dalam tahap pertama ini, umumnya terjadi kegiatan berikut.


1. Pemahaman mengenai kebutuhan Perusahaan atau lembaga akan barang atau jasa
yang akan dibeli.
2. Pengumuman mengenai Perusahaan atau lembaga itu untuk membuat kontrak
pengadaan barang atau jasa.
3. Penyusunan spesifikasi (seringkali disingkat spek)
4. Penentuan mengenai kriteria pemenang

Penyimpangan dari prosedur atau prosedur yang sudah lazim diterima.Ia juga perlu
mewaspadai ketidaklengkapan dokumen.

 Ada dua skema fraud atau bentuk permainan yang utama dalam tahap ini.Pertama,
dalam penentuan kebutuhan.Kedua, dalam penentuan spek.

Dalam menentukan kebutuhan, seringkali terjadi persekongkolan antara pejabat


atau pegawai dari lembaga yang membeli dengan kontraktor atau penyuplai. Memberikan
uang suap kepada pejabat atau pegawai dari lembaga yang membeli sebagai ungkapan
terima kasihnya karena pejabat atau pegawai itu berhasil menentukan kebutuhan akan
barang dan jasa yang akan dipasok.

Penulis seringkali menemukan penyuplai yang berseliweran di gudang pembeli,


dan melihat kartu kartu persediaan dengan bebasnya.Pejabat atau pegawai bagian
pembelian terang-terangan memberikan wewenang kepada penyuplai untuk menentukan
kebutuhan lembaga pembeli.

Yang rancangan fraud yg kedua, yang menjadi sasarannya adalah speknya.gejala-


gejala berikut patut diwaspadai.
1) kontrak dibuat secara ceroboh,melemahkan kedudukan pembeli dan atau menguatkan
kedudukan penyuplai.berdasarkan kontrak yang buruk ini,penyuplai terus membuat
klaim yang tidak dapat ditolak oleh pembeli penolakan klaimoleh pembeli
mengakibatkan denda atau hukuman lainya.pejabat atau pegawai bagian pembelian
yang menerima uang suap dari berada dalam posisi benturan kepentingan ;hal ini
membuatnya tidak berdayan menghadapi teknan penyuplai
2) aspeknya yang “ngambang”memudahkan penyuplai mengirimkan barang atau jasa
dengan harga yang lebih mahal karena iyu ketika terjadi persekonkolan dan
penyuapan spek sengaja tidak jelas.
3) aspek dibuat dengan “pengertian”bahwa dia akan diubah spek sementara akan
membuat pesaing lain sulit memenuhi persyaratan.pemenang tender atau bahwa spek
diubah setelah ia ditunjuk sehingga ia lebih leluasa memenuhinya.

Berikut ini tanda tanda (red flegs)yang perlu dikenal auditor

 orang dalam memberikan informasi atau nasehat yang menguntungkan satu


kontraktor
 pembelian menggunakan jasa konsultasi,masukan atau aspek yang dibuat oleh
kontraktor yang digunakan.hal ini juga sering dijumpai dalam pengadaan jasa jasa
konsultansi dimana konsultan yang diunggulkan akan membuat terms of reference
dan detail lainya dari dokumen tender.
 pembelian membolehkan konsultan yang ikut dalam penentuan dan pengembangan
spek,menjadi subkantraktor atau konsultan dalam proyek itu
 biaya dipecah pecah dan disebut ke bermacam akaun atau perincian sehingga lolos
dari pengamalan atau review
 pejabat sengaja membuat sppek yang tidak konsisten dengan spek sebelumnya untuk
pengadaan serupa.alasanya bisa bermacam macam.misalnya”kita terdesak
waktu”atau”ini seller marker”

Tahap Penawaran Dan Negosiasi

Skema fraud dalam tahap ini umumnya berupa persekongkolan antara pembeli dan
kontraktor yang diunggulan dan kontraktor”pendamping”atau”pemantas”yang meramaikan
proses penawaran dipermukaan,proses tender kelihatanya sah karena peserta tender cukup
banyak atau bahkan melimpah.

Beberapa skema fraud akan dibahas dibawah ini :

I. permainan yang berkenaan dengan pemasukan dokumen penawaran.ada banyak


bentuk dari permainan atau skema fraud ini,misalnya membuka dokumen penawaran
lebihakan menerima dokumen penawaran meskipun sudah melewati batas
waktu,mengubah dokumen,penawaran secara tidak sah (setelah
berhenti”menginti”dokumen saingan)mengatur harga penawaran,memasulkan berita
acara dan dokumen proses tender lainnya.
II. permainan yang berkenan dengan menipulasi dalam proses persaingan
terbuka.permainan ini dalam bahasa inggris disebut bid-rigging schemes atau
contract.rigging fraud ini dilakuan dengan persekongkolan diantara pembeli dan
sebagian peserta tender.beberapa contoh permainan diatas juga masuk kategori ini.
III. tender arisan(bid ratation)permainan ini sudah terlalu umum sehingga tidak
memrlulan penjelasan.persekongkolan ini dilakukan untuk menentukan
pemenang(kontraktor dengan persyaratan atau trems terbaik)sebelum dokumen
penawaran dibukak
IV. menghalang halangi penyampaian dokumen penawaran.bentuk permainan ini pun
beraneka ragam.seorang atau berupa peserta tender tiba tiba (dengan atau tanpa
alasan)menggundurkan diri peserta tender ditolak karena menggunakan
“formulir”yang salah atau lupa merekatkan meteri beberapa peserta menggatur
persyaratan tambahan seperti izin dai asosiasi pengusaha sejenis atau putra daerah dan
lain lain.yang tidak jarang terjadi pengurus daftar hitamjustru mengendalikan asosiasi
pengusaga sejenis asosiasi semacam ini tidak lain dari penikmat tente ekonomi
V. menyampaiakan dokumen penawaran pura pura(complementary bids) yang berisi
harga yang relative lebih tinggi atau persyaratan yg sudah pasti akan
menggalahkannya,penyampaian complementary bids memeng dimaksudkan untuk
meramaikan bursa agar tender itu kelihatan sahih
VI. memasukan dokumen penawaran “hantu”(phantoms bids).perusahan menciptakan
banyak perusahan lain yg bohong hohongan.perusahan bodongan ini bergentayangan
dalam agenda tender.yang terjadi adalah mereka terkait kepeda seorang pemilik yang
sama.tanda tanda yg cepat dikenali adalah alamat dan nomor telpon sama,akta
notaries(akta pendirian)dibuat pada hari yang sama dinotaris yang sama dengan
nomor urut yang teratur.pada hari pembukaan dokumen penawran ke 10 perusahaan
bodong ini diwakili satu orang ia juga menandatangani berita acara untuk dan atas
nama ke 10perusahaan bodong
VII. permaianan harga kontraktor sengaja memainkan haega,sesudah terpilih dalam proses
negosiasi ia menafsirkan kembali data harganya.ini berakhir dengan harga yang lebih
mahal dari kontraktor yang dikalahkannya,bentuk lain adalah penggantian
subkontraktor atau konsultan yg lebih rendah mutu atau mesin fotokopi dan lain lain
sesudah proyek berakhir.

Tahapan Pelaksanaan Dan Penyelesaian Administrasi

Tahapan ini meliputi kegiatan-kegiatan berikut

o perubahan dalam order pembelian


o review yang tepat waktu atas bagian pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan
dan untuk bagian mana kontraktor berhak menerima pembayaran.

Ada dua rancangan fraud atau bentuk permainan dalam tahap ini,yaitu subsitusi atau
penggantian produk dan kekeliruan dalam perhitungan pembebanan.

Untuk menaikan keuntungan,kontraktor mengatur baarang atau produk atau bahan baku tau
pembungkus yang dipasokannya.subsitusi produk ini bisa bermacam macam bentuknya.

1.pengiriman barang yang mutunya lebih rendah

2.pengiriman bahan yang belum diuji

3.pemalsuan hasil pengujian

4.pengiriman barang palsu

5.pemalusan sertifikasi,misalnya sertifikasi mengenai keasilan barang,mutu atau


persyaratan lain(termasuk sertifikasi”putra daerah”kalau kualifikasi ini memang di
syaratkan)

6.pembuatan sample yang khusus untuk pengujian dan memang lulus pengujian,tetapi
sebagian besar produk yang dikirimkan tidak sebaik sample ini

7.pemindahan tegs yang bertanda “sudah diperiksa”dari barang yg sudah diperiksa


kebarang barang yg belum diperiksa
8.penggantian dengan barang barang yang kelihatanya (rupanya) sama

Untuk mendeteksi permainan diatas auditor harus melakukan

1. Pengecaekan secara rutin dan kunjugan mendadak


2. Me-review laporan inpeksi atau laporan laboratorium pengujian secara cermat
3. Ujian produk dilaboratorium independen
4. Review dokumen dan bandingkan dengan produk atau jasa yang diterima untuk
memastikan adanya kepatuhan
5. Penilaian atas barang dan jasa yg diserahkan untuk memastikan bahwa ketentuan
yg disepakati telah dioenuhi,termasuk didalamnyapengendalian menu

Bentuk permainan kedua,kekeliruan dalam pembebanan bisa berupa kekeliruan


perhitungan(misalnya ada biaya yg boleh dan tidak bokeh dibebankan ke proyek) kekeliruan
dalam pembebanan biaya material atau tenaga kerja.contoh yg paling sederhana adalah dalam
kontrak penggunaan tenaga konsultan yg pembebanannya meliputi jumlah waktu (mam-hours
man-days,man-months dan seterusnya)dikalikan tariff persatuan waktu.yg bisa dimainkan
adalah jumlah waktunya tariff yang seharusnya dan hasil perkalian

DIAGRAM

Uraian mengenai froud diatas disarikan dalam diagram 17.1 dihalaman berikut
diagram aslinya dalam bahasa inggris yg penulis peroleh dari bahan seminar.Namun sumber
aslinya tidk jelas.dari diagram ini terlihat pembayaran uang suap dilakukan sesudah tentraktor
menerima pembayaran kontrak ini dikenal sebagai kitcback
BAGAN 17.1
Penyuply mengiming-
imingi pejabat untuk
memenangkan tender

Tahap permintaan
Tahap mengajukan penawaran Tahap
pratender penyampaian

Batasi permintaan dan


Minta penawaran dari Pemberitahuan lebih
penawaran dari
penyuplai fiktif awal kepada yang
penyuplai yang
diunggulkan
diunggulkan

Penawaran yang
Lain-lain
sengaja ³ mengalah´

Pegawai tetapkan
Spek palsu Penyuplai dibolehkan Penyuplai dibolehkan
kebijakan akan barang/
jasa secara curang akses data komputer ubah dokumen

Order pembelian Pegawai bolehkan


palsu Pegawai sampaikan
penyampaian
informasi rahasia
penawaran terlambat
Permohonan
pembelian palsu
Lain-lain

Lain-lain

Spek diluar
Bagi-bagi tender Prosedur prakualifikasi
untuk merugikan
diantara peserta palsu
peserta tender

Persyaratan palsu yang Spek sengaja


Lain-lain
diarahkan ke dibuat tidak jelas

Pemenang ditentukan

Perusahaan bayar kontrak

Uang ditempatkan dibanknya


kontraktor

Kontraktor bayar uang suap

Komputer sebagai alat bantu

Teknologi komputasi membantu auditor dalam mendeteksi fraud dalam


pengadaan barang,program computer dapat khusus dibuat (atau sudah tersedia,seperti
ACL) untuk mengidentifikasi
 Penyuplai dengan alamat P.O.BOX
 Penyuplai dengan alamat yg sama dengan alamat pegawai
 Kontrak yg gagal dalam proses tender,tetapi sekarang menjadi
subkontraktor
 Pembayaran kepada penyuplai tertentu selama suatu jangka
waktu untuk mengatasi kemungkinan pembayaran yg berulang
ulang atau pembayaran ganda
 Pembayaran kepad penyuplai yg tidak melalui sistim yg ada
 Pegawai atau konsultan yg dalam hari yg sama mengenai bebrapa
proyek atau proyek yg bukan untuk pembelian.

Computer hanyalah alat bantubeberapa kasus penyelewengan dibidang


pengadaan yg dibiayai bank dunia terungkap dengan bantuan spread sheet yg
sederhana

CONTOH CONTOH KASUS

Kotak 17,5 ini menyajikan suatu kasusdalam bidang pengadaan


barang.pertanyaan diakhir kasus merupakan bahan latihan untuk menerapkan
pengetahuan investigasi yg diuraikan di atas
kotak 17.5

kontrak bermasalah
telfon bordering diujung yang lain seseorang brtanya dengan gugup:apakah ini pak djudjur
santosa?djudjur yg menerima telfon mengangkatnya.penelfon gelap memberitahu dgn
sinkat bahwa djudjur perlu berhati hati karena kontrak pemasangan dan pengadaan APO
(alat pemadam otomatis)oleh PT marwan bersaudar (PTMB)mengandung froud.
Djudjur santosa seorang froud auditor disuatu lembaga Negara menelaah dokumen
dokumen tender.peserta tender diminta mengajukan penawaran penawaran untuk
pengadaan atau pemasangan APO sebanyak 25 unit dan pengantian seluruh APO yang
lama menurut terms of reference,APO harus berdayaguna 25 tahyn dan unutuk suhu 165
fahrenhet artinya,pada suhu 165f APO akan menyemprotkan air.
Kontrak dengan PTMB ditandatangani tanggal 3 januari 2005 senilai rp 381
milyar.PTMB adalah pemenang tender yg diikuti delapan peserta urutan kedua terendah
diajukan oleh PT O Neeng dengan nilai rp 399 milyar
Ketika membaca browser browser djudjur mengetahui bahwa pada suhu 165f,APO akan
dapat memadamkan api yg masih kecil,iya mengetahui bahwa gudang dimana APO aakan
dipasang akan dijadikan gudang arsif backup berks-berkas computer
Djudjur kemudian mengetahui bahwa sfesifik kontrak diubah pada tanggal 1 februari
2005.seluruh APO 165 F yg terlanjur dipasang diganti dengan APO-286 f.PTMB menaksir
biaya pengadaan dan pemasangan APO-286 f sebesar rp 400 milyar.PTMB menulis kepada
lemaga Negara ini bahwa APO-165 f sudah terlanjur dipasang karena itu seluluruh APO-
165 f harus dilepas kembali dan dibesituakan.baru sesudah itu seluruh APO-286 f,dipasang

djujur mencurigai perubahan sfrsifikasi APO dalam waktu yg begitu singkt.ia menelfon
seorang guru besar dari institute teknologi bandung untuk menanyakan sfesifikasi tersebut.
Paker ini membenarkan bahwa untuk gudang arsif sebaiknya APO-286 f yg dipasng.inijuga
sesuai dgn standar asean dgn APO ini.gedung arsif tidak akan kebanjiran air,ketimbang
memakai APO-165-E dengan demikian kerusakan arsif karena air dari APO tidak terlalu
parah.
PTMB merampungkan oemsangan APO tgl 25 februari 2005.berita acara ini
ditandantanggani oleh widodo sanusi,menejer pengadaan dilembaga Negara tersebut djudjur
memutuskan untuk melihat langsung dilapangan.
Secara acak ia memilih 50 APO yg sudah dipasang.ia menemukan 30 APO dengan tulisan
286 f/2004(2004 menandakan tahun pembuatan)sedangkan 20 APO lainya tertulis 165 f
1985

Berdasarkan informasi diatas menurut anda


a)apakah sebaiknya djudjur melanjutkan auditnya khusus untuk memastikan apakah ada
froud?
b)apaah djujur sudah menemukan petunjuk awal adanya froud?
c)apabila djujur sudah menemukan petujuk awal adanya froud,apakah bentuk froudnya?
d)sesudan menetapkan bentuk froud apa saja yg mungkin terjadi pa saja yg anda sarankan
harus dilakukan djujur untuk membuktikan atau menguatkan dugaan anda

kutipan dalam kotak 17,6 diambil dari tempo yang memuat berita tentang hamid
awaludin menteri kehakiman dan ham yg menjadi saksi dalam oersidangan kasus KPU dgn
terdakwah dan dimara sebagai investigator red flegs apa yang anda catat dari berita itu

kotak 17,6
LELANG YANG MENCURIGAKAN
Tender kartu pemelih yg dioimoin hamld awaludin jug disorot oleh BPK penentuan
pemenang tanpa harga pembanding.hamid awaludin tak hanya terlibat pengandaan segel
sampul pemilu ketika menjadi anggota kimisi pemilihan umum dia juga mengurusi llang
kartu pemilih,saat itu tuan hamid jadi ketua lelang kartu pemilih,kata anas
usbaningrum,mantan anggota KPU,kepasa tempo pecan lalu dalam susunan panita lelang
anas menjabat wakil ketua sekaligus anggota .anas mengungkpan seseorang tariff
birohukum KPU pernah menyatajan dokumen perusahaan peserta tender kartu pemilih
sebenarnya paling tertib,namun badan pemeriksa keuangan mempunyai kesimpulan yg
berbeda .lembaga pemerintah ini menganggap Negara rugi,penyebabnya panitia
menetapkan pemenang lelng tanpa penawar harga diri perusahaan lain sebagai
pembanding.dalam tender itu KPU menggunakan metode dua sampul atas dua kali atas
pemeriksaan dokumen.pertama panitia membuka sampul berisi dokumen teknis,dari
pemeriksaan awal ini mereka memilih perusahaan yg memenuhi persyaratan yg telah
ditetapkan.panitia kemudian mengevaluasi dokumen perusahaan yg lolos,setelah itu,pda
pemeriksaan tahap kedua,barulah amplop berisi penawaran harga yg diajukan pengusaha
dibuka.

Pada pemeriksaan tahap pertama,panitia meloloskan dua dari 12 perusahaan


percetakan dokumen berharga,yaiu PT pura baru tama dan PT wahyu abadi dalam lelang yg
berlansung pada 27 okyober 2003 akhirnya panitia mecoret PT wahyu abadi dan menegakan
PT pura barutama.

Pt wahyu abadi tak lolos karena kemampuan produksi,pengiriman dan pemantauan


perusahaan ini dinilai tak memenuhi syarat dari hasil pemeriksa PT wahyu abadi memperoleh
poin 62 pada panitia lelangmemberi batas point 80 agar lolos,alhasil,penawaran PT pura
barutama saja yg dilihat anitia

Dalam laporan auditnya badan pemeriks keuangan menyatakan panitia tak punya
harga pemanding dan harga perkiraan sendiri laporan BPK setebel 188 lembar ini juga
menyebutkan kpu telah melanggar keoutusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentng pedoman
pelaksanan pengadaan barang atau jasa pemerintah.pelanggaran ini mengakibatkan Negara
mengalami kerugian
Hasil audit itu membuat anas menjadi gerah,bekas ketua umumHMI ini mengakui
terpilihnya satu perushaan pada proses penawaran barang memang bereiko harga pembuatan
kartu pemilih menjadi mahal tapi tawaran harganya ternyata rendah kata anas yg kini jadi
politis partai demokrasi

Ketika mengumunkan pemenang lelang September 2003 silam hamid menyatakan


anggaran pengadaan kartu pemilih sebesar rp 111 miliar.adapun tim pengadaan kpu
memperkirakan pengadaan kartu ini menghabiskan dana rp 71 miliar.sedangkan PR pura
barutama menawarkan harga sekitar rp 69 miliar.jadi harga itu jauh lebih ecil kata hamid sat
itu

Badan pemeriksaan keuangan tak hanya menyoroti penentuan pemenang lelang.KPU


juga dianggap toledor karena tidakn mencatumkan isian jenis klamin dlam kartu pemilih
ketika tander diadakan

Sebetulnya dalam keputusn KPU nomor 618 tahun 2003 tentang kartu pmilih untuk
pemilu,isian data bjenis klamin memang tak disebutkan.tapi dalam sebuah rapat pleno
muncul usul penambahan isian ini dalam kartu pemilih rapat pun menyetujuinya

Repotnya perubahan itu terjadi setelah hamid menekan kontrak dengan PT pura
barutama,Wah kalau ditambah isian jenus kelamin bisa tambah juga harganya,kata anggota
KPU,mulya wijaya kusumah di penjara salemba,menirukan hamid setelah rapat paleno

Toh perubahan akhirnya dilakukan akibatnya PT pura barutama menaikan harga


pembuatan dari rp 481,25 yg menjdi rp 486,31 per keing,jumlah kartu pemilih yg dibut KPU
sekitar 150 juta keeping kenaikan ini yg oleh bpk dianggap tak bis dipertnggungjawabkan
oleh KPU.BPK memperkirakan Negara rugi sebesar rp 734,25 juta hanya dri sevuil
perubahan itu

Kasus ini telah lama diselidiki oleh komisi pemerntas korupsi tapi belom ada
perkembangan sampai kini pemeriksa hamid masih sebtas sebagai saksi dalam kasus segel
amplop.kami belum memeriksa kasus kartu pemilih kta tumpak H. panggabean wakil ketua
KPK
PENUTUP

Besarnya korupsi dala biddang pengadaan termasuk bantuan-bantuan proyek dari


Lembaga internasional membuat bank dunia mengancam dan mempublikasikan nama nama
koruptor dana bank dunia.hal ini disampaikan presiden bank dunia,Paul wolfowiz si Jakarta
tanggal 11 april 2006(kotak 17.7)

Koruptor Dana Bank Dunia Akan Dipublikasikan


(JAKARTA)Bank dunia mengacam akan memasukan perusahaan atau pejabat yg
mengorupsi dana dana bentuk proyek dan akan mempublikasikanya hal itu merupakan
strategi yg dilancarkan untuk memerangi korupsi.
Saya yakin hal ini akan positif jika semua lmbaga pembangunan juga bersedia membagi
informasi daftar hitam perusahaan dan individu yg menyelewengkan dana bantuan proyek
sebagaimana yg dilakukan bank dunia,ujar presiden bank dunia paul wlfowizt dalam satu
poum diskusi dijakara selasa 11/4 malam
Saat ini ungkapnya bank dunia mengembangkan langkah anti nkorupsi dalam proyek
proyek yg didanai dan mempublikasikanya dalam situsdengan demikian semua pemangku
kepintingan dapat dilihat ap yg kami lakukan untuk menjamin sumber dana tidak
diseleengkan kantor kami yg ada di Jakarta adalah salah satu yg melakukanya jelas.selain
itu lembaga keuangan multilateral tersebut juga menddorong unit investigasinya dengan
melengkapi stafyg di butuhkan keahlian dan sumber daya untuk mendeteksi terjadinya
penyimpangan dn menindaklanjuti dugaan korupsi proyek proyekyg didanai teritama
unutuk proyek yg beresiko tinggi tegasnya Penyerapan pinjaman
Sementara itu pemerintah memperkirakan pinjaman darin bank dunia yg terserap hanya
US$900 juta,meskipun maksimal pnjaman dari bank dunia sekitar US$1,4 miliar hal itu
dikatakan menteri keuangan sri mulyani indrawati didapertemen keuangan,sesuai bertemu
dgn presiden bank dunia,paul wolfowitz dalam satu forum diskusi di Jakarta 11/4.high case
scenarionya malah US$400-500 juta untuk pinjaman program dan pinjaman proyek sebesar
US$700 jut untuk membiayai lima sampai enam proyek infrastruktur seperti air bersih dan
perbaikan jalan tetapi bappenas terlebih dahulu akan melakukan persiapan pelaksanaan
proyek terutama kesiapan pemda agar dapat berjalan baik bappenas juga akan ketat dalam
penilaian kesiapan proyek agar perlaksanaanya berjalan baik ujar paskah.

Sumber suara pembaruan 12 april 2006


Catatan kaki

Data pengeluaran pembagunan untuk tahun 2000 sampai tahun 2002 diambil dari
undang undang yaitu,undang undang nomor 17 tahun 2002 untuk TA 2009 undang undang
nomor 14 tahun 2003 untuk TA 2001 dan undang undang nomor y6 tahun 2004 untuk TA
2002 untuk data pengeluaran pembagunan TA 2003 digunakan

Hasil pemeriksaan BPK atas perhitungan anggaran Negara data belanja barang dan
jasa dan belanja barang modal TA 2004 diambil dari hasil pemeriksaan BPK atas laporan
keuangan pemerintah pusat tahun 2004.data 2006 dan 2007 dikutip dari kapan lagi .com
tanggal 23 juli2017 data APBN.data 2008 sampai 2010 dikutip dari tempo interaktif tanggal 9
februari 2010 data APBn2

2.forun keadilan edisi 48 tanggal 2 april 2006

3.tempo 12 marey 2006 halaman.106-107

4.tempo 19 maret 2006 halaman 27

5.uang dunia /word bank menerbitkan studi ini dalam dua bahasa.kutipan disini diambil dari
edisi bahasa indonesianya yang bejudul:memerangi korupsi diindonesia memperkuat
akuntabilitas untuk kemajuan.pembaca yg mengalami kesulitan dengan bahasa indonesiayang
dipakai dalam edisi ini dapat menggunakan edisi bahasa inggrisnya:combanting coruption in
indonesia:enhancing accountability for development

6.kasus asia,termasuk indonesia,dilaporkan oleh michael backman dalam bukunya asian


eclipse,exposing the dark side of business in asia

7.sumber:association of cartified fraud examiners,fraud examiners manual(2006 edition)dan


presentasi the world bank group(dapartemen of instilitutional integrity)the anatomy of
corruption

8.bank dunia,memerangi korupsi diindonesia:memperkuat akuntabilitas untuk kemajuan ,hlm


87-93

9.hal ini diuraikan secara keliru sebagai prakualifikasi suatu teknik yg umumnya digunakan
untuk memastikan bahwa oerusahaan perusahaan berkualifikasi untuk melaksanakan peerjaan
yg berkaitan dengan pengajuan penawaran mereka
10.united nations commision for internasional trade law(komisi PBB untuk hukum
perdagangan internasional)telah menyusun suatu model undang-undang
pengadaan.liha:http:/www.uncitral.orgien-index htm.

11.menurut suatu kajian yang dibiayai oleh bank pembangunan asia(bank pembangunan asia
dan pemerintah indonesia,hlm.56 dan apendiks 1.11).gaji pimpro secra khas berkisar antara
rp 1.045.000 sebulan,tergantung pada ukuran proyek.sementara itu,anggota-anggota komite
lelang yang merupakan kepala-kepala saksi mendapat antara rp790.000 dan rp980.000
sebulan.gaji untuk kedudukan serupa disektor swasta empat kali lebih tinggi

12.bank dunia,memerangi korupsi di indonesia:memperkuat akuntabilitas untuk


kemajuan,hlm.48(boks 2,5).hlm.86(boks 2,6)dan hlm.81(boks 2,4)

13.kasus ini diadur dari Apendiks C(fraud-specific contract review case study)dalam howard
R.Davia,fraud 101:techniques and strategies for detection,hlm.175-178

14.tempo,19 maret 2006.hlm.30

Anda mungkin juga menyukai